“Monkey Pox yang mereka pilih jadi the Next PANDEMIC.
Adonan COVID + Vaksin + Monkey Pox akan menghasilkan
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang menjadi Masalah Kesehatan luas di 2023.
AIDS jenis ini bahkan lebih cepat membunuh dibandingkan AIDS karena HIV.”
Hoax tentang cacar monyet
Cek Hoax tentang cacar monyet ke asia menggunakan burung
Cek Hoax tentang cacar monyet ke asia menggunakan burung
Hoax tentang cacar monyet ke asia menggunakan burung
(GFD-2022-10287) [SALAH] AIDS jenis baru yang merupakan hasil dari pencampuran Covid-19, vaksin, dan Cacar Monyet atau Monkeypox
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 05/09/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi berasal dari cuitan akun @doktertifa yang mengklaim bahwa perpaduan Covid-19, vaksin, dan Cacar Monyet atau Monkeypox menghasilkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) jenis baru. Cuitan yang diposting pada 24 Juli 2022 tersebut ramai, hingga disukai oleh 830 orang, dan disebarkan kembali lebih dari 300 orang.
Dilansir dari grid.id sehari sebelum cuitan Dokter Tifa, tepatnya pada hari Sabtu (23/07/2022), WHO baru saja menyatakan bahwa wabah Cacar Monyet atau Monkeypox telah memasuki kategori darurat kesehatan global. Kemudian terkait AIDS baru akibat percampuran Covid-19, vaksin dan Cacar Monyet atau Monkeypox, berdasarkan pernyataan dari Stephen Gluckman MD, Profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine menyebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi dari vaksin Covid-19. Sedangkan sejauh ini AIDS hanya disebabkan dari HIV serta, Cacar Monyet atau Monkeypox adalah dari sebaran virus yang ada pada hewan sejak lama.
Dapat dikatakan untuk adonan AIDS jenis baru yang merupakan hasil dari pencampuran Covid-19, vaksin, dan Cacar Monyet atau Monkeypox akan terjadi seperti yang disebutkan oleh Dokter Tifa, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Kompas.com pada 19 Februari 2022 menelusuri narasi serupa hingga disimpulkan, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi terkait dengan vaksin Covid-19. Menurut epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman. AIDS merupakan kondisi penyakit kronis yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sedangkan Cacar monyet atau Monkeypox terjadi karena infeksi virus melalui transmisi atau kontak erat, bukan karena suntikan vaksin.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim AIDS jenis baru adalah hasil dari pencampuran Covid-19, vaksin dan Cacar Monyet atau Monkeypox adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Dilansir dari grid.id sehari sebelum cuitan Dokter Tifa, tepatnya pada hari Sabtu (23/07/2022), WHO baru saja menyatakan bahwa wabah Cacar Monyet atau Monkeypox telah memasuki kategori darurat kesehatan global. Kemudian terkait AIDS baru akibat percampuran Covid-19, vaksin dan Cacar Monyet atau Monkeypox, berdasarkan pernyataan dari Stephen Gluckman MD, Profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine menyebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi dari vaksin Covid-19. Sedangkan sejauh ini AIDS hanya disebabkan dari HIV serta, Cacar Monyet atau Monkeypox adalah dari sebaran virus yang ada pada hewan sejak lama.
Dapat dikatakan untuk adonan AIDS jenis baru yang merupakan hasil dari pencampuran Covid-19, vaksin, dan Cacar Monyet atau Monkeypox akan terjadi seperti yang disebutkan oleh Dokter Tifa, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Kompas.com pada 19 Februari 2022 menelusuri narasi serupa hingga disimpulkan, tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi terkait dengan vaksin Covid-19. Menurut epidemiolog Indonesia untuk Griffith University Australia, Dicky Budiman. AIDS merupakan kondisi penyakit kronis yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Sedangkan Cacar monyet atau Monkeypox terjadi karena infeksi virus melalui transmisi atau kontak erat, bukan karena suntikan vaksin.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim AIDS jenis baru adalah hasil dari pencampuran Covid-19, vaksin dan Cacar Monyet atau Monkeypox adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Berdasarkan pernyataan dari Stephen Gluckman MD, Profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine menyebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi dari vaksin Covid-19. Sejauh ini AIDS hanya disebabkan dari HIV. Sedangkan Cacar Monyet atau Monkeypox adalah dari sebaran virus yang ada pada hewan sejak lama.
Berdasarkan pernyataan dari Stephen Gluckman MD, Profesor Penyakit Menular di Perelman School of Medicine University of Pennsylvania dan Direktur Medis Penn Global Medicine menyebutkan tidak ada bukti yang menunjukkan adanya imunodefisiensi dari vaksin Covid-19. Sejauh ini AIDS hanya disebabkan dari HIV. Sedangkan Cacar Monyet atau Monkeypox adalah dari sebaran virus yang ada pada hewan sejak lama.
