(GFD-2023-14691) CEK FAKTA: Cak Imin Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi Oleh Jokowi 5 %, Tapi Riilnya Di Lapangan Tak Sampai
Sumber:Tanggal publish: 22/12/2023
Berita
CEK FAKTA: Cak Imin Sebut Target Pertumbuhan Ekonomi Oleh Jokowi 5 %, Tapi Riilnya Di Lapangan Tak Sampai
Hasil Cek Fakta
Cawapres nomor urut satu, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bahwa target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 persen saat ini masih mengalami banyak kontraksi. Dalam artian, utang luar negeri masih menjadi andalan utama.
"Akan tetapi kita juga harus realistis, bahwa 7 persen itu bisa jadi cuma omong kosong. Kenyataannya, setelah APBN kita jalan, sampai hari ini saja, 5 persen yang diterapkan, pemerintah hari ini juga masih mengalami banyak kontraksi, dalam arti utang Luar negeri masih menjadi andalan utama. Sekaligus kita juga menyaksikan 5 persen itu, riilnya di lapangan tidak sampai 5 persen. Sehingga saya khawatir kalau target 7 persen dipaksakan, ujungnya bukan pertumbuhan yang sehat tetapi pertumbuhan semu yang keropos," ujar Cak Imin dalam sesi tanya jawab debat cawapres, Jumat (22/12/2023) malam.
Lantas bagaimana faktanya menurut pandangan ahli?
Alexander Michael Tjahjadi dari Think Policy Indonesia mengatakan, Presiden Jokowi saat pertama kali menjabat sebagai Presiden RI pada 2014 memang menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen. Namun realisasinya mencapai sekitar 5 persen yang termasuk kategori menengah di dunia.
"Perlu diperhatikan, pertumbuhan ini didorong oleh penggunaan modal untuk pembangunan infrastruktur, yang menjadi salah satu fokus utama pemerintahannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Alex.
Sementara itu, Neni Susilawati dari Universitas Indonesia mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5% dalam beberapa periode waktu yang berbeda:
1. Target Pertumbuhan Ekonomi untuk Tahun 2024: Presiden Joko Widodo optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan berada di kisaran lima persen
2. Pertumbuhan Ekonomi di Tahun 2022: Presiden Joko Widodo optimis bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2022 bisa tumbuh positif di kisaran 5,0 persen hingga 5,5 persen, meskipun masih ada ketidakpastian akibat pandemi COVID-19
3. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023: Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,5 hingga 5,3% pada tahun 2023
"Dari informasi ini, dapat disimpulkan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dipatok oleh Presiden Jokowi memang berada di sekitar angka 5%, dengan sedikit variasi tergantung pada kondisi ekonomi global dan domestik. Target ini mencerminkan optimisme pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk dampak pandemi COVID-19," tuturnya.
"Akan tetapi kita juga harus realistis, bahwa 7 persen itu bisa jadi cuma omong kosong. Kenyataannya, setelah APBN kita jalan, sampai hari ini saja, 5 persen yang diterapkan, pemerintah hari ini juga masih mengalami banyak kontraksi, dalam arti utang Luar negeri masih menjadi andalan utama. Sekaligus kita juga menyaksikan 5 persen itu, riilnya di lapangan tidak sampai 5 persen. Sehingga saya khawatir kalau target 7 persen dipaksakan, ujungnya bukan pertumbuhan yang sehat tetapi pertumbuhan semu yang keropos," ujar Cak Imin dalam sesi tanya jawab debat cawapres, Jumat (22/12/2023) malam.
Lantas bagaimana faktanya menurut pandangan ahli?
Alexander Michael Tjahjadi dari Think Policy Indonesia mengatakan, Presiden Jokowi saat pertama kali menjabat sebagai Presiden RI pada 2014 memang menargetkan pertumbuhan ekonomi 7 persen. Namun realisasinya mencapai sekitar 5 persen yang termasuk kategori menengah di dunia.
"Perlu diperhatikan, pertumbuhan ini didorong oleh penggunaan modal untuk pembangunan infrastruktur, yang menjadi salah satu fokus utama pemerintahannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," ujar Alex.
Sementara itu, Neni Susilawati dari Universitas Indonesia mengatakan, Presiden Joko Widodo telah menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5% dalam beberapa periode waktu yang berbeda:
1. Target Pertumbuhan Ekonomi untuk Tahun 2024: Presiden Joko Widodo optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 akan berada di kisaran lima persen
2. Pertumbuhan Ekonomi di Tahun 2022: Presiden Joko Widodo optimis bahwa perekonomian Indonesia pada tahun 2022 bisa tumbuh positif di kisaran 5,0 persen hingga 5,5 persen, meskipun masih ada ketidakpastian akibat pandemi COVID-19
3. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2023: Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,5 hingga 5,3% pada tahun 2023
"Dari informasi ini, dapat disimpulkan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dipatok oleh Presiden Jokowi memang berada di sekitar angka 5%, dengan sedikit variasi tergantung pada kondisi ekonomi global dan domestik. Target ini mencerminkan optimisme pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk dampak pandemi COVID-19," tuturnya.
