• (GFD-2024-16747) Benarkah Kemendikbudristek hapus frasa agama dalam rancangan peta jalan 2023-2035?

    Sumber: antaranews.com
    Tanggal publish: 12/03/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan Facebook menarasikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menghapus frasa agama dalam rancangan atau draft peta jalan 2023 – 2035.

    Unggahan tersebut disertai dengan video yang menarasikan MUI terkejut melihat draf peta jalan 2020 – 2035 narasi agama dihapus dan digantikan dengan akhlak dan budaya.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Fix sudah draf Agama dihapus Kemendikbud diganti dgn budaya. Waspadalah Indonesia sdh jd negara komunisluas luasnya agar  Bunda2 dan Bapak2 tdk lg salah jalan dlm menyekolahkan putra putrinya. Waspadalah Indonesia sdh jd negara komunis...”

    Namun, benarkah  Kemendikbudristek menghapus frasa agama dalam dokumen draf peta jalan 2023-2035?

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari laman Kemendikbud, pada tahun 2021 Kemendikbudristek telah merespons isu ini, bahwa tidak benar agama akan dihapus dalam Peta Jalan Pendidikan. Dalam dilihat pada keterangan di setiap halaman bahwa dokumen tersebut masih berupa “draft” dan pada saat itu masih menjadi pembahasan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta 60 organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, asosiasi profesi, institusi pendidikan, organisasi multilateral, dan lainnya” dan pada saat itu masih menjadi pembahasan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta 60 organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, organisasi keagamaan, asosiasi profesi, institusi pendidikan, organisasi multilateral, dan lainnya.

    Mendikbudristek Nadiem Makarim pada 2021 juga sudah pernah merespons dengan menyatakan isu ini tidak benar dan tidak akan pernah Kemendikbud menghapus mata pelajaran agama.

    “Agama bukan hanya hal yang sangat penting, namun hal esensial bagi pendidikan bangsa kita,” kata Nadiem.

    Berdasarkan penelusuran, isu mengenai pelajaran agama di sekolah akan dihapus sudah pernah beredar sejak tahun 2017 dan kembali terulang pada tahun 2019, tahun 2021, tahun 2023, hingga di awal 2024.

    Klaim: Kemendikbudristek hapus frasa agama dalam dokumen draf peta jalan 2023-2035

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-16746) Jakarta sengaja dibuat banjir agar masyarakat dukung IKN, benarkah?

    Sumber: antaranews.com
    Tanggal publish: 12/03/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah narasi di Instagram memuat informasi yang menyebutkan bahwa banjir di Jakarta pada awal Maret 2024, bukanlah kondisi alamiah.

    Namun, merupakan sebuah upaya yang disengaja.

    Narasi Instagram tersebut juga menyatakan tujuan banjir itu dibuat adalah agar masyarakat setuju dengan program pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara, ke Kalimantan Timur.

    Berikut isi unggahan yang dibagikan sejak 2 Maret 2024:

    "SUDAHLAH KAMI GAK BODOH LAGI!! JAKARTA HARUS BANJIR AGAR IKN MENJADI BENAR!!,".

    Benarkah Jakarta sengaja dibuat banjir pada awal Maret 2024, agar program IKN dapat dukungan?

    Hasil Cek Fakta

    Narasi di Instagram soal banjir di Jakarta adalah buatan manusia, merupakan tuduhan yang tidak terbukti.

    Faktanya, pada 1 Maret 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah merilis pengumuman tentang potensi hujan ekstrem di Jakarta pada 1-8 Maret 2024, sebagaimana isi laporan ANTARA.

    Hujan esktrem yang diproyeksikan melanda Jakarta itu dipicu beberapa fenomena atmosfer; seperti aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial di selatan Pulau Jawa bagian barat dalam periode tersebut.

    BMKG, menurut berita ANTARA, juga telah merilis informasi yang memasukkan Jakarta dalam daftar 27 daerah berstatus waspada dampak hujan di Indonesia pada awal Maret.

    Rangkuman data dan informasi itu menjelaskan bahwa genangan hingga banjir di Jakarta pada Maret 2024 tersebut merupakan kontribusi alam dan tidak terkait dengan IKN.