Rujukan
(GFD-2022-10286) [SALAH] “POMBENSIN TUBAN DIBAKAR MASSA BEGITU HARGA BBM NAIK TGL 03-09-2022”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 05/09/2022
Berita
Beredar sebuah postingan Arief’s Dsajah di Facebook dengan narasi:
“*POMBENSIN TUBAN DIBAKAR MASSA BEGITU HARGA BBM NAIK TGL 03-09-2022.* *INI BARU .. & WAJIB DI IKUTI OLEH SELURUH RAKYAT INDONESIA*”
“*POMBENSIN TUBAN DIBAKAR MASSA BEGITU HARGA BBM NAIK TGL 03-09-2022.* *INI BARU .. & WAJIB DI IKUTI OLEH SELURUH RAKYAT INDONESIA*”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang memperlihatkan kebakaran di sebuah SPBU yang diklaim sebagai pom bensin di Tuban yang dibakar massa begitu harga BBM naik merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan karena dibakar. Kebakaran di SPBU tersebut diduga karena bocornya tangki mobil pikap yang sedang mengantre di SPBU Singgahan, Kabupaten Tuban, Sabtu (3/9/2022).
Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tuban, Sutaji, mengatakan, kendaraan pikap itu terbakar sekitar pukul 14.00 WIB.
“Saat mengisi BBM di SPBU, pikap tersebut tangkinya bocor sedikit sehingga terjadi kebakaran kecil,” kata Sutaji saat dikonfirmasi.
Mengetahui muncul api dari kendaraan pikap tersebut, petugas SPBU langsung mengambil Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada di SPBU untuk memadamkan api.
“Api bisa dipadamkan dengan menggunakan APAR oleh petugas SPBU,” pungkas Sutaji.
Faktanya, bukan karena dibakar. Kebakaran di SPBU tersebut diduga karena bocornya tangki mobil pikap yang sedang mengantre di SPBU Singgahan, Kabupaten Tuban, Sabtu (3/9/2022).
Kepala Satpol PP dan Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Tuban, Sutaji, mengatakan, kendaraan pikap itu terbakar sekitar pukul 14.00 WIB.
“Saat mengisi BBM di SPBU, pikap tersebut tangkinya bocor sedikit sehingga terjadi kebakaran kecil,” kata Sutaji saat dikonfirmasi.
Mengetahui muncul api dari kendaraan pikap tersebut, petugas SPBU langsung mengambil Alat Pemadam Api Ringan (APAR) yang ada di SPBU untuk memadamkan api.
“Api bisa dipadamkan dengan menggunakan APAR oleh petugas SPBU,” pungkas Sutaji.
Kesimpulan
BUKAN DIBAKAR. Kebakaran di SPBU tersebut diduga karena bocornya tangki mobil pikap yang sedang mengantre di SPBU Singgahan, Kabupaten Tuban, Sabtu (3/9/2022).
Rujukan
(GFD-2022-10285) [SALAH] Ritual Iluminati Janin Bayi Aborsi untuk Kandungan Vaksin
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 05/09/2022
Berita
“Knp ada janin bayi aborsi di dlm kandungan vaksin? Pasti ada yg bertanya-tanya. Itu ada hubungannya dgn ritual illuminati. Sebelum barang haram dan berbahaya itu di edarkan, mereka sdh meritualkannya lebih dulu.
Mau percaya silahkan ga juga its ok😂”
Mau percaya silahkan ga juga its ok😂”
Hasil Cek Fakta
Sebuah klaim mengenai hubungan ritual iluminati dengan janin bayi aborsi yang ada dalam kandungan vaksin disebarkan melalui akun @YogaswaraWahyu pada 23 Juli 2022. Cuitan tersebut sudah disukai 118, dan 34 kali diposting ulang.
Mengutip dari CNNIndonesia.com Melansir History of Vaccines, sel janin mulai digunakan untuk membuat vaksin sejak tahun 1960-an. Kala itu, ilmuwan mengumpulkan sel janin dari para wanita yang hendak menggugurkan kandungannya akibat wabah rubella. Penggunaan sel janin untuk mengembangkan vaksin masih digunakan untuk membuat beberapa vaksin lain seperti MMR (campak, gondok, dan rubella), hepatitis A, Varicella, zoster, oral Adenovirus Tipe 4 dan Tipe 7, dan rabies.
Menurut Dr. James Lawler, seorang ahli penyakit menular di Nebraska Medicine sel janin ini juga digunakan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna. Sel ini diambil dari jaringan janin untuk menguji vaksin mereka. Sementara Johnson & Johnson menggunakan sel janin untuk pengembangan, konfirmasi dan produksi.
Pfizer menggunakan garis sel janin untuk menguji kemanjuran vaksin. Garis sel adalah salinan sel yang dikloning dari sumber yang sama yang telah diadaptasi untuk tumbuh terus menerus di laboratorium. Garis sel merupakan kunci penelitian medis. Garis sel turunan janin manusia tidak digunakan untuk memproduksi vaksin penelitian Pfizer yang diduga mengandung sel janin. Mereka menggunakan komponen sintetik dan diproduksi secara enzimatik.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim mengenai hubungan ritual iluminati dengan kandungan sel janin dalam vaksin adalah salah dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.
