• (GFD-2021-6532) [SALAH] Video Pengantin Wanita Jemput Pasangannya Pakai Motor

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 16/03/2021

    Berita

    Sebuah video yang diklaim seorang pengantin wanita kabur menjemput pasangannya pakai sepeda motor beredar di media sosial. Video tersebut diunggah akun Facebook Legidin Suarez pada 14 Maret 2021.

    Dalam video berdurasi 30 detik itu, tampak seorang wanita mengenakan baju pengantin tengah mengendarai sepeda motor. Wanita itu melewati jalanan yang ramai dipenuhi kendaraan.

    Akun Facebook Legidin Suarez kemudian mengaitkan video tersebut dengan kabar pengantin wanita menjemput pasangannya pakai sepeda motor.

    "Pengantin wanita jemput pengantin pria pakai motor,gara-gara ketiduran waktu nikah..😁.Landusari,Pekalongan," tulis akun Facebook Legidin Suarez.

    Video yang disebarkan akun Facebook Legidin Suarez telah 366 kali ditonton dan mendapat 6 komentar warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim seorang pengantin wanita kabur menjemput pasangannya pakai sepeda motor.

    Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pengantin wanita pekalongan" ke situs berbagi video YouTube.

    Hasinya terdapat beberapa video yang menjelaskan mengenai kabar viral tersebut. Satu di antaranya video berjudul "Fakta Pengantin Wanita Jemput Calon Pengantin Pria Ketiduran di Pekalongan" yang dimuat channel YouTube Tribun Jateng pada 15 Maret 2021.

    Dalam video berdurasi 3 menit 50 detik itu, terdapat wawancara orang yang pertama kali mengunggah video pengantin wanita yang mengendarai sepeda motor.

    Kiki Sinar Tiyasa, si pengunggah video memastikan bahwa video tersebut bukan seorang pengantin wanita yang mau menjemput pasangannya karena ketiduran.

    "Nah itu sebenarnya salah," kata Kiki dalam video yang diunggah channel YouTube Tribun Jateng.

    Kiki mengungkapkan, wanita dalam video tersebut merupakan model, bukan pengantin sungguhan. Video itu direkam pada 11 Maret 2021 lalu.

    Ketika itu, Kiki dan temannya yang berdandan bak pengantin tengah menuju Taman Kuripan untuk melakukan sesi pemotrean.

    "Ini murni cuma untuk sekedar pemotretan saja," ucap Kiki yang berprofesi sebagai make up artis.

    Kesimpulan

    Video yang diklaim seorang pengantin wanita kabur menjemput pasangannya pakai sepeda motor ternyata tidak benar.

    Faktanya, wanita dalam video tersebut merupakan seorang model dan ingin melakukan sesi pemotretan. Narasi yang disebarkan dalam video tersebut tidak sesuai dengan fakta sebenarnya

    Rujukan

  • (GFD-2021-6531) [SALAH] Memakai Emas Dapat Menyebabkan Alzheimer

    Sumber: Artikel
    Tanggal publish: 16/03/2021

    Berita

    “…Jadi ketika perhiasan tersebut dipakai dalam waktu yang lama, darah dan urine pada laki-laki bisa terkena efek sampingnya. Keduanya bisa memiliki kandungan atom emas yang melebihi batas. Para ahli menyebut peristiwa ini dengan istilah migrasi emas. Apa yang bisa terjadi? Penyakit Alzheimer…”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah artikel yang mengklaim bahwa secara ilmiah, menggunakan emas pada laki-laki dapat menyebabkan penyakit Alzhaimer dan gangguan kesehatan lainnya. Artikel dari Pompama.com ini menyatakan bahwa peristiwa itu akibat masuknya atom-atom dari emas melalui kulit dan mengendap pada darah. Peristiwa ini juga disebut dengan migrasi emas.

    Namun setelah dilakukan penelitian secara detail terkait klaim ini, dapat ditemukan sebuah bantahan bahwa informasi ini adalah salah. Melansir dari artikel Detik.com, Spesialis kulit Dr.dr. I Gusti Nyoman Darmaputra, Sp.KK, FINSDV dari DNI Skin Centre mengatakan bahwa dunia medis tidak mengenal fenomena migrasi emas.

