• (GFD-2021-6722) [SALAH] Surat Panggilan Wawancara Seleksi Karyawan PT Angkasa Pura II April 2021

    Sumber: Pesan Berantai
    Tanggal publish: 16/04/2021

    Berita

    Telah beredar surat panggilan wawancara seleksi karyawan yang mengatasnamakan PT Angkasa Pura II. Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa penerima surat dapat mengikuti tes seleksi calon karyawan dengan memenuhi berbagai syarat dan ketentuan. Calon karyawan yang mengikuti seleksi tersebut juga akan mendapat fasilitas dari PT Angkasa Pura II (Persero) berupa biaya transportasi dan akomodasi dengan sistem reimburse.

    Lowongan diangkasa pura

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, PT Angkasa Pura II melalui akun Twitter resmi Contact Center AP II (@contactap2) memastikan bahwa saat ini pihaknya belum membuka kembali lowongan pekerjaan. Informasi lowongan pekerjaan dapat diakses melalui situs resmi http://angkasapura2.co.id pada konten informasi karir. Selain itu, PT Angkasa Pura II juga tidak pernah memungut biaya kepada calon peserta dalam proses perekrutan dan meminta masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap lowongan pekerjaan yang mengatasnamakan PT Angkasa Pura II.

    Informasi palsu seputar lowongan pekerjaan PT Angkasa Pura II sebelumnya pernah dibahas dalam beberapa artikel Turn Back Hoax berjudul [SALAH] Lowongan Kerja PT Angkasa Pura II (Persero) untuk 19 Posisi dan [SALAH] Surat Panggilan Wawancara Kerja Oleh PT Angkasa Pura II Juni 2020.

    Dari berbagai fakta yang telah dijabarkan, surat yang mengatasnamakan PT Angkasa Pura II itu dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu.

    Kesimpulan

    Surat palsu. Faktanya, pihak PT Angkasa Pura II mengonfirmasi bahwa saat ini belum dibuka kembali lowongan pekerjaan. Informasi lowongan pekerjaan dapat diakses melalui situs resmi PT Angkasa Pura II di http://angkasapura2.co.id pada konten informasi karir.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6721) [SALAH] WHO Ungkapkan Bahwa Hasil Tes PCR adalah Cacat

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 16/04/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan di media sosial Instagram yang menyatakan, WHO telah menegaskan bahwa test PCR Covid-19 berbasis jumlah ambang batas Ct yang selama ini telah dilakukan ternyata memiliki hasil yang cacat. Akun bernama Rippedgymarchive yang membagikan unggahan ini pun menambahkan bahwa estimasi pasien yang terdeteksi positif melalui tes ini, dan lockdown yang telah dilaksanakan, adalah sebuah kekeliruan yang tidak berdasar.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim ini ternyata hoaks. WHO sampai hari ini tidak pernah menyatakan bahwa tes PCR merupakan tes yang cacat dan sama sekali tidak menjadi penentu seseorang dinyatakan positif Covid-19 atau tidak.

    Melansir dari media FullFact, tes positif dengan nilai Ct tinggi mungkin menunjukkan jumlah RNA virus terdeteksi yang sangat kecil pada pemeriksaan awal mereka, dan mungkin tidak menular atau sedang mengalami infeksi aktif. Namun, ada skenario klinis lain yang menunjukkan bahwa nilai Ct tinggi pada seseorang, masih memungkinkan untuk dapat menularkan atau yang mungkin segera menjadi menular.

    Tes PCR terkadang dapat menunjukkan bahwa seseorang tidak tertular virus ketika mereka terinfeksi (negatif palsu). Mereka juga dapat menunjukkan bahwa seseorang terkena virus padahal tidak (positif palsu). Sulit untuk mengatakan berapa banyak negatif palsu dan positif yang dihasilkan oleh tes PCR. Maka dari itu, tetap diperlukan pemeriksaan lanjutan terkait hasil tes ini.

    WHO dalam rilis informasi terbarunya pada Januari 2021 pun menyatakan hal yang sama.

    “…Diperlukan interpretasi yang cermat terhadap hasil positif yang lemah. Jika hasil tes tidak sesuai dengan presentasi klinis, spesimen baru harus diambil dan diuji ulang menggunakan teknologi NAT yang sama atau berbeda.”

