• (GFD-2024-20706) Salah, Penampakan Lumba-Lumba Merah Muda di Papua

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/06/2024

    Berita

    tirto.id - Sebuah unggahan terkait lumba-lumba berwarna merah muda/pink menarik perhatian di media sosial. Salah satu akun di Facebook bahkan berspekulasi penampakan lumba-lumba pink tersebut ada di pantai utara Pulau Biak, Papua.

    "TUHAN BERKATI PAPUA. Dalam sejarah tidak ada ikan lumba lumba pink beberapa waktu lalu ikan warna pink SEPERTINYA terdampar di pantai biak utara biak yang berhadapan dengan samudera pasifik," begitu bunyi unggahan akun "Karungga Tebai", 22 Juni 2024 lalu (arsip).

    Bersama keterangan tersebut, disertakan empat buah foto yang menunjukkan penampakan lumba-lumba berwarna pink tersebut. Dua foto menunjukkan lumba-lumba yang sedang berenang, sementara dua lainnya memperlihatkan lumba-lumba yang terdampar di pesisir pantai.

    Sampai dengan Senin (24/6/2024), unggahan tersebut telah mengumpulkan 487 impresi (emoticons dan likes), 294 komentar, dan lebih dari 1.200 kali dibagikan ulang.

    Melihat isi kolom komentar, terdapat sekelompok orang yang skeptis terhadap keaslian gambar ini. Ada yang menyebut kejadian tersebut terjadi di luar negeri, ada juga yang mengatakan foto tersebut adalah hasil penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI). Namun, terdapat juga sekelompok orang yang percaya dengan narasi tersebut.

    Tirto juga menemukan unggahan dengan menggunakan foto serupa tersebar di berbagai platform media sosial lain. Kebanyakan menyebut kejadian tersebut terjadi di luar negeri.

    Misalnya dari unggahan akun Thread "darwuindarkboy" (arsip) dan "goodmeesaara_dd" (arsip). Di X (dulu Twitter) unggahan serupa juga menyebar dari akun @MargoinWNC pada 19 Juni 2024 (arsip). Di TikTok unggahan serupa juga beredar dan ramai dari unggahan akun "Hoodlum" (arsip) dan "TreyDennis369" (arsip). Di Instagram rangkaian foto tersebut juga ramai dari unggahan akun @elguerra89 (arsip).

    Lalu bagaimana kebenaran soal penampakan lumba-lumba pink tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mencoba menelusuri keaslian gambar tersebut. Mula-mula, kami menggunakan metode reverse search image dari Google Lens dan Yandex. Namun, hasil penelusuran hanya mengarahkan ke konten serupa di berbagai media. Tidak ada informasi mengenai sumber gambar tersebut.

    Kami kemudian mencoba menggunakan perangkat pemeriksa gambar AI, mengingat beberapa komentar teratas mengindikasikan ini adalah karya kecerdasan buatan.

    Tirto menggunakan tiga perangkat pemeriksaan gambar AI, untuk mengidentifikasi empat foto yang tersebar di media sosial. Perangkat yang kami gunakan adalah Hive Moderation, Is It AI?, dan AI or Not.

    Berdasarkan pemeriksaan, foto pertama, yang menunjukkan lumba-lumba terdampar, teridentifikasi sebagai buatan AI oleh ketiga perangkat tersebut.

    Hive Moderation memberi nilai 99,3 persen kemungkinan gambar buatan AI, dengan 64 persen kemungkinan gambar dibuat dengan perangkat Midjourney. Sementara perangkat Is It AI?, memberi penilaian 86,16 persen kemungkinan gambar buatan AI. Terakhir, AI or Not, menyimpulkan kalau gambar kemungkinan besar dibuat dengan AI.

    Hasil serupa juga diperoleh dari foto yang menunjukkan lumba-lumba sedang berenang. Hive Moderation memberi nilai 91,2 persen kemungkinan gambar adalah buatan AI. Is It AI? memberi skor 94,84 persen kemungkinan gambar adalah buatan AI. AI Or Not juga mengklasifikasi gambar ini sebagai gambar hasil kecerdasan buatan.

