• (GFD-2021-6718) [SALAH] Kota Tarakan Kalimantan Utara Bebas Covid-19

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/04/2021

    Berita

    Telah beredar sebuah unggahan di Facebook oleh akun DrLois yang mengatakan bahwa Kota Tarakan, Kalimantan Utara bebas dari Covid-19. Dalam narasi tersebut mencantumkan sebuah foto tangkapan layar yang mengatakan bahwa sudah tidak ada kasus Covid-19 di Kota Tarakan. Narasi dalam unggahan tersebut mengatakan bahwa bebasnya Kota Tarakan dari kasus Covid-19 karena para dokter di Kota Tarakan yang melakukan uji coba sendiri dan membuktikan bahwa alat uji swab antigen PCR tidak dapat mendiagnosa secara akurat. Narasi dalam unggahan tersebut juga mengatakan bahwa dokter di Kota Tarakan tidak memberikan obat kepada orang yang sudah bergejala Covid-19, yang membuat Kota Tarakan bebas dari Covid-19.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, per 12 April 2012 persentase kasus Covid-19 di Provinsi Kalimantan Utara mencapai angka 0.7% dengan besaran kasus sebanyak 11.398. Dari besaran kasus tersebut, Kota Tarakan merupakan kota dengan kasus positif Covid-19 tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara. Melansir dari situs resmi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kalimantan Utara, per 14 April 2021 kasus positif Covid-19 di Kota Tarakan mencapai 5.980 kasus. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa Kota Tarakan bebas dari Covid-19.

    Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa unggahan Facebook oleh akun DrLois tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Pernyataan tersebut tidak benar. Melansir dari situs resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, persentase kasus Covid-19 di Kalimantan Utara sebesar 0,7% dengan jumlah kasus sebanyak 11.398 kasus.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6717) [SALAH] Tautan Pendaftaran Subsidi Listrik PLN

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 15/04/2021

    Berita

    Beredar sebuah tautan melalui pesan WhatsApp mengenai pendaftaran subsidi listrik dari PLN. Dalam pesan tersebut, disebutkan bahwa subsidi listrik akan diberikan kepada pelanggan yang berlangganan listrik dengan daya 450VA dan 900VA. Pesan tersebut juga menyatakan bahwa periode pemberian subsidi adalah hingga 14 Mei 2021.

    NARASI:
    “Subsidi Listik Pintar PLN Persero
    Berlaku hingga 14 Mei 2021
    https :// tokenpln .shop/ index.php?appPLN&data1ID=135 Subsidi listrik untuk rumah tangga dengan daya 450VA dan 900VA”
    Subsidi PLN
    Token listrik gratis
    Listrik gratis pln
    Gratis listrik prabayar
    Program loyalitas pln
    PLN Subsidi Listrik Pemerintah!

    Hasil Cek Fakta

    PLN melalui akun media sosial resminya menegaskan bahwa tautan tersebut adalah hoaks. Melansir dari Kompas, Senior Manager General Affair PLN UID Jatim, A Rasyid Naja menyatakan bahwa subsidi listrik akan langsung otomatis didapatkan oleh pelanggan pascabayar berupa diskon tagihan rekening listrik, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan pendaftaran melalui tautan apapun. Rasyid juga menyatakan bahwa periode pemberian subsidi listrik PLN adalah dari bulan April hingga Juni 2021, sesuai dengan surat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Dengan demikian, tautan yang beredar melalui pesan WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    PLN melalui akun media sosial resminya menegaskan bahwa tautan tersebut adalah hoaks. Pihak PLN juga menyatakan bahwa subsidi listrik akan langsung otomatis didapatkan oleh pelanggan pascabayar berupa diskon tagihan rekening listrik, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan pendaftaran melalui tautan apapun.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6716) [SALAH] Pesan Berantai Janjikan Bantuan Rp 5,5 Juta dari Bank BRI

    Sumber: WhatsApp
    Tanggal publish: 15/04/2021

    Berita

    Beredar di media sosial dan aplikasi percakapan pesan berantai yang menjanjikan uang Rp. 5.500.000 dari Bank BRI. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

    Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Matho Flamboyan. Dia mempostingnya di Facebook pada 15 April 2021.

    Dalam postingannya terdapat tautan: "https://i-vip1.top/wj/11wm123/?p=1"

    Saat diklik tautan tersebut terdapat narasi:

    "Kami secara acak memilih 100 pengguna setiap hari untuk memberi Anda bantuan keuangan. Mohon hargai kesempatan Anda! Klik untuk melihat apakah Anda memenuhi syarat. :Rp.5.500.000"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menghubungi pihak BRI. Mereka membantah telah mengadakan program yang beredar di pesan berantai.

    "Atas beredarnya informasi tersebut, dapat kami pastikan bahwa hal tersebut tidak benar," ujar Corporate Secretary Bank BRI, Aestika Oryza Gunarto saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com, Kamis (15/4/2021).

