• (GFD-2020-4896) [SALAH] Video Komplek Perumahan Angker dan Rawan Rampok

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 02/09/2020

    Berita

    “gue yakin lo semua bisa liat jelas ada siapa di rumah orange yang terakhir please jelas banget gue sampe cuma bisa ketawa.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter 紅良律桜 (@furisouru) mengunggah narasi dan video dari akun TikTok milik @nabilaziruss yang menyatakan Komplek Bumi Landasan Ulin, Banjarbaru Barat, terlihat angker dan seperti tak berpenghuni pada 28 Agustus 2020. Unggahan tersebut telah dilihat sebanyak 1.2 juta kali serta mendapatkan 34.9 ribu likes, 11 ribu retweets dan 2.1 ribu komentar.

    Berdasarkan hasil penelusuran, dikutip dari portal berita Kalsel Pos, Bhabinkamtibmas Polsek Banjarbaru Barat, Bripka Setiya Pramono membantah unggahan akun tersebut. Menurutnya, komplek tersebut selalu dilakukan Patroli Rutin dengan para warga yang bertempat tinggal disana.

    “Disini ada sekitar 15 sampai 20 Kepala Keluarga, aktivitas warga pun juga masih ada. Jadi video yang menyatakan tidak berpenghuni itu tidak benar,” ucap Bripka Setiya Pramono.

    Ia juga menegaskan, agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan video yang belum tentu kebenarannya.

    “Saya berharap agar masyarakat luas tidak mudah terpengaruh, sebab video itu tidak benar. Karena di kawasan sini ada aktivitas warga nya, dan saya pribadi melakukan Patroli Rutin, serta selalu bersilaturahmi dengan warga,” tambahnnya.

    Sebagai tambahan, Polres Banjarbaru melalui akun Instagram resminya (@polres_banjarbaru) mengkonfirmasi bahwa video TikTok tersebut tidak benar adanya. Dalam narasi unggahan konfirmasi tersebut, pernyataan berupa tulisan yang dimuat dalam video TikTok itu hanya berdasarkan asumsi diri sendiri yang berlebihan. Dikonfirmasi juga bahwa benar ada beberapa rumah yang tidak berpenghuni, namun yang dimasukkan oleh si pembuat video hanya rumah-rumah yang memang tidak berpenghuni, padahal masih terdapat banyak rumah yang berpenghuni di sekitar komplek dan komplek tersebut juga tidak rawan rampok atau banyak hantu.

    Dengan demikian, unggahan akun Twitter 紅良律桜 (@furisouru) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan. Hal ini dikarenakan komplek perumahan yang diduga tidak berpenghuni dan angker tidak benar adanya.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Narasi yang salah. Faktanya, Komplek Perumahan Bumi Landasan Ulin Banjarbaru masih berpenghuni dan tidak angker maupun rawan rampok seperti yang dikonfirmasi oleh Bhabinkamtibmas Polsek Banjarbaru Barat, Bripka Setiya Pramono.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4895) [SALAH] “Wapres Amerika Mike Pence meminta umat Islam yang menuntut hukum syariah meninggalkan Amerika”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/09/2020

    Berita

    Akun Laksmono Hendro Purwanto (fb.com/elha.p.schwarz) membagikan postingan akun Kesaksian MISI (fb.com/250427832154597) yang berisi klaim sebagai berikut:

    “PIDATO WAPRES AMERIKA MIKE PENCE, SEMUA ORANG MUSLIM YANG BERCITA-CITA MENUNTUT HUKUM SYARIAH UNTUK MENINGGALKAN AMERIKA PADA HARI RABU INI!!
    AMERIKA TIDAK BUTUH MUSLIM FANATIK, JIKA MEREKA DATANG KE AMERIKA MEREKA HARUS MENGHORMATI BUDAYA KAMI DAN BERADAPTASI DENGAN KAMI, BUKAN KAMI BERADAPTASI DENGAN MEREKA!!”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya pidato Wapres Amerika Mike Pence yang meminta muslim yang menuntut hukum syariah meninggalkan Amerika adalah klaim yang salah.

