• (GFD-2020-3541) [SALAH] Arief Budiman Mengaku Disuap Megawati Rp. 2 Triliun

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 14/01/2020

    Berita

    Postingan akun Facebook Bilal Ar Robah yang mengunggah tampilan layar dari berita cnnindonesia.com dengan tambahan narasi yang intinya mengatakan Ketua KPU, Arief Budiman mengaku disuap Megawati dengan sejumlah uang Rp. 2 triliun dan sudah mendapat 958 respon, 352 komentar dan dibagikan 2,9 ribu kali ketika tampilan layar diambil adalah tidak benar adanya.

    Diketahui judul berita yang asli dari cnnindonesia.com tersebut adalah “Ketua KPU Mengaku Dapat Ancaman Selama Pemilu 2019” yang ditayangkan pada Kamis, 13 Juni 2019 dan foto dalam artikel tersebut merupakan karya Jurnalis Antara, Indrianto Eko Suwarso.

    NARASI:

    “Arief budiman sudah mulai pasang kuda-kuda lur. Takut kena ciduk KPK, arief budiman mengaku di suap megawati 2 trilyun dan di ancam agar memenangkan partainya di pilplres 2019,” unggah akun Facebook Bilal Ar Robah, Sabtu (11/1).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:


    Akun Facebook Bilal Ar Robah mengunggah screenshot atau tampilan layar dari media daring cnnindonesia.com. Dalam tampilan layar tersebut tampak foto Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman.

    Selain mengunggah tampilan layar tersebut, akun Facebook Bilal Ar Robah juga menambahkan narasi yang berbunyi sebagai berikut.

    “Arief budiman sudah mulai pasang kuda-kuda lur. Takut kena ciduk KPK, arief budiman mengaku di suap megawati 2 trilyun dan di ancam agar memenangkan partainya di pilplres 2019,” unggah akun Facebook Bilal Ar Robah, Sabtu (11/1).

    Setelah dilakukan penelusuran melalui mesin pencari, diketahui unggahan tampilan layar dari akun Facebook Bilal Ar Robah berasal dari dari artikel cnnindonesia.com yang berjudul “Ketua KPU Mengaku Dapat Ancaman Selama Pemilu 2019”. Artikel ini ditayangkan pada Kamis, 13 Juni 2019, dengan foto yang disematkan berasal dari Fotografer Antara, Indrianto Eko Suwarso. Didalam artikel ini tidak ada redaksi yang berbunyi Ketua KPU, Arief Budiman mengaku disuap Megawati dengan jumlah uang Rp. 2 triliun.

    Berikut isi lengkap artikelnya:

    Ketua KPU Mengaku Dapat Ancaman Selama Pemilu 2019

    CNN Indonesia | Kamis, 13/06/2019 17:02 WIB

    Ketua KPU Arief Budiman mengaku mendapat ancaman lebih masif selama penyelenggaraan Pemilu 2019 dibanding pada 2014 saat menjadi komisioner. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

    Jakarta, CNN Indonesia — Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengaku mendapat ancaman selama penyelenggaraan Pemilu 2019. Ancaman yang diterima lebih masif dibanding saat menjadi Komisioner KPU pada 2014.

    “Kualitas ancamannya, kualitas tekanannya, tapi kalau sekarang kan lebih masif di media sosial. Jadi tiap hari ya bukan hanya ratusan, tapi mungkin bisa ribuan yang keberatan, mencaci maki, mengolok-olok,” kata Arief saat dihubungi wartawan, Kamis (13/6).

    Ia mengaku ancaman-ancaman kepada dirinya dilancarkan via pesan singkat kepada dirinya. Namun, sejauh ini belum ada ancaman yang dilakukan secara serius.

    Kendati mendapat banyak ancaman, ia merasa masih aman dengan kondisi saat ini. Apalagi, menurut dia, setiap komisioner KPU mendapat perlindungan khusus dari kepolisian.

    “Ada petugas kepolisian yang bersama kami, ada petugas kepolisian yang di-stand by-kan di kantor dan ada yang ditempatkan di rumah dinas,” ucap Arief.

