(GFD-2021-6151) [SALAH] “5 cara utk meningkatkan ANTI BODY” dari Regu Pembasmi Covid-19
Sumber: facebook.comTanggal publish: 20/01/2021
Berita
Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Esculanto Edhi Hanantoro berisikan narasi 5 cara untuk meningkatkan antibodi tubuh yang merupakan saran dari Regu Pembasmi Covid-19. Postingan ini disukai sebanyak 62 kali, dikomentari sebanyak 20 kali, dan disebarkan kembali 25 kali.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, narasi yang dimodifikasi ditemukan pada artikel dari tirto.id yang berjudul “Hoaks/Fakta: Pesan tentang COVID-19 dari Zhong Nanshan” yang dipublikasikan pada 2 Oktober 2020. Beberapa poin dari narasi tersebut ada benarnya seperti meningkatkan antibodi tubuh dengan tidur minimal 7 jam dan makan makanan berprotein tinggi tetapi ada beberapa poin lainnya yang kurang tepat dan tidak benar. Berdasarkan dari hasil penelitian ilmuwan di QIMR Berghofer Medical Research Institute di Australia. Ternyata vitamin D ada kemungkinan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan dan meringankan kasus Covid-19 yang parah tetapi vitamin D tidak melindungi dari infeksi tenggorokan dan tidak secara nyata meningkatkan kecepatan pemulihan. Tata cara untuk berkumur dengan air panas atau air garam sudah pernah dicantumkan pada artikel turnbackhoax.id yang berjudul “[SALAH] Pesan Berantai “Salah Satu Cara Untuk Menangkis Virus Covid-19 Dengan Air Garam dan Air Hangat”” yang menjelaskan tidak adanya bukti ilmiah yang mendukung khasiat dari berkumur air garam atau air hangat dapat menyembuhkan ataupun mencegah infeksi Covid-19.
Artikel dari The American Journal of Clinical Nutrition yang berjudul “Role of sugars in human neutrophilic phagocytosis” menjelaskan bahwa mengkonsumsi gula (glukosa) secara berlebihan dapat mengurangi kemampuan sel darah putih melawan bakteri selama 5 jam. Mandi dengan air panas juga tidak terbukti mencegah terinfeksi Covid-19.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim saran dari Regu Pembasmi Covid-19 tentang 5 cara untuk meningkatkan antibodi tubuh adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang menyesatkan/Misleading Content.
Artikel dari The American Journal of Clinical Nutrition yang berjudul “Role of sugars in human neutrophilic phagocytosis” menjelaskan bahwa mengkonsumsi gula (glukosa) secara berlebihan dapat mengurangi kemampuan sel darah putih melawan bakteri selama 5 jam. Mandi dengan air panas juga tidak terbukti mencegah terinfeksi Covid-19.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim saran dari Regu Pembasmi Covid-19 tentang 5 cara untuk meningkatkan antibodi tubuh adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
- https://tirto.id/hoaksfakta-pesan-tentang-covid-19-dari-zhong-nanshan-f44e
- https://academic.oup.com/ajcn/article-abstract/26/11/1180/4732762
- https://www.hsph.harvard.edu/india-center/myths-vs-facts/
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/17/130500923/vitamin-d-tak-mencegah-penyakit-pernapasan-hanya-bantu-redakan-gejala
- https://turnbackhoax.id/2020/09/05/salah-pesan-berantai-salah-satu-cara-untuk-menangkis-virus-covid-19-dengan-air-garam-dan-air-hangat/
(GFD-2021-6150) [SALAH] Video “Tolongin kita” Google Earth Pulau Laki
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 20/01/2021
Berita
Beredar sebuah postingan video pada akun TikTok @akusyapaaaa, pada video tersebut memperlihatkan penampilan Google Earth yang terdapat tulisan "Tolongin Kita" di Pulau Laku yang merupakan lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air
Sos pulau laki
Sinyal SOS
Pulau Laki
Tanda SOS
pulau laki
tolongin kita
Sos pulau laki
Sinyal SOS
Pulau Laki
Tanda SOS
pulau laki
tolongin kita
Hasil Cek Fakta
FAKTANYA, selain karena ELT (Emergency Locator Transmitter) Sriwijaya Air SJ182 TIDAK memancarkan sinyal, tulisan tersebut bisa ditambahkan menggunakan fitur anotasi (annotation) di Google Earth for Desktop.