    Klaim: Jakarta sengaja dibuat banjir agar masyarakat dukung IKN

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-16745) Hoaks! Pidato Presiden China meminta Pulau Kalimantan sebagai jaminan utang

    Sumber: antaranews.com
    Tanggal publish: 10/03/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menampilkan video Presiden China Xi Jinping sedang berpidato.

    Pidato tersebut menggunakan bahasa Mandarin dan terdapat terjemahan bahasa Indonesia dalam video tersebut. Dalam terjemahannya, Xi Jinping meminta kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo untuk menyerahkan pulau Kalimantan sebagai jaminan utang.

    Berikut terjemahan dalam pidato Xi Jinping tersebut:

    “Dalam kunjungan ini, saya ingin meminta Presiden Jokowi Dodo mengembalikan utang negaranya kepada China. Dalam waktu yang sudah disepakati dalam nota kesepakatan yang sudah kita buat bersama dalam perjanjian investasi China kepada Indonesia dalam pemenangan Jokowi Dodo pada pemilu kemarin serta pembangunan infrastruktur. Jika tidak, maka kami, atas nama otoriter pemerintah china akan mengambil alih kuasa pulau Kalimantan sebagai jaminan utang Indonesia kepada pemerintahan china. Kami tidak akan segan untuk melalui jalan militer dalam hal ini,”

    Namun, benarkah video Pidato Presiden China meminta Pulau Kalimantan sebagai jaminan utang tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube CGTN yang berjudul “President Xi Jinping delivers speech at Indonesia parliament”.

    Dalam pidatonya, Presiden Xi Jinping menyampaikan bahwa kehadirannya di Indonesia merupakan untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan China.

    Kehadiran Xi Jinping juga atas undangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013 lalu.

    Transkrip lengkap pidato Xi Jinping dapat dilihat dilaman ini.

    Dengan demikian, video pidato Presiden China meminta Pulau Kalimantan sebagai jaminan utang merupakan hoaks. Isi video dengan terjemahan tidak sesuai.

    Klaim: Pidato Presiden China meminta Pulau Kalimantan sebagai jaminan utang

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-16744) Hoaks! Video Ganjar akui kemenangan Prabowo

    Sumber: antaranews.com
    Tanggal publish: 09/03/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikToK menampilkan video pasangan calon nomor urut dua dan tiga, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo bersalaman.

    Video tersebut dinarasikan sebagai Ganjar Pranowo mengakui kemenangan Prabowo dalam Pilpres 2024.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “INI PERTEMUAN PRABOWO DENGAN GANJAR , AKUI KEMENANGAN 02 #2024prabowopresiden #sahabatpakzen  #prabowopresiden2024  #prabowopresiden20242029”

    Namun, benarkah video tersebut merupakan Ganjar akui kemenangan Prabowo?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube TvOne yang berjudul “Bertemu di Festival Belajaraya 2023, Prabowo dan Ganjar Kompak Pakai Kemeja Kotak-kotak | tvOne”.

    Video tersebut diunggah pada 30 Juli 2023, bukan setelah Pilpres 2024. Ganjar dan Prabowo bertemu diacara diskusi Pendidikan, keduanya terlihat saling rangkul dan mengenakan baju kotak-kotak.

    Hingga saat ini, hasil real count perhitungan suara KPU belum diumumkan. Dalam unggahan KPU, Rabu (6/3/24), pukul 07.00 WIB, update hasil real count Pilpres 2024, mencapai 78.10 persen. Penghitungan sudah dilakukan terhadap 642.976 TPS dari 823.236 TPS.

    Hasil real count Pilpres 2024 paslon capres-cawapres nomor 01, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan perolehan suara 31.376.418 atau 24.49 persen, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka masih memimpin dengan perolehan 75.361.187 suara atau 58.82 persen dan Ganjar Pranowo-Mahhfud MD dengan perolehan suara 21.374.457 dengan presentase 16.68 persen.

    Klaim: Video Ganjar akui kemenangan Prabowo

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan