• (GFD-2021-6307) [SALAH] Vietnam Tanpa Kasus Kematian Covid-19 karena Minum Teh Panas Dicampur Lemon

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 09/02/2021

    Berita

    Pada Senin (8/2/2021), pengguna Facebook atas nama MhellyAlkhy mengunggah klaim yang menyebut Vietnam tanpa kasus kematian menghadapi pandemi covid-19 sejak 2020.

    Dalam klaim, disebutkan juga kalau Vietnam sukses menghadapi covid-19 tanpa kasus kematian karena minum teh panas yang dicampur dengan lemon. Berikut narasinya:

    Kabar gembira dan istimewa.. Vietnam korban covid 19 tidak ada yng mati...Berita super.. obat virus covid 19 sudah tercapai informasi dari negara Vietnam.. virus covid 19 tidak menyebabkan kematian.. ternyata resepnya sangat sederhana tapi sangat ampuh.. hanya 1 teh..2 lemon..minumlah teh panas setelah di campur perasan lemon..dapat segera membunuh virus covid 19..dan dapat sepenuhnya menghilangkan virus covid 19 dari tubuh...2 bahan ini membuat sistem kekebalan tubuh menjadi bersifat basa.. karena ketika malam tiba sistem tubuh menjadi asam.. kemampuan detensif juga akan berkurang..

    itulah sebabnya orang Vietnam santai saja dengan menyebarnya virus covid 19... Di Vietnam rata2 semua orang minum segelas air panas dengan sedikit lemon di malam hari... Karena telah terbukti membunuh virus covid 19 secara total... Bagikan resep sakti ini kepada siapapun untuk memburu pahala... Resep sederhana ini sangat efektif karena tidak akan terinfeksi virus covid 19.. Atas izin Allah SWT. YME...Selamat mencoba...*👍👍👍"

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari, Google Search dengan kata kunci: 'corona virus in Vietnam'. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs Wordo Meters.

    Dalam situs tersebut, kasus covid-19 di Vietnam hingga Senin (8/1/2021) dilaporkan sudah menjangkiti 2.001 orang. Tercatat, 35 di antaranya meninggal dunia.

    Dari grafik yang diperlihatkan Wordo Meters, kasus covid-19 di Vietnam melonjak dalam sebulan terakhir. Kasus tertinggi di negara itu terjadi pada 28 Januari 2021, yakni sebanyak 91 orang terjangkit covid-19.

    Hingga saat ini, tercatat masih ada 494 orang di Vietnam yang masih mendapat perawatan akibat covid-19. Namun, hingga saat ini, belum ada tambahan kasus meninggal akibat covid-19 di Vietnam. Kasus kematian terakhir kali dilaporkan di Vietnam, yakni pada 3 September 2020.

    Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kebenaran khasiat dari teh panas dicampur dengan lemon melalui Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke artikel Liputan6.com berjudul: "Cek Fakta: Hoaks Resep Lemon dan Teh Panas untuk Sembuhkan COVID-19 dari Palestina", yang dipublikasikan pada 10 April 2020.

    Artikel ini mengambil penjelasan dari Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih. Ia mengatakan bahwa mengonsumsi lemon dan teh panas dapat menyembuhkan virus corona COVID-19 belum terbukti.

    "Belum ada bukti yang membenarkan hal tersebut," kata Faqih kepada Liputan6.com, Jumat (10/4/2020).

    Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan artikel berjudul: "5 Cara Vietnam Menghentikan Pandemi Virus Corona Covid-19 yang Bisa Dicontoh", yang dipublikasikan di situs Liputan6.com. Dari artikel itu tidak disebutkan kalau Vietnam bisa melawan covid-19 karena meminum teh panas dicampur lemon.

    Kesimpulan

    Klaim Vietnam tanpa kasus kematian akibat covid-19 berkat teh panas dicampur lemon merupakan informasi yang salah. Faktanya, ada 35 kasus meninggal dunia akibat covid-19 di Vietnam.

    Kemudian, berdasarkan penelusuran, tidak ada bukti yang menyebut kalau minum teh panas dicampur lemon bisa menyembuhkan covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6306) [SALAH] Video Tata Cara Hilangkan Covid-19 Saat Isolasi Mandiri di Rumah

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 09/02/2021

    Berita

    Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp video soal cara membersihkan virus Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri di rumah. Video itu sudah dibagikan ratusan kali di Whatsapp sejak beberapa waktu lalu.

