Beredar sebuah video di Youtube yang memberikan klaim pada judul jika Presiden Jokowi ditangkap oleh massa yang berdemo terkait isu RUU Pilkada yang dimulai dari 22 Agustus 2024 kemarin.

Video diawali dengan menampilkan cuplikan-cuplikan aksi demo yang terjadi di berbagai tempat, kemudian saat disimak lebih lanjut narator membacakan ulang sebuah berita terbitan Detik yang berjudul “Spanduk Lawan Raja Jawa Muncul di Medan”.

Dalam artikel tersebut membahas tentang munculnya spanduk-spanduk bertuliskan “Raja Jawa” yang dibentangkan di beberapa lokasi di Kota Medan, tetapi beberapa spanduk ini diketahui sudah dicabut dan tak terpasang lagi. Dilansir dari Detik, Kepala Satpol PP Kota Medan Rakhmat Adi Syahputra Harahap mengakui tidak tahu menahu terkait pencabutan spanduk tersebut.

Selebihnya tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai Presiden Jokowi yang telah ditangkap oleh massa yang berdemo terkait isu RUU Pilkada kemarin.

Faktanya video tersebut hanya membahas tentang spanduk-spanduk bertuliskan “Raja Jawa” yang dibentangkan di beberapa tempat di Kota Medan.

Muncul sebuah akun Tiktok bernama @hj.prabowo.subianto yang menyebarkan sebuah video berisi pernyataan Prabowo tentang pemberian uang senilai 50 juta untuk tiap-tiap yang sudah follow akun Tiktoknya.

Akan tetapi sejauh ini sosial media resmi yang diketahui milik Prabowo Subianto adalah Instagram, Twitter, dan Facebook,akun di ketiga sosial media tersebut juga sudah mendapat verifikasi centang biru yang mana menandakan jika akun tersebut memang benar milik Prabowo Subianto yang asli.

Selain itu saat dilakukan pencarian gambar menggunakan Google Lens, ditemukan hasil jika video yang digunakan oleh akun tiruan tersebut diambil dari video yang diunggah di Instagram resmi Prabowo Subianto pada 9 Mei 2024 lalu.

Faktanya dalam video tersebut Prabowo sedang memberikan dukungan semangat untuk Timnas U-23 yang belum bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024, namun video tersebut telah dimanipulasi seolah-olah Prabowo sedang berbicara tentang pemberian uang 50 juta.

Faktanya dalam video tersebut Prabowo sedang memberikan dukungan semangat untuk Timnas U-23 yang belum bisa lolos ke Olimpiade Paris 2024, namun video tersebut telah dimanipulasi seolah-olah Prabowo sedang berbicara tentang pemberian uang 50 juta.

Ditemukan sebuah unggahan Facebook yang menginfokan adanya undian gebyar BNI disertai dengan pencantuman link sebagai media untuk mendaftarkan diri untuk ikut undian.

Namun setelah di cek link tersebut maka kita akan diarahkan menuju website gebyarundian[dot]co, yang mana website ini bukan merupakan milik BNI (bni.co.id). Website tersebut tentu sangat patut diwaspadai sebagai sarana penipuan online.

Jika kita pergi ke akun resmi BNI yang sudah terverifikasi centang biru, di profil Facebook BNI tidak ada pengumuman mengenai adanya Undian Rejeki BNI.

Berdasarkan dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan jika unggahan yang mengatasnamakan Bank BNI tersebut merupakan salah satu modus untuk melakukan penipuan online.

Link yang tertera pada unggahan Facebook tersebut bukan merupakan website resmi milik Bank BNI, website resmi Bank BNI adalah bni.co.id. Dalam Facebook resmi BNI juga tidak mengumumkan adanya program undian seperti itu.

Pada 25 Agustus 2024 lalu muncul sebuah unggahan video di Youtube memberikan sebuah klaim pada judul Bengkulu diterjang gempa besar hingga sekampung jebol.

Namun, setelah disimak dan dilakukan pencarian Google ternyata narator hanya membacakan sebuah artikel yang diunggah oleh Antara yang berjudul “BMKG catat tidak ada kerusakan pasca gempa di Bengkulu magnitudo 5,2”. Dalam artikel tersebut tidak dijelaskan bahwa telah terjadi gempa besar yang menyebabkan sekampung jebol di Bengkulu.

Dilansir dari Antara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kepahiang menyebutkan bahwa hingga saat ini tidak ada bangunan yang mengalami kerusakan pasca terjadinya gempa berkekuatan magnitudo 5,2 di Bengkulu.

Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim Bengkulu diterjang gempa besar hingga sekampung jebol adalah tidak benar.

Klaim yang mengatakan Kalimantan Timur banjir besar hingga semua tenggelam adalah salah.