(GFD-2024-19872) Cek Fakta: Tidak Benar Honda Ulang Tahun Bagikan 30 Unit Motor
Sumber:Tanggal publish: 16/05/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Honda ulang tahun bagikan 30 unit motor, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 13 Mei 2024.
Klaim Honda ulang tahun bagikan 30 unit motor berupa tulisan sebagai berikut.
"šš HADIAH ULANG TAHUN šš2024
šš Untuk MENYAMBUT Ulang Tahun @Honda mimin mau BAGI BAGI HADIAHš, tim @Honda mengirimkan 30 unit motor HONDA Baru secara GRATIS, kepada semua orang yang menulis "Selamat Ulang Tahun" PALING LAMBAT sampai 30 mei 2024 . Semoga Beruntung"
Benarkah klaim Honda ulang tahun bagikan 30 unit motor? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Ā
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Honda ulang tahun bagikan 30 unit motor, dengan menghubungi pihakĀ PT Astra Honda Motor (AHM).
General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM), Ahmad Muhibbuddin mengatakan, AHM tidakĀ perna menyelenggarakan program pembagian motor dalam rangka hari ulang tahun, dengan syarat menulis komentar seperti yang ada pada di klaim.
"Kami tidak pernah bikin program tersebut," kataĀ Muhibbuddin, saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (16/1/2024).
Ā
Kesimpulan
Hasil penelusuranĀ Cek Fakta Liputan6.com, klaim Honda ulang tahun bagikan 30 unit motor tidak benar.
AHM tidak perna menyelenggarakan program pembagian motor dalam rangka hari ulang tahun, dengan syarat menulis komentar seperti yang ada pada di klaim.
(GFD-2024-19871) [SALAH] Penemuan Buaya di Pelabuhan Paotere Makassar
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 16/05/2024
Berita
āHati2 buat warga Paotere ditemukan buaya di tanggul pelabuhan Paotere Makassarā
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Ilham Ilham Ilo memposting sebuah video reel yang menunjukan beberapa orang yang sedang mengerumuni seekor buaya. Kondisi buaya tersebut sudah terikat. Pada keterangan postingan tersebut terdapat informasi bahwa buaya ditemukan di tanggul pelabuhan Paotere Makassar. Berikut keterangan lengkapnya āHati2 buat warga Paotere ditemukan buaya di tanggul pelabuhan Paotere Makassarā.
Setelah ditelusuri pada tanggal 11 Mei 2024 menggunakan kata kunci āpenemuan buaya di pelabuhan Paotereā ditemukan informasi pada artikel suara.com berjudul āCek Fakta: Buaya Ditemukan di Pelabuhan Paotere Makassarā Kamis, 9 Mei 2024 pukul 09.29 WIB. Berdasarkan artikel tersebut, buaya yang ditangkap jenis buaya muara (Crocodylus porosus) ditemukan di Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Penemuan tersebut awalnya dari laporan warga setempat pada Rabu 5 Mei 2024 sekitar pukul 11.00 WITA.
Setelah diamankan, buaya dengan panjang 245 cm (panjang badan 115 cm dan panjang ekor 130 cm) tersebut diserahkan warga setempat ke pihak Polsek Liukang Tangaya. Setelah itu Polsek Liukang Tangaya dan Polisi Perairan Udara (Polariud) membawa buaya ke Pelabuhan Paotere Makassar untuk diserahkan kepada BB KSDA Sulsel.
Dengan demikian informasi penemuan buaya di pelabuhan Paotere Makassar tidak benar. Buaya tersebut ditemukan Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Liukang Tangaya. Buaya tersebut kemudian diserahkan ke BB KSDA Sulsel di Pelabuhan Paotere Makassar, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konteks yang salah.
