• (GFD-2021-7637) [SALAH] Presiden Tunjuk Langsung Gubernur Pengganti Anies

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 02/10/2021

    Berita

    Sebuah video yang berdurasi sekitar 10 menit beredar di media sosial Facebook. Bukan berupa video biasa, tapi berhasil menarik perhatian karena memiliki judul “Proses Pencopotan Anies! PRESIDEN TUNJUK LANGSUNG PENGGANTINYA”. Video ini diklaim menampilkan secara langsung proses pelantikan gubernur baru DKI Jakarta yang akan menggantikan Anies Baswedan.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah menyaksikan video ini sampai habis, tidak ditemukan siaran langsung pelantikan gubernur pengganti Anies sebagaimana diklaim oleh judul video. Di dalam video itu sebagian besar berisi rekaman saat Anies Baswedan dan Sandiaga Uno yang dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 16 Oktober 2017.

    Sampai saat ini tidak ada berita resmi yang mengabarkan terkait pencopotan Anies Baswedan. Narasi di dalam video cenderung mengarah kepada pengalihan kepemimpinan pada Pilkada 2024. “Pejabat gubernur pengganti Anies, diusulkan Tito, dipilih Jokowi.”

    Penjelasan pada video tersebut pun ternyata mengutip berita dari media CNNIndonesia berjudul, “Pakar Soal Pengganti Anies: Diusulkan Tito, Dipilih Jokowi”.

    Terdapat 101 kepala daerah dari 23 provinsi yang akan digantikan oleh pejabat sementara yang ditunjuk. Penunjukan oleh pemerintah pusat ini sesuai dengan aturan dalam Undang Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Penunjukkan ini bukan bersifat permanen, namun bersifat sementara. Hal itu karena ada beberapa kepala daerah yang berakhir masa jabatannya di tahun 2022 dan 2023, sementara pilkada serentak dilakukan di tahun 2024. Kekosongan jabatan inilah yang kemudian akan diisi oleh pejabat pengganti sementara yang ditunjuk oleh pemerintah pusat.

    “Untuk mengisi kekosongan jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota yang berakhir masa jabatannya tahun 2022 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan yang berakhir masa jabatannya pada tahun 2023 sebagaimana dimaksud pada ayat (5), diangkat penjabat Gubernur, penjabat Bupati, dan penjabat Walikota sampai dengan terpilihnya Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota melalui Pemilihan serentak nasional pada tahun 2024.”

    Jadi dapat disimpulkan bahwa judul video yang mengklaim siaran langsung pencopotan Anies Baswedan oleh Presiden Jokowi merupakan informasi hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya Anies tidak dicopot dari jabatannya. Video yang beredar ternyata membahas tentang pengalihan kepemimpinan dalam Pilkada 2024 mendatang.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7636) [SALAH] “Mayoritas Siswa di Jepang Tidak Mendapatkan Ujian dan Tugas Sekolah Hingga Kelas IV SD”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/10/2021

    Berita

    Akun Facebook Ensiklopedia Bebas mengunggah foto yang di dalamnya terdapat narasi bahwa mayoritas siswa di Jepang tidak mendapatkan ujian dan tugas sekolah hingga kelas IV SD. Selain itu, dalam foto itu juga disebutkan anak-anak di Jepang wajib untuk menempuh pendidikan TK di usia 3 tahun. Unggahan yang diunggah pada 21 September 2021 mendapatkan atensi berupa 2,7 rb reaksi, 275 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 374 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi dalam unggahan Facebook Ensiklopedia Bebas tidak benar. Mengutip dari situs Facts and Details, ujian bagi siswa di Jepang bahkan sudah dimulai untuk seleksi masuk ke Taman Kanak-Kanak (TK) dengan menguji kemampuan mereka terkait bentuk, warna buah, angka, dan sikap sopan santun. Selain itu, ditemukan soal-soal ujian siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 1 sampai 6 pada situs Prefektur Okayama dan Saitama yang terdiri dari soal matematika, bahasa, dan sains. Siswa SD di Jepang juga diberikan berbagai tugas sekolah, termasuk pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan di musim panas.

    Di samping itu, klaim unggahan Facebook Ensiklopedia Bebas terkait wajibnya anak-anak di Jepang untuk bersekolah di TK pada usia 3 tahun tidak benar. Mengutip dari Wikipedia dan Insider, pendidikan di Taman Kanak-Kanak tidak wajib untuk diikuti anak-anak Jepang.

    Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Facebook Ensiklopedia Bebas dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, anak-anak sekolah TK dan SD di Jepang mendapatkan ujian dan berbagai tugas yang diberikan pihak sekolah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7635) [SALAH] WHO Merencanakan Modifikasi Genetik Manusia Melalui Vaksinasi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/10/2021

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Abdullah. Ia membagikan sebuah video yang menarasikan bahwa WHO merekomendasikan pengeditan genetik manusia melalui vaksinasi dengan bantuan teknologi rekayasa genetika makhluk hidup yaitu CRISPR/Cas9. Dalam video tersebut juga disebutkan bahwa Bill Gates yang mendalangi rencana pengeditan genom manusia.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim bahwa WHO merencanakan pengeditan genetik manusia melalui vaksinasi menggunakan teknologi CRISPR/Cas9 adalah tidak benar.

