• (GFD-2024-20224) [KLARIFIKASI] Foto Hujan Ikan Terjadi di Jalanan China, Bukan Iran

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Foto fenomena "hujan ikan" yang terjadi di Iran beredar di media sosial. Dalam foto, tampak ikan berhamburan di jalan beraspal dan orang-orang mengumpulkan ikan-ikan itu dalam ember.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam foto keliru dan perlu diluruskan.

    Foto hujan ikan di Iran disebarkan oleh akun Instagram ini pada 6 Mei 2024 dan X ini pada 8 Mei 2024.

    Berikut narasi yang ditulis di Instagram dalam terjemahan bahasa Indonesia:

    Di kota Yasuj di Iran, sebuah fenomena yang tidak biasa tercatat: 'hujan' ikan yang tidak terduga. Sebuah video yang memperlihatkan puluhan ikan berjatuhan dari langit di jalan dan kendaraan yang melintas menjadi viral di media sosial.

    Ada spekulasi bahwa peristiwa aneh ini mungkin disebabkan oleh angin puting beliung, yang mengangkat ikan-ikan tersebut dari laut dan membawanya beberapa kilometer ke daratan sebelum akhirnya jatuh ke tanah.

    akun Instagram Tangkapan layar unggahan dengan konteks keliru di sebuah akun Instagram, 6 Mei 2024, soal fenomena hujan ikan di Iran.

    Hasil Cek Fakta

    Foto ikan di jalanan aspal bukan berlokasi di Iran, melainkan di China.

    Dengan metode reverse image search melalui TinEye, foto serupa ditemukan di situs berbagi gambar Alamy.

    Foto tersebut dipotret pada 17 Maret 2015, di jalanan Kota Kaili, Provinsi Guizhou, China.

    Dikutip dari Time, sekitar 6.800 ton ikan lele berhamburan jalan aspal akibat pintu belakang truk yang tiba-tiba terbuka.

    Pintu truk tiba-tiba terbuka dan membuang hampir 15.000 pon ikan lele ke jalan.

    Warga dan petugas pemadam kebakaran membantu mengumpulkan sebagian besar lele dalam waktu dua jam.

    Foto dari kejadian serupa juga terdapat di situs Getty Image.

    Terkait "hujan ikan" yang diklaim terjadi di Iran pada Mei 2024, Kompas.com tidak menemukan laporan kredibel soal fenomena tersebut.

    Dilansir USA Today, sejumlah pengguna media sosial menyertakan video fenomena "hujan ikan" di Iran.

    Namun, ada beberapa bagian dalam video di mana ikan menghilang sebentar.

    Profesor teknik elektro dan komputer di Universitas Michigan, Hafiz Malik menilai bahwa video yang beredar telah diedit.

    Kesimpulan

    Foto ikan berhamburan di jalanan Kota Kaili, Provinsi Guizhou, China pada 17 Maret 2015 disebarkan dengan konteks keliru.

    Belum ada bukti dan laporan kredibel soal fenomena "hujan ikan" di Iran.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20223) Sebagian Benar, Sejumlah Negara Melarang Produk Makanan Hasil Rekayasa Genetika

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/05/2024

    Berita



    Konten yang beredar di WhatsApp serta Facebook akun ini, ini, ini, ini, dan ini, berisi klaim bahwa Amerika Serikat, Uni Eropa, Cina, Rusia, Afrika, Asian Games dan Olimpiade Mahasiswa Dunia (Universiade), melarang konsumsi makanan hasil rekayasa genetika alias Genetically Modified Food (GMF).

    Dikatakan bahwa tomat sapi, jagung manis, dan ubi jalar ungu, termasuk GMF. Disebutkan juga bahwa semua jenis makanan dan buah-buahan yang yang dihasilkan di luar musimnya tidak boleh dimakan karena termasuk GMF yang beracun bagi manusia.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa dua klaim yakni 1) Benarkah tomat sapi, jagung manis, dan ubi jalar ungu, dan buah yang dihasilkan di luar musim termasuk GMF?; 2) Benarkah Amerika Serikat, Uni Eropa, China, Rusia, Afrika, Asian Games dan Universiade melarang konsumsi makanan yang termasuk GMF?

    Hasil Cek Fakta



    Klaim Pertama: tomat sapi, jagung manis, dan ubi jalar ungu, dan buah yang dihasilkan di luar musim termasuk GMF

    Fakta: Dilansir website WHO, GMF berkaitan dengan Genetically Modified Organisms (GMO atau GMOs) yang juga sering disebut sebagai bioteknologi modern dan teknologi gen. Terkadang GMO juga disebut teknologi DNA rekombinan atau rekayasa genetika.

    GMO adalah organisme atau mikroorganisme, berupa tumbuhan dan hewan, yang materi DNA atau genetiknya telah diubah secara sengaja, bukan secara alami melalui perkawinan atau rekombinasi alami. GMF adalah makanan yang bahannya bersifat GMO.

    Tujuan dilakukannya rekayasa genetika pada tanaman pada umumnya untuk meningkatkan daya tahan terhadap penyakit. Sementara GMF bertujuan menghasilkan makanan yang lebih murah, atau meningkatkan gizi, bisa juga keduanya.

    Pada umumnya pemeriksaan keamanan makanan yang termasuk GMF dilakukan pemerintah masing-masing negara. Yakni harus aman dari bahaya langsung, alergi, kandungan zat tertentu, stabilitas gen yang disisipkan, dampak kandungan nutrisi, dan kemungkinan adanya efek lain yang merugikan. Di sisi lain, WHO telah menerbitkan panduan untuk mengujinya, yakni Codex Alimentarius.