    Faktanya, klaim itu adalah modifikasi dari hoaks serupa yang pernah menimpa mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, pada 2011. Baik Pence dan Gillard tidak pernah melontarkan pernyataan seperti narasi yang beredar tersebut.

    Dilansir dari Tempo.co, hoaks soal pidato Pence ini pernah beredar di media sosial Indonesia pada 2017. Tempo mendapatkan dokumentasi penyebaran pidato palsu itu dari situs Detik.com. Pada 25 Januari 2017, Detik menurunkan artikel berjudul “Pidato Wapres AS Hoax, Jangan Disebarkan!”. Artikel tersebut memuat pernyataan analis keamanan siber Alfons Tanujaya bahwa pidato tersebut adalah terjemahan dari hoaks berbahasa Inggris. Sebelumnya, hoaks tersebut menyerang mantan Perdana Menteri Australia Julia Gillard dengan beberapa teks yang telah dimodifikasi.

    Organisasi pemeriksa fakta Amerika, Snopes, mencatat hoaks pidato Gillard tersebut telah beredar sejak 2011. Tiga paragraf pertama pidato palsu yang beredar dalam bahasa Inggris berbunyi:

    “Prime Minister Julia Gillard – Australia
    Muslims who want to live under Islamic Sharia law were told on Wednesday to get out of Australia, as the government targeted radicals in a bid to head off potential terror attacks.
    Separately, Gillard angered some Australian Muslims on Wednesday by saying she supported spy agencies monitoring the nation’s mosques.”

    Faktanya, menurut Snopes, Gillard tidak pernah membuat pernyataan sebagaimana yang termuat dalam pidato tersebut. Beberapa paragraf pertama yang mengklaim “muslim yang ingin hidup di bawah hukum Syariah Islam diminta untuk keluar dari Australia” sebenarnya merujuk pada isi debat politik terkait masalah terorisme domestik di Australia setelah pengeboman London Tube, Inggris, pada Juli 2005. Perdebatan itu terjadi ketika yang menjabat sebagai PM Australia adalah John Howard, bukan Julia Gillard.

    Pada 2020, informasi palsu yang mencatut nama Gillard tersebut kembali beredar, seperti yang didokumentasikan oleh Reuters dalam artikel cek faktanya yang berjudul “Fact check: Anti-immigration remarks wrongly attributed to former Australian PM Julia Gillard”.

    Setelah Gillard, hoaks serupa juga menimpa Wapres Amerika Mike Pence sejak 2017. Hoaks itu menyebar setelah warganet Amerika membagikan ulang cuitan Pence di Twittwe pada 8 Desember 2015 saat ia masih menjabat sebagai Gubernur Indiana. Cuitan tersebut berisi ketidaksetujuan Pence atas pelarangan warga Muslim ke Amerika.

    “Calls to ban Muslims from entering the U.S. are offensive and unconstitutional. — Governor Mike Pence (@GovPenceIN) December 8, 2015”

    Dilansir dari Snopes, cuitan Pence ini beredar setelah Presiden Amerika Donald Trump menandatangani perintah eksekutif berjudul “Perlindungan Bangsa dari Masuknya Teroris Asing ke Amerika Serikat”. Perintah tersebut melarang semua orang dari negara-negara tertentu yang rawan teror memasuki Amerika selama 90 hari dan menangguhkan Program Penerimaan Pengungsi Amerika selama 120 hari sampai program tersebut dipulihkan.

    Negara-negara yang terkena dampak dari kebijakan itu adalah Iran, Irak, Suriah, Sudan, Libya, Yaman dan Somalia, menurut seorang pejabat Gedung Putih. Saat Trump menandatangani perintah tersebut, Pence berdiri di belakangnya dan bertepuk tangan.

    Kesimpulan

    Modifikasi dari hoaks serupa yang pernah menimpa mantan Perdana Menteri Australia, Julia Gillard, pada 2011. Baik Pence dan Gillard tidak pernah melontarkan pernyataan seperti narasi yang beredar tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4894) [SALAH] Foto Istri Durhaka Menunggu Pengampunan Suami

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/09/2020

    Berita

    Akun Facebook Yusniprofilda Parera mengunggah foto yang diklaim sebagai foto istri durhaka kepada suaminya.