    Hal ini diungkapkan dr. Darma terkait hoaks bahaya pemakaian emas kepada bayi pada 2018 lalu. Apa yang terjadi adalah memang beberapa orang bisa memiliki bakat alergi, tapi bukan karena penumpukan emas dalam darah.

    “Umumnya emas yang berbentuk padat tidak dengan mudahnya masuk dan terserap ke kulit karena partikelnya berukuran besar. Kondisi ini berlaku untuk kulit bayi maupun dewasa, walaupun memang kadar air pada kulit bayi lebih tinggi daripada dewasa,” papar dr. Darma pada detikHealth.

    Melihat dari artikel alodokter, dr. Ulfi Umroni menyatakan bahwa butiran debu dari emas memang sangat berbahaya sehingga dapat menyebabkan gangguan jantung, pernafasan dan saraf. Namun kondisi ini ditemukan pada orang-orang dari tambang emas atau produsen emas, bukan pada pemakai perhiasan emas. Kondisi yang mungkin terjadi adalah alergi, khususnya penderita yang memiliki riwayat alergi sebelumnya.

    Bahkan, adanya hasil penelitian terkait zat di dalam emas, menunjukkan fakta yang berbanding terbalik. Melansir dari artikel Phys.org, partikel emas yang hanya berukuran nanometer atau sepersejuta meter bersama dengan gelombang mikro yang sangat lemah dapat melarutkan gumpalan protein abnormal yang terkait dengan penyakit Alzheimer dan berpotensi terkait dengan penyakit degeneratif lainnya.

    Marcelo Kogan, seorang ahli kimia organik di Universitas Chili di Santiago dan rekannya di Spanyol, mengembangkan partikel emas dengan lebar sekitar 10 nanometer dengan peptida yang melekat padanya yang secara khusus mengikat jenis protein abnormal yang ditemukan pada penyakit Alzheimer. Partikel-partikel ini cukup kecil untuk menembus membran sel dan juga dapat menyerap radiasi gelombang mikro.

    Pada umumnya, gangguan kesehatan yang berkaitan dengan emas diderita oleh para penambang emas, atau orang-orang yang berada aktif disekitaran produksi emas. Kasus ini pun terjadi semata-mata bukan dikarenakan oleh emas itu sendiri, namun oleh merkuri (Hg) yang digunakan untuk memisahkan emas dari zat-zat logam lainnya.

    Keracunan Merkuri dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kosentrasi yang banyak dan dengan dalam waktu yang lama akan menyebabkan gangguan kesehatan para penambang. Keterpaparan perlu diukur atas dasar waktu, tempat, dan dosis atau konsentrasi karena efek paparan sangat tergantung pada dosis atau konsentrasi yang diterima seseorang.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyatakan bahwa memakai emas dapat menyebabkan gangguan kesehatan khususnya penyakit Alzhaimer adalah informasi hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, klaim tersebut keliru. Sampai sekarang belum ada penelitian terkait hal tersebut. Perihal zat emas yang dapat masuk kedalam darah akibat migrasi emas juga merupakan hoaks. Tidak ada istilah migrasi emas dalam dunia kesehatan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6530) [SALAH] 1 Ramadhan 2021 Jatuh Pada Hari Jum’at dan Waktu Siang Terpanjang Selama 33 Tahun Terakhir

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/03/2021

    Berita

    *RAMADHAN YG ISTIMEWA*
    = Ramadhan Tahun Ini =
    .
    1 Ramadhan : Hari Jumaat
    8 Ramadhan : Hari Jumaat
    15 Ramadhan : Hari Jumaat
    22Ramadhan : Hari Jumaat
    29Ramadhan : Hari Jumaat
    Ramai tidak tahu bahwa Ramadhan tahun ini akan Kita tempuh dengan 5 kali Jumat, yang berlaku setiap 20 tahun.
    .
    Ramadhan yang akan datang ini akan menjadi Ramadhan dengan waktu siangnya terpanjang selama 33 tahun ke belakang.
    .
    Itu bermakna Ramadhan kali ini memberi kesempatan bagi kita untuk memperoleh pahala lebih besar dalam 33 tahun.
    .
    Ya Allah sampaikanlah Kami pada bulan Ramadhan..

