• (GFD-2021-7018) [SALAH] Suntikan Vaksin Kosong di Indonesia

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 31/05/2021

    Berita

    “Minta pendapat ton, kopid berbahaya ga ton?”
    Suntikan kosong
    Suntik vaksin bohong
    Suntik vaksin kosong

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video dari media sosial Instagram dengan nama akun Infobanglibali, yang memperlihatkan seorang perawat menyuntikkan vaksin tampa injeksi kepada seorang pasien vaksinasi. Video ini menunjukkan bahwa sang perawat menyuntikkan jarum yang kosong kepada pasien laki-laki tersebut. Video tersebut pun telah dilihat sebanyak 8 ribu kali, dengan berbagai tanggapan di kolom komentar.

    Namun setelah menelusuri terkait kebenaran video tersebut, diketahui bahwa video itu bukan berasal dari Indonesia. Melalui laman pencarian gambar Google, terdapat sebuah artikel berita dari media terchap.com yang menjelaskan terkait video viral tersebut.

    Diketahui bahwa videon tersebut terjadi di Pusat Vaksinasi Mucho Lote di Guayaquil, Ekuador pada hari Minggu, 25 April 2021. Dijelaskan pula bahwa pria di dalam video tersebut memang tidak mendapatkan suntikan vaksin dari perawat.

    Pria ini diduga menyuap perawat untuk memotong antrian agar mendapatkan vaksinasi COVID-19 sebelum gilirannya. Namun, perawat malah memberinya suntikan palsu, secara harfiah menusuk jarum di bahunya tanpa benar-benar menyuntikkan apa pun. Ini mungkin karena dosis vaksin sangat terbatas, dan akan di bawah pengawasan ketat sehingga dosis yang hilang akan diperhatikan.

    Sekretaris Jenderal Kepresidenan Ekuador, Jorge Wated Reshuan pun membenarkan bahwa perawat yang melakukan suntikan palsu tersebut telah ditangkap. Pria yang merekam video dirinya itu pun juga ditangkap.

    Dari penelusuran di atas dapat disimpulkan bahwa video penyuntikkan vaksin kosong tersebut merupakan hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan. Hal tersebut karena video tersebut bukan terjadi di Indonesia.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Berita tersebut keliru. Video penyuntikkan vaksin kosong tersebut bukan terjadi di Indonesia, namun di Pusat Vaksinasi Mucho Lote di Guayaquil, Ekuador.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7017) [SALAH] Bendera Israel Dibakar Rakyatnya Sendiri Karena Konflik dengan Palestina

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/05/2021

    Berita

    Bismillah

    BENDERA ISR4HELL 🇮🇱
    DI BAKAR RAKYATNYA SENDIRI😂
    APA KABAR Y4Hud1 PESEK😅
    Sepertinya gak bakal cair ini dananya🤣🤣

    #palestine🇸🇩
    #freepalestine🇸🇩
    #savepalestine🇸🇩
    #savealaqsha🇸🇩🇸🇩🇸🇩✊✊✊🇮🇩🇮🇩🇮🇩

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Bin Syam, yang membagikan postingan berupa video disertai narasi yang menyatakan bahwa rakyat Israel membakar benderanya sendiri, ia juga menampilkan hashtag bertema dukungan terhadap Palestina, seperti #palestine #freepalestine #savepalestine #savealaqsha.

    Dalam videonya memperlihatkan, sejumlah orang-orang Yahudi Ortodoks yang memakai pakaian dengan ciri khas umatnya. Dalam video yang berdurasi 1 menit, orang-orang Yahudi tersebut membakar bendera Israel sambil mengucap dengan bahasa Ibrani.

    Bin Syam kemudian menghubungkan pembakaran bendera Israel dengan peristiwa konflik Israel-Palestina yang terjadi sejak 10 Mei lalu, dapat diketahui dari narasinya yang mencantumkan hashtag bertema pembebasan Palestina.

    Meski begitu setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, video tersebut tidak ada hubungannya dengan konflik Israel-Palestina. Hasil penelusuran gambar menggunakan Google search image, ditemukan video tersebut beredar sejak Juli 2019. Beberapa pengguna media sosial di Twitter, seperti akun @ahmeturndu telah membagikan video yang sama persis pada 5 Juli 2019.

    Salah satu media berbahasa Turki, gaste24.com, pada 4 Juli 2019 mengabarkan peristiwa pembakaran bendera Israel oleh sejumlah umat Yahudi dengan judul berita “Yahudi Membakar Bendera Israel” kemudian diberikan keterangan:

    “Demonstrasi di Israel untuk memprotes kematian seorang anak Ethiopia karena peluru polisi semakin membludak”. Dalam berita tersebut juga disertai video yang sama persis sebagaimana postingan Bin Syam.

    Media Turki lainnya yakni ahaber.com.tr, mengupload video yang sama dalam sebuah artikel beritanya yang berjudul “Ultra-Ortodoks Yahudi Membakar Bendera Israel”, diunggah pada 4 Juli 2019 pukul 16:57. Dalam artikel tersebut memberitakan, seorang anak Israel (19 tahun) keturunan Ethiopia ditembak mati oleh polisi yang sedang tidak betugas, pada hari Minggu di kota Kiryat Haim, Israel.

    Penelusuran pun berlanjut untuk mencari konteks peristiwa lebih lengkap. Dengan menggunakan kata kunci berbahasa Inggris yakni “Ethiopian-Israelis protest”. Ditemukan artikel berita dari nytimes.com, berjudul “Ethiopian-Israelis Protest for 3rd Day After Fatal Police Shooting” (hari ketiga protes Ethiopian-Israelis setelah penembakan fatal oleh polisi), diunggah pada 3 Juli 2019.