    Ia juga menegaskan hingga kini belum ada gangguan apa pun yang bersifat mengkhawatirkan. “Yang penting kita merasa nyaman, sampai hari ini tidak ada gangguan apapun,” ujarnya. (dhf/agi)

    Rujukan

  • (GFD-2020-3540) [SALAH] “membal karena dioplos plastik”

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 14/01/2020

    Berita

    Hoaks yang sudah diklarifikasi oleh sumber awalnya. Sama seperti isu pada tahun 2017 lalu, membal BUKAN karena plastik tetapi karena kandungan Amilopektin dan Amilosa.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Menyesatkan

    Penggunaan informasi yang sesat untuk membingkai sebuah isu atau individu”.

    * SUMBER membagikan isu beras dicampur plastik yang sebelumnya sudah diklarifikasi oleh sumbernya.

    (2) Sesuai dengan yang dinarasikan di video, “pas lagi ada viral dari TNI yang menangkap basah” dan “tanggal 8 bulan Januari 2020 jam 15:40”, pada tanggal 8 oknum TNI yang menyebutkan mengenai beras palsu sudah melakukan klarifikasi setelah diperiksa oleh BPOM:


    * Liputan6.com: “Saat klarifikasi oknum anggota TNI, Kopda Harmin menyatakan permohonan maaf usai videonya mempertanyakan keaslian beras di warung makan tersebar luas. Dia menyatakan, sikapnya sebagai bentuk perlindungan kepada warganya karena posisinya sebagai Babinsa.”

    Selengkapnya di “Akhir Video Viral Beras Palsu Oknum TNI” http://bit.ly/2srkOsE / http://archive.md/4H2Ge (arsip cadangan).

    Rujukan

  • (GFD-2020-3539) [SALAH] “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 13/01/2020

    Berita

    Postingan akun Facebook Herry Yanti yang menampilkan tampilan layar dari berita detik.com dengan judul “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang” adalah tidak benar adanya. Diketahui judul berita yang asli dari detik.com tersebut adalah “Ketua KPU: Pemilu Serentak 2019 Melelahkan, Perlu Dievaluasi” yang ditayangkan pada Rabu, 24 April 2019 dengan penulis Zunita Putri dan Agung Pambudhi sebagai fotografer.

    NARASI:

    “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang,” unggah akun Facebook Herry Yanti, Sabtu (11/1).

    =====

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:


    Akun Facebook Herry Yanti mengunggah screenshot atau tampilan layar yang menampilkan berita dari media daring detik.com. Judul beritanya adalah “Arief Budiman : Saya Siap Di Kutuk Menjadi Batu Jika KPU Curang” yang disertai dengan foto Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman dan terdapat nama penulis Zunita Putri.

    Setelah dilakukan penelusuran melalui mesin pencari, diketahui unggahan tampilan layar dari akun Herry Yanti adalah tidak benar atau hasil suntingan.

    Diketahui tampilan layar yang diunggah akun Herry Yanti adalah berasal dari berita media daring detik.com dengan judul asli “Ketua KPU: Pemilu Serentak 2019 Melelahkan, Perlu Dievaluasi”. Artikel ini ditulis oleh Zunita Putri pada Rabu, 24 April 2019 dengan foto karya Agung Pambudhi.

    Berikut isi lengkap artikelnya:

    Ketua KPU: Pemilu Serentak 2019 Melelahkan, Perlu Dievaluasi

    Zunita Putri – detikNews
    Rabu, 24 Apr 2019 16:40 WIB

    Foto: Ketua KPU Arief Budiman. (Agung Pambudhy-detikcom)
    Jakarta – Ketua KPU Arief Budiman menyarankan agar pemerintah mengevaluasi Pemilu Serentak 2019. KPU meminta ada pembicaraan khusus soal pemilu ini.

    Awalnya, Arief menuturkan jumlah petugas KPPS yang ada di seluruh TPS Indonesia berkisar hampir 7,2 juta orang. Hingga saat ini, informasi yang didapatnya terkait petugas KPPS meninggal angkanya sudah melebihi 119, namun dia belum menjelaskan secara rinci totalnya.

    Karena banyaknya kasus dan petugas KPPS yang gugur saat bertugas, Arief mengatakan perlu adanya evaluasi di pemilu kali ini. Dia menyebut akan ada evaluasi mulai dari teknis kerja hingga penyelenggaraan pemilu.

