“Report: mRNA vaccines are being injected into livestock. The mRNA vaccines are being injected into livestock and companion animals, Dr. Robert Malone contends. That means, if you consume the vaccinated animal, the mRNA vaccine enters your body.”
Terjemahan:
“Laporan: vaksin mRNA sedang disuntikkan ke ternak. Vaksin mRNA sedang disuntikkan ke ternak dan hewan pendamping, kata Dr. Robert Malone. Artinya, jika Anda mengonsumsi hewan yang divaksinasi, vaksin mRNA masuk ke tubuh Anda.”
(GFD-2023-11672) [SALAH] Seseorang Bisa Mendapatkan Vaksin mRNA Dengan Memakan Daging Hewan Ternak yang Sudah Tervaksinasi mRNA
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 31/01/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Beredar artikel yang menyampaikan kabar bahwa vaksin mRNA sedang disuntikkan kepada hewan ternak yang didampingi oleh ahli, lebih lanjut dalam artikel tersebut menyebut jika manusia mengonsumsi hewan yang tervaksinasi mRNA maka vaksin tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut menyesatkan. Faktanya Timothy Mahony, seorang profesor peneliti dari the Queensland Alliance for Agriculture and Food Innovation’s Centre for Animal Science di Australia, menyebut bahwa klaim tersebut tidak ada dasar ilmiahnya dan jelas vaksin mRNA yang sudah masuk dalam jaringan tubuh hewan tidak akan masuk ke tubuh manusia jika dikonsumsi.
Selain itu, malalui AFP Dokter Hewan Ternak dari Michigan State University menyebut bahwa di Amerika sendiri tidak ada vaksin mRNA yang disuntikkan kepada hewan ternak.
Diketahui vaksin mRNA langsung terpecah dalam sistem tubuh dalam beberapa jam, hal tersebut karena cara kerja vaksin mRNA adalah dengan mengirim instruksi kepada sel kekebalan tubuh untuk membuat spike protein virus agar nantinya tubuh dapat mengenali virus corona dan melawannya jika terinfeksi. Sehingga dari cara kerja tersebut tidak memungkinkan vaksin mRNA masuk ke dalam tubuh manusia melalui daging hewan ternak yang sudah tervaksinasi mRNA.
Dengan demikian, seseorang bisa mendapatkan vaksin mRNA dengan memakan daging hewan ternak yang sudah tervaksinasi mRNA merupakan hoax dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut menyesatkan. Faktanya Timothy Mahony, seorang profesor peneliti dari the Queensland Alliance for Agriculture and Food Innovation’s Centre for Animal Science di Australia, menyebut bahwa klaim tersebut tidak ada dasar ilmiahnya dan jelas vaksin mRNA yang sudah masuk dalam jaringan tubuh hewan tidak akan masuk ke tubuh manusia jika dikonsumsi.
Selain itu, malalui AFP Dokter Hewan Ternak dari Michigan State University menyebut bahwa di Amerika sendiri tidak ada vaksin mRNA yang disuntikkan kepada hewan ternak.
Diketahui vaksin mRNA langsung terpecah dalam sistem tubuh dalam beberapa jam, hal tersebut karena cara kerja vaksin mRNA adalah dengan mengirim instruksi kepada sel kekebalan tubuh untuk membuat spike protein virus agar nantinya tubuh dapat mengenali virus corona dan melawannya jika terinfeksi. Sehingga dari cara kerja tersebut tidak memungkinkan vaksin mRNA masuk ke dalam tubuh manusia melalui daging hewan ternak yang sudah tervaksinasi mRNA.