    Dua gambar yang tersisa, ada sedikit hasil berbeda dari hasil pemindaian. Pada penampakan lumba-lumba berenang dari belakang, Hive Moderation hanya memberi nilai 30 persen kemungkinan gambar ini buatan AI. Dua pemindai lainnya masih berkesimpulan ini gambar bikinan kecerdasan buatan.

    Sementara di foto yang menunjukkan lumba-lumba terdampar sendirian, perangkat AI or Not berkesimpulan gambar ini kemungkinan dibuat manusia. Sementara, dua pemindai lainnya menyimpulkan foto ini dibuat menggunakan AI.

    Secara keseluruhan, berbagai alat pemindai menunjukkan kemungkinan besar gambar-gambar lumba-lumba pink yang tersebar di media sosial dibuat menggunakan AI.

    Penelusuran lebih lanjut mengarahkan Tirto ke artikel dari pemeriksa fakta Snopes. Lembaga ini mengidentifikasi gambar serupa dengan klaim kejadian lumba-lumba pink terdampar di pantai North Carolina, Amerika Serikat, 20 Juni 2024 lalu. Kesimpulan mereka menyebut kalau ini adalah gambar hasil buatan AI.

    Selain melakukan pemindaian dengan perangkat Hive Moderation, Snopes juga menemukan akun dari orang yang diduga membuat gambar tersebut. Gambar lumba-lumba pink tersebut diduga berasal dari unggahan akun "Alex Lex" di akun Facebooknya. Terlihat akun tersebut banyak membuat konten gambar-gambar hasil dari AI. Beberapa penampakan lumba-lumba pink pun terlihat dari unggahannya.

    Artikel dari Snopes juga menjabarkan, lumba-lumba berwarna pink memang benar-benar ada, meski keberadaannya sangat langka. Ada dua jenis lumba-lumba pink, yakni lumba-lumba sungai Amazon dan lumba-lumba hidung botol albino.

    Melansir laman World Wildlife Fund, lumba-lumba sungai Amazon, juga dikenal sebagai lumba-lumba sungai merah muda atau boto, hanya hidup di air tawar. Lumba-lumba ini ditemukan di sebagian besar cekungan sungai Amazon dan Orinoco di Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, dan Venezuela.

    Dari foto, lumba-lumba sungai Amazon terlihat sangat berbeda dari lumba-lumba hidung botol yang terlihat di buatan gambar AI; bentuk kepala dan moncongnya sangat berbeda. Selain itu, lumba-lumba sungai Amazon memiliki variasi warna dari abu-abu solid, abu-abu bercak-bercak, hingga merah muda, tetapi pigmentasi kulit mereka tidak menyerupai yang terlihat di gambar AI.

    Sementara lumba-lumba hidung botol berwarna pink adalah yang mengalami Albino. Keberadaannya cenderung langka, namun sempat terlihat di Jepang dan Lousiana.

    Mengutip informasi dari Kompas.com, peneliti mamalia laut di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Sekar Mira menjelaskan lumba-lumba pink itu adalah spesies Sousa Chinensis.

    "Nah, Sousa Chinensis ini warna pink-nya didapatkan seiring usianya bertambah. Jadi yang pink itu individu yang sudah cukup dewasa. Justru kalau masih kecil/anakan itu warnanya masih abu-abu kehitaman," ujarnya. Lumba-lumba pink ini menurut Sekar tersebar di pesisir India sampai Tiongkok.

    Tirto juga tidak menemukan informasi yang mengkonfirmasi kemunculan lumba-lumba pink tersebut di perairan Papua ataupun di North Carolina.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran menunjukkan gambar penampakan lumba-lumba pink di Pulau Biak, Papua adalah hasil hasil suntingan atau manipulasi dengan kecerdasan buatan (altered photo).

    Hasil pemindaian beberapa perangkat pemeriksaan AI menyimpulkan foto-foto tersebut dibuat menggunakan AI. Akun yang terduga membuat dan menyebarkan gambar-gambar tersebut juga adalah akun yang banyak membuat konten gambar AI.

    Lumba-lumba berwarna pink memang ada, tetapi keberadaannya sangat langka. Sejauh ini belum ada laporan penemuan lumba-lumba pink di Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20705) Hoaks Video Sule Promosikan Situs Judi Online

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/06/2024

    Berita

    tirto.id - Judi daring (judi online) masih menjadi permasalahan pelik di Indonesia. Data Pusat Pelaporan dan Transaksi Keuangan (PPATK) membeberkan bahwa nilai transaksi atas judi online atau judol pada semester I 2024 mencapai lebih dari Rp100 triliun. Nilai transaksi tersebut didapat dari rekapitulasi di dalam maupun luar negeri.

    Judol juga diketahui telah merambah berbagai kelompok dan lapisan masyarakat. Di sejumlah media sosial, tersebar iklan yang dibuat oleh situs judol untuk mempengaruhi masyarakat, bahkan ada yang mencatut nama tokoh publik, termasuk artis hingga politisi, yang sebenarnya tidak bekerja sama dengan situs-situs ini.

    Sebelumnya, Tirto telah melakukan pemeriksaan fakta terhadap iklan judi online yang mencatut nama sejumlah artis seperti Komeng dan Raffi Ahmad. Baru-baru ini, nama artis Entis Sutisna, atau yang akrab disapa Sule, juga dicatut untuk mempromosikan salah satu situs judi online.

    Narasi tersebut disebarkan oleh akun Facebook “Skater 16 BLACK” pada Sabtu (18/5/2024) dalam bentuk video berdurasi sekitar 44 detik. Video tersebut memperlihatkan potongan wawancara antara Sule dan presenter Najwa Shihab dalam program Mata Najwa.

    Berikut adalah cuplikan potongan transkrip pembicaraan antara Sule dan Najwa Shihab dalam video tersebut:

    “Najwa Shihab : Kang Sule, apa tujuan anda untuk membuat situs legal ini

    Sule : Tujuan utama saya adalah membuat permainan ini lebih menghibur. Idol 129 sudah mendapatkan lisensi centang biru dan merupakan situs online pertama yang legal di Indonesia.

    Najwa Shihab : Apa keuntungan bermain di situs legal ini Kang Sule?

    Sule : Keuntungan bermain di situs Idol 129 sudah dipastikan mendapatkan scatter berwarna hitam yang ada di PG Soft. Khusus member baru cukup dua kali deposit pasti muncul perkalian Rp.5.000 dan Rp.10.000 di layar HP kalian.“

    Sepanjang Sabtu (18/5/2024) hingga Jumat (21/6/2024) atau sekitar 34 hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 1,6 ribu tanda suka, 729 komentar dan telah dilihat sebanyak 1,1 juta kali.

    Lantas, benarkah Sule mempromosikan salah satu situs judi online?

    Hasil Cek Fakta

    Saat menyaksikan keseluruhan video berdurasi 44 detik tersebut, Tirto mendapati kejanggalan dari gerak mulut Sule dan Najwa Shihab dalam video dan percakapan yang dikeluarkan. Terlihat ada ketidaksinkronan antara gerak mulut Sule dan Najwa Shihab dengan kata-kata yang dikeluarkannya.

    Berdasarkan informasi yang tertera di video seperti keterangan judul program “Mata Najwa” dan “Politik Jenaka” kami melakukan penelusuran untuk mengetahui asal usul dan konteks video aslinya dengan memasukan kata kunci “Mata Najwa Politik Jenaka Sule” ke platform pencarian video YouTube.

    Hasilnya, kami menemukan bahwa konteks asli video tersebut berasal dari potongan program Mata Najwa berjudul “Politik Jenaka”, yang diunggah pada Rabu (19/10/2016). Dalam acara tersebut, Najwa Shihab sebagai pembawa acara program Mata Najwa memang melakukan wawancara terhadap Sule.

    Setelah itu, kami melakukan pengamatan dengan menonton video tersebut secara utuh dalam video ini. Kami menemukan, potongan percakapan yang digunakan untuk dipotong dalam promosi judi online tersebut terdiri dari potongan beberapa momen, mulai dari menit 2:43 hingga 9:44 (akhir video).

    Namun, berdasarkan pengamatan kami, setelah menonton secara utuh potongan wawancara antara Najwa Shihab dan Sule dalam video asli tersebut, tidak ada satupun percakapan yang sesuai dengan yang disertakan dalam unggahan promosi situs judi online oleh Sule.