    Pernyataan yang terbaru itu pun tidak menarik imbauan terkait penggunaan tes PCR, atau menyatakan bahwa tes PCR benar-benar valid. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa WHO menekankan untuk tetap melihat keselarasan antara hasil tes dengan kondisi pasien positif secara nyata.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebut bahwa WHO memberi pernyataan terkait hasil tes PCR memiliki hasil yang cacat adalah hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
    Klaim tersebut salah. WHO dalam rilis terbarunya terkait tes PCR hanya menekankan bahwa jika terdapat perbedaan antara hasil tes dengan presentasi klinis pasien, bukan terkait hasil tes PCR yang cacat.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6720) [SALAH] Judi Casino Halal di Arab Saudi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/04/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Yeyen Eka, yang menarasikan bahwa Arab Saudi menghalalkan Judi Casino. Dalam postingannya tersebut disertai gambar para pria berpakaian tradisional Arab sambil bermain kartu.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran terkait, para pria tersebut tidak sedang bermain judi Casino. Permainan yang dimainkan adalah kartu Baloot. Beberapa foto yang ditampilkan memperlihatkan momen turnamen kartu Baloot yang diselenggarakan di Riyadh, tahun 2018.

    Turnamen tersebut diselenggarakan selama 4 hari dengan diikuti lebih dari 12.000 pemain dengan total hadiah sebesar satu juta riyal Saudi ($ 270.000) untuk empat tim teratas. Dilansir dari arabnews.com, turnamen kartu baloot di tahun 2018 merupakan yang pertama kali diadakan di Arab Saudi.

    Pembukaan turnamen dihadiri seorang Ulama senior, Sheikh Adel al-Kalbani. Hal ini sebagai langkah pemerintah setempat untuk meredam kritik kalangan konservatif, yang melarang diadakannya permainan kartu dan catur meski tidak mengandung unsur judi. Kedatangan Sheikh Adel al-Kalbani untuk menunjukkan bahwa permainan Baloot diperbolehkan dalam Islam.

    Baloot merupakan permainan kartu populer di kalangan pemuda di Teluk Persia. Baloot sebenarnya sama seperti permainan Belote dari Perancis. Meski begitu, Baloot tidak sama dengan permainan judi Casino. Sampai saat ini perjudian di Arab Saudi hukumnya ilegal.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan, klaim Yeyen Eka bahwa judi casino halal di Arab Saudi adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
    Bukan Judi Casino yang dimainkan. Para pria yang mengenakan pakaian tradisional Arab tersebut sedang bermain kartu Baloot pada sebuah event turnamen di tahun 2018. Permainan judi masih dilarang keras di Arab Saudi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6719) [SALAH] Ritual Kaparot Dilakukan dengan Proses Menyemburkan Tahi Ayam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/04/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama “Aries Ikawati Arifah” di grup INDONESIA BERSUARA. Dalam postingannya tersebut memperlihatkan video prosesi upacara Kaparot. Upacara Kaparot adalah tradisi ritual keagamaan umat Yahudi yang dilakukan sebelum Yom Kippur (Hari Penebusan). Postingan video dari Aries ditambahkan pula narasi bahwa upacara Yom Kippur dilakukan dengan cara menyemburkan tahi ayam, dengan penyemburan tahi ayam dipercaya dosa manusia tersebut akan berpindah ke ayam.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, diketahui bahwa selama prosesi upacara Kaparot berlangsung, tidak ada sesi penyemburan tahi ayam. Proses sesungguhnya yakni, seekor ayam diputar di atas kepala selama 3 kali putaran. Selama putaran berlangsung, ayam sama sekali tidak mengeluarkan tahi. Setelah itu, ayam yang digunakan sebagai ritual tersebut disembelih dan dagingnya dibagikan kepada masyarakat miskin untuk dimakan.

    Kapparot secara kebahasaan berarti “penebusan”. Ritual yang telah berusia berabad-abad ini masih dilakukan setiap tahun oleh umat Yahudi Ortodoks sebelum perayaan Yom Kippur atau disebut Hari Penebusan. Ritual Kaparot secara simbolis dilakukan untuk mentransfer dosa seseorang ke seekor ayam. Meski begitu sebagian Rabbi Yahudi menentang tradisi ini karena mengandung ritual paganisme dan perlakuan kekerasan terhadap hewan.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa, klaim Aries Ikawati Arifah bahwa ritual Kaparot dilakukan dengan menyemburkan tahi ayam adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
    Informasi palsu. Tidak ada bagian penyemburan tahi ayam selama prosesi Kaparot berlangsung. Ritual Kaparot dilakukan dengan cara mengayunkan ayam hidup sebanyak tiga kali di atas kepala, ayam betina untuk wanita dan ayam jantan untuk laki-laki. Setelah diayunkan, ayam tersebut kemudian disembelih dan dibagikan kepada orang-orang miskin.

    Rujukan