    “Ya ini jadi perhatian kita semua, pasca-pemilu perlu kita lakukan evaluasi, bukan hanya terkait dengan sistemnya, tapi juga teknis kerjanya bagaimana, dengan teknis kerja seperti sekarang ini, orang nggak bisa selesaikan sampai dengan tengah malam, dia bahkan harus melanjutkan sampai dengan pagi sampai matahari terbit berikutnya,” kata Arief di KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2019).

    Arief menuturkan pemilu kali ini melelahkan semua pihak, baik petugas KPPS hingga peserta pemilu. Karena itu, dia kembali menekankan perlu ada pembahasan khusus terkait persoalan ini.

    “Memang melelahkan, ini melelahkan bagi semua. Bagi penyelenggara pemilu, bagi peserta pemilu, bagi petugas keamanan, bagi masyarkat juga. Ini tentu melelahkan bagi semua, jadi saya pikir perlu dijadikan pembahasan bersama,” tuturnya.

    Sebelumnya, Komisioner KPU Viryan Aziz menyarankan agar pemilu serentak cukup dilaksanakan satu kali. Sebab, beban pemilu serentak melebihi kemampuan yang dimiliki.

    “Pemilu serentak dengan 5 kotak suara cukup sekali saja, jangan lagi dilaksanakan,” ujar Viryan di kantor KPU, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Selasa (23/4). (zap/idh)

    Rujukan

  • (GFD-2020-3538) [SALAH] Foto-foto cuitan “Sumber dari dalam pangkalan Ain Al-Asad Anbar”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 13/01/2020

    Berita

    Foto-foto yang dibagikan TIDAK TERKAIT dengan peristiwa serangan baru-baru ini terhadap pangkalan udara Ain al-Assad.
    NARASI

    “Sumber dari dalam pangkalan Ain Al-Asad Anbar

    Pangkalan ini benar-benar hancur … dan ada lebih dari tiga puluh helikopter (apache) yang hancur.

    Target menghancurkan radar utama di pangkalan, yang dianggap terbesar didaerah tersebut

    (mohon info kalo ini britanya benar atow?”.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

    * SUMBER membagikan foto-foto dari peristiwa yang TIDAK TERKAIT dengan peristiwa serangan baru-baru ini terhadap pangkalan udara Ain al-Assad.

    (2) Sumber-sumber foto:



    * Foto pertama, Getty Images: “Members of the US Army’s Old Guard carry … Date created: April 08, 2009”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2QGR8B6 / http://archive.md/cHMwV (arsip cadangan).





    * Foto kedua, SFGATE: “Dispute over coffin photos / Pentagon ban relaxed by mistake, but not for long … Published 4:00 am PDT, Friday, April 23, 2004”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2QFUUdX / http://archive.md/U608L (arsip cadangan).





    * Foto ketiga, Getty Images: “US Army Medevac Tends To The Wounded In Afghanistan … Date created: June 24, 2010”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2Tal0qZ / http://archive.md/AGZMS (arsip cadangan).





    * Foto keempat, CBS News: “First Place, Combat Documentation category “National Training Center” … simulated attack on an Afghan village, Sept. 15, 2011.”

    Selengkapnya di https://cbsn.ws/2tO5xCg / http://archive.md/4cfaE (arsip cadangan).





    * Foto kelima, Getty Images: “AFG: Theatre Of War… Date created: June 19, 2007”

    Selengkapnya di http://bit.ly/39SWosV / http://archive.md/alynV (arsip cadangan).





    * Foto keenam, Wikipedia: “File:U.S. Army Soldiers from the 76th Infantry Brigade Combat Team apply an intravenous catheter to a Soldier simulating injuries Dec 071218-A-NR754-087.jpg … Date 18 December 2007”

    Selengkapnya di http://bit.ly/37SQuGj / http://archive.md/7Xvib (arsip cadangan).





    * Foto ketujuh, Reuters: “THU NOV 21, 2013… Long road back from Afghanistan”

    Selengkapnya di https://reut.rs/2R8tX1h / http://archive.md/WVq2x (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan