Beredar melalui akun TikTok @pasukan421 sebuah unggahan yang menampilkan foto Anies Baswedan tengah makan nasi kotak di dalam mobil. Foto tersebut dibagikan saat momen puasa, tepatnya di tanggal 9 April 2024, bersamaan dengan narasi yang menyebut jika Anies ketahuan tidak puasa.
(GFD-2024-19174) [SALAH] ANIES BASWEDAN KETAHUAN TIDAK PUASA
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 18/04/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Namun setelah ditelusuri lebih lanjut, unggahan tersebut tidak sesuai fakta. Melansir dari akun Facebook milik Anies Baswedan, ditemukan foto serupa yang ternyata sudah dibagikan Anies sejak tahun 2018. Dalam keterangan fotonya, Anies menyebut jika dirinya tengah dalam perjalanan menuju dua kegiatan Musrenbang di kawasan Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Pada perjalannya, Anies menyempatkan diri untuk makan siang di dalam mobil sebelum menghadiri kegiatan tersebut.
“Hari ini ada dua Musrenbang, di Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Sambil mengejar waktu, makan nasi Padang di perjalanan. Rendang-nya enak sekali. Rendang memang enak karena TIDAK crispy. #KulinerNusantara
Enjoying my lunch in between the townhall meetings in East Jakarta and Central Jakarta municipalities. The menu is Rendang from a nearby Padang restaurant. It is extremely delicious and definitely NOT crispy
— di Jakarta.” keterangan pada foto yang diunggah oleh Anies.
Berdasar seluruh referensi, unggahan akun TikTok @pasukan421 adalah tidak benar. Unggahan tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
“Hari ini ada dua Musrenbang, di Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Sambil mengejar waktu, makan nasi Padang di perjalanan. Rendang-nya enak sekali. Rendang memang enak karena TIDAK crispy. #KulinerNusantara
Enjoying my lunch in between the townhall meetings in East Jakarta and Central Jakarta municipalities. The menu is Rendang from a nearby Padang restaurant. It is extremely delicious and definitely NOT crispy
— di Jakarta.” keterangan pada foto yang diunggah oleh Anies.
Berdasar seluruh referensi, unggahan akun TikTok @pasukan421 adalah tidak benar. Unggahan tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Informasi tersebut hoaks. Foto yang ditampilkan merupakan momen saat Anies tengah makan siang, tepatnya pada 5 April 2018, dan BUKAN saat bulan puasa.
Rujukan
(GFD-2024-19173) Keliru, WHO Pandemic Treaty Tanam Chip 666 dalam Tubuh Manusia
Sumber:Tanggal publish: 18/04/2024
Berita
Sebuah video beredar di Facebook dengan narasi bahwa WHO pandemic treaty menanam chip dengan kode 666 kedalam tubuh manusia.
Pembicara dalam video ini mengatakan “Alasan utama saya maju dalam jadi cagub DKI ini adalah akan diberlakukannya WHO pandemic treaty. WHO pandemic treaty ini akan diputuskan pada bulan Mei 2024. Karena tujuan utama dari WHO pandemic treaty adalah untuk menghilangkan kedaulatan negara yang berujung pada pemasangan chip. Dan pemasangan chip ini akan masuk dalam agenda digitalisasi. Mereka sedang mencari cara untuk memasang chip di dalam tubuh manusia dengan program One Health. Artinya tubuh kita akan dikontrol dengan menggunakan internet dan diremote dari jarak jauh. Sudah ada 12 negara dari 194 negara yang menyatakan keluar dan menolak…..”
Benarkah dengan pandemic treaty, WHO akan menanam chip pada tubuh manusia? Berikut pemeriksaan faktanya.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memeriksa klaim video ini dengan menelusuri sumber asli video dan keterangan resmi lembaga kesehatan dan pemberitaan media serta jurnal kesehatan.
Sumber Video
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, orang yang berbicara dalam video ini adalah Dharma Pongrekun. Seorang pensiunan polisi berpangkat Komisaris Jenderal.
Video yang diunggah YouTube ini merupakan pidatonya dalam sebuah forum pada tanggal 21 Maret di Jakarta. Dalam video tersebut, Dharma mengatakan alasannya maju dalam jadi cagub DKI karena diberlakukannya WHO Pandemic Treaty.
