• (GFD-2021-7406) [SALAH] Hasil Perhitungan Data Orang yang Sudah Divaksinasi Lebih Banyak Terpapar Varian Delta dan Peluang Kematian Lebih Tinggi

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 14/08/2021

    Berita

    Beredar sebuah artikel online dari dailyexpose.co.uk yang mengklaim data Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksinasi lengkap atau mendapatkan dua dosis lebih banyak terpapar Varian Delta dan lebih rentan untuk meninggal.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri klaim tersebut salah. Faktanya dilansir dari apnews.com Public Health England (PHE) tidak pernah menunjukkan data orang yang divaksinasi lebih rentan meninggal akibat varian delta virus corona. Sebaliknya, data, yang diterbitkan pada 18 Juni 2021, menunjukkan vaksin Pfizer dan AstraZeneca sangat efektif mengurangi gejala Covid-19 varian delta.

    Dilansir dari afp.com, juru bicara Public Health England, James McCreadie, mengonfirmasi bahwa cara menghitung persentase data tersebut salah. Devon Greyson dari Fakultas Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat Universitas British Columbia menjelaskan bahwa perhitungan data dalam artikel tersebut salah dan berakibat fatal dalam pengambilan kesimpulan.

    Media publikasi tersebut menghitung tingkat kematian yang menerima suntikan dengan membagi jumlah kematian akibat varian delta yang sudah divaksin dengan jumlah pasien yang sudah divaksinasi yang masuk rumah sakit.

    Menurut Greyson, seharusnya penyebut yang benar adalah total populasi Inggris yang divaksinasi. Demikian pula, untuk menghitung tingkat kematian orang yang tidak divaksinasi, penyebutnya adalah jumlah total orang yang tidak divaksinasi.

    Greyson menyamakan skenario dengan mengukur efektivitas sabuk pengaman. Misalnya, bayangkan populasi 1.000, yang terdiri dari 900 orang memakai sabuk pengaman dan 100 tidak. Jika sabuk pengaman tidak berfungsi, sembilan kali lebih banyak kematian kendaraan bermotor akan terjadi pada kelompok sabuk pengaman karena mengandung proporsi populasi yang lebih besar.Namun, karena sabuk pengaman memang memberikan perlindungan, kelompok orang yang tidak memakainya bertanggung jawab atas lebih dari bagian kematiannya. Logika yang sama berlaku untuk kelompok yang divaksinasi dan tidak divaksinasi.

    Dengan demikian, klaim orang yang sudah divaksinasi lebih banyak terpapar varian delta dan peluang kematian lebih tinggi merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah. Setelah ditelusuri, melalui apnews.com, tidak ada bukti bahwa orang yang sudah divaksinasi lebih rentan meninggal akibat terpapar varian Delta Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7405) [SALAH] Presiden, Menteri Agama, dan TV Nasional Tidak Mengucapkan Tahun Baru Islam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/08/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan di Facebook yang mengklaim bahwa Presiden, Menteri Agama, dan TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya tidak mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam pada kesempatan 1 Muharram 1443H yang bertepatan pada Rabu, 10 Agustus 2021.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya melalui media sosial resminya Presiden Joko Widodo mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1443H. Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa hijrahnya Rasulullah Saw. dapat dijadikan pelajaran dan renungan bahwa dibutuhkan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan, “Perbedaan latar belakang sosial dan budaya justru menjadi kekuatan,” tulis Presiden dalam takarirnya.

    Kemudian, melalui media sosial resmi Kementerian Agama, Yaqut Cholil memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam melalui video. Pada kesempatan tersebut Menteri Agama mengajak untuk memperkuat spirit hijrah dengan gotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19, “Spirit hijrah salah satunya adalah kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.” Ujar Menteri Agama dalam Videonya.

    Selain itu, setelah ditelusuri TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam Rabu, 10 Agustus 2021.

    Dengan demikian klaim Presiden, Menteri Agama, dan TV nasional tidak mengucapkan Tahun Baru Islam merupakan hoax dengan kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah, faktanya melalui akun media sosial pribadinya Presiden Joko Widodo memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Yaqut Cholil, melalui media sosial resmi Kementerian Agama juga memberikan Selamat Tahun Baru Islam.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7404) [SALAH] “Seragam Baru Polri Seragam Lama Coklat untuk Satpam”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/08/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama “Banyu Langit V”, postingannya disertai 3 foto, yakni foto 4 orang berseragam polisi warna biru, beberapa orang Polisi membawa seragam polisi berwarna biru dan gambar anak-anak memakai seragam polisi berwarna biru. Postingan Banyu juga terdapat narasi bahwa seragam biru tersebut adalah seragam baru Kepolisian RI dan seragam coklat digunakan Satpam.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Banyu Langit V adalah hoax.

    Hoax serupa juga beredar sejak Oktober tahun 2020 lalu, yang menarasikan seragam Polisi RI telah berubah warna menjadi biru mirip “Komunis Tiongkok”

    Dilansir dari jawapos.com, keempat orang pada gambar yang mengenakan seragam Polisi berwarna biru tersebut adalah WNA asal Tiongkok yang menyamar sebagai Polisi China untuk melakukan penipuan.

    Kapolres Barelang AKBP Prasetyo Rachmat Purboyo menerangkan, para WNA tersebut beraksi dan menipu para WNA asal Tiongkok di Indonesia, dengan cara menghubungi para korban lewat internet dan video call untuk dimintai transfer sejumlah uang ke rekening bank di Tiongkok.

    “Mereka ini tugasnya menghubungi. Meminta sejumlah uang untuk ditransfer ke rekening di Tiongkok. Korbannya adalah warga negara Tiongkok yang ada di Indonesia,” ujar Kapolres Barelang AKBP Prasetyo.

    Adapun foto para Polisi yang membawa seragam berwarna biru merupakan gambar yang berasal dari artikel portal berita online batamnews.co.id, dengan judul artikel “Pura-pura Jadi Polisi China, Modus Pelaku Cyber Fraud di Batam” dimuat pada Jumat 20 September 2019.

    Masih sehubungan dengan kasus penyamaran WNA asal Tiongkok, artikel dari batamnews.co.id tersebut menginformasikan bahwa pihak Kapolresta Balerang telah menangkap warga asing asal China dan Taiwan berjumlah 47 orang, karena terbukti melakukan penipuan kepada WNA China di Indonesia.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Banyu Langit V adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi Palsu. Faktanya, seragam warna biru yang dipakai keempat orang yang berjejer tersebut digunakan sebagai modus penipuan. Mereka akhirnya ditangkap oleh Kepolisian Barelang karena melalukan aksi penipuan dengan menyamar sebagai Polisi China.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7403) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Artikel Detik.com berjudul “Demokrat protes pesawat Warna merah putih melintas di hambalang”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/08/2021

    Berita

    Akun Facebook bernama J Wiyono pada 4 Agustus 2021 mengunggah postingan 2 gambar yang salah satunya merupakan gambar tangakpan layar sebuah artikel dari detik news. Artikel tersebut berjudul “Demokrat protes pesawat Warna merah putih melintas di hambalang”.

    "cat pesawat"

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri gambar pada postingan Facebook merupakan artikel detik.com yang telah disuting pada bagian judul serta gambar. Artikel Detik.com yang asli mempunyai kesamaan waktu pengunggahan yaitu 3 Agustus 2021 jam 12.46 WIB. Artikel tersebut berjudul “Dengan judul Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah”.

    Lebih lanjut gambar dibawah judul pada postingan Facebook juga merupakan gabungan dari 2 gambar. Gambar pesawat pada postingan Facebook sama dengan gambar pada artikel Kompas.com yang berjudul “Spesifikasi Pesawat Kepresidenan yang Ganti Cat Merah Putih, Apa Kecanggihannya?” yang diunggah pada 6 Agustus, 2021. Dalam artikel terdapat keterangan gambar “Pesawat Boeing 737-8U3 yang menjadi pesawat Kepresidenan RI dengan cat merah putih Abdiel IR”.

    Gambar bangunan yang ada di Facebook sama dengan gambar pada salah satu artikel merdeka.com berjudul “Potret suram mega proyek Hambalang bak ‘rumah hantu'” yang diunggah pada 18 Maret 2016 jika dilihat jelas tidak ada gambar pesawat yang melintas di atas bangunan Hambalang.

    Dengan demikian gambar tangkapan layar detik.com yang diunggah J Wiyono telah disuting dari artikel asli detik.com yang berjudul “Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah” sehingga masuk dalam kategori konten dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Gambar tersebut telah disunting. Faktanya judul artikel asli detik.com adalah “Demokrat Protes Cat Biru di Pesawat Kepresidenan Diganti Merah”.

    Rujukan