    Video tersebut berdurasi 2 menit, 54 detik. Di dalam video tersebut terdapat seorang wanita bernama dr. Mery Sulastri.

    Ia menjelaskan bahwa jumlah kuman terbanyak saat isolasi mandiri adalah di nasofaring dan orofaring saluran pernafasan. Ia pun menyarankan untuk cuci hidung dengan cairan antiseptik untuk menghilangkan kuman tersebut.

    Ia juga menyarankan berkumur dengan obat kumur untuk membersihkan rongga mulut dari virus. Selain itu, ia juga menyarankan untuk menggunakan nasal spray untuk menghilangkan virus Covid-19 di rongga hidung.

    Ia juga menyarankan untuk latihan pernapasan dengan menggunakan cairan antiseptik untuk mengeluarkan udara kotor di paru-paru.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menghubungi dr. RA Adaninggar, SP.PD. Dia menjelaskan klaim di video tersebut tidak benar.

    "Pernyataan soal kuman terbanyak di nasofaring dan orofaring salah besar. Virus Corona covid-19 terbanyak ditemukan di paru-paru manusia," ujar dr. Ning saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com, Selasa (9/2/2021).

    "Hasil uji klinis terbaru menunjukkan penggunaan obat kumur dan spray hidung yang mengandung povidon iodine tidak berpengaruh terhadap penurunan jumlah virus di nasofaring. Ini merupakan update dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan cairan povidon iodine dengan konsentrasi 0,5 persen bisa menginaktivasi virus corona covid-19 dalam 15 detik," kata dr Ning menambahkan.

    Dr. Ning pun menjelaskan menerapkan protokol kesehatan merupakan jalan terbaik untuk mencegah Covid-19.

    "Hingga sekarang kumur hidung povidon iodine belum terbukti dapat mencegah, mengobat, dan membuat swab PCR cepat negatif. Justru konsentrasi terlalu tinggi antiseptik bisa merusak mukosa hidung yang malah merusak barrier mukosa hidung, malah risiko virus masuk," ujarnya.

    "Povidon iodine berisi yodium jadi ada kemungkinan gangguan fungsi tiroid jika dilakukan terus-menerus. Penggunaannya bukan untuk jangka panjang dan maksimal lima hari saja."

    Sementara untuk penyembuhan dari Covid-19 bukan hanya berdasar pada hasil negatif saat tes swab PCR saja.

    "Swab PCR negatif belum tentu sembuh karena harus disesuaikan dengan gejala klinis dan perjalanan alamiah masa menular penyakit covid-19. Sebaliknya seseorang juga bisa saat swab PCR hasilnya positif terus karena PCR bisa mendeteksi virus yang inaktif juga, jadi bukan sakit terus."

    Kesimpulan

    Video yang berisi cara membersihkan covid-19 saat menjalani isolasi mandiri di rumah adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6305) [SALAH] “SETAHUN Koma di Rumah Sakit, Begitu Siuman Pria Ini Syok Orang-orang Tercinta Meninggal karena Covid”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/02/2021

    Berita

    Beredar artikel berjudul “SETAHUN Koma di Rumah Sakit, Begitu Siuman Pria Ini Syok Orang-orang Tercinta Meninggal karena Covid” yang tayang di situs jumatsabtu[dot]com pada 7 Februari 2021.

    Berikut kutipan artikel tersebut:

    “Di samping itu, Joe juga kehilangan beberapa anggota keluarganya karena terinfeksi virus corona. Teman, sepupu, hingga nenek kesayangannya dinyatakan meninggal karena Covid-19. Hal tersebut seperti dikutip dari The Sun, Jumat (5/2/2021)”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa seorang pria asal Inggris, Joseph Flavill, syok saat siuman dari koma selama setahun karena mengetahui anggota keluarganya meninggal akibat Covid-19 adalah klaim yang salah.

    Faktanya, tidak ada informasi bahwa anggota keluarga Joseph Flavill meninggal karena Covid-19. Dalam artikel The Sun, hanya disebutkan bahwa keluarga Joseph bingung bagaimana menjelaskan pandemi Covid-19 kepadanya karena ia mengalami koma sejak awal Maret 2021, sebelum Inggris mengalami lockdown dan kasus Covid-19 menyebar di seluruh dunia.