    Ia pun mengingatkan masyarakat waspada terkait banyaknya penipuan yang mencatut nama Bank BRI.

    "Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengimbau nasabah BRI dan masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap berbagai informasi dengan sumber yang tidak dapat dipertanggung jawabkan," ujarnya.

    Kesimpulan

    Pesan berantai yang menjanjikan uang Rp. 5.500.000 dari Bank BRI adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6715) [SALAH] Pentagon Ciptakan Mikrochip Deteksi Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 15/04/2021

    Berita

    Beredar di media sosial postingan terkait informasi bahwa Pentagon membuat microchip untuk mendeteksi covid-19. Postingan ini ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.

    Salah satu akun yang membagikannya bernama Rocka Philia. Dia mengunggahnya di Facebook pada 14 April 2021.

    Dalam postingannya terdapat narasi:

    Mikrochip Covid Penemuan Pentagon

    Ilmuwan Pentagon yang bekerja di dalam unit rahasia yang didirikan sejak masa perang dingin telah membuat mikrochip yang akan mendeteksi infeksi covid-19. Selain mikrochip, tim ini juga mengklaim memiliki filter revolusioner yang dapat mengeluarkan virus dari darah saat dipasang dengan mesin dialisis.

    Tim di Defence Advance Research Projects Agency (DARPA) telah bekerja selama bertahun-tahun untuk mencegah dan mengakhiri pandemi.

    MASIH BERFIKIR SEMUA INI HANYALAH KARANGAN PENIKMAT TEORI KONSPIRASI?"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Fact Check: Did the Pentagon Develop a COVID-Detecting Microchip?" yang tayang di Newsweek.com pada 14 April 2021.

    Di sana terdapat penjelasan dari Dr. Matt Hepburn, dokter militer Amerika Serikat (AS) yang bekerja untuk DARPA. Ia menjelaskan pernyataannya telah banyak disalahartikan di media sosial.

    Teknologinya memang benar ditanam tersembunyi di bawah kulit namun bukan mikrochip dan tidak bisa mendeteksi covid-19 secara khusus.

    "Tidak ada mikrochip, tidak ada elektronik, tidak ada yang semacam itu. Teknologi tidak akan memberi tahu Anda jika Anda menderita influenza atau jika Anda menderita covid-19," ujar Hepburn.

    Teknologi tersebut sebenarnya adalah hidrogel, zat seperti spons yang dirancang memiliki komposisi yang mirip dengan jaringan di sekitarnya sehingga tubuh tidak berusaha menolaknya.

    Dengan menggunakan reaksi kimia, hidrogel dapat diubah untuk merespons sejumlah zat dalam tubuh. Saat menyala, cahaya bersinar sangat redup dan cahaya ini kemudian dapat dideteksi menggunakan sensor yang ditempatkan di luar kulit.

    Salah satu zat jaringan yang dapat dideteksi oleh hidrogel adalah laktat. Hepburn mengatakan kadar laktat ini dapat menunjukkan apakah seseorang akan sakit.

    "Saat seseorang sakit maka tingkat jaringan laktat akan meningkat dan jika naiknya cukup tinggi maka Anda sakit parah dengan sangat cepat. Teknologi ini hanya memberitahu bawah mungkin ada sesuatu yang salah dengan diri Anda," ujar Hepburn.

    "Anda bisa memeriksanya lagi dengan tes covid-19 yang ada atau tes untuk penyakit lain sehingga bisa dibuat diagnosis khusus patogen apa yang membuat Anda sakit."

    Hepburn juga menganalogikan teknologi ini seperti indikator pada mobil. "Ini tidak memberi tahu Anda apa yang salah dengan mesin Anda, tetapi sinyal untuk 'Anda mungkin ingin melihatnya.'"

    Selain itu Hepburn juga menjelaskan teknologi ini dikembangkan antara lembaga pemerintah AS seperti DARPA dan JPEO-CBRND tempat Hepburn bekerja dengan perusahaan bioteknologi swasta yang berbasis di California, Profusa.

    Selain itu terdapat juga penjelasan Hepburn dalam artikel "Pentagon develops microchip that detects COVID under your skin" yang tayang di nypost.com.

    "Teknologi ini tidak akan dipakai di luar Departemen Pertahanan. Ini seperti sebuah sensor di mobil. Ini bukan microchip pemerintah yang ditakuti untuk melacak setiap gerakan Anda, tetapi gel seperti tisu yang direkayasa untuk terus menguji darah Anda." ujar Hepburn.

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut Pentagon membuat mikrochip untuk mendeteksi covid-19 adalah tidak benar. Faktanya teknologi biosensor kimia ini bukan hanya untuk mengukur apakah seseorang akan sakit covid-19 atau tidak tetapi juga bisa untuk penyakit lain.

    Rujukan