Rujukan
- httpfirstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. google.com: “Menganotasi Desktop Google Earth”
- http://bit.ly/2XW0RGr (Google Translate),
- https://archive.md/jl9jz (arsip cadangan). detik.com: “Basarnas: ELT Sriwijaya Air SJ182 yang Jatuh Tak Pancarkan Sinyal”
- https://bit.ly/3p3u661 /
- https://archive.md/pB7nJ (arsip cadangan). kontan.co.id: “Bupati Kepulauan Seribu: Pesawat Sriwijaya Air jatuh di sekitar Pulau Laki”
- http://bit.ly/3o0KoLB /
- https://archive.md/HD5DS (arsip cadangan). aopa.org: “TRANSMITTER LOKATOR DARURAT (ELT)”
- http://bit.ly/3nZ3yBB /
- https://archive.md/cuI6H (arsip cadangan).
(GFD-2021-6149) [SALAH] Video Pemakaman Syeikh Ali Jaber
Sumber: facebook.comTanggal publish: 20/01/2021
Berita
Beredar sebuah postingan dari akun Facebook Nsuee Jannah berupa sebuah video pelayat pada pemakaman seseorang yang diklaim adalah Syeikh Ali Jaber. Postingan ini disukai sebanyak 82 kali, dikomentari sebanyak 3 kali, dan disebarkan kembali 34 kali.
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelurusan, video tersebut adalah suasana pelayat pada pemakaman Habib Hasan Assegaf Pasuruan pada tanggal 27 Desember 2020 dan diketahui aktivitas tersebut melanggar protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Syeikh Ali Jaber meninggal di Rumah Sakit Yarsi Jakarta pada tanggal 14 Januari 2021 dan dimakamkan di Pesantren Daarul Quran Cipondoh Tangerang, Banten.
Melihat dari penjelasan tersebut, video pelayat pada pemakaman Syeikh Ali Jaber adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Salah/False Context.
Melihat dari penjelasan tersebut, video pelayat pada pemakaman Syeikh Ali Jaber adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Salah/False Context.
Rujukan
(GFD-2021-6148) [SALAH] Video Korban Bergelimpangan Setelah Disuntik Vaksin Sinovac
Sumber: FacebookTanggal publish: 20/01/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.
Video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac diunggah akun Facebook Yasril Aril, pada 19 Januari 2021.
Unggahan tersebut berupa tautan video YouTube berjudul "BERITA TERBARU HARI INI ~ KOR.BAN BERGELIMPANGAN, RATUSAN WARGA TERKAPAR USAI DISUNTIK SINOVAC !!" yang diunggah akun YouTube CATATAN HITAM yang diunggah, pada pada 18 Januari 2021.
Video tersebut menampilkan seseorang yang terlihat tidak sadarkan diri sedang digendong dari sebuah mobil niaga.
Kemudian cuplikan berikutnya terlihat sejumlah orang sedang dalam perawatan dengan selang infus ditangannya.
Video tersebut dinarasikan sebagai berikut:
"Korban vaksin bergelimpangan ratusan warga terkapar.
Beredar video warga pingsan usai divaksin Covid-19"
Kemudian video tersebut dilanjutkan dengan wawancara pada seorang Anggota DPR Netty Prasetiyani.
Berikut transkrip wawancara tersebut:
"dan uji klinis belum selesai, kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.
Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang"
Kemudian muncul tayangan seorang yang terlihat tidak sadarkan diri dikeluarkan dari ambulans.
