• (GFD-2024-21368) Klaim WEF Resmi Tetapkan Flu Burung sebagai Pandemi, Benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/07/2024

    Berita

    tirto.id - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) kerap dicatut dalam narasi miring. Sebelumnya, para pemimpin muda global WEF diklaim akan mengambil kendali pertanian dan mengubah secara radikal cara menanam pangan. Hal itu berkaitan dengan narasi bahwa Bank Dunia (World Bank) yang disebut bakal mengakhiri pertanian.

    Namun, setelah diperiksa Tirto, klaim itu terbukti tidak benar. Artikel yang disertakan dalam unggahan sebenarnya menggambarkan secara salah laporan Bank Dunia yang menyerukan peningkatan investasi dalam praktik pertanian berkelanjutan.

    Narasi yang berkaitan dengan WEF kini kembali bergulir, kali ini dengan klaim yang berbeda. Teranyar, salah satu akun Facebook bernama “Michelle Castagnini” (arsip) menyebarkan informasi bahwa WEF resmi tetapkan flu burung sebagai pandemi Internasional.

    Akun itu menyertakan sebuah artikel dari media “The People’s Voice” dan menyebut kalau Forum Ekonomi Dunia telah memerintahkan pemerintah di seluruh dunia untuk mulai memusnahkan miliaran ayam.

    “Di Amerika, Colorado menjadi negara bagian pertama yang memberlakukan kebijakan darurat akibat wabah ini, dan telah memerintahkan para peternak untuk menyembelih jutaan ayam untuk menghentikan penularan penyakit ini,” tulis akun pengunggah dalam Bahasa Inggris, Jumat (12/7/2024).

    Per Jumat (26/7/2024), unggahan ini sudah dibagikan ke 3 orang lainnya, serta mendapat 3 reaksi emoji, serta 2 komentar. Narasi dengan klaim serupa pun ditemukan di unggahan akun Facebook lain, seperti ini dan ini.

    Lantas, bagaimana kebenarannya?

    Hasil Cek Fakta

    Perlu diketahui bahwa sumber yang disertakan dalam unggahan, yakni “The People’s Voice”, merupakan situs yang memiliki kredibilitas rendah, berdasarkan identifikasi Media Bias/Fact Check.

    Artikel-artikel yang diunggah di situs tersebut dikatakan memiliki kecenderungan berita palsu dan mengandung muatan propaganda serta konspirasi. Situs yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu juga memiliki bias ekstrem kanan.

    Tirto lantas mengecek klaim ini dengan memasukkan kata kunci “WEF declares bird flu pandemic” ke mesin telusur Google. Kami menemukan narasi ini rupanya sudah diperiksa oleh lembaga pemeriksa fakta Reuters dan dinyatakan tidak benar.

    Kepala hubungan media WEF, Yann Zopf, mengatakan kepada Reuters, kalau klaim ini "sepenuhnya dibuat-buat” dan menegaskan pihaknya tidak pernah membuat pernyataan seperti itu.

    Lalu, apa itu flu burung dan bagaimana kabar terbarunya?

    Menukil laman Kementerian Kesehatan RI, flu burung merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus influenza tipe A atau H5N1 yang ditularkan oleh unggas kepada manusia. Hal itu belakangan tengah menjadi sorotan di AS.

    Pada pertengahan Juli lalu, seperti dilaporkan Reuters, Selasa (16/7/2024), wabah flu burung H5N1 terjadi di sebuah peternakan unggas di Colorado, AS dan telah menyebabkan empat kasus terkonfirmasi pada manusia dan satu kasus dugaan.

    Infeksi itu merupakan kasus pertama yang dilaporkan terjadi pada pekerja peternakan unggas di AS sejak tahun 2022. Kasus ini menyusul wabah flu burung H5N1 pada sapi perah di Amerika yang telah menginfeksi para pekerja peternakan sekira bulan Maret tahun ini.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) mencatat, sejak tahun 2022 – 2024, di AS ada total 11 kasus flu burung yang menginfeksi manusia.

    CDC menyebut, meski risiko kesehatan masyarakat saat ini rendah, pihaknya tengah mengawasi situasi ini dengan hati-hati dan bekerja sama dengan negara-negara bagian untuk memantau orang-orang yang terpapar hewan.

    Adapun badan yang berwenang menetapkan suatu penyakit sebagai pandemi bukanlah WEF, melainkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).

    WHO akan menetapkan pandemi berdasarkan beberapa kriteria, termasuk apakah patogen tersebut menular dari manusia ke manusia dan apakah ada wabah pada manusia di lebih dari satu negara.

    “WHO belum menyatakan wabah flu burung sebagai pandemi internasional,” kata juru bicara WHO, seperti dikutip Reuters, Selasa (16/7/2024).

    Menukil informasi di laman resmi WHO, sejak tahun 2022 disebut terdapat peningkatan laporan mengenai wabah mematikan pada mamalia yang juga disebabkan oleh virus influenza A (H5) – termasuk virus influenza A (H5N1).

    Kemungkinan akan ada lebih banyak wabah yang belum terdeteksi atau dilaporkan. Mamalia darat dan laut telah terkena dampaknya, termasuk wabah pada hewan peliharaan berbulu, anjing laut, singa laut, dan deteksi pada hewan liar dan domestik lainnya seperti rubah, beruang, berang-berang, rakun, kucing, anjing, sapi, kambing, dan lain-lain.

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa narasi soal Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) resmi tetapkan flu burung sebagai pandemi internasional bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Kepala hubungan media di WEF, Yann Zopf, menyatakan kalau klaim ini "sepenuhnya dibuat-buat” dan menegaskan pihaknya tidak pernah membuat pernyataan seperti itu.

    Adapun badan yang berwenang menetapkan suatu penyakit sebagai pandemi bukanlah WEF, melainkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Namun, juru bicara WHO juga bilang pihaknya belum menyatakan wabah flu burung sebagai pandemi internasional

    Rujukan

  • (GFD-2024-21367) Cek fakta, Lionel Messi jadi gambar di uang kertas Argentina

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/07/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Striker Timnas Argentina Lionel Messi dikenal dengan ketajamannya dalam mencetak gol.

    Lionel Messi dianggap sebagai salah satu pemain terbaik di dalam sepak bola.

    Sebuah unggahan menampilkan foto uang 1.000 peso Argentina yang menampilkan wajah Messi dan Timnas Sepakbola Argentina.

    Diketahui, unggahan yang menampilkan wajah Messi dalam mata uang Argentina tersebut beredar setelah Argentina memenangi Piala Dunia 2022 usai mengalahkan Perancis di Lusail Iconic Stadium, Minggu (18/12).

    Dianggap membanggakan negara, foto Messi dan Timnas Sepakbola lain dicetak pada mata uang Argentina, 1.000 peso.

    Namun, benarkah Lionel Messi jadi gambar di uang kertas Argentina?

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir dari laman resmi BCRA, tidak ada cetakan uang 1.000 peso yang menampilkan wajah Lionel Messi dan Timnas Sepakbola Argentina.

    Fernando Alonso, manajer senior komunikasi dan hubungan masyarakat di Banco Central De La Republica Argentina (BCRA), telah membantah klaim tersebut.

    “Tidak ada kebenaran dalam hal ini. Topik ini tidak ada dalam agenda kerja,” katanya dilansir dari Goal.com.

    Sebelumnya, Bank Sentral Republik Argentina telah merencanakan untuk menempatkan wajah Lionel Messi pada catatan sejak sebelum kemenangan tim atas Prancis di Qatar.

    Mock-up uang kertas menjadi viral di media sosial dan orang-orang tampaknya ingin melihat wajah Messi di uang kertas. Namun, surat kabar itu juga mengatakan bahwa semuanya "diusulkan secara bercanda”, dilansir dari Wionews.

    Klaim: Lionel Messi jadi gambar di uang kertas Argentina

    Rating: Disinformasi

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-21366) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Ular Piton Berkepala Dua, Bagian Ekor Menyerupai Kepala

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang menampilkan beberapa warga menemukan ular piton berkepala dua. Ular itu kemudian diperlihatkan, dan terlihat dua kepala tanpa ada buntut.

    Namun, setelah ditelusuri informasi dalam video tersebut tidak benar.

    Video soal penemuan ular piton berkepala dua muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini.

    Dalam video tampak dua orang memegang ujung ular piton. Video diberi keterangan:

    Penemuan ular Piton berkepala dua

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video tersebut pernah viral dan pernah diberitakan Kompas.com dalam artikel ini.

    Dalam artikel itu, dijelaskan bahwa video itu adalah momen ketika warga Desa Rawaheng, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas menemukan ular piton di kandang unggas milik salah satu warga. 

    Kapolsek Wangon AKP Wawan Dwi Leksono menjelaskan, ular tersebut tidak berkepala dua seperti yang dinarasikan dalam video.

