• (GFD-2023-14317) Keliru, Video yang Diklaim KPK Tetapkan Gibran Tersangka Kasus Korupsi Dana Hibah dan Bansos Jawa Tengah

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/11/2023

    Berita


    Sebuah video beredar di aplikasi perpesanan WhatsApp dan Facebook [ arsip ], memuat klaim bahwa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, sebagai tersangka kasus korupsi.
    Narator mengatakan bahwa Gibran diduga melakukan korupsi atas dana hibah dan bantuan sosial (Bansos) di Provinsi Jawa Tengah. Kasus korupsi itu dikatakan melibatkan uang ratusan miliar rupiah. KPK disebut telah mengamankan uang miliaran rupiah terkait kasus tersebut.  

    Namun, benarkah Gibran ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK?

    Hasil Cek Fakta


    Tempo mencermati isi video tersebut hingga selesai dan menemukan bahwa narasi video mengutip dan mengubah dari dua berita. Pertama, narasi tentang penetapan Gibran sebagai tersangka oleh KPK mengubah dari isi berita JPNN.com.
    Berita aslinya terkait kasus korupsi yang menjerat mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe. Namun sebagian naskah diubah sehingga seakan-akan kasus tersebut menjerat Gibran.
    Misalnya narasi pada detik ke-21 hingga detik ke-48:  
    Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menjelaskan uang itu diamankan saat tim penyidik KPK menggeledah salah satu kantor pihak yang terkait dengan kasus tersebut di Kota Solo, Jawa Tengah.  "Ditemukan diamankan uang miliaran rupiah memiliki keterkaitan dengan perkara tersebut," kata Ali Fikri di Jakarta. Selanjutnya, uang ratusan juta itu akan dianalisis oleh tim penyidik KPK. Penyitaan segera dilakukan untuk menjadi barang bukti dalam berkas perkara penyidikan tersangka Gibran Rakabuming.
    Narasi itu mencuplik berita JPNN di paragraf ketiga, keempat, kelima, dan keenam dengan mengubah beberapa kata. Berikut teks aslinya:
    Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri menjelaskan uang itu diamankan saat tim penyidik KPK menggeledah salah satu rumah pihak yang terkait dengan kasus tersebut di Kota Batam, Kepulauan Riau...
    "Ditemukan dan diamankan uang ratusan juta rupiah yang memiliki keterkaitan dengan perkara tersebut," kata Ali Fikri di Jakarta, Jumat (23/12).
    Selanjutnya, uang ratusan juta itu akan dianalisis oleh tim penyidik KPK. 
    Penyitaan segera dilakukan untuk menjadi barang bukti dalam berkas perkara penyidikan tersangka Lukas Enembe.
    Kemudian pada menit ke-01:06, narator mengatakan:
    Walikota dan gubernur yang mengaku kaget sebab sejauh ini tidak terlihat dampak apa-apa di kalangan masyarakat. Penyaluran pokmas (kelompok masyarakat) DPRD (provinsi) selama ini tidak pernah ada komunikasi dengan daerah. Nilainya disebut mencapai Rp 7,8 triliun kasus korupsi pengelolaan dana hibah provinsi Jawa Tengah yang memanas akhir-akhir ini.  
    Dikutip dari Suara.com, menurut Fauzi, skema yang dibuat berbeda dengan apa yang dilakukan DPR RI.  Fauzi pun kaget mengetahui besarnya nilai dana hibah yang mencapai Rp 7,8 triliun masyarakat setempat mengaku tidak merasakan dampak apa-apa meski dana itu mengalir ke Jokowi. 
    Pernyataan yang disampaikan narator itu mengutip dari berita Suara Joglo dengan memotong dan mengubah beberapa kata dan kalimat. Berikut ini adalah teks aslinya:
    Kegaduhan terkait dana hibah pemprov ini pun memanas di Madura. Masyarakat setempat mengaku tidak merasakan dampak apa-apa, meskipun dana hibah itu disebut-sebut mengalir ke Madura.
    "Penyaluran pokmas (kelompok masyarakat) DPRD (provinsi) selama ini ke Kabupaten Sumenep, tidak pernah ada komunikasi dengan daerah, atau pemberitahuan minimal karena mereka langsung ke desa. Jadi, rekomendasi dari desa," kata Fauzi dikutip dari beritajatim.com jejaring media Suara.com, Jumat, 23 Desember 2022.
    Menurut Fauzi, skema yang dibuat berbeda dengan apa yang dilakukan DPR RI. Biasanya, kata dia, ada surat kementerian ke bupati. Lalu, program itu melekat di kementerian yang disalurkan ke daerah.
    Fauzi pun kaget mengetahui besarnya nilai dana hibah yang mencapai Rp 7,8 triliun ke pokmas ke Madura. Ia mengaku kaget sebab sejauh ini tidak terlihat dampak apa-apa di kalangan masyarakat.
    Verifikasi Video
    Hasil verifikasi Tempo terhadap kolase video, menunjukkan tidak berkaitan dengan Gibran. Berikut hasil penelusurannya:
    Video 1