Berdasarkan arsip Cek Fakta Tempo, Dharma kerap melontarkan teori konspirasi seputar pandemi dan kesehatan. Ia pernah melontarkan klaim yang terbukti menyesatkan tentang Covid-19.
WHO CA+ on PPPR atau Pandemic Treaty
WHO Pandemic treaty merupakan sebutan lain untuk WHO Convention, Agreement or other International Instrument on Pandemic Prevention, Preparedness and Response (WHO CA+ on PPPR). Atau konvensi WHO, terkait perjanjian atau instrumen internasional tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi.
WHO CA+ on PPPR merupakan evaluasi dan pengakuan atas kegagalan komunitas internasional dalam menunjukkan solidaritas dan solidaritas dan kesetaraan dalam menanggapi pandemi penyakit virus corona (COVID-19).
Dalam Zero Draft yang dirilis 21 Februrai 2023, WHO CA+ on PPPR bertujuan melindungi generasi sekarang dan yang akan datang dari pandemi dan konsekuensinya yang menghancurkan serta meningkatkan standar kesehatan semua orang, atas dasar kesetaraan, hak asasi manusia dan manusia dan solidaritas. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan kerjasama nasional dan internasional untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi.
Draf tersebut juga mengatur tentang akses ke teknologi Produksi dan Distribusi Berkelanjutan dan transfer teknologi, Peningkatan kapasitas Research and Development, Akses Patogen dan Pembagian Manfaat, Memperkuat dan Mempertahankan Tenaga Kesehatan yang Terampil dan Kompeten, Jaringan Pasokan dan Logistik Global, dan Pembiayaan.
Dilansir laman WHO, negara-negara anggota WHO sepakat untuk melanjutkan negosiasi yang bertujuan untuk merampungkan perjanjian tersebut dalam masa sidang 29 April hingga 10 Mei 2024.
"Negara-negara Anggota kami sepenuhnya menyadari betapa pentingnya perjanjian pandemi ini untuk melindungi generasi mendatang dari penderitaan yang kita alami selama pandemi COVID-19," kata Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Indonesia merupakan salah satu negara yang ikut dan menyepakati perjanjian tersebut. Dilansir Kementerian Luar Negeri RI, Indonesia merupakan negara yang ikut mempelopori penyelenggaraan High Level Meeting (HLM) on Pandemic Prevention, Preparedness, and Response (PPPR) tahun 2023, di Markas Besar PBB New York.
Namun dalam studi yang dilakukan Roland Alexander Driece dan sejumlah ilmuwan yang dipublikasikan The Lancet menunjukan bahwa WHO CA+ on PPPR, seperti halnya perjanjian internasional yang ada biasanya tidak menjamin pemantauan kepatuhan yang dibutuhkan. Sebuah meta-analisis pada 53 perjanjian internasional yang mengikat secara hukum namun tidak menyertakan mekanisme akuntabilitas, gagal menghasilkan dampak yang diharapkan.
Laman Indonesia for Global Justice juga menilai perjanjian pandemi ini tidak memberikan kewajiban bagi para pihak untuk melaksanakan apa yang tertulis di dalam WHO CA+ on PPPR. Juga tidak memberikan solusi nyata pada persoalan kekayaan intelektual.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video yang diberi keterangan “Dengan WHO Pandemic Treaty tubuh manusia akan ditanam chip” adalah keliru.
