Sebuah postingan di Facebook membagikan informasi bahwa Timnas Israel didiskualifikasi pada cabang olahraga Sepak Bola Putra pada Olimpiade 2024 di Paris. Dalam postingan tersebut juga menunjukkan flyer resmi dengan logo FIFA dan Olimpiade Paris 2024 yang menunjukkan Indonesia lolos kualifikasi.

Namun setelah ditelusuri klaim tersebut menyesatkan. Pada laman resminya, FIFA masih menyertakan Israel menjadi salah satu negara yang lolos untuk mengikuti cabang olahraga Sepak Bola Putra pada Olimpiade 2024 di Paris. Adapun flyer resmi berlogo FIFA dan Olimpiade Paris 2024 yang menyebut Indonesia lolos kualifikasi merupakan hasil manipulasi.

Dilansir dari Detik, isu diskualifikasi atau sanksi Timnas Israel datang Presiden Federasi Sepakbola Palestina (PFA), Jibril Rajoub dalam kongres tahunan FIFA di Bangkok pada Jumat, 17 Mei 2024. Hal ini mengacu pada sanksi yang diberikan FIFA kepada Rusia berupa larangan bertanding karena telah menginvasi Ukraina pada 2022. Rajoub juga menegaskan bahwa terdapat 250 atlet Palestina yang mayoritas pesepak bola telah terbunuh di Gaza dan beberapa stadion rusak berat karena serangan Israel.

Namun Komite Olimpiade Internasional (IOC), seperti yang dikutip dari DW menyebut bahwa perang di Gaza tidak memerlukan sanksi yang sama terhadap Israel seperti yang dikenakan pada Rusia setelah mereka menginvasi Ukraina, karena perbedaan antara kedua konflik tersebut.

Sedangkan FIFA masih menunda pengambilan keputusan terkait sanksi yang akan diberikan kepada Israel sampai paling lambat 20 Juli 2024. FIFA masih perlu berkonsultasi dengan pihak eksternal terkait masalah hukum yang terjadi. Mengutip dari Detik, Infantino menegaskan FIFA Council akan mengadakan rapat luar biasa sebelum 20 Juli mendatang untuk menuntaskan masalah ini.

Dengan demikian, Timnas Indonesia menggantikan Timnas Israel yang didiskualifikasi adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Dimanipulasi.

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Faktanya FIFA pada laman resminya masih menyertakan Israel menjadi salah satu negara yang lolos untuk mengikuti cabang olahraga Sepak Bola Putra pada Olimpiade 2024 di Paris. Adapun keputusan terkait sanksi yang akan diberikan oleh FIFA kepada Israel masih ditunda hingga 20 Juli 2024.

Artikel disadur dari Kompas.

Sebuah postingan di Facebook mengunggah sebuah foto yang diklaim merupakan jenazah dari kelompok teroris Hamas yang melawan Israel. Diketahui konflik antara Hamas dan Israel akhir-akhir ini sedang memanas sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.

Namun setelah ditelusuri klaim tersebut menyesatkan. Dilansir dari Kompas.com, foto tersebut merupakan warga sipil yang menjadi korban atas serangan Israel di Gaza, Palestina pada 10 Juli 2014. Tidak ada kaitannya dengan konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel akhir-akhir ini.

Dengan demikian, foto kelompok teroris Hamas yang melawan Israel adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Faktanya foto tersebut merupakan warga sipil yang menjadi korban serangan Israel di Gaza pada Juli 2014, tidak ada kaitannya dengan konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel akhir-akhir ini.

Beredar sebuah video di Youtube yang membagikan sebuah klaim mengenai Presiden Jokowi yang harus pasrah karena Prabowo terang-terangan akan membatalkan proyek IKN.

Namun, saat disimak narator hanya memberikan informasi mengenai asumsi pribadi dari seorang pengamat politik bernama Refly Harun menilai jika keberlanjutan program Presiden Jokowi yang dikatakan presiden terpilih Prabowo Subianto hanya omong kosong saja.

Program makan siang gratis yang diprediksi menelan anggaran melebihi proyek IKN, sehingga Refly Harun menyindirnya agar membuat program yang masuk akal.

“Ini menunjukkan bahwa keberlanjutan yang dikatakan Prabowo itu ya sebenarnya omong kosong saja hanya sekedar ingin menarik suara Jokowi dan para pendukungnya, tetapi begitu berkuasa ya realistis pastinya, bahkan program makan siang gratis itu pun juga bikin pusing ya,” imbuhnya.

Kemudian isi pembahasan berlanjut membahas mengenai keterangan dari Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, jika pembangunan Istana Wakil Presiden baru akan dimulai karena adanya perubahan desain. Saat ini, pemerintah masih melakukan proses lelang pembangunan. Sementara itu, Kantor dan Istana Presiden direncanakan sudah siap digunakan pada Juli mendatang.

Hingga akhir video tidak ditemukan bukti kebenaran jika Prabowo benar menyatakan bahwa dirinya akan membatalkan proyek IKN jika sudah dilantik menjadi presiden nanti.

Faktanya isi video hanya membahas mengenai asumsi Refly Harun jika keberlanjutan program Presiden Jokowi yang dikatakan presiden terpilih Prabowo Subianto hanya omong kosong saja. Tidak ada bukti pernyataan langsung dari Prabowo jika benar prroyek IKN akan ia batalkan

Artikel disadur dari Kompas.

Sebuah postingan Facebook membagikan video dengan thumbnail YouTube dari Merdeka.com dengan rekaman suara yang menyerupai suara Sri Mulyani yang memarahi pihak Bea Cukai karena mempermasalahkan celana dalam.

Namun setelah ditelusuri video YouTube Merdeka.com, tidak terdapat suara Sri Mulyani yang memarahi Bea Cukai. Dilansir dari Kompas.com, video tersebut menampilkan klarifikasi dari Menteri Keuangan, Sri Mulyani terkait beberapa kasus barang impor yang dikenakan pajak tinggi yang akhir-akhir ini jadi sorotan masyarakat di media sosial.

Penelusuran oleh AntaraNews terkait suara yang diklaim merupakan suara Sri Mulyani, ditemukan suara dari video YouTube channel Yuni TKW Hong Kong@CURHATAN BMI yang mengeluhkan harga celana dalam yang ia beli di Hong Kong seharga Rp140.000 kemudian dikenakan pajak bea masuk seharga Rp800.000. Suara video tersebut diambil pada durasi 8:53 sampai 9:08.

Dengan demikian, Sri Mulyani mengamuk ke Bea Cukai masalah celana dalam adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Tidak ditemukan bukti dari sumber valid yang memberitakan bahwa Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengamuk ke Bea Cukai dan mempermasalahkan celana dalam. Tangkapan layar dari thumbnail video YouTube Merdeka.com hanya menampilkan Sri Mulyani yang mengklarifikasi beberapa kasus di Bea Cukai yang akhir-akhir ini menjadi sorotan masyarakat.