    Diberitakan saat itu, Solomon Tekah yang berusia 18 tahun sedang pergi bersama teman-temannya di Pelabuhan Utara Kota Haifa, pada hari Minggu. Pertemuan para pemuda tersebut telah menimbulkan kericuhan, seorang polisi yang sedang berlibur bersama istri dan anaknya akhirnya turun tangan. Seorang dari mereka melemparkan batu, sehingga membuat polisi itu merasa terancam. Polisi tersebut kemudian mengeluarkan pistol dan menembakkan ke arah Solomon Tekah, menyebabkan Solomon Tekah tewas.

    Solomon Tekah adalah keturunan Ethiopia yang bermigrasi ke Israel pada 2012. Protes publik terhadap penembakan tersebut tidak hanya ditengarai protes tindak kekerasan aparat setempat, namun juga protes terhadap tindak diskriminasi terhadap warga keturunan Ethiopia di Israel.

    Dilansir dari ahaber.com.tr,z Ultra-Yahudi Ortodoks yang membakar bendera Israel sebagaimana video yang beredar di media sosial, menyatakan bahwa negara Israel tidak mewakili keseluruhan orang Yahudi dan bahwa negara tersebut adalah negara Zionis yang juga tidak aman bagi mereka.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Bin Syam adalah Hoaks dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
    Bukan karena konflik dengan Palestina yang terjadi baru-baru ini. Bendera Israel tersebut dibakar oleh sejumlah umat Yahudi Ultra-Ortodoks di negaranya, Israel, untuk memprotes penembakan polisi setempat kepada warga berkulit hitam keturunan Ethiopia, Solomon Tekah, pada tahun 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7016) [SALAH] Video Gerhana Bulan 2021 di Benua Arktik

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 30/05/2021

    Berita

    [diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia]

    “Fenomena ini terlihat di Arktik.. yang terletak di antara wilayah Rusia & Kanada. Bulan muncul sebesar ini dan menghilang selama kira-kira 30 detik. Fenomena yang menakjubkan”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Twitter dengan nama pengguna bibik24hours mengunggah sebuah video yang menunjukkan bulan berukuran raksasa tengah melintasi langit dan kemudian menghilang. Unggahan tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa fenomena tersebut terjadi di Benua Arktik, Kutub Utara, saat gerhana bulan pada 26 Mei 2021 lalu.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan hasil suntingan oleh seorang ahli CGI, bukan merupakan video gerhana bulan di Benua Arktik pada 26 Mei 2021 lalu. Video serupa pertama kali diunggah oleh akun TikTok ahli CGI tersebut, aleksey__nz, pada 17 Mei 2021.

    Artikel dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Snopes dengan judul artikel “Does Video Show Giant Moon Blocking the Sun Over the Arctic?” dan mengkategorikannya sebagai ‘false’.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Twitter dengan nama pengguna bibik24hours tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Video tersebut merupakan hasil suntingan oleh seorang ahli CGI yang pertama kali diunggah melalui akun TikTok pada 17 Mei 2021, bukan merupakan video gerhana bulan di Benua Arktik pada 26 Mei 2021 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7015) [SALAH] Tautan Subsidi Pulsa dan Kuota Kemendikbud Periode Lebaran

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 30/05/2021

    Berita

    “https://kuotabelajaronline[dot]club/?v=105GigaBytes

    KEMENDIKBUD
    *Program kuota belajar pulsa 200RB dan kuota 125GB untuk dosen, guru, siswa, mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode lebaran!
    Batas akhir *2021-6-25”
    Subsidi kuota gratis Kemdikbud

    KEMENDIKBUD BAGI KUOTA GRATIS
    Kuota gratis Kemendikbud

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar kembali pesan berantai melalui WhatsApp berisi informasi dan tautan program kuota kuota 125GB dan pulsa sebesar Rp200.000 untuk dosen, guru, siswa, dan mahasiswa selama pembelajaran jarak jauh periode lebaran. Program yang diklaim berasal dari Kemendikbud itu dilaksanakan sampai 25 Juni 2021. Setelah tautan dibuka, calon penerima diharuskan mengikuti petunjuk yang ada pada laman tersebut.

    Berdasarkan hasil penelusuran, tautan tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar dan bukan tautan resmi milik Kemendikbud. Mengutip dari Liputan6, Plt Kepala Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud Hasan Chabibie menyatakan, informasi subsidi kuota internet bagi siswa, mahasiswa, guru, dan dosen hanya dapat diakses pada situs kuota-belajar.kemdikbud.go.id.

    “Informasi resmi hanya ada di kuota-belajar.kemdikbud.go.id,” pungkas Hasan.

    Informasi serupa terkait bantuan kuota internet dan pulsa sebelumnya pernah dibahas oleh Turn Back Hoax pada artikel berjudul [SALAH] Bantuan Pulsa dan Kuota Belajar Kemendikbud Periode Bulan Maret dan [SALAH] Link Program Bantuan Pulsa 200 Ribu dan Kuota 75 GB.

    Dari berbagai fakta yang telah dipaparkan, pesan berantai terkait program kuota internet dan pulsa Kemendikbud dapat dikategorikan sebagai konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, tautan tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar dan telah dikonfirmasi oleh pihak Kemendikbud.

    Rujukan