    Berikut kutipan narasinya:

    Narasi postingan:

    “RENUNGAN BERSAMA
    Ada Istri yang lupa bahwasannya suami lebih Utama dari Ibunya
    Ada Ibu dan Bapak lupa bahwa anak perempuan mereka perlu mengutamakan suaminnya lebih dari ibunya
    Ada istri yg Lupa bahwa suami perlu mengutamakan ibunya sendiri melebihi Istrinya
    Ada anak perempuan yg lupa bahwa dia lebih terikat tanggung jawab kepada suami dan ibu bapak suami lebih dari ibu bapaknya sendiri
    Ini kisah seorang Wanita telah Durhaka pada suami dan tengah menunggu pengampunan/maaf dari suami hingga tubuhnya tak lagi berdaya...
    Astagfirulloh
    ingatlah wahai Istri syurgamu ada pada suami...
    Taat itu wajib hukumnya ...selagi ia benar...dijalan Yg Allah Ridhoi...
    Semoga Allah jadikan kita Istiqomah & dijauhkan dari sesuatu perbuatan yang tidak disukai Allah...Aamiin”

    Narasi dalam foto:

    “Wanita ini menunggu pengampunan dari suaminya. Jangan ambil mudah, taatlah suami kamu wahai isteri2 di luar sana, sebelom terlambat. Jahat mana pon dia tetap suami kamu, subhanallah”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari liputan6.com, diketahui bahwa foto tersebut merupakan foto jenazah pada tradisi Ma'nene atau upacara pembersihan mayat yang merupakan tradisi dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

    Foto serupa dengan postingan tersebut ditemukan pada artikel berjudul “Für indonesisches Leichenritual werden die Toten ans Tageslicht gebracht (ritual pemakaman Indonesia, orang mati dibawa ke cahaya)” yang tayang di laman heftig.de. Foto serupa tersebut terdapat pada foto ke delapan pada artikel tersebut.

    Pada caption di foto dalam heftig.de tertulis sumber gambar diambil dari video di kanal Youtube HasbiTubeHD dengan judul "Tradisi Ma'nene, Ritual Mengganti Pakaian Mayat di Tana Toraja" yang diunggah pada 25 Desember 2014.

    Adapun, tradisi Ma'nene merupakan merupakan kegiatan membersihkan jasad para leluhur yang sudah ratusan tahun meninggal dunia. Prosesi dari ritual Ma'Nene dimulai dengan para anggota keluarga yang datang ke Patane untuk mengambil jasad dari anggota keluarga mereka yang telah meninggal. Patane merupakan sebuah kuburan keluarga yang bentuknya menyerupai rumah. Lalu, setelah jasad dikeluarkan dari kuburan, kemudian jasad itu dibersihkan.

    Pakaian yang dikenakan jasad para leluhur itu diganti dengan kain atau pakaian yang baru. Biasanya ritual ini dilakukan serempak satu keluarga atau bahkan satu desa, sehingga acaranya pun berlangsung cukup panjang. Setelah pakaian baru terpasang, lalu jenazah tersebut dibungkus dan dimasukan kembali ke Patane.

    Rangkaian prosesi Ma'Nene ditutup dengan berkumpulnya anggota keluarga di rumah adat Tongkonan untuk beribadah bersama. Ritual ini biasa dilakukan setelah masa panen berlangsung, kira-kira di bulan Agustus akhir. Pertimbangannya karena pada umumnya para keluarga yang merantau ke luar kota akan pulag ke kampungnya, sehingga semua keluarga dapat hadir untuk melakukan prosesi Ma'Nene ini bersama-sama.