WHO CA+ on PPPR atau Pandemic Treaty bertujuan melindungi generasi sekarang dan yang akan datang dari pandemi dan konsekuensinya yang menghancurkan serta meningkatkan standar kesehatan semua orang, atas dasar kesetaraan, hak asasi manusia dan manusia dan solidaritas melalui kerjasama nasional dan internasional untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/782984050427090
- https://www.youtube.com/watch?v=yh5khIXdZjQ
- https://www.youtube.com/watch?v=o4w_uHirJd0
- https://apps.who.int/gb/inb/pdf_files/inb4/A_INB4_3-en.pdf
- https://apps.who.int/gb/inb/pdf_files/inb4/A_INB4_3-en.pdf
- https://apps.who.int/gb/inb/pdf_files/inb4/A_INB4_3-en.pdf
- https://www.who.int/news/item/28-03-2024-who-member-states-agree-to-resume-negotiations-aimed-at-finalizing-the-world-s-first-pandemic-agreement
- https://www.kemlu.go.id/newyork-un/id/news/20839/indonesia-siapkan-jalan-untuk-agenda-pencegahan-kesiapsiagaan-dan-respon-pandemi-di-perserikatan-bangsa-bangsa
- https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(23)00687-6/fulltext#%20
- https://igj.or.id/2024/02/10/informasi-dasar-pandemic-treaty-why-should-we-care/
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-19172) [SALAH] KAESANG PECAT GIRING GANESHA DARI JABATAN KETUM PSI KARENA TIDAK BECUS URUS PARTAI
Sumber: twitter.comTanggal publish: 18/04/2024
Berita
"Nasib Giring @Giring_Ganesha setelah dipecat Anaknya Jokowi karena gak becus mimpin partai :grinning: !"
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun di media sosial X bernama @NenkMonica, menuliskan sebuah klaim yang menyatakan bahwa Giring Ganesha, Eks Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dipecat oleh anak Jokowi, yang saat ini menjabat sebagai Ketum PSI. Pemecatan ini disebutkan karena Giring tidak becus mengurus partai. Lalu apakah benar, Kaesang memecat Giring Ganesha dari jabatannya sebagai Ketum PSI karena tidak becus mengurus partai?
Setelah melakukan penelusuran mengenai hal tersebut, ditemukan sebuah penjelasan yang sekaligus menjadi bantahan terhadap klaim dari akun X ini. Melansir dari ulasan milik Liputan6.com dalam artikel yang berjudul, "Giring Minta Kaesang Pangarep jadi Ketum PSI", terdapat pernyataan dari Giring yang menyebutkan bahwa pemilihan Kaesang Pangarep sebagai Ketum PSI adalah hasil rekomendasi dari dirinya sendiri.
“Mungkin bagi banyak elit politik, aneh jika seorang Ketua Umum malah merekomendasikan nama penggantinya. Di PSI kami diajarkan soal kolektifitas kerja, jabatan itu soal manajerial, namun beban kerja selalu dibagi bersama,” kata Giring dalam keterangannya, dalam Liputan6.com, Senin (25/9/2023).
Giring juga menjelaskan bahwa keinginan Kaesang menjadi Ketum PSI adalah hasil dorongan dan harapan dari semua kader PSI.
Sementara dirinya, kini menjabat sebagai anggota Dewan Pembina PSI. Pengangkatan Giring sebagai anggota Dewan Pembina dilakukan dalam Kopdarnas PSI, Senin (25/3/2023), di Gedung Djakarta Theater.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebut bahwa Giring dipecat dari jabatan Ketum oleh Kaesang karena tidak becus mengurus partai, merupakan klaim keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Setelah melakukan penelusuran mengenai hal tersebut, ditemukan sebuah penjelasan yang sekaligus menjadi bantahan terhadap klaim dari akun X ini. Melansir dari ulasan milik Liputan6.com dalam artikel yang berjudul, "Giring Minta Kaesang Pangarep jadi Ketum PSI", terdapat pernyataan dari Giring yang menyebutkan bahwa pemilihan Kaesang Pangarep sebagai Ketum PSI adalah hasil rekomendasi dari dirinya sendiri.
“Mungkin bagi banyak elit politik, aneh jika seorang Ketua Umum malah merekomendasikan nama penggantinya. Di PSI kami diajarkan soal kolektifitas kerja, jabatan itu soal manajerial, namun beban kerja selalu dibagi bersama,” kata Giring dalam keterangannya, dalam Liputan6.com, Senin (25/9/2023).
Giring juga menjelaskan bahwa keinginan Kaesang menjadi Ketum PSI adalah hasil dorongan dan harapan dari semua kader PSI.
Sementara dirinya, kini menjabat sebagai anggota Dewan Pembina PSI. Pengangkatan Giring sebagai anggota Dewan Pembina dilakukan dalam Kopdarnas PSI, Senin (25/3/2023), di Gedung Djakarta Theater.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebut bahwa Giring dipecat dari jabatan Ketum oleh Kaesang karena tidak becus mengurus partai, merupakan klaim keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, pengangkatan Kaesang sebagai pengganti Ketum PSI adalah hasil rekomendasi dari Giring Ganesha. Sementara Giring kini menjabat sebagai anggota Dewan Pembina PSI.
Rujukan
(GFD-2024-19171) [SALAH] TAK JADI KETUM PARTAI, GIRING GANESHA KINI JADI PENGAMEN JALANAN
Sumber: twitter.comTanggal publish: 18/04/2024
Berita
"Pesanku pada anakku.
Jangan pernah sombong.
Jangan pernah merendahkan orang lain.
Ingat nak. @Giring_Ganesha, Ketua Partai yang di dukung presiden pun bisa jadi pengemis jalanan, karena sangat sombong pada waktu dia ketua partai.
Bagaimana uni @DrEvaChaniago @vanc1Bozz"
Jangan pernah sombong.
Jangan pernah merendahkan orang lain.
Ingat nak. @Giring_Ganesha, Ketua Partai yang di dukung presiden pun bisa jadi pengemis jalanan, karena sangat sombong pada waktu dia ketua partai.
Bagaimana uni @DrEvaChaniago @vanc1Bozz"
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun di media sosial X bernama @ucoxregar, membagikan video dari Eks Ketum PSI, Giring Ganesha. Di dalam unggahannya akun ini membagikan video Giring yang terlihat bernyanyi di pinggir jalan dan menyebut bahwa kini Giring telah menjadi pengamen jalanan. Lalu apakah benar bahwa Giring kini telah menjadi pengamen jalanan sejak tidak menjabat sebagai Ketum PSI?
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai hal tersebut, diketahui bahwa klaim yang diunggah oleh akun X ini mengandung kekeliruan. Pasalnya, walau tidak menjabat sebagai Ketum PSI, Giring Ganesha kini diangkat menjadi anggota Dewan Pembina PSI.
Video Giring yang terdapat di dalam unggahan tersebut, merupakan video dirinya yang tampil dalam acara Monday Replay x CXO Live From Season 3 - Ep. 3 yang digelar di Anjungan Sarinah pada Senin (1/4). Penampilan tersebut menjadi yang pertama, setelah dirinya sempat vakum selama 4 tahun karena berfokus pada karir politik.
"Sebenarnya gak pernah hilang kayak pergi (dari dunia musik) 100 persen juga, gak pernah. Soalnya dulu beberapa tahun ini kalau nyanyi buat kader partai," kata Giring, dalam detik.com, di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin (1/4) malam.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa kini Giring menjadi pengamen jalanan usai tidak menjabat sebagai Ketum partai, merupakan klaim keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai hal tersebut, diketahui bahwa klaim yang diunggah oleh akun X ini mengandung kekeliruan. Pasalnya, walau tidak menjabat sebagai Ketum PSI, Giring Ganesha kini diangkat menjadi anggota Dewan Pembina PSI.
Video Giring yang terdapat di dalam unggahan tersebut, merupakan video dirinya yang tampil dalam acara Monday Replay x CXO Live From Season 3 - Ep. 3 yang digelar di Anjungan Sarinah pada Senin (1/4). Penampilan tersebut menjadi yang pertama, setelah dirinya sempat vakum selama 4 tahun karena berfokus pada karir politik.
"Sebenarnya gak pernah hilang kayak pergi (dari dunia musik) 100 persen juga, gak pernah. Soalnya dulu beberapa tahun ini kalau nyanyi buat kader partai," kata Giring, dalam detik.com, di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat pada Senin (1/4) malam.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa kini Giring menjadi pengamen jalanan usai tidak menjabat sebagai Ketum partai, merupakan klaim keliru dan termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Faktanya, video Giring saat sedang bernyanyi di pinggir jalan, merupakan video penampilan dirinya saat mengisi acara pada Monday Replay x CXO Live From Season 3 - Ep. 3 yang digelar di Anjungan Sarinah pada Senin (1/4).
Rujukan
Halaman: 2439/6610