    CRISPR/Cas9 atau Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats, memang sebuah metode yang digunakan untuk memodifikasi gen (DNA) di dalam tubuh makhluk hidup. CRISPR dapat digunakan untuk mengobati penyakit, seperti penyakit keturunan cystic fibrosis, kebutaan, malaria, HIV dan juga mendesain calon bayi. Namun selama ini metode CRISPR masih dalam tahap pengembangan dan uji coba, untuk mendapat lisensi keamanan jika diterapkan dalam tubuh manusia.

    Meski begitu, vaksin COVID-19 tidak menggunakan metode CRISPR/Cas9, meski keduanya dapat melawan virus. Hoax ini sebenarnya telah muncul beberapa bulan lalu yang mengaitkan vaksin berbasis m-RNA seperti Pfizer, dapat mengubah DNA atau memodifikasi genetik manusia. Padahal, vaksin Covid-19 yang berbasis m-RNA tidak pernah memasuki ke dalam inti sel, tempat DNA atau materi genetik disimpan.

    Vaksin tipe mRNA membuat sel tubuh memproduksi protein, yang memicu respon imun. Respon imun tersebut akan menghasilkan antibodi, yang melindungi diri dari infeksi saat virus masuk ke dalam tubuh.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim dalam video yang dibagikan Abdullah adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Tidak ada hubungannya dengan vaksinasi. Dalam situs resminya, WHO mengungkapkan tujuan pengeditan genom manusia adalah untuk kesehatan publik, karena potensi manfaat yang besar yakni dapat mendiagnosis penyakit secara lebih cepat dan akurat, perawatan yang lebih tepat sasaran, pencegahan kelainan genetik, dan meningkatkan pengobatan untuk berbagai jenis kanker. Adapun pernyataan bahwa vaksinasi dapat mengubah genetik manusia juga tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7634) [SALAH] “Utsmaniy menjadi pelopor dalam penanganan wabah melalui vaksinasi”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 01/10/2021

    Berita

    Beredar postingan di Twitter oleh akun bernama Afwan Riyadi (@af1_). Postingan Afwan berupa gambar dan disertai narasi bahwa gambar tersebut adalah vaksin yg dikeluarkan Kekhalifahan Utsmaniyyah untuk anak laki-laki berusia 10 tahun. Lebih lanjut, Afwan juga menyebut bahwa Pemerintahan Utsmaniyyah adalah pelopor penanganan wabah melalui vaksinasi.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Afwan Riyadi tidak benar. Vaksin pertama kali diperkenalkan pada tahun 1796 oleh seorang dokter Inggris bernama Edward Jenner. Prosedur medis sebelum itu dikenal dengan “variolasi” atau “inokulasi”.

    Seorang bangsawan dari Inggris yakni Lady Montagu yang pertama kali memperkenalkan metode variolasi di Inggris, ia bercerita melalui surat kepada seorang temannya tentang imunisasi di Turki yang bertanggal 1 April 1717. Dia mengirim surat tersebut kepada sahabatnya Sarah Chiswell di London untuk menjelaskan prosedur medis di Turki untuk menangkal penyakit cacar.

    Dikutip dari AFP, surat dari Lady Montagu menjelaskan mengenai prosedur variolasi,
    “Selanjutnya dia membuka bagian yang tubuh yang diinginkan dengan jarum besar (sakitnya tidak lebih dari luka goresan) dan memasukkan racun ke dalam pembuluh darah sebanyak yang bisa ditampung pada ujung jarum, selanjutnya luka itu dirapatkan dengan cangkak, dan dengan cara ini membuka empat atau lima pembuluh darah.”

    Berdasarkan linimasa pada historyofvaccines.org, website yang dikelola oleh Sekolah Kedokteran Philadelphia, metode variolasi yang juga dikenal dengan “inokulasi”, telah dipraktikkan di Tiongkok, Afrika dan Turki sebelum dikenal di Eropa. Lady Montagu dianggap sebagai orang yang membawa praktik medis tersebut ke Inggris, di mana dia memerintahkan seorang dokter melakukan variolasi pada anak perempuannya di tahun 1721.

    Sedangkan vaksin pertama kali diciptakan oleh Jenner pada tahun 1796 sebagai alternatif variolasi, adalah vaksin sukses pertama di dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia dan Perpustakaan Medik Nasional Amerika Serikat. Vaksin buatan Edward Jenner saat itu digunakan untuk pengobatan penyakit cacar.

    “Vaksin pertama diperkenalkan oleh dokter Inggris, Edward Jenner, yang tahun 1796 menggunakan virus cacar sapi (vaccinia) untuk memberikan perlindungan melawan cacar, virus yang sejenis, pada manusia,” tulis Encyclopaedia Britannica.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Afwan Riyadi adalah SALAH dan dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).

    Informasi Palsu. Vaksinasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1796 oleh seorang dokter Inggris bernama Edward Jenner. Prosedur medis sebelum itu dikenal dengan “variolasi” atau “inokulasi”.

    Rujukan