• (GFD-2024-21299) [SALAH] Gambar Jokowi Saat Wisuda

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/07/2024

    Berita

    “JANGAN RIBUT SOAL IJAZAH LAGI YA

    Tuh ….. foto wisuda sdh ketemu”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Ir Malayu memposting ulang sebuah video yang diunggah Akun Fathur Rochman pada 20 Juli 2024. Video tersebut menampilkan wajah Jokowi yang mengenakan toga, terlihat 2 orang laki-laki dan perempuan yang ada di samping Jokowi.

    Setelah ditelusuri menggunakan Google Image ditemukan gambar yang identik pada gambar artikel kilat.com “Pamer Foto Wisuda UGM Anies Baswedan, Dokter Tifa Tanyakan Punya Jokowi dan Gibran Rakabuming: Mana? Kok Saya Belum Pernah Lihat?” di unggah pada Selasa, 12 Desember 2023 pukul 08.40 WIB. Berdasarkan keterangan gambar, gambar tersebut merupakan gambar Anies saat wisuda bukan Jokowi.

    Dengan demikian gambar yang menampilan wisuda Jokowi merupakan hal yang tidak benar. Gambar tersebut sudah melalui proses editing di bagian wajah Jokowi. Gambar yang asli merupakan Anies saat wisuda, sehingga masuk dalam kategori Satier.

    Kesimpulan

    Faktanya, gambar tersebut sudah melalui proses editing di bagian wajah Jokowi. Gambar yang asli merupakan Anies saat wisuda.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21298) [KLARIFIKASI] Manipulasi Video Joe Biden Berpidato dengan Makian

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menanggapi kritik yang belakangan dilontarkan kepadanya dengan kata-kata kasar atau makian.

    Video itu beredar setelah Biden mengumumkan mundur dari pencalonan presiden Partai Demokrat, pada Minggu (21/7/2024).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut adalah hasil manipulasi.

    Video Biden menanggapi kritik dengan kata-kata makian dibagikan oleh akun X (Twitter) ini dan ini, pada Senin (22/7/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    BREAKING: Biden berpidato di hadapan rakyat AS setelah mundur dari pencalonan presiden

    Dalam video yang disertakan, Biden melontarkan kata-kata kasar untuk menanggapi kritik yang diterimanya. Terdapat watermark @midnightmitch pada video tersebut.

    "Warga Amerika, saya ingin meluangkan waktu untuk menanggapi beberapa hal yang Anda bicarakan tentang saya. Banyak dari Anda yang mengatakan bahwa saya menderita cacing otak, atau otak saya terbuat dari saus apel. Baiklah, saya tidak berpanjang kata lagi: F*ck you."

    Hasil Cek Fakta

    Video Biden menanggapi kritik tersebut berasal dari unggahan pengguna X @MidnightMitch, pada Senin (22/7/2024).

    Video tersebut disebut sebagai deepfake atau hasil manipulasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) oleh Community Notes.

    "Meski sudah jelas bahwa ini adalah deepfake dan bersifat satire, beberapa orang mungkin masih sulit untuk memahaminya. Oleh karena itu, konten tersebut harus diberi label yang jelas sebagai konten yang dihasilkan oleh AI, terutama untuk materi politik."

    Sementara itu, video aslinya menampilkan pidato Biden yang disampaikan setelah seorang pria menembak kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump, pada 13 Juli di Butler, Pennsylvania.

    Pidato itu disiarkan langsung oleh PBS News.

    Menanggapi beredarnya deepfake Biden, PBS News mengatakan, mereka tidak membenarkan manipulasi video atau audio berita yang dapat menyesatkan penonton.

    "Biden tidak membuat pernyataan tersebut. PBS News tidak membenarkan penggunaan video ini dan kami mengecam segala bentuk manipulasi video dan audio berita dengan cara apa pun yang dapat menyesatkan khalayak," tulis PBS News di X, Senin.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Biden menanggapi kritik dengan kata-kata kasar merupakan hasil manipulasi.

    Video aslinya menampilkan pidato Biden yang disampaikan setelah seorang pria menembak kandidat presiden Partai Republik, Donald Trump, pada 13 Juli 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21297) [HOAKS] Air Perasan Mentimun Sembuhkan Penyakit Ginjal

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar klaim bahwa air perasan mentimun dapat menyembuhkan penyakit ginjal agar pasien tidak perlu cuci darah.

    Namun, berdasarkan konfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar.

    Narasi soal air perasan mentimun bisa menyembuhkan penyakit ginjal agar tidak perlu cuci darah dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Dalam video dijelaskan, langkah pertama yang dilakukan yakni dengan mengerok bagian biji mentimun, kemudian diperas.

    Untuk menyembuhkan penyakit ginjal, air perasan mentimun diminum dua kali sehari setelah makan.

    Video diberi keterangan:

    MENYEHATKAN GINJAL

    AGAR TIDAK CUCI D4RAH

    Cara Mengembalikan Fungsi Ginjal Agar Tidak Cuci Darrrah#reels #herbal #trending #fyp

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut air perasan mentimun sembuhkan penyakit ginjal dan menghindari cuci darah

    Hasil Cek Fakta

    Dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir Haruni menuturkan, tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan air perasan mentimun mempunyai manfaat menyembuhkan penyakit ginjal.

    Menurut dia, klaim tersebut tidak benar. 