Dengan demikian, seseorang bisa mendapatkan vaksin mRNA dengan memakan daging hewan ternak yang sudah tervaksinasi mRNA merupakan hoax dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Mochamad Marcell
Faktanya kandungan vaksin Covid-19 mRNA langsung terpecah dalam sistem tubuh dalam beberapa jam setelah penyuntikan. Ahli menyebut jika vaksin mRNA disuntikan kepada hewan ternak, kandungan vaksin mRNA tersebut tidak akan berpindah ke mereka yang memakan daging hewan ternak tersebut. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Faktanya kandungan vaksin Covid-19 mRNA langsung terpecah dalam sistem tubuh dalam beberapa jam setelah penyuntikan. Ahli menyebut jika vaksin mRNA disuntikan kepada hewan ternak, kandungan vaksin mRNA tersebut tidak akan berpindah ke mereka yang memakan daging hewan ternak tersebut. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
(GFD-2023-11671) Cek Fakta: Klarifikasi DKI Jakarta Ujicoba Penerapan ERP Sejak 25 Januari 2023
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 31/01/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantah informasi yang menyebutkan ujicoba penerapan ERP di beberapa jalan sudah dilaksanakan sejak 25 Januari 2023.
Dalam informasi yang diunggah oleh sebuah portal berita disebutkan bahwa ujicoba penerapa ERP dilaksanakan sejak akhir Januari 2023 untuk memeriksa alat yang terpasang di setiap kendaraan dan juga alat deteksi di gerbang atau kamera ERP.
Informasi itu juga menyebutkan pengendara tidak dikenakan biaya selama ujicoba ini. Meski demikian dalam laman Jala Hoaks, Pemprov DKI melalui Dinas Perhubungan membantah informasi tersebut.
"Penerapan ERP di DKI Jakarta belum sampai pada tahap uji coba. Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta saat ini masih fokus dalam penyelesaian aspek regulasi dan masih dalam tahap pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta," bunyi penjelasan Pemprov DKI seperti dilansir laman Jalahoaks.jakarta.go.id.
"Uji coba penerapan ERP sebelumnya memang sudah pernah dilaksanakan, tapi pada tahun 2014 sampai dengan 2016 yang lalu di ruas jalan Jl. Jenderal Sudirman dan Jl. HR Rasuna Said."
Hasil Cek Fakta
(GFD-2023-11670) [SALAH] Kondisi Memanas antara Suku Dayak dengan Penduduk Cina di Kalimantan
Sumber: facebook.comTanggal publish: 31/01/2023
Berita
Sebuah video beredar di media sosial Facebook dengan narasi yang menyebutkan bahwa kini kondisi antara masyarakat Suku Dayak dengan penduduk Cina di Kalimantan semakin memanas. Tampak masyarakat Suku Dayak dengan menggunakan pakaian adatnya, berkumpul dan berorasi di depan aparat keamanan. Unggahan dari akun Facebook bernama Naro Bancah ini juga menambahkan narasi bahwa aksi dari masyarakat Dayak tersebut merupakan contoh pertahanan terhadap harga diri NKRI dan aset-aset Negara.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran dengan menggunakan alat pencarian gambar Google Search Image, ditemukan sebuah gambar yang mirip dengan video pada unggahan tersebut. Dalam keterangannya, ternyata gambar tersebut merupakan foto suasana Aksi Damai yang dilakukan oleh Pasukan Merah Tario Borneo Bangkule Rajang (TBBR) Kalimantan Tengah di depan Polda Kalteng, pada Kamis, 21 Oktober 2021 lalu.
Aksi ini dilakukan oleh Pasukan Merah TBBR sebagai bentuk kecaman terhadap pihak yang melakukan penghinaan dan pelecehan kepada organisasi mereka melalui media sosial.
“Pada hari ini kami ingin meminta keadilan kepada Polda Kalteng, agar pelaku ini bisa meminta maaf dan bersyukur atas hasil yang kami dapatkan hari ini. Pelaku datang dan meminta maaf kepada kami, dan semoga dengan kejadian ini menjadi pelajaran, sehingga tidak kembali terjadi hal seperti ini,” ucap Wakil Ketua Pengurus Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Kimang Damai.