    Dilansir dari Tempo, untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto yang tercantum dalam artikel di atas dengan reverse image tool Google. Hasilnya, ditemukan sejumlah berita yang memuat foto itu, termasuk yang diterbitkan oleh The Sun, yang dikutip oleh situs di atas. Namun, dalam berita itu, tidak terdapat informasi bahwa anggota keluarga Joseph Flavill meninggal karena Covid-19.

    Berita The Sun ini berjudul “Pelajar 19 tahun, dalam keadaan koma selama 11 bulan setelah tabrakan mobil, akhirnya bangun tanpa mengetahui pandemi Covid”. Menurut berita itu, pelajar 19 tahun yang bernama Joseph Flavill tersebut tertabrak mobil saat berjalan kaki di daerah Burton, Staffordshire, Inggris, pada 1 Maret 2020. Akibat kecelakaan ini, dia menderita cedera otak parah dan dirawat di Rumah Sakit Umum Leicester.

    Joseph mengalami koma tiga minggu sebelum Inggris menerapkan lockdown nasional pertamanya untuk mengerem penyebaran Covid-19 pada 23 Maret 2020. Dia pun sempat terjangkit Covid-19 dua kali di rumah sakit, tapi saat ini telah pulih. Joseph juga sudah siuman dari koma. Namun, dia tidak memiliki pengetahuan tentang pandemi Covid-19. Saat ini, dia hanya berhubungan dengan orang-orang tercintanya lewat panggilan video di Facetime.

    Hanya ibu Joseph, Sharon Priestley, yang diizinkan berkunjung di bawah pembatasan karena pandemi Covid-19. Kerabatnya pun kini bertanya-tanya bagaimana menjelaskan betapa terpuruknya dunia akibat pandemi kepada Joseph. Bibinya, Sally Flavill-Smith, mengatakan dia telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa minggu terakhir. Joseph sudah bisa berkedip dan tersenyum ketika menanggapi perkataan seseorang serta mengangkat kaki sesuai instruksi.

    “Sangat sulit bagi ibunya untuk tidak bisa menemuinya. Kami juga tidak tahu seberapa banyak yang dia pahami karena kecelakaannya terjadi sebelum lockdown nasional pertama, dan itu artinya dia telah tertidur selama pandemi. Sulit karena kami tahu dia sudah semakin sadar, tapi bagaimana Anda menjelaskan pandemi kepada seseorang yang berada dalam kondisi koma sebelumnya?” ujar Sally.

    Sekitar empat bulan lalu, Joseph dipindahkan ke Rumah Perawatan Adderley Green di Stoke untuk rehabilitasi neurologis, fisik, dan kognitif. Ibunya diizinkan untuk menghabiskan waktu bersamanya di rumah perawatan itu di hari ulang tahun Joseph yang ke-19, meskipun tetap harus menjaga jarak. Menurut Sally, wajah Joseph bersinar ketika dia melihat teman dan keluarganya lewat Facetime.

    Berita tentang Joseph Flavill ini juga dimuat oleh media-media lain, baik luar maupun dalam negeri, seperti CNN, The Guardian, BBC, Reuters, CNN Indonesia, Detik.com, dan Merdeka.com. Namun, dalam berita-berita tersebut, juga tidak ditemukan informasi bahwa anggota keluarga Joseph meninggal karena Covid-19 selama dia berada dalam kondisi koma di rumah sakit akibat tertabrak mobil.

    Dilansir dari Reuters, selama Joseph Flavill dirawat di rumah sakit, sebagian besar keluarganya tidak bisa berada di dekatnya karena pembatasan akibat pandemi Covid-19. Mereka berkomunikasi hanya melalui panggilan video. “Baru-baru ini Joseph mulai menunjukkan tanda-tanda kecil pemulihan. Kami tahu sekarang dia bisa mendengar kami, dia menanggapi perintah kecil,” kata Sally Flavill Smith, bibi Joseph, pada 8 Februari 2021.

    “Ketika kami mengatakan kepadanya, ‘Joseph, kami tidak bisa bersamamu, tapi kamu aman, ini tidak akan selamanya’, dia mengerti, dia mendengarmu, dia hanya tidak bisa berbicara,” katanya. Sally menambahkan bahwa Joseph sekarang bisa memberi isyarat ‘ya’ dengan satu kedipan dan ‘tidak’ dengan dua kedipan. Namun, Sally menyatakan masih tidak tahu bagaimana Joseph akan memahami cerita mereka tentang lockdown selama pandemi Covid-19.

