• (GFD-2024-21295) Keliru, Layanan Konseling Online Diabetes dari Mantan Menkes Dokter Terawan

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita



    Sebuah website yang diklaim menyediakan konsultasi daring terkait diabetes yang dilayani mantan Menteri Kesehatan RI, dokter Terawan Agus Putranto, beredar di Facebook. Website itu menampilkan antarmuka mirip aplikasi pesan WhatsApp, yang berisi percakapan tanya jawab. Namun, aplikasi pesan itu lebih mirip komunikasi interaktif, yang memberikan pilihan jawaban ya dan tidak. 

    Di bagian akhir dari rangkaian percakapan itu, dijelaskan bahwa layanan konsultasi itu bagian dari program Asia Tanpa Diabetes. Ditampilkan juga promosi obat diabetes berjenama Glucoformin, yang disertai banyak testimoni.



    Namun benarkah dokter Terawan melayani konsultasi daring tersebut, yang berkaitan dengan program Asia Tanpa Diabetes?

    Hasil Cek Fakta



    Kepada Tempo, dr. Terawan menyatakan bahwa narasi tersebut hoaks. Pihaknya tidak melayani konsultasi online dalam website tersebut. “Itu hoaks,” kata dokter Terawan melalui pesan, Selasa, 23 Juli 2024.

    Sesungguhnya dokter Terawan bukan dokter ahli endokrinologi yang berkaitan dengan diabetes. Terawan adalah dokter dengan spesialisasi di bidang radiologi. 

    Selain itu, berdasarkan pemindai URL Analysis Report, tautan situs tersebut terindikasi mencurigakan karena adanya indikator pencocokan dengan URL berbahaya yang serupa. 

    Sebelumnya, beberapa pemeriksa fakta telah mengungkapkan bahwa narasi yang mengaitkan dr Terawan dengan program diabetes tingkat Asia, serta pengobatan diabetes sering dibantah. Tempo pernah menjelaskan tentang klaim dokter Terawan menjabat Kepala Perkumpulan Endokrinologi Asia dan ahli sekaligus praktisi kesehatan terbaik untuk program diabetes di Asia adalah tidak benar.

    Ahli endokrinologi adalah dokter yang menangani penyakit yang berkaitan dengan masalah hormon seperti diabetes, gangguan tiroid, hiperkalsemia, dan obesitas. Di sisi lain, faktanya dr Terawan bukan ahli endokrinologi dan bukan bagian perkumpulan endokrinologi di Indonesia maupun di tingkat Asia.

    Dalam artikel lain, Tempo menyatakan narasi yang menyatakan dokter Terawan berkaitan dengan program Asia Tanpa Diabetes juga hoaks. Beberapa narasi hoaks itu memanipulasi foto dan video sehingga seakan-akan benar, padahal hasil rekayasa.

    Dilansir Tirto.id, dr Terawan merupakan dokter spesialis radiologi yang menggeluti teknologi pencitraan dalam menunjang pengobatan. Ia tidak memiliki spesialisasi endokrinologi sebagaimana yang disebutkan dalam narasi yang beredar.

    Ia pernah menjabat Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Indonesia dan Ketua ASEAN Association of Radiology. Tidak pernah menjabat atau menjadi anggota asosiasi endokrinologi di tingkat nasional ataupun Asia.

    Ia menjabat sebagai Menteri Kesehatan RI tahun 2019 sampai 2020. Selain itu, dia juga saat ini merupakan pensiunan dokter militer, TNI Angkatan Darat. Dokter Terawan juga pernah menjadi Ketua World International Committee of Military Medicine.

    Narasi yang beredar terkait promosi obat diabetes kerap menggunakan nama dan foto pejabat atau mantan pejabat, seperti dr Terawan dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, padahal klaim yang disebarkan hoaks. 

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa website interaktif yang mengatasnamakan diri pelayanan konsultasi daring dr Terawan yang berkaitan dengan program Asia Tanpa Diabetes, merupakan klaim yang keliru.

    Sejumlah pemeriksaan fakta sebelumnya telah mengungkapkan bahwa narasi yang mengaitkan dr Terawan dengan program Asia Tanpa Diabetes adalah hoaks. Foto, video, dan website digunakan untuk menyebarkan hoaks tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21294) Keliru, Klaim soal Prof. Budi Indarto Sarankan Cuci Ginjal Alami dengan Air Rebusan Seledri

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita



    Sebuah narasi beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini, ini, dan ini, yang mengatakan orang bernama Prof. Dr. Ir. Budi Indarto membagikan cara cuci ginjal secara alami menggunakan air rebusan seledri. Konten itu mengatakan Budi membagikan saran cuci ginjal alami menggunakan air rebusan seledri sebagai pengganti pengobatan cuci ginjal. Hal itu diklaim bisa menghemat biaya pengobatan sampai puluhan juta rupiah.

    Pesan berantai tersebut berisi langkah-langkah untuk membuat rebusan seledri tersebut. seikat daun seledri dicuci, dipotong kecil-kecil, dan rebus dalam panci bersama seliter air. Didihkan sampai sepuluh menit lalu biarkan sampai dingin. Saring dan tuangkan airnya dalam botol, simpan dalam kulkas, dan minum setiap hari.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah minum air rebusan seledri bisa menggantikan proses pengobatan cuci ginjal?

    Hasil Cek Fakta



    Pertama, Tempo memeriksa benarkah ada nama Prof. Budi Indarto dalam direktori dokter di Indonesia yang telah melakukan penelitian tentang daun seledri untuk cuci ginjal secara alami?

    Tempo memeriksa nama tersebut dalam laman Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), suatu badan otonom, mandiri, non struktural dan bersifat independen, yang bertanggung jawab kepada Presiden RI. 

    KKI salah satunya bertugas untuk menangani pendaftaran seluruh dokter yang berpraktik. KKI membuat laman Cek Dokter yang dapat diakses oleh publik untuk mengawasi dokter, termasuk mencegah adanya dokter gadungan.

    Cara penggunaan laman tersebut adalah dengan memasukkan nama depan atau nama belakang, tanpa gelar. Tempo kemudian mencari nama Budi dan Indarto secara terpisah, namun tidak terlacak nama Budi Indarto dalam laman KKI.

    Cara kedua, adalah dengan melacak hasil penelitian tentang air rebusan seledri untuk cuci ginjal melalui Google Scholar. Terdapat sejumlah riset mengenai seledri yang dikaitkan dengan ginjal. Namun tidak ada namanya Budi Indarto dalam penelitian terkait seledri bagi kesehatan ginjal.

    Pesan berantai terkait terapi gagal ginjal dengan air rebusan seledri tersebut telah beredar setidaknya sejak tahun 2015. Selain di Facebook, saat itu narasi juga beredar di forum daring populer, Kaskus.

    Dokter konsultan ginjal dan hipertensi Aida Lydia menjelaskan ada tiga pilihan dalam pengobatan gagal ginjal, yakni Hemodialisis alias cuci darah yang bisa dilakukan di fasilitas kesehatan, Peritoneal Dialysis menggunakan cairan khusus yang bisa dikerjakan secara mandiri, dan ketiga transplantasi ginjal.

    Cara pertama dan kedua pada prinsipnya membersihkan darah dari zat beracun, yang sesungguhnya bisa dilakukan ginjal dalam kondisi normal. Sementara transplantasi adalah pergantian ginjal yang rusak dengan ginjal sehat dari pendonor.

    Sementara Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Prof. Apt. Taofik Rusdiana, M.Si., PhD, menjelaskan potensi herba seledri untuk pengobatan batu ginjal. Dikutip dari laman Universitas Padjajaran, ia mengembangkan penelitian herbal dari seledri untuk mengatasi batu ginjal. Dengan metode in vitro, infus seledri di atas kadar 10% dapat melarutkan komponen batu secara signifikan. Sedangkan pada sediaan ekstrak dengan konsentrasi di atas 3% dapat melarutkan komponen batu ginjal lebih besar secara signifikan.

    Sementara melalui metode In Vivo atau uji pada hewan percobaan tikus, pada dosis 10mg/100g bb tikus, kalsium yang terlarut itu signifikan dibandingkan kontrol negatifnya. Untuk dosis 20mg/100g bb tikus juga menunjukan angka yang lebih signifikan. 

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan seseorang bernama Prof. Dr. Ir. Budi Indarto membagikan saran mengganti cuci ginjal dengan terapi air rebusan seledri adalah keliru.

    Tidak ditemukan profesor di bidang kesehatan dengan nama tersebut. Istilah cuci ginjal juga tidak ada dalam pengobatan gagal ginjal secara medis, melainkan yang benar adalah cuci darah. Cuci darah tidak bisa digantikan dengan minum air rebusan seledri.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21293) [PENIPUAN] Link Pendaftaran Penerima Bansos Korban Judi Online

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita

    Ambil bansosnya, sebelum kehabisan!

    Hasil Cek Fakta

    Ditemukan sebuah unggahan Facebook yang membagikan sebuah link pendaftaran penerima bantuan sosial korban judi online.

    Namun, setelah ditelusuri tautan tersebut justru mengarah ke situs judi, bukan situs untuk mendapatkan bansos. Sebelumnya, pemberian bansos untuk korban judi online sempat dikemukakan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Namun, wacana tersebut menjadi kontroversi. Muhadjir pun mengklarifikasi bahwa sasaran penerima bansos bukan pelaku judi melainkan keluarganya.

    Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan pada 19 Juni 2024, pemerintah tidak memiliki rencana memberikan bansos untuk pelaku maupun keluarga pelaku judi online. Berdasarkan dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tautan pendaftaran penerima bansos korban judi online yang beredar di media sosial adalah tidak benar.

    Kesimpulan

    Klaim mengenai link pendaftaran penerima bansos korban judi online yang beredar di sosial media adalah tidak benar. Setelah ditelusuri link tersebut mengarah ke situs judi bukan situs untuk mendapatkan bansos.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21292) [SALAH] Tomat Hijau Dapat Stabilkan Gula Darah Secara Instan

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 23/07/2024

    Berita

    TOMAT HIJAU” MENGEMBALIKAN KADAR GULA KE ANGKA IDEAL 90 MG/DL DALAM 5 MENIT

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun di media sosial Facebook mengunggah video yang berisikan metode tomat hijau sebagai solusi permasalahan diabetes. Video tersebut menampilkan dr. GM. Silvia. M., Msc yang sedang memberikan penjelasan mengenai metode tersebut.

    Namun setelah disimak, terlihat ketidaksinkronan antara gerak mulut dan audio konten tersebut. Setelah dilakukan pencarian gambar, video tersebut identik dengan unggahan di kanal Youtube Dokter 24 yang berjudul “Dokter 24 – Gituan Pakai Tisu Magic, Amankah ?”. Dalam video tersebut tidak ditemukan bahasan mengenai penyakit.

    Dilansir dari media tandfonline, menyebutkan bahwa sejumlah penelitian pada manusia menunjukkan kalau konsumsi tomat tidak memperbaiki resistensi insulin. Malui penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan video dengan klaim tomat hijau dapat menurunkan gula darah adalah salah.

    Kesimpulan

    Video dengan klaim tomat hijau dapat menurunkan gula darah adalah salah. Sejumlah penelitian pada manusia menunjukkan kalau konsumsi tomat tidak memperbaiki resistensi insulin.

    Rujukan