Setelah ditelusuri pada tanggal 11 Mei 2024 menggunakan kata kunci āpenemuan buaya di pelabuhan Paotereā ditemukan informasi pada artikel suara.com berjudul āCek Fakta: Buaya Ditemukan di Pelabuhan Paotere Makassarā Kamis, 9 Mei 2024 pukul 09.29 WIB. Berdasarkan artikel tersebut, buaya yang ditangkap jenis buaya muara (Crocodylus porosus) ditemukan di Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Penemuan tersebut awalnya dari laporan warga setempat pada Rabu 5 Mei 2024 sekitar pukul 11.00 WITA.
Setelah diamankan, buaya dengan panjang 245 cm (panjang badan 115 cm dan panjang ekor 130 cm) tersebut diserahkan warga setempat ke pihak Polsek Liukang Tangaya. Setelah itu Polsek Liukang Tangaya dan Polisi Perairan Udara (Polariud) membawa buaya ke Pelabuhan Paotere Makassar untuk diserahkan kepada BB KSDA Sulsel.
Dengan demikian informasi penemuan buaya di pelabuhan Paotere Makassar tidak benar. Buaya tersebut ditemukan Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Liukang Tangaya. Buaya tersebut kemudian diserahkan ke BB KSDA Sulsel di Pelabuhan Paotere Makassar, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Informasi penemuan buaya di pelabuhan Paotere Makassar tidak benar. Faktanya, buaya tersebut ditemukan Pulau Sumangga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan. Setelah berhasil diamankan warga dan diserahkan ke Polsek Liukang Tangaya. Buaya tersebut kemudian diserahkan ke BB KSDA Sulsel di Pelabuhan Paotere Makassar.
Rujukan
(GFD-2024-19870) [SALAH] Gambar Ayah Jokowi, Notomiharjo Tokoh PKI Tionghoa
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 16/05/2024
Berita
āBaru terungkap setelah pernikahan adik Jokowi. ternyata nama org tuanya adlh Notomiharjo.
Notomiharjo adlh tokoh PKI Tionghoa yg membatai rakyat th 1965.ā
Notomiharjo adlh tokoh PKI Tionghoa yg membatai rakyat th 1965.ā
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Jon Travolta memposting sebuah gambar hitam putih seorang laki-laki yang mengenakan topi. Pada gambar tersebut ditambahkan narasi sebagai berikut āBaru terungkap setelah pernikahan adik Jokowi. ternyata nama org tuanya adlh Notomiharjo. Notomiharjo adlh tokoh PKI Tionghoa yg membatai rakyat th 1965.ā. Postingan tersebut diunggah pada 12 Mei 2024 pukul 04.22.
Setelah ditelusuri pada 16 Mei 2024 menggunakan Google Image ditemukan informasi bahwa gambar yang postingan Facebook dengan klaim orang tua Jokowi merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Melansir dari turnbackhaox.id gambar pada postingan Facebook bukan orang tua Jokowi melainkan jenderal Wang Zhen.
Melansir dari Independent, Wang Zhen lahir di Liuyang Hunan tahun 1908. Tokoh politik tersebut pernah bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada 1927, Komusaris Senior tahun 1932, Wakil Kepala Staf Umum tahun 1955, Menteri Pertanian tahun 1956 dan lain sebagainya. Wang Zhen kemudian meninggal di Kanton pada 12 Maret 1993. Sedangkan Notomiharjo merupakan nama ayah dari Jokowi, adapun nama lengkap orang tua Jokowi adalah Wijiatno Notomiharjo merupakan pengusaha kayu. Tidak ada rekam jejak ayah Jokowi tokoh PKI Tionghoa.
Dengan demikian gambar dengan narasi Notomiharjo tokoh PKI Tionghoa tidak benar. Gambar pada postingan adalah gambar Wang Zhen bukan ayah Jokowi Wijiatno Notomiharjo, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri pada 16 Mei 2024 menggunakan Google Image ditemukan informasi bahwa gambar yang postingan Facebook dengan klaim orang tua Jokowi merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Melansir dari turnbackhaox.id gambar pada postingan Facebook bukan orang tua Jokowi melainkan jenderal Wang Zhen.