    Kesimpulan

    TIDAK ADA informasi bahwa anggota keluarga Joseph Flavill meninggal karena Covid-19. Dalam artikel The Sun, hanya disebutkan bahwa keluarga Joseph bingung bagaimana menjelaskan pandemi Covid-19 kepadanya karena ia mengalami koma sejak awal Maret 2021, sebelum Inggris mengalami lockdown dan kasus Covid-19 menyebar di seluruh dunia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6304) [SALAH] Video “#sriwijayaair #detikdetik jatuh nya pesawat 182 #kepulaunseribu #pontianak”

    Sumber: tiktok.com
    Tanggal publish: 09/02/2021

    Berita

    Akun TikTok hendrysada2 (tiktok.com/@hendrysada2) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “#fyp #fyp #sriwijayaair #detikdetik jatuh nya pesawat 182#kepulaunseribu #pontianak #fyp #viral #berikanlah alfatehah untuk para korban sejenak ya”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya video detik-detik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021 adalah klaim yang salah.

    Faktanya, bukan video detik-detik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021. kejadi di video itu adalah Lion Air JT 353 Padang – Jakarta yang mengalami turbulensi pada 11 Desember 2017.

    Video yang identik, diunggah oleh akun Instagram @marapi_singgalang pada 29 Oktober 2018 dengan narasi sebagai berikut:

    “Innalillahi wainna illaihi rajiun
    Turut berduka atas insiden yg di alami pesawat @lionairgroup #lionair #lionjt610 .
    ini video pribadi yang membuat saya sampai sekarang trauma naik pesawat.
    Saat itu penerbangan #lionair JT 353 yang harusnya berangkat jam 10.30 harus delay sampai jam 12.30.
    Dan waktu tempuh Padang – Jakarta yang harusny 1 jam 40 menit. Harus berasa panjang,,menjadi 4 jam.
    Dikarenakan mengalami turbulensi, Mesin mati dll.
    Kejebak di awan hitam, penuh hujan dan petir, dan mesin mati itu berasa udah dekat dengan maut.
    Dimana semua crew dan penumpang larut dalam tangis dan doa.
    Allhamdulillah Allah masih memberikan kesempatan untuk mendarat dan melanjutkan sisa hidup ini.
    Dan gak tau, sampai kapan trauma ini akan berkahir.
    Dan untuk hari ini,
    Mari kita sama2 berdoa untuk Kelurga Korban Loin air JT610, agar diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi ujian dari Allah ini.
    dan untuk seluruh korban, semoga bisa di temukan secepatnya ( dalam kondisi apapun)
    Semoga Allah memberikan kemudahan dalam pencarian korban.
    Untuk korban yang meninggal, Mari kita kirimkan Alfatihah, dan doa agar Allah senantiasa memberikan tempat layak di SurgaNya. Aamiin.
    Maut sudah di atur sama Allah, kita ga akan tau kapan waktunya kita yang akan di panggil oleh Allah, Semoga kita bisa menjadi hamba yang bertaqwa saat kembali kepangkuan Allah.Aamiin

    INI BUKAN LION JT610!! INI LION JT353!! #restinpeace #lionair #lionairjt610 #prayforindonesia #praygorlionair”

    Rekaman video yang sama juga beredar di tahun 2018 dengan klaim yang salah yang menyatakan video tersebut memperlihatkan detik-detik terakhir sebelum pesawat Lion Air JT 610 jatuh. Klaim tersebut sudah diperiksa faktanya melalui artikel berjudul “[SALAH] “Dari Gadget yg ditemukan JT 610 Lion Air” yang tayang di situs turnbackhoax.id pada 29 Oktober 2018.

    Dilansir dari APF, David Ditama, pemilik akun Instagram @marapi_singgalang mengatakan kepada AFP bahwa video tersebut direkam saat dia terbang dengan Lion Air JT 353 dari Padang ke Jakarta pada tanggal 11 Desember 2017.

    Kesimpulan

    BUKAN video detik-detik jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada 9 Januari 2021. kejadi di video itu adalah Lion Air JT 353 Padang – Jakarta yang mengalami turbulensi pada 11 Desember 2017.

    Rujukan