Tayangan berikutnya, muncul cuplikan dua orang yang sedang diwawancara oleh pembawa acara stasiun televisi.
Cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).
Ratusan warga terkapar usai di suntik vaksin sinovac
Ratusan warga terkapar usai di suntik sinovac
Video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac diunggah akun Facebook Yasril Aril, pada 19 Januari 2021.
Unggahan tersebut berupa tautan video YouTube berjudul "BERITA TERBARU HARI INI ~ KOR.BAN BERGELIMPANGAN, RATUSAN WARGA TERKAPAR USAI DISUNTIK SINOVAC !!" yang diunggah akun YouTube CATATAN HITAM yang diunggah, pada pada 18 Januari 2021.
Video tersebut menampilkan seseorang yang terlihat tidak sadarkan diri sedang digendong dari sebuah mobil niaga.
Kemudian cuplikan berikutnya terlihat sejumlah orang sedang dalam perawatan dengan selang infus ditangannya.
Video tersebut dinarasikan sebagai berikut:
"Korban vaksin bergelimpangan ratusan warga terkapar.
Beredar video warga pingsan usai divaksin Covid-19"
Kemudian video tersebut dilanjutkan dengan wawancara pada seorang Anggota DPR Netty Prasetiyani.
Berikut transkrip wawancara tersebut:
"dan uji klinis belum selesai, kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.
Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang"
Kemudian muncul tayangan seorang yang terlihat tidak sadarkan diri dikeluarkan dari ambulans.
Tayangan berikutnya, muncul cuplikan dua orang yang sedang diwawancara oleh pembawa acara stasiun televisi.
Cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).
Ratusan warga terkapar usai di suntik vaksin sinovac
Ratusan warga terkapar usai di suntik sinovac
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac, dengan menangkap layar video menampilkan seseorang yang terlihat tidak sadarkan diri sedang digendong dari sebuah mobil niaga, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex.
Penelusuran mengarah pada video akun YouTube Alavoula Chanel berjudul "Waduh Usai Di Suntik Difteri ...Puluhan Santri Di Bawa Kerumah Sakit" yang dimuat, pada 11 Februari 2018.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Puluhan Santri dibawah kerumah sakit setelah disuntik difteri"
Video tersebut identik dengan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.
Dalam video akun YouTube Alavoula Chanel terlihat ambulans bertuliskan "Dinas Kesehatan kabupaten Pamekasan" dan gedung bertuliskan "Puskesmas Kadur" dan dalam video menyebutkan sejumlah orang yang mendapat perawatan medis tersebut setelah divaksin difteri.
Ambulans bertuliskan "Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan" dan gedung bertuliskan "Puskesmas Kadur" dan santri setelah divaksin difteri, dijadikan kunci untuk melanjutkan penelusuran menggunakan Google Search dengan kata kunci "santri pamekasan disuntik vaksin difentri"
Penelusuran mengarah pada akun YouTube CNNIndonesia berjudul "Puluhan Pelajar Pingsan Usai Imunisasi Difteri" yang dimuat pada 12 Februari 2018.
Akun YouTube CNNIndonesia mengunggah video dengan suasanan yang identik dengan klaim video.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Warga kecamatan kadur, kabupaten pamekasan, dihebohkan dengan kejadian puluhan pelajar yang tiba-tiba pingsan usai imunisasi difteri. Diduga, para pelajar pingsan akibat keracunan imunisasi difteri."
Penelusuran kedua
Penelusuran dilanjutkan dengan managkap layar tampilan video wawancara Anggota DPR Netty Prasetiyani, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada video akun YouTube detikTV berjudul "KENAPA VAKSIN..? : PKS MINTA MENTERI KESEHATAN MENJAWAB INI" yang diunggah pada, 4 Januari 2021.
Akun YouTube detikTV mengunggah video yang identik dengan salah satu cuplikan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.