Kesimpulan
"Dari informasi ini, dapat disimpulkan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dipatok oleh Presiden Jokowi memang berada di sekitar angka 5%, dengan sedikit variasi tergantung pada kondisi ekonomi global dan domestik. Target ini mencerminkan optimisme pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi, meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk dampak pandemi COVID-19," tuturnya.
(GFD-2023-14689) CEK FAKTA: Muhaimin Sebut Jumlah Pengangguran di Indonesia Capai 8 Juta
Sumber:Tanggal publish: 22/12/2023
Berita
KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyebutkan, saat ini angka pengangguran di Indonesia mencapai 8 juta orang. Hal ini disampaikan Muhaimin dalam debat kedua yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta Convention Center, Jumat (22/12/2023). "Angka pengangguran sudah 8 juta, 80 juta memang bekerja, tetapi di sektor informal. Mereka tidak mendapatkan penghasilan yang pasti dan bahkan dompetnya dipastikan tipis, ini yang harus kita slepet," ujar Muhaimin.
Hasil Cek Fakta
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebesar 5,32 persen. Artinya, angka pengangguran turun 0,54 persen dibandingkan Agustus 2022. Data tersebut juga menunjukkan angka pengangguran menurun 0,13 persen dibandingkan Februari 2023.
Total pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebanyak 7,86 juta orang, turun sekitar 560.000 orang dibandingkan dengan Agustus 2022. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2022 mencapai 8,4 juta orang atau sekitar 6 persen dari angkatan kerja, yang jumlahnya 143 juta.
Dilansir Kompas.id, pada 27 November 2023, penurunan jumlah pengangguran disebabkan berkurangnya tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan rendah dan menengah. Sementara, tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan tinggi atau berkuliah justru bertambah. Tingkat pengangguran pada kelompok yang pendidikan terakhirnya tamat SD dan SMP turun sekitar masing-masing 1 persen dibandingkan dengan setahun yang lalu.
Penurunan pada kelompok yang pendidikan terakhirnya SMA angkanya lebih rendah, yakni 0,4 persen. Sedangkan pada kelompok pendidikan diploma, pengangguran meningkat 0,2 persen dan pada kelompok pendidikan terakhirnya sarjana universitas meningkat 0,38 persen.
Sementara, menurut Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta, ada 59 persen pekerja informal di Indonesia pada 2022. "Benar, menurut Statista, ada 59 persen pekerja Indonesia yang informal di 2022. Ada 135,3 juta orang yang bekerja, berarti 79,827 juta informal, dibulatkan 80 juta," kata Krisna dalam keterangannya.
Total pengangguran terbuka per Agustus 2023 sebanyak 7,86 juta orang, turun sekitar 560.000 orang dibandingkan dengan Agustus 2022. Jumlah pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2022 mencapai 8,4 juta orang atau sekitar 6 persen dari angkatan kerja, yang jumlahnya 143 juta.
Dilansir Kompas.id, pada 27 November 2023, penurunan jumlah pengangguran disebabkan berkurangnya tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan rendah dan menengah. Sementara, tingkat pengangguran di kalangan berpendidikan tinggi atau berkuliah justru bertambah. Tingkat pengangguran pada kelompok yang pendidikan terakhirnya tamat SD dan SMP turun sekitar masing-masing 1 persen dibandingkan dengan setahun yang lalu.
Penurunan pada kelompok yang pendidikan terakhirnya SMA angkanya lebih rendah, yakni 0,4 persen. Sedangkan pada kelompok pendidikan diploma, pengangguran meningkat 0,2 persen dan pada kelompok pendidikan terakhirnya sarjana universitas meningkat 0,38 persen.
Sementara, menurut Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Krisna Gupta, ada 59 persen pekerja informal di Indonesia pada 2022. "Benar, menurut Statista, ada 59 persen pekerja Indonesia yang informal di 2022. Ada 135,3 juta orang yang bekerja, berarti 79,827 juta informal, dibulatkan 80 juta," kata Krisna dalam keterangannya.