    Video yang beredar pada detik ke-4 memperlihatkan tumpukan uang pecahan seratus ribuan rupiah. Foto yang sama ditemukan dalam berita Kompas.com, yang tayang pada 20 Desember 2017.
    Foto itu sesungguhnya adalah barang bukti pengungkapan kasus penggelapan, pemalsuan, dan penadahan mobil di Jakarta dan Jawa Barat. Foto itu tidak ada kaitannya dengan Gibran.
    Video 2

    Pada detik ke-7 video yang beredar juga memperlihatkan foto tumpukan uang pecahan seratus ribu rupiah, dengan tangan seseorang memegangi salah satu tumpukan.
    Foto yang sama ditemukan dalam berita Antara yang tayang tanggal 18 April 2018. Foto itu sesungguhnya terkait kasus pemalsuan dokumen dan uang palsu yang diungkap Polres Jembrana, Bali.
    Video 3

    Video yang beredar pada detik ke-12 juga memperlihatkan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. Sesungguhnya foto itu memperlihatkan konferensi pers Menko Polhukam terkait kasus korupsi yang menjerat Mantan Gubernur Lukas Enembe, sebagaimana diberitakan Kumparan.com.
    Gibran Pernah Dilaporkan
    Gibran memang pernah dilaporkan oleh Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang juga aktivis '98, Ubedilah Badrun ke KPK dengan tuduhan korupsi dan atau tindak pidana pencucian uang (TPPU) pada awal 2022, sebagaimana diberitakan CNN Indonesia.
    Adik Gibran, Kaesang Pangarep, juga dilaporkan. Namun, proses kasus tersebut telah dihentikan sementara atau diarsipkan oleh KPK pada bulan Agustus 2022. Alasannya, laporan itu masih belum jelas atau sumir.
    Gibran yang saat ini menjabat Walikota Solo, dan Kaesang yang saat ini menjadi Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), merupakan anak Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Gibran juga tengah mencalonkan diri menjadi cawapres berpasangan dengan Prabowo Subianto untuk Pilpres 2024.

    Kesimpulan


    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim dalam video yang mengatakan KPK telah menetapkan Gibran sebagai tersangka kasus korupsi dana hibah dan bansos di Jawa Tengah adalahkeliru.
    Narasi dalam video itu menggunakan naskah beberapa berita, namun dimanipulasi sehingga menghasilkan informasi keliru. Sebelumnya, narasi yang mirip beredar di awal tahun 2023, namun telah dibantah KPK.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14316) Keliru, Klaim bahwa Pemberantasan Demam Berdarah Menggunakan Metode Wolbachia adalah Rekayasa Genetika

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/11/2023

    Berita


    Sebuah video beredar di WhatsApp, Twitter X dan Facebook [ arsip ], memperlihatkan mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari, yang memaparkan program pengendalian demam berdarah dengue (DBD) dengan metode Wolbachia. Dia mengklaim bahwa pengendalian DBD dengan metode Wolbachia termasuk praktik rekayasa genetika. 