Dalam unggahan video akun YouTube detikTV, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani memberi tanggapan terkait keamanan Vaksin Sinovac yang telah sampai di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.
Berikut transkripnya:
"Oleh karena itu saya secara pribadi meminta penjelasan dari pak menteri karena memang yang disebutkan dalam Perpres No. 90 Tahun 2020 kemudian juga diikuti juga dengan PMK No.28. Kemudian Kemenkes 98/60 itu semuanya menunjukan bahwa Kementerian Kesehatan dalam hal ini menteri Kesehatan adalah pihak yang menentukan pada saat memilih vaksin yang akan dibeli dikerjasamakan atau kemudian ditunjuk penunjukan langsung.
kalau kemudian tiba-tiba muncul sinovac dalam bentuk vaksin jadi, ini sebetulnya membuat kita bingung ya, boro-boro masyarkat anggota dpr ri juga bingung sebetulnya.
Kenapa karena rapat tanggal 31 Agustus menjelaskan strategi mendapatkan vaksin itu 2, satu mengembangkan vaksin merah putih yang kedua strategi diplomasi yang waktu itu disebutkanlah vaksin sinovac yang sedang dilakukan uji klinis tahap ketiga di Indonesia dan uji klinis itu belum selesai interimnya juga baru nanti awal 2021.
kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.
Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners.
Bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang".
Penelusuran ketiga
Penelusuran dilanjutkan pada cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).
Penelusuran cuplikan video tersebut dilakukan dengan menangkap layar video, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex dan Google Image. Namun, tidak ada situs yang mengarah pada video tersebut.
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Nidom vaksin'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Ilmuwan Bicara Vaksin Corona: Virus Bisa Lebih Ganas" yang dimuat situs kompas.tv pada 22 Oktober 20220.
Situs kompas.tv memuat video yang identik dengan video klaim, video tersebut membahas tentang efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) pada vaksin, video tersebut tidak membahas 23 orang meninggal setelah divaksin corona.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom mengatakan 50% kegagalan dan keberhasilan pada sebuah uji klinis vaksin bisa terjadi ketika tidak ada referensi.
Covid-19 menjadi salah satu virus yang baru dan tak ada referensi sebelumnya. Bahkan percobaan pembuatan vaksin untuk virus SARS yang sudah 12 tahun silam pun belum berhasil.
“Saudara sepupunya Covid-19 ini yaitu SARS, belum berhasil dibuat vaksin. Padahal salah satu pembuat vaksin itu adalah salah satu produsen yang akan kita impor ini,” paparnya kepada KompasTV, Rabu (21/10/2020).
Pre-klinis vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada monyet tidak menunjukkan efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) sebagaimana ketika vaksin virus SARS disuntikkan terhadap monyet.
Efek ADE, jelas Nidom, merupakan sebuah strategi dari virus untuk menghindari jebakan antibodi dari vaksin atau dari infeksi alam.
Padahal secara virologi, virus SARS dan Covid-19 memiliki kedekatan sekitar 80 persen.
“Itu pada waktu dilakukan uji pre klinis pada monyet, terjadi kerusakan yang parah pada paru-parunya. Itu diduga SARS mempunyai motif ADE,” jelasnya.
Bahayanya, apabila efek ADE terjadi kepada manusia, virus tersebut akan lebih ganas.
“Virus itu akan lebih ganas, karena dia masuk di dalam makrovag, bukan di dalam saluran pernapasan. Jadi kalau dia berkelit bisa masuk ke makrovag, maka dia infeksinya akan lebih parah tidak seperti yang infeksi saluran pernapasan,” lanjutnya.
Infeksi saluran pernapasan bisa terlontar melalui droplet, namun jika melalui makrovag maka bisa merusak sistem imun seseorang.
Kementerian Kesehatan memastikan proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020.