    "Sepengetahuan saya itu hanya karangan saja. Kalau ada yang ngomong bisa, silakan saja tunjukkan jurnalnya. Referensinya apa," ujar Andi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (22/7/2024).

    Andi mengatakan, mengonsumsi mentimun memang bisa menurunkan tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko kuat terjadinya penyakit ginjal.

    Namun, buah tersebut tidak bisa menyembuhkan penyakit ginjal. 

    Ia menjelaskan, untuk gagal ginjal kronis harus dilakukan cuci darah. Cuci darah dilakukan karena ginjal tidak berfungsi dengan baik dalam menyaring racun dan zat sisa metabolisme dalam tubuh. 

    Kata Andi, cuci darah bisa dihentikan jika ginjal pulih kembali. Namun, gagal ginjal kronis sulit untuk disembuhkan.

    "Kalau ganguannya hilang, ginjalnya bisa pulih lagi. Tapi sebagian besar tidak bisa pulih karena penyakitnya sudah kronis," ujar Andi.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim air perasan mentimun bisa menyembuhkan penyakit ginjal agar tidak perlu cuci adalah hoaks. 

    Dokter spesialis penyakit dalam, Andi Khomeini Takdir Harun menyebutkan, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

    Menurut Andi, mengonsumsi mentimun memang bisa menurunkan tekanan darah tinggi yang menjadi faktor terjadinya penyakit ginjal.

    Namun, buah tersebut tidak bisa menyembuhkan orang yang terkena penyakit ginjal.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21296) [KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Video Remaja Mabuk Kecubung di Banjarmasin

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Dua remaja di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), diduga tewas akibat mengonsumsi kecubung dengan alkohol dan obat-obatan.

    Beredar video di media sosial, yang diklaim memperlihatkan remaja mabuk kecubung di Banjarmasin.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut dibagikan dengan narasi yang keliru.

    Video remaja mabuk kecubung di Banjarmasin disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Dalam video, tampak remaja perempuan mengeluarkan busa dari mulutnya. Ada pula remaja laki-laki berkaus hitam mengamuk ketika berusaha dibonceng dengan motor.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun, pada Jumat (19/7/2024):

    Fenomena Mabuk Kecubung di Banjarmasin, Dua Orang T3was Puluhan Dirawat di RSJ.

    Dua orang t3was dan 39 lainnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga karena mabuk kecubung oplosan.

    Mayoritas korban berusia remaja, laki-laki dan perempuan, berada dari beberapa daerah di Kalsel, di antaranya Banjarmasin, Baritokuala, dan Hulu Sungai Selatan.

    Saat di bawa ke rumah sakit, kondisi mereka berbeda-beda. Ada yang meracau, tak bisa ngomong, bahkan ada yang tak sadarkan diri.

    Hasil Cek Fakta

    Dikutip dari Harian Kompas, sepekan terakhir, sedikitnya 47 orang dibawa ke RSJ Sambang Lihum di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalsel.

    Pasien tersebut memiliki rentang usia mulai 20 hingga 55 tahun. Empat di antaranya perempuan.

    Di antara pasien tersebut, ada dua orang meninggal. Mereka warga Banjarmasin berjenis kelamin laki-laki dengan usia 22 tahun dan 44 tahun.

    Setelah dilarikan ke rumah sakit, belum dapat dipastikan penyebab mabuk dan halusinasi karena korban belum dapat dimintai keterangan.

    Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Adam Erwindi menyampaikan klarifikasi bahwa remaja dalam video bukan mabuk akibat mengonsumsi kecubung, melainkan obat-obatan.

    "Dua korban yang videonya viral berinisial AR dan S, yakni perempuan dengan mulut berbusa dan laki-laki kaus hitam di atas motor, mengaku hanya mengonsumsi obat putih tanpa merek dibeli Rp 25.000," ujar Adam, dikutip dari Antara, Rabu (17/7/2024).

    Setelah menelusuri lebih lanjut, para korban mencampur pil putih tanpa merek itu dengan obat mefinal dan amoxsan. Ada pula pasien yang mengonsumsi obat seledryl sebanyak 20 butir.

    "Sebagian korban lainnya dari 47 orang yang dirawat mengaku meminum alkohol dengan campuran obat-obatan dan tidak ada yang mengonsumsi kecubung," kata Adam.

    Obat putih tanpa merek itu biasa disebut obat Zenith atau Carnophen.

    Polisi telah menyita 20.680 butir obat dari tersangka pengedar MS (47) di Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin. Obat serupa sebanyak 906 butir juga disita dari tersangka FS, IR dan SE.

    Polres Banjarbaru juga mendapatkan barang bukti serupa sebanyak 605 butir dari tersangka MH. Kemudian dari tersangka MF dan MA, Polres Hulu Sungai Tengah menyita 1.000 butir pil.

    "Obat putih tanpa merek ini sudah dikirim ke Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya guna mengetahui kandungannya, jika sudah ada hasilnya kami sampaikan ke publik," ujar Adam.

    Kesimpulan

    Video AR dan S yang mabuk akibat mengonsumsi pil putih tanpa merek di Banjarmasin disebarkan dengan konteks keliru.

    Pekan lalu, RSJ Sambang Lihum menerima 47 pasien yang mabuk dan berhalusinasi. Dua di antaranya meninggal dunia.

    Berdasarkan penyelidikan polisi, mereka mabuk akibat obat-obatan dan tidak ada yang mengonsumsi kecubung.

    Rujukan