    Siti juga mengatakan dirinya tak tahu apa dampak jangka panjang penerapan metode tersebut. “Ibu apa sudah tahu efek jangka panjangnya? Saya jawab belum. Karena setiap penelitian dengan nyenggol-nyenggol gen, nyenggol-nyenggol genetik, itu (dampak) error-nya tidak bisa kita ketahui sekarang juga,” demikian potongan kalimat Siti.
    Namun, benarkah pengendalian DBD menggunakan metode Wolbachia termasuk praktik rekayasa genetika?

    Hasil Cek Fakta


    Sejumlah negara telah menyatakan metode Wolbachia aman. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat ( CDC ) mengatakan bahwa nyamuk dengan Wolbachia tidak dimodifikasi secara genetis. Selain itu, bakteri Wolbachia tidak dapat membuat manusia atau hewan (misalnya ikan, burung, dan hewan peliharaan) sakit.
    Situs World Mosquito Program (WMP), yang menjadi rujukan pemberantasan DBD dengan metode Wolbachia, menyatakan bahwa metode tersebut tidak mengubah genetika nyamuk, sehingga tidak termasuk rekayasa genetika.
    Risiko dari penerapan metode itu telah tiga kali diperiksa oleh pemeriksa independen. Hasilnya risiko yang ada layak diabaikan, dengan kata lain metode tersebut tidak berbahaya pada manusia, hewan dan lingkungan. Selain itu, penerapan metode tersebut di berbagai negara terus dipantau.
    Reuters menjelaskan, ada upaya pemberantasan nyamuk Aedes aegypti dengan metode rekayasa genetika yang dikembang sebuah perusahaan bioteknologi Oxitec. Nyamuk yang mereka hasilkan telah dilepas di Brasil, Kepulauan Cayman, dan Panama.
    Mereka membuat nyamuk Aedes aegypti jantan yang mengurangi kemampuan perkembangbiakan populasi. Metode itu berbeda dengan Wolbachia yang bertujuan memberantas virus dalam tubuh nyamuk, tanpa mempengaruhi tingkat perkembangbiakannya.
    Sebuah penelitian “A Review: Wolbachia-Based Population Replacement for Mosquito Control Shares Common Points with Genetically Modified Control Approaches” yang diterbitkan Patogens, 22 Mei 2020 berisi tinjauan tentang pelaksanaan metode Wolbachia.
    Jurnal itu membandingkan hasil penerapan metode Wolbachia yang alami dengan cara lainnya. Misalnya metode wolbachia dianggap lebih baik dari pemakaian insektisida yang bisa meningkatkan resistensi serangga terhadap insektisida itu sendiri.
    Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa metode Wolbachia lebih baik dari rekayasa genetika dalam memberantas penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Lantaran metode Wolbachia lebih alami dan ramah lingkungan. Jurnal menyarankan agar penerapan metode Wolbachia terus dipantau dengan cermat.
    Dilansir dari publikasi Kemenkes, Peneliti UGM Profesor Adi Utarini menyatakan metode Wolbachia tidak termasuk rekayasa genetika. Profesor Uut, panggilannya, telah terlibat dalam penerapan metode Wolbachia di Yogyakarta sejak 2011, bersama WMP.
    Metode tersebut menggunakan bakteri Wolbachia yang memang telah ada di sekitar 50 persen jenis serangga di dunia, termasuk nyamuk. Wolbachia terbukti mampu menekan virus DBD dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, tanpa merugikan inangnya.
    Aedes aegypti yang bisa menularkan virus DBD, Chikungunya, dan Zika, secara alami tidak memiliki bakteri Wolbachia. Metode ini memasukkan bakteri itu pada telur nyamuk Aedes aegypti, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat dalam wadah ember. 
    Bakteri Wolbachia akan bekerja dengan sendirinya menelan virus dalam tubuh nyamuk, sehingga mengurangi bahaya bagi manusia. Nyamuk itu juga akan berkembang biak menghasilkan nyamuk baru yang telah memiliki Wolbachia.
    “Bakteri Wolbachia maupun nyamuk sebagai inangnya bukanlah organisme hasil dari modifikasi genetik yang dilakukan di laboratorium. Secara materi genetik, baik dari nyamuk maupun bakteri Wolbachia yang digunakan (dalam metode ini), identik dengan organisme yang ditemukan di alam,” kata Profesor Uut.
    Cara Kerja Wolbachia
    Dilansir laman resmi UGM, Founder dan Direktur WMP Global, Professor Scott O’Neill menemukan metode Wolbachia pada 2008, setelah ribuan kali percobaan. Dia mengambil bakteri Wolbachia dari lalat buah dan memasukkannya ke telur nyamuk Aedes aegypti.
    Cara yang sama telah diterapkan di Indonesia, Australia, dan Singapura, yang kemudian terus diadopsi negara-negara lain, sebagaimana dilaporkan Tempo. Pada umumnya, program itu dilakukan dengan melepaskan nyamuk Aedes aegypti yang telah memiliki bakteri Wolbachia ke pemukiman warga.
    Bakteri tersebut akan menghambat perkembangan DBD dalam tubuh nyamuk. Sehingga, ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, tidak akan menularkan DBD. Wolbachia itu juga akan otomatis masuk ke dalam tubuh nyamuk-nyamuk turunannya.

