• (GFD-2022-9637) Keliru, Video Longmarch Mahasiswa BEM Seluruh Indonesia pada Demo 11 April 2022

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/04/2022

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan massa demonstran mahasiswa tengah longmarch sambil menyanyikan yel-yel beredar di media sosial. Video yang direkam dari atas jembatan penyebrangan itu dibagikan seiring demo mahasiswa pada 11 April 2022.
    Di Facebook, video berdurasi 30 detik tersebut dibagikan akun ini pada 11 April 2022. Akun inipun menuliskan narasi, “Merayap, merembet, menjalar, melata, merangkak, menggerayang, atau apalah dgn jalan Perlahan gaees.!”Dalam video tersebut juga terdengar suara, “Baru kali ini rame sebanyak itu, merinding ya Allah, mudah-mudahan pada selamat ya. Hati-hati kalian, Masya Allah, Allahu Akbar.”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 29.000 kali dan mendapat lebih dari 4.600 komentar. Apa benar ini longmarch mahasiswa BEM SI pada demo 11 April 2022?
    Tangkapan layar unggahan video yang diklaim Video Longmarch Mahasiswa BEM Seluruh Indonesia pada Demo 11 April 2022

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex
    Hasilnya, video di atas merupakan massa mahasiswa dan pelajar yang melakukan aksi longmarch dari kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Gedung DPR RI pada Kamis 8 Oktober 2020 untuk menolak pengesahan Omnibus Law.
    Video yang memperlihatkan massa mahasiswa yang melakukan longmarch dan terekam dari arah jembatan penyebrangan pernah diunggah ke Twitter oleh akun @HukumDan pada 8 Oktober 2020.Video identik lainnya juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal adli wahyudi pada 13 Oktober 2020 dengan judul, “ Merinding tolak omnibuslow buruh penuh di Jakarta udah kyk semut Selasa 13 Oktober 2020.”Foto-foto yang identik dengan lokasi pada video di atas pernah dimuat situs berita Tribunews.com pada 8 Oktober 2020 dengan judul, “ Massa Mahasiswa dan Pelajar Padati Kawasan Pondok Indah.”
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa massa mahasiswa dan pelajar melakukan aksi longmarch dari dari kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).
    Mereka menyanyikan yel-yel sembari mengibarkan bendera Merah Putih. "Revolusi, Revolusi, Revolusi," teriak ribuan massa.Massa mahasiswa dan pelajar juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Aksi longmarch ini mendapat pengawalan dari petugas kepolisian dan personel TNI.Berdasarkan arsip berita Tempo, unjuk rasa menolak omnibus law Undang-Undang Cipta Kerja terjadi secara serempak di sejumlah kota di Indonesia pada Kamis, 8 Oktober 2020. Tak sedikit demo berujung bentrok antara demonstran dengan polisi.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim longmarch mahasiswa BEM SI pada demo 11 April 2022,keliru. Video di atas bukanlah demo mahasiswa pada 11 April 2022, melainkan aksi longmarch massa mahasiswa dan pelajar dari kawasan Pondok Indah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan menuju Gedung DPR RI saat demo pada Kamis 8 Oktober 2020 untuk menolak pengesahan Omnibus Law.
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    ** Punya informasi atau klaim yang ingin anda cek faktanya? Hubungi  ChatBot  kami.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9636) [SALAH] Perwira Polisi Ipda Imam Agus Husain Meninggal Saat Mengamankan Demo di Kendari

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 17/04/2022

    Berita

    “Beliau gugur dalam pengamanan demo di Kendari.

    Apakah @KomnasHam mau mengutuk pelaku demo itu? Atau untuk polisi tidak ada HAM?”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @Dennysiregar7 menyebarluaskan informasi bahwa Perwira Polisi Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husain, meninggal saat mengamankan demo di Kendari 11 April lalu.

    Berdasarkan hasil penelurusan, Perwira Polisi Ipda Imam Agus Husain meninggal dunia karena kecelakaan, dan tidak ada hubungannya dengan keterlibatan beliau pada demo di Kendari 11 April lalu. Situs berita CNN Indonesia telah mengonfirmasi hal tersebut dalam artikelnya yang berjudul “Polda Sultra:Perwira Polisi Meninggal Bukan Karena Demo”.