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Facebook bernama Hja Asnira Aslina mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa Ramadhan tahun ini akan dimulai pada hari Jum’at serta Ramadhan Tahun ini menjadi Ramadhan dengan siang terpanjang selama 33 tahun terakhir.

    Informasi tersebut dibantah oleh Kepala Subdirektorat Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Ismail Fahmi menyatakan, kedua klaim informasi itu tidak benar.
    Berdasarkan Taqwim Standar Indonesia, Ramadhan tahun ini akan jatuh pada pertengahan April 2021.

    1 Ramadhan pada tahun kemarin jatuh pada hari Jumat. Sementara itu, 10 Februari 2021 kemarin, Muhammadiyah menetapkan awal puasa tahun 2021 jatuh pada 13 April yang bertepatan dengan hari Selasa. Tanggal tersebut merujuk hasil perhitungan astronomi (hisab) yang dipedomani Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

    “1 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa Wage, 13 April 2021 M,” dilansir dari situs resmi PP Muhammadiyah.

    Sementara itu, klaim Ramadhan kali ini merupakan bulan puasa dengan waktu siang terpanjang dalam kurun 33 terakhir, Ismail menyatakan tidak benar. Waktu siang hari saat Ramadan akan paling panjang jika Ramadhan terjadi pada Juni hingga Juli atau saat Matahari di belahan Bumi Utara.

    Sehingga, klaim mengenai 1 Ramadhan 2021 jatuh pada hari Jum’at dan waktu siang terpanjang selama 33 tahun terakhir merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)

    Klaim tersebut salah, faktanya PP Muhammadiyah memutuskan bahwa 1 Ramadhan 2021 bertepatan pada hari Selasa 13 April 2020 dan waktu siang hari saat Ramadan akan paling panjang jika Ramadhan terjadi pada Juni hingga Juli atau saat Matahari di belahan Bumi Utara.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6529) [SALAH] Video “Presiden Jokowi Ingatkan OJK/SWI||Jangan Menyusahkan Rakyat Di Masa Sulit”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/03/2021

    Berita

    Akun Facebook Fian Ojhan Oj Slengean (fb.com/fianojhanoj.slengean) pada 12 Maret 2021 membagikan tautan video Youtube berjudul “Presiden Jokowi Ingatkan OJK/SWI||Jangan Menyusahkan Rakyat Di Masa Sulit” ke grup Waingapu Fan’s Club dengan narasi sebagai berikut:

    “Presiden Jokowi Tegur OJK/SWI Jangan Buat Regulasi yg bertumpuk tapi hasilnya Kurpsi.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya video yang berisi pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegur OJK / SWI agar jangan menyusahkan rakyat di masa sulit adalah klaim yang salah.

    Faktanya, Presiden Jokowi sama sekali tidak menegur OJK maupun SWI agar tidak menyusahkan rakyat di tengah pandemi Covid-19 di video tersebut. Pidato ini pun disampaikan jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19 pada akhir Desember 2019. Presiden Jokowi hanya mengingatkan para pemimpin di Indonesia untuk beradaptasi di era revolusi industri 4.0.

    Dilansir dari Tempo, dalam video ini, tidak terdapat penjelasan bahwa Presiden Jokowi menegur SWI OJK karena menyusahkan rakyat di masa pandemi. Video itu berisi pidato Jokowi terkait revolusi industri 4.0.

    Berikut isi pidato Jokowi dalam video tersebut:

    “Revolusi Industri 4.0, digital economy, sudah mulai masuk dan ini harus kita respon dengan cepat. Kita harus tanggap dengan perubahan-perubahan global. Kita harus cepat mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang ada. Karena revolusi industri 4.0 membawa disrupsi, perubahan yang radikal. Kita harus sadar ini adalah perubahan yang radikal, perubahan yang tidak terduga, memporak-porandakan standar-standar yang telah ada. Menurut saya, kita membutuhkan pemimpin-pemimpin yang open mind, yang terbuka, karena jamannya sekarang memang jaman terbuka. Kita butuh pemimpin-pemimpin yang siap menghadapi ketidakterdugaan, karena perubahan dunia ini sekarang cepat sekali. Kita baru belajar internet of thing, muncul artificial intellegence, muncul advanced robotic, muncul virtual reality, muncul Bitcoin, muncul cryptocurrency. Kalau pemimpinnya terkaget-kaget, enggak cepat merespon, enggak cepat belajar mengenai perubahan-perubahan itu, kita ditinggal. Kita juga butuh pemimpin yang bisa bereaksi cepat, dan butuh pemimpin yang goal oriented, result oriented, bukan procedure oriented yang bertele-tele. Dan kita harapkan training-training yang nanti akan kita lakukan secara besar-besaran lahir para reformis pembawa perubahan-perubahan, bisa mengantisipasi adanya perubahan-perubahan yang mau membuat sistem itu menjadi sederhana. Karena dalam perubahan-perubahan dunia yang sangat cepat seperti sekarang ini, kita butuh kebijakan yang bisa kita putuskan cepat, bukan justru kita memproduksi regulasi yang sebanyak-banyaknya yang justru mempersulit kita sendiri dalam mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang ada. Tapi saya yakin dengan perubahan-perubahan yang ada kita bisa merespons sangat cepat terhadap adanya perubahan-perubahan. Dan kembali lagi ingin saya sampaikan bahwa ke depan bukan negara kuat yang akan mengalahkan negara yang lemah, bukan negara yang besar yang akan mengalahkan negara yang kecil, tetapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.”

    Tempo kemudian mencari konteks dari pidato tersebut dengan memfragmentasi video itu menjadi sejumlah gambar dengan tool InVID, lalu menelusuri gambar-gambar ini dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa pidato Presiden Jokowi dalam video tersebut disampaikan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center pada 27 November 2018. Video ini pernah dimuat oleh akun YouTube BI.

    Salah satu poin penting yang disampaikan Jokowi dalam pidato itu adalah bahwa para pemimpin di Indonesia harus dapat beradaptasi dan berinovasi terhadap begitu cepatnya perkembangan teknologi. Dalam pidato tersebut, Jokowi sama sekali tidak menegur OJK atau SWI agar tidak menyusahkan rakyat Indonesia di masa pandemi Covid-19. Pidato ini pun disampaikan jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19 pada akhir Desember 2019.

    Video yang sama juga pernah ditayangkan oleh situs media CNBC Indonesia pada tanggal yang sama dengan judul “Saat Jokowi Memuji Keberanian BI Naikan Suku Bunga”. Berita terkait isi pidato Jokowi dalam Pertemuan Tahunan BI pada 2018 itu pun pernah dimuat oleh Kompas.com.

    Dilansir dari Kompas.com, Presiden Jokowi mengatakan, dalam menghadapi tantangan revolusi industri 4.0, Indonesia harus dipimpin oleh figur dengan kriteria khusus agar tidak tertinggal dari negara-negara lain. “Kita butuh pemimpin-pemimpin, orang-orang seperti apa? Agen-agen transformasi seperti apa? Baik itu di level desa, kabupaten/kota, provinsi, maupun di nasional? Di level manajerial di BUMN, di perusahaan swasta? Seperti apa yang kita butuhkan?”

    Pertama, menurut Jokowi, Indonesia membutuhkan pemimpin yang berpikiran terbuka. Sebab, dalam menghadapi sesuatu yang baru dan tidak pernah ada sebelumnya, dibutuhkan fleksibilitas. Selain itu, kata dia, Indonesia membutuhkan pemimpin yang siap menghadapi produk revolusi industri 4.0, seperti advanced robotic, virtual reality, dan cryptocurrency. “Kalau pemimpinnya terkaget-kaget, enggak cepat merespons, enggak cepat mempelajari perubahan-perubahan itu, kita ditinggal,” ujar Jokowi.

    Kesimpulan

    Presiden Jokowi sama sekali tidak menegur OJK maupun SWI agar tidak menyusahkan rakyat di tengah pandemi Covid-19 di video tersebut. Pidato ini pun disampaikan jauh sebelum munculnya pandemi Covid-19 pada akhir Desember 2019. Presiden Jokowi hanya mengingatkan para pemimpin di Indonesia untuk beradaptasi di era revolusi industri 4.0.

    Rujukan