    Kesimpulan


    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan pemberantasan demam berdarah menggunakan metode Wolbachia merupakan rekayasa genetika adalahkeliru.
    Metode itu dilakukan dengan cara menyuntikkan bakteri Wolbachia ke telur nyamuk Aedes aegypti. Sementara rekayasa genetika adalah memotong dua atau lebih DNA untuk digabungkan dan dimasukkan ke tubuh inangnya.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14315) Keliru, Video Berisi Klaim Presiden FIFA Gianni Infantino Mengomentari JIS yang Tergenang Air

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 29/11/2023

    Berita


    Video berisi klaim bahwa PSSI yang dipimpin Erick Thohir mendapat kritikan pedas dari FIFA, menjadi viral di Twitter atau X [ arsip ]. Pembuat konten itu menampilkan Presiden Federasi Sepak Bola Dunia, Gianni Infantino sedang mengadakan sesi wawancara. Video itu disertai potongan gambar Stadion Internasional Jakarta (Jakarta International Stadium) yang tergenang setelah diguyur hujan. 
    Video pernyataan Gianni itu memuat teks terjemahan dalam bahasa Indonesia yang seolah-olah mengomentari banjir di stadion: “Ini adalah pertandingan perempat final. Kenapa bisa banjir seperti ini. Ini sungguh memalukan dan saya sangat kecewa kepada ketua penyelenggara Piala Dunia ini. Lihat saja betapa kecewanya saya melihat stadion penyelenggara Piala Dunia kebanjiran seperti ini. Saya pikir Indonesia tidak akan pernah pantas untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia. Saya dengan tegas mengatakan Indonesia tidak sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia. Ini kompetisi Piala Dunia, bukan tarkam.

    Video tersebut telah ditonton sebanyak delapan juta kali dengan empat ribuan komentar, 3 ribu kali di posting ulang, disukai 3 ribuan pemakai akun X dan disimpan 445 kali. Namun, benarkah video Presiden FIFA itu mengomentari banjirnya Stadion Internasional Jakarta?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino dalam video tersebut sebenarnya tidak mengomentari soal Stadion Internasional Jakarta yang kebanjiran. Faktanya, dia berbicara soal final Kejuaraan Piala Negara-Negara Afrika (AFCON) 2022 yang mempertemukan Senegal dengan Mesir.
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video menjadi gambar pakai InVID dan menelusurinya menggunakan Google Lens dan Bing Image Match.
    Video 1

    Video asli Infantino itu pernah ditayangkan di YouTube Sky Sports News pada 6 Februari 2022 dengan judul "The future of African football is bright" - Gianni Infantino ahead of the AFCON final. Saat itu, Gianni mengatakan bahwa dia meyakini dua tim sepakbola Senegal dan Mesir tersebut sangat sulit mencapai final karena sama-sama memiliki beberapa pemain terbesar di dunia
    Berikut pernyataan lengkap Gianni Infantino:
    A whole will boost football in africa well i think two teams who deserved uh in a very difficult competition reach the final will be a great final two of the big powers of african football actually of world football with some of the biggest players in the world. I think we all look forward to a great final when you see the passion when you see the talent when you see the commitment that there is in africa it's important to work together very closely to develop the game to boost the game to make sure that this passion and this talent is channeled into sporting success
    We can see it every day with the players we can see it with the teams it's growing and growing and you know the future for african football is bright and we are proud to be part of that.
    Jika diterjemahkan sebagai berikut:
    Secara keseluruhan [kompetisi, red] akan mendongkrak sepak bola di Afrika dengan baik. Saya pikir dua tim yang pantas dalam kompetisi yang sangat sulit mencapai final akan menjadi final yang hebat oleh dua kekuatan besar sepak bola Afrika, yang  sebenarnya adalah bertaraf sepak bola dunia dengan beberapa pemain terbesar di dunia
    Saya pikir kita semua menantikan final yang hebat ketika Anda melihat semangat, bakat dan komitmen yang ada di Afrika. Penting untuk bekerja sama dengan sangat erat untuk mengembangkan permainan,  dan  memastikan bahwa gairah dan bakat ini disalurkan untuk mensukseskan olahraga. Kita bisa melihatnya setiap hari dengan para pemain, kita bisa melihatnya dengan tim yang tumbuh dan berkembang. Anda tahu bahwa masa depan sepak bola Afrika cerah dan kami bangga menjadi bagian dari itu.
    Video 2

    Video selanjutnya menampilkan beberapa pekerja sedang berusaha mengeringkan lapangan yang banjir setelah diguyur hujan. Kondisi ini terjadi di Jakarta International Stadium menjelang pertandingan perempat final antara Brasil melawan Argentina di Piala Dunia U17, Jumat, 24 November 2023.
    Kolase video itu sebelumnya sudah beredar di berbagai media, termasuk di saluran YouTube Official iNews, yang ditayangkan pada Minggu, 26 November 2023 berjudul “ Rumput JIS Tergenang, Salah Siapa? ” Genangan air yang ada akibat hujan deras sempat membuat kick-off pertandingan harus ditunda selama 30 menit.
    Bagian ini juga tidak berhubungan dengan narasi pembuat konten, yang menyebutkan PSSI dikritik FIFA.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim FIFA mengomentari Jakarta International Stadium adalahkeliru.
    Video dalam teks bahasa Indonesia telah disunting. Faktanya, Presiden Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA), Gianni Infantino berbicara soal final Kejuaraan Piala Negara-Negara Afrika (AFCON) 2022 yang mempertemukan Senegal dengan Mesir.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14314) Menyesatkan, Aset Hary Tanoesoedibjo Disita Terkait Kasus Korupsi Satelit di Kementerian Pertahanan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 29/11/2023

    Berita


    Sebuah akun Snack Video [ arsip ] mengunggah video dengan narasi “Kejagung Sita Aset Hary Tanoesoedibjo di Jakarta”.
    Narasi dalam video ini menyebutkan “Kantor dan hanggar helikopter milik Hary Tanoe didatangi penyidik Kejaksaan Agung atau Kejagung. Mereka menghitung sejumlah aset milik Hary Tanoesoedibjo di Jakarta Timur. Hary Tanoesoedibjo merupakan tersangka korupsi satelit kemenhan”.

    Sejak diunggah, video ini mendapatkan 1,8 ribu suka, 779  komentar dan dibagikan 966  kali oleh pengguna Snack Video. Benarkah rangkaian Hary Tanoe diperiksa Kejaksaan terkait korupsi pengadaan satelit di Kemenhan? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk verifikasi video tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri pemberitaan media-media kredibel dan pernyataan resmi lembaga penegak hukum. Verifikasi terhadap video dilakukan dengan menggunakan pencarian lanjutan (advance search) Google dan YouTube, serta Google Images dan Yandex images.
    Penelusuran Tim Cek Fakta Tempo menunjukan, dalam kasus korupsi Satelit Orbit 123 Kementerian Pertahanan, Kejaksaan telah menetapkan empat tersangka. Mereka adalah Komisaris PT Dini Nusa Kesuma (DNK) Arifin Wiguna, Direktur Utama PT DNK Surya Cipta Witoelar, dan mantan Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemhan periode Desember 2013 sampai Agustus 2016 Laksamana Muda (Purn) Agus Purwoto. 
    Serta satu orang satu orang  tersangka warga negara asing Thomas Van Der Heyden. Pengadilan menjatuhkan vonis  12 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp 153 miliar kepada Agus Purwoto.
    Berikut adalah hasil verifikasi video:
    Video 1
    Pada detik ke-26, fragmen gambar memperlihatkan Hary Tanoe sedang turun dari mobil mengenakan kemeja putih.

    Berdasarkan penelusuran Tempo, video tersebut identik dengan tayangan CNN Indonesia   yang diunggah pada kanal YouTube tanggal 11 April 2016. Dilansir CNN Indonesia, pengusaha Hary Tanoesoedibjo memenuhi panggilan penyidik Kejaksaan Agung terkait kasus dugaan korupsi restitusi pajak PT Mobile-8 Telecom.
    Dugaan korupsi PT. Mobile-8 muncul setelah penyidik Kejagung menemukan transaksi palsu antara perusahaan tersebut dan PT Jaya Nusantara pada periode 2007-2009. Transaksi ini yang menjadi dasar pengajuan permohonan restitusi oleh perusahaan telekomunikasi tersebut.
    Hary diperiksa karena diduga menginstruksikan pencairan uang terhadap eks Direktur Utama PT. Mobile-8, Hidayat.
    Video 2
    Pada detik ke-45, fragmen video menampilkan Hary Tanoe sedang berbicara kepada sejumlah orang.

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut identik dengan tayangan Kompas TV pada tanggal 12 Juni 2017. Dilansir Kompas TV, saat itu Hary Tanoe menjawab pertanyaan wartawan usai diperiksa penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber (Tipidsiber) Bareskrim Polri. Ia diperiksa dalam kasus dugaan SMS bernada ancaman terhadap seorang jaksa.
    Kasus Korupsi Satelit Orbit 123 Kementerian Pertahanan RI
    Dilansir Tempo, pada tanggal 12 Januari 2023, Kejaksaan Agung telah menetapkan empat orang  tersangka dalam kasus satelit orbit 123 Kementerian Pertahanan RI.
    Keempat tersangka tersebut adalah Komisaris PT Dini Nusa Kesuma (DNK) Arifin Wiguna, Direktur Utama PT DNK Surya Cipta Witoelar, mantan Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan Kemhan 2013-2016 Laksamana Muda (Purn) Agus Purwoto dan seorang warga negara asing bernama Thomas Van Der Heyden.
    Dikutip dari Tempo pada 17 Juli 2023, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menjatuhkan vonis 12 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp 153 miliar kepada Agus Purwoto. 
    Tersangka lain, Kusuma Arifin Wiguna dan Surya Cipta Witoelar divonis 12 tahun penjara dan  membayar denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan serta membayar uang pengganti masing-masing sebanyak Rp 100 miliar. 
    Sedangkan Thomas Anthony Van Der Heyden, staf ahli PT DNK, dihukum 12 tahun penjara dan denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan serta membayar uang pengganti sebanyak Rp 100 miliar.
    Dalam kasus ini, berdasarkan hasil persidangan dan pernyataan resmi, Hary Tanoe tidak terkait dalam kasus yang merugikan negara Rp 453 miliar rupiah.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video dengan narasi yang menyebutkan Kejaksaan Agung sita aset Hary Tanoesoedibjo dalam kasus korupsi satelit Kemenhan RI  adalahkeliru.
    Video dengan fragmen gambar Hary Tanoesoedibjo tersebut terjadi tahun 2016 dan 2017. Saat itu, ia diperiksa polisi dan kejaksaan dalam kasus korupsi restitusi pajak PT Mobile-8 Telecom dan dugaan ancaman melalui SMS kepada seorang jaksa. 
    Pada kasus korupsi satelit orbit 123 di Kementerian Pertahanan RI, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan vonis terhadap empat tersangka yaitu Arifin Wiguna, Surya Cipta Witoelar, Agus Purwoto dan Thomas Van Der Heyden.

    Rujukan