Penelusuran mengarah pada video akun YouTube Alavoula Chanel berjudul "Waduh Usai Di Suntik Difteri ...Puluhan Santri Di Bawa Kerumah Sakit" yang dimuat, pada 11 Februari 2018.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Puluhan Santri dibawah kerumah sakit setelah disuntik difteri"
Video tersebut identik dengan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.
Dalam video akun YouTube Alavoula Chanel terlihat ambulans bertuliskan "Dinas Kesehatan kabupaten Pamekasan" dan gedung bertuliskan "Puskesmas Kadur" dan dalam video menyebutkan sejumlah orang yang mendapat perawatan medis tersebut setelah divaksin difteri.
Ambulans bertuliskan "Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan" dan gedung bertuliskan "Puskesmas Kadur" dan santri setelah divaksin difteri, dijadikan kunci untuk melanjutkan penelusuran menggunakan Google Search dengan kata kunci "santri pamekasan disuntik vaksin difentri"
Penelusuran mengarah pada akun YouTube CNNIndonesia berjudul "Puluhan Pelajar Pingsan Usai Imunisasi Difteri" yang dimuat pada 12 Februari 2018.
Akun YouTube CNNIndonesia mengunggah video dengan suasanan yang identik dengan klaim video.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Warga kecamatan kadur, kabupaten pamekasan, dihebohkan dengan kejadian puluhan pelajar yang tiba-tiba pingsan usai imunisasi difteri. Diduga, para pelajar pingsan akibat keracunan imunisasi difteri."
Penelusuran kedua
Penelusuran dilanjutkan dengan managkap layar tampilan video wawancara Anggota DPR Netty Prasetiyani, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada video akun YouTube detikTV berjudul "KENAPA VAKSIN..? : PKS MINTA MENTERI KESEHATAN MENJAWAB INI" yang diunggah pada, 4 Januari 2021.
Akun YouTube detikTV mengunggah video yang identik dengan salah satu cuplikan tayangan klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac.
Dalam unggahan video akun YouTube detikTV, Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani memberi tanggapan terkait keamanan Vaksin Sinovac yang telah sampai di Indonesia sebanyak 1,2 juta dosis.
Berikut transkripnya:
"Oleh karena itu saya secara pribadi meminta penjelasan dari pak menteri karena memang yang disebutkan dalam Perpres No. 90 Tahun 2020 kemudian juga diikuti juga dengan PMK No.28. Kemudian Kemenkes 98/60 itu semuanya menunjukan bahwa Kementerian Kesehatan dalam hal ini menteri Kesehatan adalah pihak yang menentukan pada saat memilih vaksin yang akan dibeli dikerjasamakan atau kemudian ditunjuk penunjukan langsung.
kalau kemudian tiba-tiba muncul sinovac dalam bentuk vaksin jadi, ini sebetulnya membuat kita bingung ya, boro-boro masyarkat anggota dpr ri juga bingung sebetulnya.
Kenapa karena rapat tanggal 31 Agustus menjelaskan strategi mendapatkan vaksin itu 2, satu mengembangkan vaksin merah putih yang kedua strategi diplomasi yang waktu itu disebutkanlah vaksin sinovac yang sedang dilakukan uji klinis tahap ketiga di Indonesia dan uji klinis itu belum selesai interimnya juga baru nanti awal 2021.
kok tiba-tiba pemerintah memutuskan membeli vaksin jadi, vaksin jadi sinovac yang menurut referensi efektivitasnya belum teruji, kan begitu.
Nah, kemudian menurut ITAGI tadi pak menteri sampaikan tadi akan diberikan prioritas kepada tenaga kesehatan frontliners.
Bagaimana mungkin sebuah vaksin yang belum teruji efektivitasnya,efekesinya kebermanfaatannya diberikan kepada frontliners yang hari ini untuk mencetak satu tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat butuh waktu butuh proses yang panjang".
Penelusuran ketiga
Penelusuran dilanjutkan pada cuplikan video tersebut menampilkan seorang yang dipanggil Nidom menyebut vaksin menunjukkan motif ADE (Antibody-dependent-enchancement).