    Hal-hal ini menimbulkan kecurigaan kami terkait penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menyunting isi video tersebut.

    Kami mencoba memindai keseluruhan video dengan perangkat Hive Moderation. Hasilnya pemindaian menunjukkan hasil bahwa 92,9 persen kemungkinan video mengandung konten buatan AI atau deepfake. Artinya, kemungkinan besar video Sule promosi situs judi online tersebut adalah hasil pemanfaatan kecerdasan buatan untuk mengubah konten video.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, video Sule mempromosikan judi online adalah hasil suntingan manipulasi dari cuplikan program Mata Najwa yang tayang pada Rabu (19/10/2016).

    Hasil pemindaian menggunakan perangkat pemeriksa deepfake (pemanfaatan kecerdasan buatan untuk membuat konten menipu), Hive Moderation menunjukkan adanya indikasi bahwa 92,9 persen konten tersebut adalah hasil manipulasi AI.

    Jadi, video yang berisi Sule mempromosikan judi online tersebut bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-20704) Hoaks Suporter di Spanyol Dipukul Polisi Karena Dukung Palestina

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/06/2024

    Berita

    tirto.id - Konflik berkepanjangan di wilayah Timur Tengah antara Israel-Palestina masih berlanjut. Terbaru, Israel diketahui menyerang kompleks pengungsian warga sipil Palestina di Rafah, Gaza pada Minggu (26/5/2024) dengan puluhan korban jiwa dan luka-luka dari kalangan sipil.

    Serangan Israel ini pun turut memantik perhatian masyarakat dunia. Di media sosial, masyarakat ramai menggunakan slogan “All Eyes on Rafah”sebagai seruan ajakan untuk mendukung Palestina, sekaligus memprotes Israel yang terus melanjutkan serangan darat ke kota Rafah yang dipadati pengungsi.

    Sementara itu, di platform media sosial Facebook, pembahasan mengenai konflik Israel-Palestina juga terus mendapat perhatian, meski muncul juga sejumlah misinformasi. Tirto menemukan sejumlah hoaks terkait konflik ini dalam beberapa pekan terakhir, tak terkecuali soal narasi dukungan yang dilakukan masyarakat dan tokoh publik ke Palestina.

    Baru-baru ini misalnya, beredar klaim dalam bentuk video yang menarasikan bahwa suporter sepak bola di Spanyol menjadi korban kekerasan dari oknum aparat kepolisian setempat karena menyatakan dukungan kepada Palestina.

    Video berdurasi sekitar 50 detik tersebut memperlihatkan seseorang suporter sepak bola yang tengah berlari di dalam stadion karena dikejar sejumlah orang yang diklaim sebagai polisi. Suporter tersebut pada akhirnya tertangkap dan terlihat diborgol dan dipukuli oleh beberapa anggota kepolisian tersebut.

    Setelah itu, terlihat sejumlah penonton yang berada di stadion mulai masuk ke dalam lapangan untuk menyelamatkan suporter itu dan menyerang sejumlah anggota kepolisian. Narasi yang tersebar di media sosial menyebut, seorang suporter sepak bola tersebut ditangkap pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina.

    “Di salah satu stadion, Spanyol, seorang pendukung perjuangan Palestina ditangkap polisi lalu dipukuli, tapi lihatlah bagaimana bnyaknya penonton turun membelanya,” bunyi keterangan salah satu akun pada Kamis (6/6/2024)

    Narasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun Facebook, di antaranya “Uud Mara”,“Romza Ajwa Fuja Najwa”,“Riza Ital”, dan “Bismillah Donny Z”, dalam periode Kamis (6/6/2024) hingga Senin (10/6/2024).

    Sepanjang Kamis (6/6/2024) hingga Jumat (21/6/2024), atau selama 15 hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh empat tanda suka, satu komentar dan telah 98 kali diputar.

    Lantas, benarkah informasi yang menyebut bahwa suporter sepak bola di Spanyol dipukuli pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan mengambil salah satu tangkapan layar momen dalam video tersebut lalu menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images.

    Hasil penelusuran mengarahkan kami ke unggahan video identik di platform YouTube dengan judul “Police Brutality On A Soccer Fan!” yang diunggah pada Kamis (26/5/2011). Tidak ada keterangan apapun terkait konteks video tersebut, namun dilihat dari keterangan waktu unggahan, video tersebut merupakan video lama yang tidak terkait dengan konflik Israel-Palestina baru-baru ini.

    Penelusuran juga mengarahkan kami ke laman media pemeriksa fakta Misbar.com. Dalam salah satu artikel periksa fakta berjudul “This Video Does Not Depict Teenager Running Onto Field with Pro-Palestine Poster”, disebut bahwa video tersebut pertama kali diunggah pada tahun 2009 lalu di kanal Youtube “Nuno Moreira”.

    Konteks asli video tersebut adalah seorang suporter klub sepak bola Benfica asal Portugal yang berlari ke lapangan dengan membawa spanduk dukungan untuk wasit. Suporter tersebut lantas ditangkap oleh sejumlah orang yang merupakan penjaga keamanan stadion.

    Setelah itu, diperkirakan sekitar 3.000 pendukung Benfica menyerbu lapangan untuk melindungi suporter tersebut. Secara keseluruhan, konteks asli video tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan narasi dukungan kepada Palestina maupun terkait konflik Israel-Palestina secara keseluruhan.

    Bantahan terkait narasi ini juga ditemukan di X yang disampaikan oleh pemilik akun @CelsoACaccamo. Berdasarkan keterangan dalam profil akun tersebut, pemilik akun tersebut adalah Celso Alvarez Cáccamo, seorang akademisi asal Spanyol yang juga seorang profesor di Universidade da Corunha.

    Serupa, ia menyebut, video yang diklaim suporter sepak bola yang menjadi korban kekerasan oleh pihak kepolisian, karena menyatakan dukungan ke Palestina, adalah video lama dari suporter Benfica yang menyatakan dukungannya ke wasit. Ia menyebut, video tersebut tidak ada hubungannya dengan Palestina.

    “Video ini sudah tersebar bertahun-tahun dan tidak ada hubungannya dengan Palestina. Itu terjadi pada pertandingan Benfica di Swiss beberapa tahun yang lalu, Pria itu menghindari keamanan dan memasuki lapangan sambil menunjukkan pesan dukungan kepada wasit," tulisnya pada Kamis (6/6/2024).

    Perlu diketahui, Spanyol memang salah satu dari negara yang mengakui Palestina sebagai negara pada Selasa (28/5/2024), beserta Norwegia dan Irlandia, seperti dilansir dari Reuters.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan narasi dalam video bahwa suporter sepak bola di Spanyol dipukul pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina.

    Konteks asli video tersebut adalah seorang suporter klub sepak bola Benfica asal Portugal, yang berlari ke lapangan dengan membawa spanduk dukungan untuk wasit.

    Jadi, informasi yang menyebutkan bahwa konteks dalam video tersebut adalah suporter sepak bola di Spanyol dipukul pihak kepolisian karena menyatakan dukungan ke Palestina bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan

  • (GFD-2024-20703) Hoaks Iptu Rudiana Ditetapkan Tersangka Kasus Vina Cirebon

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/06/2024

    Berita

    tirto.id - Kasus pembunuhan Vina Dewi Arsinta (Vina) dan kekasihnya, Muhammad Rizky Rudian (Eky), di Cirebon, menjadi salah satu perbincangan hangat berbagai kalangan. Kasus tahun 2016 ini kembali menuai sorotan dari masyarakat setelah film Vina: Sebelum 7 Hari rilis ke layar lebar pada awal Mei 2024 lalu.

    Bersamaan dengan kembalinya perhatian masyarakat ke kasus tersebut, pengusutan kasus ini oleh pihak kepolisian pun berlanjut setelah 8 tahun menguap. Hasilnya, Pegi Setiawan alias Pegi Perong yang merupakan salah satu daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon akhirnya ditangkap setelah 8 tahun buron.

    Sebagai informasi, sebelumnya, pihak kepolisian sebelumnya telah menyimpulkan ada 11 orang pelaku pembunuhan dan pemerkosaan dalam kasus ini. Kala itu, 8 orang tertangkap, sementara tiga orang lainnya masih menjadi buron, salah satunya Pegi Setiawan alias Egi yang baru-baru ini diamankan Polda Jawa Barat (Jabar).