    Dalam artikel CNN Indonesia tersebut, Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Pol Ferry Walintukan mengatakan bahwa Perwira Ipda Imam Agus Husain meninggal setelah tubuhnya terbentur kendaraan taktis yang dikendarainya.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @Dennysiregar7 merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi yang salah. Anggota perwira Brimob Polda Sulawesi Tenggara, Ipda Imam Agus Husain, meninggal dunia akibat kecelakaan, bukan saat mengamankan demo di Kendari 11 April lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9635) [SALAH] Video Paspampres Donald Trump Memakai Tangan Palsu untuk Menyembunyikan Tangan Asli yang Siap Memegang Senjata

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 17/04/2022

    Berita

    “Paspampres Donald Trump selalu memakai Tangan palsu, Tangan asli disembunyikan di dalam jubah dengan senjata yang siap untuk menembak jika ada yang berani macam-macam ke Om Trump”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Instagram dengan nama pengguna “otaklite” mengunggah sebuah video mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang berjalan menuju tempat pelantikannya sebagai Presiden disertai keluarga dan Paspampresnya. Video tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa salah satu anggota Paspamres yang berada di sebelah kiri Melania Trump memakai tangan palsu untuk menyembunyikan tangan aslinya yang siap memegang senjata.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak menunjukkan salah satu anggota Paspampres Donald Trump yang memakai tangan palsu. Faktanya, dalam video lengkap yang diunggah oleh kanal YouTube CNN pada 21 Januari 2017 lalu dengan judul video “Watch the Trumps walk during inaugural parade”, anggota Paspampres yang dimaksud tampak menggerakkan jari-jarinya pada detik 0:33.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram dengan nama pengguna “otaklite” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Bukan video yang menunjukkan salah satu anggota Paspampres Donald Trump yang memakai tangan palsu. Faktanya, dalam video lengkap yang diunggah oleh kanal YouTube CNN, anggota Paspampres yang dimaksud tampak menggerakkan jari-jarinya.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9634) [SALAH] Amandemen untuk Menghilangkan Kalimat Syahadat dari Bendera Arab Saudi

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 17/04/2022

    Berita

    “Reformasi terus digulirkan putra mahkota Kerajaan Saudi Arabia (KSA), Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Salah satunya, ingin mengganti bendera negaranya agar lebih menonjolkan identitas nasional.

    Kalimat syahadat yang ada di bendera itu, rencananya akan dihilangkan. Pasalnya, bendera tersebut selama ini identik dengan agama Islam, karena menggunakan warna hijau dan bertuliskan kalimat syahadat.

    Sejak 1973, bendera Arab Saudi menampilkan proklamasi Islam dalam kaligrafi warna putih, “Tidak ada Tuhan selain Allah; Muhammad adalah utusan Allah.” Di bawah kalimat syahadat itu ada gambar dua belah pedang yang terhunus, menggambarkan Arab Saudi sebagai kerajaan pembela agama Islam.

    Arab Saudi merupakan tempat kelahiran Islam dan Nabi Muhammad, serta menampung para peziarah Muslim dari seluruh dunia di Mekah.

    Dilansir dari kantor berita AP, 1 Februari 2022 lalu, Pangeran MBS hendak mengubah bendera tersebut. Juga mengubah lagu kebangsaan Arab Saudi. Usulan itu muncul di tengah reformasi yang dilakukan Mohammed bin Salman, yang kini berkuasa secara de facto, seiring menurunnya kesehatan Raja Salman.

    Putra Mahkota yang diangkat sejak 2017 itu, ingin menekankan kebangsaan dan kebanggaan nasional Arab Saudi, dengan identitas budaya nasional. Berdasarkan laporan media lokal, usulan perubahan itu bertujuan lebih jelas mendefinisikan penggunaan yang tepat dari lambang negara.

    Selain itu, juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya bendera dan lagu kebangsaan, serta melindungi bendera dari pelanggaran atau pengabaian.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Instagram dengan nama pengguna “haluanmedia” mengunggah sebuah narasi yang menyatakan bahwa Pangeran Mohammed bin Salman telah mengajukan amandemen untuk menghilangkan kalimat syahadat dari bendera Arab Saudi.

    Berdasarkan hasil penelusuran, amandemen yang diajukan bukan untuk menghilangkan kalimat syahadat dari bendera Arab Saudi. Faktanya, amandemen tersebut bertujuan untuk mengubah sistem pengibaran bendera negara, bukan untuk mengubah konten atau desain bendera. Melansir dari media pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency, perubahan ini dilakukan untuk melindungi bendera negara dan lagu kebangsaan dari kerusakan, perubahan, dan penghinaan.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Instagram dengan nama pengguna “haluanmedia” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Bukan amandemen untuk menghilangkan kalimat syahadat dari bendera Arab Saudi. Faktanya, amandemen yang diajukan bertujuan untuk mengubah sistem pengibaran bendera negara, bukan untuk mengubah konten atau desain bendera.

    Rujukan