Mengutip dari CNNIndonesia.com Melansir History of Vaccines, sel janin mulai digunakan untuk membuat vaksin sejak tahun 1960-an. Kala itu, ilmuwan mengumpulkan sel janin dari para wanita yang hendak menggugurkan kandungannya akibat wabah rubella. Penggunaan sel janin untuk mengembangkan vaksin masih digunakan untuk membuat beberapa vaksin lain seperti MMR (campak, gondok, dan rubella), hepatitis A, Varicella, zoster, oral Adenovirus Tipe 4 dan Tipe 7, dan rabies.
Menurut Dr. James Lawler, seorang ahli penyakit menular di Nebraska Medicine sel janin ini juga digunakan oleh Pfizer / BioNTech dan Moderna. Sel ini diambil dari jaringan janin untuk menguji vaksin mereka. Sementara Johnson & Johnson menggunakan sel janin untuk pengembangan, konfirmasi dan produksi.
Pfizer menggunakan garis sel janin untuk menguji kemanjuran vaksin. Garis sel adalah salinan sel yang dikloning dari sumber yang sama yang telah diadaptasi untuk tumbuh terus menerus di laboratorium. Garis sel merupakan kunci penelitian medis. Garis sel turunan janin manusia tidak digunakan untuk memproduksi vaksin penelitian Pfizer yang diduga mengandung sel janin. Mereka menggunakan komponen sintetik dan diproduksi secara enzimatik.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim mengenai hubungan ritual iluminati dengan kandungan sel janin dalam vaksin adalah salah dan termasuk dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Salah, menurut Badan Kesehatan AS, vaksin yang dikembangkan menggunakan sel manusia diambil dari sel janin yang legal. Sel asli diperoleh lebih dari 50 tahun yang lalu dan telah dipertahankan di bawah pedoman federal yang ketat oleh American Type Culture Collection. Garis sel yang digunakan sekarang lebih dari tiga generasi dihilangkan dari asalnya, dan belum menggunakan jaringan baru untuk memproduksi vaksin.
Salah, menurut Badan Kesehatan AS, vaksin yang dikembangkan menggunakan sel manusia diambil dari sel janin yang legal. Sel asli diperoleh lebih dari 50 tahun yang lalu dan telah dipertahankan di bawah pedoman federal yang ketat oleh American Type Culture Collection. Garis sel yang digunakan sekarang lebih dari tiga generasi dihilangkan dari asalnya, dan belum menggunakan jaringan baru untuk memproduksi vaksin.
Rujukan
(GFD-2022-10284) [SALAH] Peningkatan kasus Covid-19 disebabkan oleh orang-orang yang sudah divaksin
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 05/09/2022
Berita
“Orang ga divaksin dilarang mengakses tempat umum, artinya angka covid yang katanya menanjak saat ini sudah pasti disebarkan oleh orang2 yang sudah divaksin”
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun twitter dengan akun @SorayaJouska membuat cuitan tentang Covid-19 yang menanjak disebarkan oleh orang-orang yang sudah divaksin. Cuitan tersebut diposting pada 23 Juli 2022.
Mengutip sindonews.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 , Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan penyebaran varian baru virus corona, yakni BA4 dan BA5. Menurutnya, Sub varian baru yang menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara pada umumnya bergejala ringan, kebutuhan perawatan di RS jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya.
Dilansir dari merdeka.com, Kepala Subbid Dukungan Kesehatan Bidang Darurat Satgas Covid-19 Alexander K Ginting juga menyebut kenaikan kasus Covid-19 saat ini dipicu perubahan varian virus yang dibarengi pelonggaran kepatuhan pada protokol kesehatan. Selain itu, Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur RSPI Sulianti Saroso menyebut penyebab utama kenaikan kasus adalah kemunculan varian baru Covid-19 yang menjadi bagian dari dinamika pandemi.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim kenaikan kasus Covid-19 disebabkan oleh orang-orang yang sudah divaksin adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Mengutip sindonews.com, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 , Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan penyebaran varian baru virus corona, yakni BA4 dan BA5. Menurutnya, Sub varian baru yang menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara pada umumnya bergejala ringan, kebutuhan perawatan di RS jauh lebih rendah dibandingkan varian Covid-19 sebelumnya.
Dilansir dari merdeka.com, Kepala Subbid Dukungan Kesehatan Bidang Darurat Satgas Covid-19 Alexander K Ginting juga menyebut kenaikan kasus Covid-19 saat ini dipicu perubahan varian virus yang dibarengi pelonggaran kepatuhan pada protokol kesehatan. Selain itu, Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur RSPI Sulianti Saroso menyebut penyebab utama kenaikan kasus adalah kemunculan varian baru Covid-19 yang menjadi bagian dari dinamika pandemi.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim kenaikan kasus Covid-19 disebabkan oleh orang-orang yang sudah divaksin adalah keliru dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan penyebaran varian baru virus corona, yakni BA4 dan BA5.
Reisa Broto Asmoro mengungkapkan, lonjakan kasus positif Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir disebabkan penyebaran varian baru virus corona, yakni BA4 dan BA5.
Rujukan
Halaman: 4405/6390