Dengan demikian dapat disimpulkan, unggahan video dengan klaim bahwa kondisi masyarakat suku dayak dengan penduduk Cina di Kalimantan semakin memanas, merupakan hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Aksi ini dilakukan oleh Pasukan Merah TBBR sebagai bentuk kecaman terhadap pihak yang melakukan penghinaan dan pelecehan kepada organisasi mereka melalui media sosial.
“Pada hari ini kami ingin meminta keadilan kepada Polda Kalteng, agar pelaku ini bisa meminta maaf dan bersyukur atas hasil yang kami dapatkan hari ini. Pelaku datang dan meminta maaf kepada kami, dan semoga dengan kejadian ini menjadi pelajaran, sehingga tidak kembali terjadi hal seperti ini,” ucap Wakil Ketua Pengurus Wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, Kimang Damai.
Dengan demikian dapat disimpulkan, unggahan video dengan klaim bahwa kondisi masyarakat suku dayak dengan penduduk Cina di Kalimantan semakin memanas, merupakan hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya, video tersebut tidak ada kaitannya dengan hubungan masyarakat Suku Dayak dengan penduduk Cina di Kalimantan. Video ini adalah video Aksi Damai yang dilakukan oleh Pasukan Merah Tario Borneo Bangkule Rajang (TBBR) Kalimantan Tengah di depan Polda Kalteng, pada Kamis, 21 Oktober 2021 lalu.
Faktanya, video tersebut tidak ada kaitannya dengan hubungan masyarakat Suku Dayak dengan penduduk Cina di Kalimantan. Video ini adalah video Aksi Damai yang dilakukan oleh Pasukan Merah Tario Borneo Bangkule Rajang (TBBR) Kalimantan Tengah di depan Polda Kalteng, pada Kamis, 21 Oktober 2021 lalu.
Rujukan
(GFD-2023-11669) [SALAH] REKRUTMEN OLEH PT PERTAMINA JANUARI 2023
Sumber: Tangkapan Layar SuratTanggal publish: 31/01/2023
Berita
Sebuah akun Twitter membagikan tangkapan layar kertas surat berisi informasi seputar rekrutmen kerja yang diadakan oleh PT Pertamina dengan tanggal 30 dan 31 Januari 2023. Terdapat beberapa persyaratan yang harus dilengkapi oleh calon pegawai yang mendapatkan surat tersebut di antaranya adalah surat vaksin, KTP, dan pas foto.
Hasil Cek Fakta
Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, diketahui jika informasi rekrutmen kerja tersebut palsu. Melansir dari akun Twitter resmi PT Pertamina @pertamina, dinyatakan jika ssurat panggilan calon pegawai tersebut bukan surat resmi yang berasal dari PT Pertamina alias surat palsu.
“Hai, Sobat
@aryasekarr
. Kami sampaikan terkait informasi surat panggilan calon karyawan tersebut tidak resmi dari Pertamina dan terdapat indikasi penipuan. Mohon dapat diabaikan dan berhati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan Pertamina. Terima kasih.” jelas PT Pertamina pada laman Twitternya.
Berdasar seluruh referensi, informasi seputar rekrutmen kerja PT Pertamina Januari 2023 adalah tidak benar. Informasi rekrutmen tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
“Hai, Sobat
@aryasekarr
. Kami sampaikan terkait informasi surat panggilan calon karyawan tersebut tidak resmi dari Pertamina dan terdapat indikasi penipuan. Mohon dapat diabaikan dan berhati-hati terhadap pihak yang mengatasnamakan Pertamina. Terima kasih.” jelas PT Pertamina pada laman Twitternya.
Berdasar seluruh referensi, informasi seputar rekrutmen kerja PT Pertamina Januari 2023 adalah tidak benar. Informasi rekrutmen tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Kesimpulan
PT Pertamina melalui platform media sosial resminya menyatakan informasi tersebut PALSU.
Rujukan
Halaman: 4152/6478