    Terbaru, pihak kepolisian dikabarkan telah memeriksa seluruh penyidik yang terlibat dalam penyidikan kasus pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016 silam. Satu hal yang turut menimbulkan sorotan publik adalah, ayah dari korban Eky, yaitu Inspektur Satu (Iptu) Rudiana, menjadi salah satu pihak yang turut diperiksa oleh pihak kepolisian.

    Pemeriksaan terhadap Iptu Rudiana sendiri turut memantik beragam narasi di media sosial. Di antaranya beredar klaim bahwa ayah Eky tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada tahun 2016 silam.

    Narasi tersebut disebarkan oleh sejumlah akun Facebook, di antaranya “Antonius Naki” pada Minggu (9/6/2024) dan "Kahirul Aan" pada Selasa (11/6/2024). Diketahui, keduanya menyertakan unggahan video berdurasi 9 menit disertai keterangan dengan narasi yang sama.

    “Mengerikan❗Bukti Penyiksaan sadis kasus vina cirebon Iptu rudiana Resmi ditetapkan Tersangka," bunyi takarir kedua akun tersebut pada Minggu (9/6/2024) dan Selasa (11/6/2024).

    Sepanjang Minggu (9/6/2024) hingga Kamis (20/6/2024), atau selama 11 hari tersebar di Facebook, unggahan tersebut telah memperoleh 2,3 ribu tanda suka, 722 komentar dan videonya telah diputar sebanyak 130 ribu kali.

    Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video tersebut dari awal hingga akhir.

    Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Tirto, dari awal hingga akhir video tidak ditemukan informasi kredibel yang membuktikan klaim bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Narator dalam video lebih banyak membahas soal pemeriksaan yang dilakukan oleh divisi profesi dan pengamanan (propam) Polri terhadap Iptu Rudiana dan dugaan keterlibatan jaringan narkoba dalam kasus ini.

    Tirto kemudian melakukan penelusuran untuk mengetahui kabar terbaru dari kasus ini khususnya terkait pemeriksaan terhadap Iptu Rudiana dengan memasukan kata kunci “Iptu Rudiana diperiksa kasus Vina Cirebon” dan “Iptu Rudiana tersangka kasus Vina Cirebon” ke mesin pencarian Google.

    Hasilnya, kami menemukan artikel berita milik CNN Indonesia, yang menampilkan pernyataan Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, yang membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh penyidik yang terlibat dalam penyelidikan kasus pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016 silam, termasuk Iptu Rudiana, yang merupakan ayah dari Eky.

    "Iptu Rudiana sebagai ayah korban, semuanya sudah diperiksa oleh Propam maupun dari Itwasum," kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho kepada wartawan, Rabu (19/6/2024).

    Lebih lanjut, jenderal bintang dua tersebut mengungkap hasil pemeriksaan terhadap Iptu Rudiana tersebut. Hasilnya, Iptu Rudiana dinyatakan melakukan tugasnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Artinya, tidak ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan oleh ayah Eki tersebut.

    "Dan sampai dengan saat ini semuanya sesuai dengan ketentuan," tambah Sandi.

    Sementara itu, mengutip laporan Tirto, terkait perkembangan terkini kasus Vina Cirebon, Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, menyebut penyidik akan melimpahkan Pegi Setiawan dan barang bukti kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016 kepada Kejaksaan Tinggi setempat.

    Pelimpahan kepada jaksa penuntut umum (JPU) dilakukan usai berkas perkara dinyatakan lengkap.

    “Insya Allah besok (20/6/2024) pagi kasusnya akan dilimpahkan ke Kejaksaan,” ujar Kadiv Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, Rabu (19/6/2024).

    Hingga Kamis (20/6/2024) atau saat artikel periksa fakta ini ditulis, kami tidak menemukan satupun keterangan resmi dari pihak kepolisian yang membenarkan klaim bahwa bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Video yang disertakan dalam unggahan sama sekali tidak membuktikan klaim bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon.

    Jadi, informasi yang menyebut bahwa Iptu Rudiana telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Vina Cirebon bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan