(GFD-2024-17485) Cek Fakta: Tidak Benar Foto Presiden Jokowi dan Prabowo Bawa Plakat 'Juara 1 Nipu Rakyat'
Sumber:Tanggal publish: 01/04/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan foto Presiden Jokowi dan Prabowo membawa piala dan plakat "Juara 1 Nipu Rakyat". Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 31 Maret 2024.
Dalam postingannya terdapat foto Presiden Jokowi dan Prabowo membawa Piala dan plakat dengan tulisan "Juara 1 Nipu Rakyat". Postingan itu juga disertai narasi:
"PENYELENGARA PEMILU DIPEMERINTAHANNYA NGAKALIN SIREKAP. BIAR RAKYAT INDONESIA DUNGO NGIKUTIN KEMAUANNYA."
Lalu benarkah postingan foto Presiden Jokowi dan Prabowo membawa piala dan plakat "Juara 1 Nipu Rakyat"?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan Google Lens. Hasilnya ada foto yang identik dengan postingan.
Foto itu diunggah dalam laman Suarabutesarko.com dalam artikel berjudul "Sukses, Lapak 98 Kota Jambi Gelar Pra Lomba Merpati Tinggi Kolong" yang diunggah pada 14 Januari 2022.
Kesamaan terdapat pada kaos yang dipakai, piala, dan plakat dan juga kaos yang dipakai kedua orang yang difoto. Namun dalam plakat terdapat tulisan "BOB Juara 1 Rp 15.000.000" bukan tulisan "Juara 1 Nipu Rakyat" seperti dalam postingan.
Simak foto aslinya di bawah ini:
Kesimpulan
Postingan foto Presiden Jokowi dan Prabowo membawa piala dan plakat "Juara 1 Nipu Rakyat" adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut merupakan hasil editan.
Rujukan
(GFD-2024-17484) Cek Fakta: Hoaks Bank Kalsel Buka Pendaftaran Gebyar Undian di Facebook
Sumber:Tanggal publish: 01/04/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali postingan yang mengklaim pendaftaran gebyar undian dari Bank Kalsel. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 27 Maret 2024.
Berikut isi postingannya:
"𝐊𝐡𝐮𝐬𝐮𝐬 𝐍𝐚𝐬𝐚𝐛𝐚𝐡 (𝐁𝐚𝐧𝐤-𝐊𝐚𝐥𝐬𝐞𝐥) 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐟 (𝐀𝐤𝐬𝐞𝐥-𝐌𝐨𝐛𝐢𝐥𝐞) 𝐚𝐲𝐨 𝐛𝐮𝐫𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 (𝐏𝐞𝐬𝐭𝐚-𝐇𝐚𝐝𝐢𝐚𝐡) (𝐁𝐏𝐃-𝐊𝐚𝐥𝐬𝐞𝐥)
* 𝟐 𝐏𝐚𝐤𝐞𝐭 𝐔𝐦𝐫𝐨𝐡
𝟏 𝐔𝐧𝐢𝐭 𝐑𝐮𝐦𝐚𝐡
𝟏𝟎 𝐌𝐨𝐛𝐢𝐥
𝟏𝟓 𝐌𝐨𝐭𝐨𝐫
𝟐𝟎 𝐄𝐦𝐚𝐬 𝐌𝐮𝐫𝐧𝐢
𝟐𝟓 𝐋𝐞𝐦𝐚𝐫𝐢 𝐄𝐬
𝟓𝟎 𝐒𝐦𝐚𝐫𝐭𝐩𝐡𝐨𝐧𝐞
𝟏𝟎𝟎 𝐓𝐕
𝟐𝟓 𝐒𝐞𝐩𝐞𝐝𝐚 𝐠𝐮𝐧𝐮𝐧𝐠
𝟓𝟎 𝐑𝐢𝐜𝐞 𝐜𝐨𝐨𝐤𝐞𝐫
𝐈𝐧𝐟𝐨 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 (𝐏𝐞𝐬𝐭𝐚-𝐇𝐚𝐝𝐢𝐚𝐡) 𝐬𝐢𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐥𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐧 (𝐃𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫-𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠) 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐦𝐢 𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐧 𝐓𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐝𝐢 𝐮𝐧𝐝𝐢 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐝𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐚𝐡 𝐧𝐲𝐚𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐟𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐠𝐞𝐫𝐚𝐭𝐢𝐬..."
Lalu benarkah postingan yang mengklaim pendaftaran gebyar undian dari Bank Kalsel?
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi akun resmi Bank Kalsel di Instagram, @bankkalsel yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Di sana terdapat bantahan terkait postingan pendaftaran gebyar undian.
"Waspada, modus penipuan undian berhadiah mengatasnamakan Bank Kalsel. Jangan pernah beritahukan PIN, Password, dan kode OTP Anda kepada siapapun, termasuk yang mengaku sebagai petugas Bank Kalsel," bunyi pernyataan Bank Kalsel pada unggahan stories 31 Maret 2024.
"Akun resmi Instagram Bank Kalsel hanyalah @bankkalsel dan @bankkalselsyariah. Apabila ditemukan akun lain selain yang tertera di atas maka itu bukan merupakan akun resmi Bank Kalsel atau kami nyatakan palsu.
Segala macam informasi terkait undian berhadiah serta promosi lainnya hanya akan disampaikan melalui akun resmi Bank Kalsel."
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim pendaftaran gebyar undian dari Bank Kalsel adalah hoaks.
Rujukan
(GFD-2024-17483) Menyesatkan, Pernyataan Donald Trump Hubungkan Pandemi Covid-19 dengan Kecurangan Pemilu AS
Sumber:Tanggal publish: 01/04/2024
Berita
Sebuah video beredar di Facebook [ arsip ] memuat pernyataan mantan Presiden Amerika Serikat tentang kelompok kiri yang dinilai akan menghidupkan kembali lockdown, pembatasan Covid-19, mandat memakai masker dan vaksinasi. Menurut pria yang kini menjadi kandidat utama Partai Republik untuk Pilpres 2024 itu, munculnya varian baru virus penyebab Covid-19 diklaim sebagai propaganda untuk menimbulkan ketakutan.
Langkah-langkah itu, kata Trump, bertujuan untuk mencurangi Pemilu 2024 seperti yang diklaimnya terjadi pada Pemilu 2020 sehingga menyebabkan ia kalah melawan Joe Biden. “Mereka ingin mengulangi histeria Covid-19,” kata dia.
Artikel ini akan memverifikasi dua hal:
1. Benarkah pidato Donald Trump tersebut?
2. Benarkah pandemi Covid-19 berkaitan dengan kecurangan Pemilu AS?
Hasil Cek Fakta
Klaim 1: Benarkah Donald Trump berpidato soal klaim lockdown Covid-19 bertujuan untuk mencuranginya di Pemilu 2024?
Fakta: Donald Trump memang benar menyatakan hal itu, sesuai video yang diunggah oleh akun Twitter @TeamTrump pada 31 Agustus 2023. Akun Twitter itu dikelola tim kampanye Trump sebagai calon presiden dalam Pilpres Amerika Serikat tahun 2024.
Dikutip dari NewsWeek, konteks pernyataan Trump itu, dia mencela berita bahwa beberapa institusi di Amerika Serikat yang menerapkan kembali mandat penggunaan masker karena meningkatnya varian virus corona baru, dan menghubungkan dugaan “ketakutan” dengan klaim pribadinya bahwa pemilu 2024 akan menjadi sasaran kecurangan.
Pada tanggal 19 Agustus, terdapat lebih dari 15.000 pasien rawat inap yang tercatat di Amerika Serikat karena infeksi COVID-19, menurut data dari CDC. Jumlah itu meningkat hampir 19 persen dari minggu sebelumnya.
Beberapa institusi swasta, operator rumah sakit, dan perguruan tinggi di AS telah menerapkan kembali persyaratan bagi staf atau pengunjung untuk memakai masker saat berada di lokasi mereka untuk membatasi penyebaran varian virus corona baru—EG.5 dan BA.2.86—yang baru-baru ini muncul.
Klaim 2: Benarkah lockdown selama pandemi Covid-19 untuk mencurangi pemilu 2020 di AS?
Fakta: Klaim itu dilontarkan Donald Trump selama Pemilu 2020. Namun, dikutip dari Cek Fakta Reuters bahwa klaim tersebut tidak pernah disertai bukti adanya kecurangan dalam surat suara.
Saat itu, narasi yang beredar bahwa Partai Demokrat memenangkan Pemilu AS dengan mencurangi surat suara di tengah pandemi Covid-19. Riset Onyeaka et., al., (2021) berjudul “COVID-19 pandemic: A review of the global lockdown and its far-reaching effects” mengungkapkan, penguncian secara global atau lockdown, disebabkan oleh sindrom pernapasan akut parah virus corona-2 (SARS-CoV-2). Hal ini juga dinyatakan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Lockdown bertujuan untuk membendung penyebaran virus dan meratakan kurva pandemi, meski kemudian memberikan dampak pada berbagai sektor kehidupan.
Lockdown yang ditujukan untuk menghentikan penyebaran virus, juga terjadi di banyak negara lainnya, bukan hanya di Amerika Serikat. Maka, ini tidak ada kaitannya dengan Pemilu AS.
Ungkapan-ungkapan Kontroversial
Semasa menjabat, Trump beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang kontroversial, termasuk tentang pandemi Covid-19. Salah satunya pernyataannya tentang Partai Demokrat Amerika Serikat mempolitisir pandemi untuk memojokkan dirinya.
Hal itu menimbulkan kesalahpahaman dan kontroversi di tahun 2020. Kalimatnya dianggap menyatakan bahwa pandemi Covid-19 adalah hoax yang dibuat politikus Partai Demokrat. Padahal maksud sebenarnya menyatakan Partai Demokrat memojokkan dirinya menggunakan isu pandemi, sebagaimana diberitakan Politifact.com.
Disebutkan juga bahwa Factcheck.org, The Washington Post, Snopes, dan AP, menyimpulkan sesungguhnya konteks kalimat Trump saat itu tidak menyatakan bahwa pandemi atau virus Covid-19 tipuan belaka.
Trump juga pernah mempublikasikan cuitan kontroversial yang menyinggung tes Covid-19, berita palsu, dan media konspirasi, jelang Pemilu Amerika Serikat 2020. Tweet itu ia keluarkan saat kasus baru Covid-19 jumlahnya naik hingga memecahkan rekor baru, sebagaimana diberitakan CNBC.
Trump dinilai meremehkan pandemi Covid-19. Hal itu tampak dari dia membandingkan virus Covid-19 dengan flu biasa, menyampaikan jumlah korban lebih sedikit dari data sesungguhnya, dan mengusulkan anggaran pengendalian Covid-19 yang sangat sedikit dibanding ekspektasi kongres, sebagaimana dilaporkan NBC News.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan Trump mengatakan ada kelompok orang yang berencana menciptakan pandemi lagi pada tahun 2024, adalah klaim yang menyesatkan.
Sesungguhnya Trump mengatakan bahwa kelompok sayap kiri di negaranya, pada Agustus 2023 itu, merencanakan memberlakukan lockdown karena meningkatnya sub varian baru Covid-19. Ia khawatir hal itu merugikannya sebagai capres dalam Pemilu AS 2024.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/339050575294493
- https://megalodon.jp/2024-0331-0231-55/
- https://www.facebook.com:443/reel/339050575294493
- https://twitter.com/TeamTrump/status/1696931890555429249
- https://www-newsweek-com.translate.goog/donald-trump-blasts-mask-mandates-covid-1823697?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=wapp
- https://www.reuters.com/article/idUSKBN28H25K/
- https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/00368504211019854
- https://www.politifact.com/article/2020/oct/08/ask-politifact-are-you-sure-donald-trump-didnt-cal/
- https://www.cnbc.com/2020/10/26/coronavirus-trump-claims-the-worsening-us-outbreak-is-a-fake-news-media-conspiracy-even-as-hospitalizations-rise.html
- https://www.nbcnews.com/politics/donald-trump/trump-calls-coronavirus-democrats-new-hoax-n1145721?_x_tr_hist=true
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-17482) Keliru, Klaim Vaksin Covid-19 Sebabkan Penyakit Lambung pada Perempuan
Sumber:Tanggal publish: 01/04/2024
Berita
Sebuah akun di Facebook [ arsip ] mengunggah konten dengan klaim seorang pelajar yang pernah mendapatkan vaksin Covid-19 mengalami penyakit lambung. Pelajar perempuan disebut sebagai yang paling rentan mendapatkan ancaman itu.
Konten itu memuat penjelasan bahwa vaksin Covid-19 dapat menyerang dan menginfeksi lambung agar penderita tidak bisa mendapatkan saripati dari makanan. “Dengan kata lain lambungnya sengaja di-blocked. Karena lambung sudah ter-blocked maka obat kimia sintetis apapun ditelan akan berubah menjadi racun sekalipun itu paracetamol atau obat dosis ringan sekelas obat warung."
Konten itu disertai foto hasil tangkapan layar ucapan duka pada seorang perempuan berhijab yang mengenakan seragam sekolah. Tertulis pada foto itu bahwa ia meninggal dunia karena penyakit lambung. Namun, benarkah klaim bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan penyakit lambung pada perempuan?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo mengkonfirmasi klaim di atas dengan mewawancarai Ketua Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana. Ia menjelaskan konsep vaksin.
Vaksin sengaja dimasukkan seakan-akan mirip dengan virus aslinya dalam bentuk yang bisa dikontrol tubuh sehingga aman. Tujuannya agar sel-sel tubuh kita yang berfungsi melindungi, bisa mengenalinya kemudian menyimpan memori yang gunanya jika ada virus asli masuk suatu saat, maka tubuh langsung memberi perlawanan.
“Jadi vaksin membentuk kekebalan/imunitas sebelum terpapar. Tidak benar cairan vaksin Covid-19 itu menyerang dan menginfeksi lambung,” kata Eva lewat pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 28 Maret 2024.
Menurut epidemiolog Dicky Budiman, keluhan pada lambung bisa saja merupakan dampak lanjut infeksi Covid-19 berulang atau risiko long covid. Infeksi covid bisa terjadi pada berbagai organ tubuh.
“Namun untuk memastikannya, tentu perlu pemeriksaan intensif oleh ahli. Yang terpenting lakukan perilaku hidup sehat dan bersih. Dan jangan lupa booster immune dengan vaksinasi, terutama bagi yang rentan,” kata Dicky melalui pesan singkat, kemarin.
Dikutip dari situs Centers for Disease Control and Prevention bahwa penelitian menunjukkan orang yang tertular Covid-19 setelah vaksinasi lebih kecil kemungkinannya untuk melaporkan Long Covid-19 –istilah untuk menyebut dampak lanjutan setelah terinfeksi virus penyebab penyakit Covid-19, dibandingkan dengan orang yang tidak divaksinasi. Meskipun Long Covid tampaknya lebih jarang terjadi pada anak-anak dan remaja dibandingkan pada orang dewasa, efek jangka panjang setelah COVID-19 memang terjadi pada anak-anak dan remaja.
Mantan Ketua Satgas Covid-19 IDI, Prof Dr dr Zubairi Djoerban SpPD-KHOM menyampaikan, pada sebuah laporan penelitian, ada beberapa orang yang melaporkan timbulnya gejala GERD, seperti mulas selama atau setelah terjangkit Covid-19.
“Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan yang menyebabkan sering mengalami mulas, regurgitasi atau nyeri. Ada kemungkinan Covid-19 berkontribusi terhadap GERD karena dapat menimbulkan gejala pencernaan,” ungkap Zubairi lewat pesan singkat.
National Library of Medicine melansir bahwa Covid-19 utamanya menyerang sistem pernapasan. Namun dapat berdampak pada sistem organ lain, khususnya sistem pencernaan. Pada penelitian yang melibatkan 561 pasien Covid-19, hasilnya hampir 40% pasien mengalami gejala gastrointestinal, terutama kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan diare. Namun, adanya gejala gastrointestinal tidak dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk seperti angka kematian, masuk ICU, lama rawat inap di rumah sakit, dan peningkatan intubasi mekanis pada pasien Covid-19.
Kesimpulan
Hasil verifikasi Tempo, klaim vaksin Covid-19 menyebabkan penyakit pada lambung adalah keliru.
Sebaliknya, vaksin membentuk kekebalan tubuh dari virus penyebab Covid-19. Terinfeksi virus Covid-19 bisa berdampak pada sistem organ pencernaan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02Fv46AkDtUeFbQLcnDS4ffZCfzo4dTJ9EhsUGTZHRFhreHD1im7aihdeCouwNairFl&id=100095282747900&_rdc=1&_rdr
- https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/long-term-effects/index.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC10167716/
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
Halaman: 2366/6116