    Kesimpulan

    Foto yang disertakan merupakan foto jenazah bagian dari tradisi di Toraja Ma’nene atau upacara pembersihan mayat, bukan foto istri durhaka.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4893) [SALAH] Ivermectin Obat Covid-19

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/09/2020

    Berita

    Beredar Postingan Facebook Safari Janie yang menyebutkan bahwa Ivermectin merupakan obat yang dapat membunuh virus Corona atau Covid-19. Dalam postingannya tersebut dikatakan pula biaya satu dosisnya ialah 12 Cents dan perusahaan farma lebih mengarahkan penggunaan vaksin seharga US$2 juta.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Ivermectin..kills corona virus in one does! Effective. Works against Sars too. Cost..one dose..12 cents..12 CENTS!!! Of course big Pharm wants you to take a $2,000.00 dollar vaccine. Now being used with absolute success in India. WAKE UP AMERICA!”

    Terjemahan:

    “Ivermectin..membunuh virus corona sekaligus! Efektif. Bekerja melawan SARS juga. Biaya..satu dosis..12 sen..12 CENTS !!! Tentu saja Pharm besar ingin Anda mengambil vaksin $ 2.000.00 dolar. Sekarang sedang digunakan dengan kesuksesan mutlak di India. BANGUN AMERIKA!”
    Invermectin buat obat covid
    Invermectin
    Invermectin
    Obat bernama ivermectin yang dinilai mampu mengalahkan Covid-19 akan dibagikan ke Kudus. Obat tersebut kini juga telah diproduksi di Indonesia

    https://jateng.tribunnews.com/2021/06/07/ivermectin-obat-yang-dipercaya-mampu-kalahkan-covid-19-akan-dibagikan-di-kudus

    Utk warga Jkt, skrg Ivermectin 12 mg utk Covid sdh tersedia bebas di Apotik Jkt. Jadi utk warga Jkt, andai ada saudara/teman yg Positif Covid, disarankan utk segera minum Ivermectin 12 mg, produksi PT. Harsen Farma Indonesia.

    Akhirnya Ivermectin digunakan juga di Indonesia.

    Thanks to Erick Thohir yg proaktif meminta BPOM utk memberikan izin penggunaan utk Covid 19 baik sebagai treatment maupun pencegahan. 👍😃👏
    Ivermectin obat civid
    Invermectine
    Obat bernama ivermectin yang dinilai mampu mengalahkan Covid-19
    Ivermectin obat Covid-19
    Booming Ivermectin puluhan pasien di sragen langsung sembuh

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut tidak benar. Dilansir dari snopes.com, disebutkan bahwa belum ada bukti bahwa Ivermectin dapat menyembuhkan covid-19 pada manusia. Diketahui pula bahwa ada peneliti dari Monash Biomedicine Discovery Institute and the Peter Doherty Institute of Infection and Immunity, Australia melakukan penelitian Ivermectin efektif menghentikan SARS-CoV2, virus dari Covid-19. Namun, penelitian itu sama sekali tidak diberikan pada manusia ataupun hewan dan masih tahap awal untuk menguji obat-obatan farmasi atau intervensi sebelum beralih ke organisme hidup.

    Dalam artikelnya, snopes.com menyebutkan bahwa terlalu dini untuk mengklaim bahwa Ivermectin adalah obat atau pengobatan yang efektif, atau mungkin akan menjadi salah satunya dalam waktu dekat.

    Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) menegaskan tidak menganjurkan penggunaan ivermectin untuk mengobati Covid-19. "Meskipun ada penggunaan Ivermectin yang disetujui pada manusia dan hewan, ivermectin tidak disetujui untuk pencegahan atau pengobatan Covid-19," tulis FDA dalam laman resminya. Menurut FDA, artikel penelitian yang diterbitkan pada Juni 2020 menggambarkan dampak ivermectin pada SARS-CoV-2 pada pengujian laboratorium.

    FDA menyatakan, tipe studi laboratorium pada penelitian tersebut biasanya digunakan pada tahap awal pengembangan obat. "Pengujian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah ivermectin mungkin sesuai untuk mencegah atau mengobati virus Corona atau Covid-19," tegas FDA.

    Kesimpulan

    Klaim yang menyebutkan Ivermectin sebagai obat Covid-19 tidak benar. Hingga artikel periksa fakta ini dibuat (1 September 2020), Ivermectin belum ditetapkan menjadi obat untuk Covid-19. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

    Rujukan