    Dilansir Healthline, terdapat sejumlah kekhawatiran terkait keamanan GMF, seperti alergi, kanker, cemaran herbisida, dan berdampak buruk pada madu. Namun semua kecemasan itu belum bisa dibuktikan secara ilmiah.

    Klaim kedua: Benarkah Amerika Serikat, Uni Eropa, China, Rusia, Afrika, Asian Games dan Universiade melarang konsumsi makanan yang termasuk GMF?

    Fakta: Saat ini, 26 negara termasuk Perancis, Jerman, Italia, Meksiko, Rusia, Tiongkok, dan India (19 di antaranya berada di Uni Eropa (UE)) telah melarang produk GMO untuk sebagian atau seluruhnya. Sementara 60 negara lainnya menerapkan pembatasan yang signifikan terhadap GMO. 

    Salah satu alasan penolakan terhadap GMO adalah karena lemahnya manfaat GMO bagi pertanian dibandingkan dengan potensi risikonya. Ada juga kurangnya kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap proses regulasi di balik GMO. 

    Di Amerika Serikat, GMO di negara mereka aman untuk manusia, tumbuhan dan hewan. Kolaborasi antar lembaga di sana membantu pengolah pangan untuk memahami peraturan yang harus diikuti agar makanan GMF yang mereka hasilkan tetap aman. Peredarannya di pasaran juga diperbolehkan dengan menyematkan label yang menjelaskan bahwa makanan tersebut mengandung bahan GMO. Standar yang sama juga diterapkan untuk makanan impor, dengan menuliskan kalimat “bioengineered food” pada kemasannya.

    Sedangkan klaim terkait Asian Games, panitia penyelenggara di  Hangzhou membantah rumor yang mengatakan mereka menolak penggunaan bahan makanan GMO selama perhelatan acara. Di sisi lain, tidak ditemukan bukti bahwa gelaran Universiade melarang penggunaan makanan GMF, termasuk dalam penyelenggaraan terakhir, di Chengdu, Cina, tahun 2023.

    Kesimpulan



    Berdasarkan verifikasi Tempo, narasi yang mengatakan bahwa sejumlah negara melarang konsumsi produk rekayasa genetika adalah sebagian benar. Juga beberapa tanaman saat ini dikembangkan dengan rekayasa genetika sebagian benar.  

    Rujukan

  • (GFD-2024-20222) [SALAH] Rumah Sakit Madi Paniai Ditutup TNI

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 29/05/2024

    Berita

    Info Paniai News

    Pada Hari Ini Minggu, Tanggal 26 Mei 2026 Jam, 07.23 WIT
    TNI usir Dengan paksa pasien rumah sakit kabupaten Paniai dan IGD saat ini telah ditutup Oleh TNI POLRI

    Pasien semua pulang paksa pasien sakit ada yang cari Rumah Sakit Deiyai,Dogiyai, & Nabire
    Poto TNI tutup IGD

    Demikian informasi sementara pgi ini.

    Hasil Cek Fakta

    Video beredar di Tiktok menyatakan bahwa TNI menutup IGD dan mengusir paksa pasien di Rumah Sakit Madi, Paniai. Video ini diunggah oleh akun Tiktok bernama magataadiiagapa.

    Setelah dilakukan penelusuran ternyaya pernyaataan tersebut tidak benar. Melansir dari artikel Tempo pada 26 Mei 2024, TNI membantah mengusir pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madi, Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua. Kepala Penerangan Daerah Militer atau Kapendam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Inf, Candra Kurniawan menjelaskan aparat TNI dari Yonif 527 justru membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai. Pengamanan dilakukan karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat alias TPNPB akan membakar RSUD tersebut.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa informasi RS Madi Paniai ditutup TNI tidaklah benar.

    Kesimpulan

    Faktanya, informasi tersebut tidak benar. Pernyataan tersebut sudah dibantah oleh Kepala Penerangan Daerah Militer atau Kapendam XVI. TNI justru membantu melakukan pengamanan di RS Madi Paniai.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20221) [SALAH] Jokowi Diusir Warga Bali, Acara Dibubarkan Paksa

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 29/05/2024

    Berita


    BALI BANJIR DARAH !! MEMALUKAN JOKOWI DIUSIR WARGA BALI, ACARA DIBUBARKAN PAKSA

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan di Youtube menyatakan bahwa Jokowi diusir warga Bali saat melangsungkan acara sehingga terpaksa dibubarkan. Video ini diunggah oleh kanal Youtube Satu Bangsa pada 27 Mei 2024.

    Setelah ditelusuri, narator dalam video tersebut tidak menyebutkan bahwa Jokowi diusir oleh warga Bali saat memberlangsungkan acara yang merujuk pada WWF (World Water Forum) 2024 beberapa hari yang lalu. Narator dalam video tersebut menyampaikan tentang acara diskusi yang diselenggarakan oleh PWF ( People’s Water Forum) dibubarkan paksa oleh organisasi masyarakat Patriot Garuda Nusantara pada 20 Mei 2024. Video yang disertakan juga ditemukan di laman Youtube KompasTV Dewata. Melansir dari laman http://bbc.com, forum ini hampir sama dengan WWF namun hanya diikuti oleh warga sipil dari berbagai negara untuk merespon agenda WWF ke-10. Acara ini direncanakan berlangsung dari 20-23 Mei 2024 sebagai ruang mengkritisi privatisasi air dan mendorong pengelolaan air untuk kesejahteraan rakyat.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unggahan yang menyatakan Jokowi diusir warga Bali tidaklah benar.

    Kesimpulan

    Faktanya, video tersebut tidak menyebutkan bahwa Jokowi diusir warga Bali. Video tersebut menyampaikan tentang diskusi PWF (People’s Water Forum) yang diselenggarakan oleh masyarakat sipil dan dibubarkan oleh organisasi masyarakat setempat.

    Rujukan