Penelusuran cuplikan video tersebut dilakukan dengan menangkap layar video, untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex dan Google Image. Namun, tidak ada situs yang mengarah pada video tersebut.
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Nidom vaksin'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Ilmuwan Bicara Vaksin Corona: Virus Bisa Lebih Ganas" yang dimuat situs kompas.tv pada 22 Oktober 20220.
Situs kompas.tv memuat video yang identik dengan video klaim, video tersebut membahas tentang efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) pada vaksin, video tersebut tidak membahas 23 orang meninggal setelah divaksin corona.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Profesor Nidom Foundation (PNF) Chairul Anwar Nidom mengatakan 50% kegagalan dan keberhasilan pada sebuah uji klinis vaksin bisa terjadi ketika tidak ada referensi.
Covid-19 menjadi salah satu virus yang baru dan tak ada referensi sebelumnya. Bahkan percobaan pembuatan vaksin untuk virus SARS yang sudah 12 tahun silam pun belum berhasil.
“Saudara sepupunya Covid-19 ini yaitu SARS, belum berhasil dibuat vaksin. Padahal salah satu pembuat vaksin itu adalah salah satu produsen yang akan kita impor ini,” paparnya kepada KompasTV, Rabu (21/10/2020).
Pre-klinis vaksin Covid-19 yang disuntikkan kepada monyet tidak menunjukkan efek ADE (Antibody-dependent-enchancement) sebagaimana ketika vaksin virus SARS disuntikkan terhadap monyet.
Efek ADE, jelas Nidom, merupakan sebuah strategi dari virus untuk menghindari jebakan antibodi dari vaksin atau dari infeksi alam.
Padahal secara virologi, virus SARS dan Covid-19 memiliki kedekatan sekitar 80 persen.
“Itu pada waktu dilakukan uji pre klinis pada monyet, terjadi kerusakan yang parah pada paru-parunya. Itu diduga SARS mempunyai motif ADE,” jelasnya.
Bahayanya, apabila efek ADE terjadi kepada manusia, virus tersebut akan lebih ganas.
“Virus itu akan lebih ganas, karena dia masuk di dalam makrovag, bukan di dalam saluran pernapasan. Jadi kalau dia berkelit bisa masuk ke makrovag, maka dia infeksinya akan lebih parah tidak seperti yang infeksi saluran pernapasan,” lanjutnya.
Infeksi saluran pernapasan bisa terlontar melalui droplet, namun jika melalui makrovag maka bisa merusak sistem imun seseorang.
Kementerian Kesehatan memastikan proses imunisasi Covid-19 untuk tahap pertama akan dilakukan pada akhir November 2020.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video korban bergelimpangan setelah disuntik vaksin Sinovac tidak benar.
Faktanya, video yang diunggah akun Facebook Yasril Aril, merupakan peristiwa gangguan kesehatan yang dialami puluhan pelajar di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur usai disuntik vaksin difteri. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2018 lalu, jauh sebelum pandemi virus corona Covid-19.
Faktanya, video yang diunggah akun Facebook Yasril Aril, merupakan peristiwa gangguan kesehatan yang dialami puluhan pelajar di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur usai disuntik vaksin difteri. Peristiwa itu terjadi pada Februari 2018 lalu, jauh sebelum pandemi virus corona Covid-19.
Rujukan
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4461557/cek-fakta-tidak-benar-video-korban-bergelimpangan-setelah-disuntik-vaksin-sinovac
- https://www.kompas.tv/article/117740/ilmuwan-bicara-vaksin-corona-virus-bisa-lebih-ganas
- https://www.youtube.com/watch?v=JfORSL54ssk
- https://www.youtube.com/watch?v=NneLn0StJAA
- https://www.youtube.com/watch?v=F5rbjXYoOds
Halaman: 5886/6854



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3353568/original/093395600_1611059570-korban_bergelimpangan_cover.jpg)