Melansir dari Independent, Wang Zhen lahir di Liuyang Hunan tahun 1908. Tokoh politik tersebut pernah bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok pada 1927, Komusaris Senior tahun 1932, Wakil Kepala Staf Umum tahun 1955, Menteri Pertanian tahun 1956 dan lain sebagainya. Wang Zhen kemudian meninggal di Kanton pada 12 Maret 1993. Sedangkan Notomiharjo merupakan nama ayah dari Jokowi, adapun nama lengkap orang tua Jokowi adalah Wijiatno Notomiharjo merupakan pengusaha kayu. Tidak ada rekam jejak ayah Jokowi tokoh PKI Tionghoa.
Dengan demikian gambar dengan narasi Notomiharjo tokoh PKI Tionghoa tidak benar. Gambar pada postingan adalah gambar Wang Zhen bukan ayah Jokowi Wijiatno Notomiharjo, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Gambar dengan narasi Notomiharjo tokoh PKI Tionghoa tidak benar. Faktanya, gambar pada postingan adalah gambar Wang Zhen yang merupakan tokoh politikus Tiongkok bukan ayah Jokowi Wijiatno Notomiharjo.
Rujukan
(GFD-2024-19869) [SALAH] Covid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundation dan Orang yang Divaksin akan Dikontrol AI
Sumber: SnackVideo.comTanggal publish: 16/05/2024
Berita
āBegini Katanya Tentang COVID-19, Siapa Yang Vaksin Akan Dikontrol Artificial Intelligenceā
āCovid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundationā
āYang Vaksin Akan Dikontrol oleh Artificial Inteligenceā
Narasi dalam video:
āKedokteran medis itu buatan Rockefeller Foundation juga, tahun 1910ā
āCovid itu singkatan dari certificate of vaccine identity digital. Lihat sekarang, siapa yang sudah kena, akan menerima sertifikat right? Sebagai identitas digital untuk menjadi persyarakatan boleh ke mana-mana. ⦠Mereka kontrol by system dan 19 itu artinya ada P itu A artinya artificial, 9-nya I. Jadi barang siapa sudah divaksin dia akan menerima sertifikat sebagai identitas digitalnya, dia dan akan dikontrol artificial intelligence, dan itu sekarang terjadiā
āCovid-19 Sudah Direncanakan oleh Rockefeller Foundationā
āYang Vaksin Akan Dikontrol oleh Artificial Inteligenceā
Narasi dalam video:
āKedokteran medis itu buatan Rockefeller Foundation juga, tahun 1910ā
āCovid itu singkatan dari certificate of vaccine identity digital. Lihat sekarang, siapa yang sudah kena, akan menerima sertifikat right? Sebagai identitas digital untuk menjadi persyarakatan boleh ke mana-mana. ⦠Mereka kontrol by system dan 19 itu artinya ada P itu A artinya artificial, 9-nya I. Jadi barang siapa sudah divaksin dia akan menerima sertifikat sebagai identitas digitalnya, dia dan akan dikontrol artificial intelligence, dan itu sekarang terjadiā
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah postingan di Snack Video yang menunjukkan Komjen. Pol. (Purn). Dharma Pongrekun yang menyebut bahwa Covid-19 sudah direncanakan oleh Rockefeller Foundation dan siapa pun yang mendapatkan vaksin Covid-19 akan dikontrol oleh AI. Ia juga menyebut bahwa kedokteran medis dibuat oleh Rockefeller Foundation pada tahun 1910.
Disebutkan juga bahwa Covid-19 merupakan akronim dari Certificate Of Vaccine Identity Digital, kemudin urutan huruf ke-1 adalah A yang berarti Artificial dan urutan huruf ke-9 adalah I yang berarti Intelligence.
Namun hasil penelusuran klaim-klaim yang disebutkan oleh Dharma Pongrekun tersebut menyesatkan. Dilansir dari Tempo.co, klaim Covid-19 adalah buatan Rockefeller Foundation merupakan hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar.
Masih dari Tempo.co, hasil studi di Scripps Research Institute oleh profesor imunologi dan mikrobiologi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit Covid-19 adalah proses dari evolusi alami, bukan virus yang sengaja dibuat.
Penelusuran terkait nama Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama tersebut yang merupakan akronim dari Coronavirus Disease, dan 19 merujuk pada tahun munculnya virus SARS-CoV-2 pada Desember 2019 di Wuhan, China.
Sebelumnya penyakit ini disebut juga sebagai āVirus Wuhanā atau āVirus Chinaā, namun Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyebut bahwa pemberian nama penyakit tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, nama hewan, dan nama individu atau nama kelompok yang berhubungan dengan penyakit agar tidak menimbulkan stigma di masyarakat.
Klaim bahwa kedokteran medis adalah buatan Rockefeller Foundation pada tahun 1910 tidak mendasar. Pada laman resminya disebut bahwa Rockefeller Foundation berdiri pada tahun 1913, sedangkan penelusuran terkait sejarah kedokteran medis, Wikipedia mencatat pada abad ke 9 Sekolah Kedokteran pertama kali dibuka bernama The Schola Medica Salernitana di Italia. Dengan begitu kedokteran medis sudah ada jauh sebelum Rockefeller Foundation berdiri.
Dengan demikian, Rockefeller Foundation yang merencanakan pandemi Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Disebutkan juga bahwa Covid-19 merupakan akronim dari Certificate Of Vaccine Identity Digital, kemudin urutan huruf ke-1 adalah A yang berarti Artificial dan urutan huruf ke-9 adalah I yang berarti Intelligence.
Namun hasil penelusuran klaim-klaim yang disebutkan oleh Dharma Pongrekun tersebut menyesatkan. Dilansir dari Tempo.co, klaim Covid-19 adalah buatan Rockefeller Foundation merupakan hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar.
Masih dari Tempo.co, hasil studi di Scripps Research Institute oleh profesor imunologi dan mikrobiologi menunjukkan bahwa SARS-CoV-2, yang menjadi penyebab penyakit Covid-19 adalah proses dari evolusi alami, bukan virus yang sengaja dibuat.
Penelusuran terkait nama Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi nama tersebut yang merupakan akronim dari Coronavirus Disease, dan 19 merujuk pada tahun munculnya virus SARS-CoV-2 pada Desember 2019 di Wuhan, China.
Sebelumnya penyakit ini disebut juga sebagai āVirus Wuhanā atau āVirus Chinaā, namun Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyebut bahwa pemberian nama penyakit tidak boleh merujuk pada lokasi geografis, nama hewan, dan nama individu atau nama kelompok yang berhubungan dengan penyakit agar tidak menimbulkan stigma di masyarakat.
Klaim bahwa kedokteran medis adalah buatan Rockefeller Foundation pada tahun 1910 tidak mendasar. Pada laman resminya disebut bahwa Rockefeller Foundation berdiri pada tahun 1913, sedangkan penelusuran terkait sejarah kedokteran medis, Wikipedia mencatat pada abad ke 9 Sekolah Kedokteran pertama kali dibuka bernama The Schola Medica Salernitana di Italia. Dengan begitu kedokteran medis sudah ada jauh sebelum Rockefeller Foundation berdiri.
Dengan demikian, Rockefeller Foundation yang merencanakan pandemi Covid-19 adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah
Klaim tersebut hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Klaim tersebut hanya konspirasi yang telah lama beredar sejak Juli 2020 yang tidak memiliki bukti yang mendasar. Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/2883/keliru-covid-19-merupakan-hasil-konspirasi-rockefeller-foundation
- https://www.youtube.com/watch?v=RZw2OUWLycI
- https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/technical-guidance/naming-the-coronavirus-disease-(covid-2019)-and-the-virus-that-causes-it
- https://medicine.yale.edu/news-article/calling-covid-19-the-wuhan-virus-or-china-virus-is-inaccurate-and-xenophobic/
- https://www.rockefellerfoundation.org/about-us/our-history/
- https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_medicine
Halaman: 1796/6141