    "Itu bukan berkepala dua. Itu yang dikira kepala ternyata bagian ekor yang buntung (putus) sehingga bentuknya menyerupai kepala," kata Wawan. 

    Menurut Wawan, video tersebut diambil pada 27 Mei 2024 dengan tujuan ramai dibicarakan di media sosial. 

     "Ditangkap ramai-ramai sama warga. Itu memang (bentuknya) seperti kepala dua, itu warga (membuat video) biar ramai saja," ujar Wawan. 

    Setelah ditangkap, ular dengan panjang sekitar 2 meter itu dipelihara oleh warga di Desa Pengadegan, Kecamatan Wangon bernama Sumarno. 

    Kesimpulan

    Video penemuan ular piton berkepala dua tidak benar dan informasinya keliru.

    Faktanya, video itu menangkap momen ketika warga di Desa Rawaheng, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas menemukan ular piton pada 27 Mei 2024. 

    Kapolsek Wangon AKP Wawan Dwi Leksono memastikan, ular tersebut tidak berkepala dua. Ular itu memiliki bagian ekor yang putus sehingga terlihat seperti kepala.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21365) [HOAKS] Filter Rokok Mengandung Darah Babi

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar peringatan yang menyatakan rokok haram karena filternya mengandung darah babi.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Informasi tentang filter rokok mengandung darah babi disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (21/7/2024):

    BismillahDengan LIKE dan SHARE pesan ini khususnya pada para perokok muslimMaka anda ikut menyelamatkan banyak umat dari bahaya rokok bagi kesehatan, haram dan makruhnya rokok

    Maka anda ikut menyelamatkan nyawa jutaan orang yang merokokMaka anda ikut menyelamakan ratusan juta anak dan isteri akan kehilangan nyawa orangtua atau suaminya karena rokok

    Maka anda ikut menyelamatkan banyak umat islam dari ketidaktahuan dan kesalahpahaman HARAMNYA ROKOK

    Semua dokter katakan rokok mengancam jiwaSebagian besar ulama katakan merokok haramSebagian ulama katakan merokok makruh.

    Masih saja ada manusia dan masih saja ada umat islam yang merokokWallahualam.

    Dr Widodo JudarwantoGerakan Nasional Tidak Merokok Di Lingkungan MasjidSAVE CHILDREN FROM SMOKE

    Hasil Cek Fakta

    Narasi filter rokok mengandung babi merupakan isu lama yang beredar lebih dari 10 tahun lalu.

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melakukan menguji filter dari lima merek rokok di laboratorium menggunakan metode DNA.

    Hasilnya, tidak terdeteksi adanya kandungan DNA babi.

    Regulasi rokok diatur sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan.

    BPOM telah mengawasi produksi dan peredaran rokok, termasuk kandungan yang ada di dalamnya.

    Dilansir pemberitaan Kompas.com sebelumnya, tuduhan filter rokok mengandung babi pertama kali tercetus oleh Ketua Komnas Pengendalian Tembakau (Komnas PT) DR Hakim Sorimuda Pohan saat kampanye antirokok yang dihadiri ratusan PNS di Banjarmasin pada 2013.

    Ia mengutip pernyataan Profesor Kesehatan Masyarakat Universitas Sydney Simon Chapman dan riset Christien Meindertsma, peneliti dari Eindhoven, Belanda.

    Sekretaris Jenderal Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (GAPPRI) Hasan Aoni Aziz menjelaskan, isu darah babi pada filter rokok pernah muncul di Indonesia dan Australia pada tahun 2010.

    Lembaga Penelitian Pengkajian Obat dan Makanan Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) telah meneliti filter rokok yang beredar di Indonesia, baik dalam negeri maupun impor.

    Hasilnya tidak ditemukan kandungan babi.

    "Hasil riset LPPOM MUI terhadap filter rokok yang beredar di Indonesia, tidak ada yang mengandung darah babi, dan itu sudah dirilis resmi MUI. Kesimpulan penelitian LPPOM MUI sebenarnya menjadi jawaban atas tudingan yang tidak benar ketika itu," ucap Hasan.

    Tim Cek Fakta Kompas.com telah membantah narasi mengenai filter rokok mengandung babi pada 2021. Namun klaim yang sama kembali beredar pada pertengahan 2024.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai filter rokok mengandung darah babi merupakan hoaks berulang yang beredar sejak 10 tahun lalu.

    BPOM dan LPPOM MUI telah menguji filter rokok yang beredar di Indonesia dan tidak ditemukan adanya kandungan darah babi.

    Rujukan