(GFD-2023-14688) CEK FAKTA: Muhaimin Sebut Kecepatan Internet di Indonesia Sangat Rendah
Sumber:Tanggal publish: 22/12/2023
Berita
Muhaimin Sebut Kecepatan Internet di Indonesia Sangat Rendah
Di sisi yang lain kita juga membutuhkan kapasitas teknologi kita supaya lebih bisa membantu, seperti kecepatan dari internet yang di masyarakat kita masih sangat rendah
Di sisi yang lain kita juga membutuhkan kapasitas teknologi kita supaya lebih bisa membantu, seperti kecepatan dari internet yang di masyarakat kita masih sangat rendah
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan data Speedtest Global Index November 2023, Indonesia berada di peringkat 124 untuk kecepatan internet broadband, dan di rangking ke-100 untuk jaringan seluler. Indonesia saat ini memiliki kapasitas kecepatan internet broadband 28.34 Mbps (download) dan 16,85 Mbps (upload). Sementara, rata-rata kecepatan internet broadband global adalah 90.21 Mbps (download) dan 41,18 (upload). Adapun kecepatan internet seluler Indonesia, yaitu 24,53 Mbps (download) dan 13,20 Mbps (upload). Sedangkan, rata-rata kecepatan internet seluler global adalah 48,61 Mbps (download) dan 11,07 Mbps (upload).
Kesimpulan
Berdasarkan data Speedtest Global Index November 2023, Indonesia berada di peringkat 124 untuk kecepatan internet broadband, dan di rangking ke-100 untuk jaringan seluler.
Rujukan
(GFD-2023-14687) Benar, Klaim Gibran Indonesia Memiliki 64 Juta UMKM yang Menyumbang 61 Persen PDB Nasional
Sumber:Tanggal publish: 22/12/2023
Berita
Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 untuk Pilpres 2024, Gibran Rakabuming Raka, menyatakan Indonesia memiliki 64 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebanyak 61 persen.
Hal itu disampaikan Gibran dalam Debat Calon Wakil Presiden yang digelar oleh KPU, Jumat malam, 22 Desember 2023. Hal itu disampaikannya dalam sesi paparan visi dan misi cawapres.
“Kita genjot terus ekonomi kreatif dan UMKM. Kita punya 64 juta UMKM yang menyumbangkan 61 persen untuk PDB kita. Jika empat langkah tadi bisa kita penuhi, insya allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan,” kata Gibran.
Hal itu disampaikan Gibran dalam Debat Calon Wakil Presiden yang digelar oleh KPU, Jumat malam, 22 Desember 2023. Hal itu disampaikannya dalam sesi paparan visi dan misi cawapres.
“Kita genjot terus ekonomi kreatif dan UMKM. Kita punya 64 juta UMKM yang menyumbangkan 61 persen untuk PDB kita. Jika empat langkah tadi bisa kita penuhi, insya allah akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan,” kata Gibran.
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi pernyataan Gibran tersebut dengan membandingkannya pada data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), yang divisualisasikan oleh Katadata.co.id.
Berita itu menjelaskan bahwa Kemenkop UKM mencatat jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2021, sebanyak 64,2 juta.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam website mereka menyatakan bahwa Kemenkop Ukm mencatat kontribusi UMKM terhadap PDB pada pada Maret 2021, adalah sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun.
Ahli Ekonomi Digital dari Think Policy Indonesia, Alexander Michael Tjahjadi, menyatakan bahwa data yang diungkapkan Gibran tersebut sama dengan yang disajikan website Bank Indonesia.
“Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan pada Maret 2021, UMKM di Indonesia berjumlah 64,2 juta unit, menyumbang lebih dari 61% terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan nilai Rp 8.573,89 triliun.
Berita itu menjelaskan bahwa Kemenkop UKM mencatat jumlah UMKM di Indonesia pada tahun 2021, sebanyak 64,2 juta.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam website mereka menyatakan bahwa Kemenkop Ukm mencatat kontribusi UMKM terhadap PDB pada pada Maret 2021, adalah sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun.
Ahli Ekonomi Digital dari Think Policy Indonesia, Alexander Michael Tjahjadi, menyatakan bahwa data yang diungkapkan Gibran tersebut sama dengan yang disajikan website Bank Indonesia.
“Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan pada Maret 2021, UMKM di Indonesia berjumlah 64,2 juta unit, menyumbang lebih dari 61% terhadap produk domestik bruto (PDB) dengan nilai Rp 8.573,89 triliun.
Kesimpulan
Berdasarkan verifikasi Tempo, bisa disimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa Indonesia memiliki 64 juta UMKM yang menyumbang 61 persen PDB, adalah benar.
Data itu sama dengan data yang sebelumnya dipublikasikan website Kemenkeu dan BI.
Data itu sama dengan data yang sebelumnya dipublikasikan website Kemenkeu dan BI.
Halaman: 2855/5918