Beredar artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?”
Artikel itu berisi penjelasan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan peternakan satwa liar di Cina yang menjadi sumber pandemi Covid-19. Informasi tersebut diklaim berasal dari situs Intisari Grid, yang mengutip situs sains luar negeri Live Science pada 18 Maret 2021.
“Sudah lebih dari setahun virus corona (Covid-19) menyerang dunia.
Lebih dari 100 juta orang terinfeksi dan 2 juta lebih tewas karenanya. Namun hingga kini asal usul virus corona masih belum jelas. Sebab ada dugaan China telah membohongi dunia terkait virus baru itu. Nah, setelah berbulan-bulan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah melakukan penyelidikan menemukan dari mana pandemi Covid-19 berasal.
Dalam investigasinya, WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di China menjadi sumber pandemi Covid-19. Seperti dikutip dari Live Science, Kamis (18/3/2021) menurut Peter Daszak, ahli ekologi penyakit di tim WHO yang melakukan investigasi ke China, di sekitar provinsi Yunna di China selatan terdapat banyak peternakan satwa liar. Menurutnya, peternak satwa liar tersebut kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus pertama Covid-19 di temukan. “https://intisari.grid.id/”
(GFD-2021-6659) [SALAH] Artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?”
Sumber: ArtikelTanggal publish: 07/04/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?” merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.
Dilansir dari Tempo, artikel yang dipublikasikan oleh Kabarterkini.sehatalajsr.com tersebut memang berasal dari artikel Intisari Grid yang diterbitkan pada 19 Maret 2021. Namun, artikel itu tidak memuat secara lengkap artikel Intisari Grid. Artikel tersebut hanya berisi sekitar sepertiga dari isi artikel yang dimuat Intisari.
Judul artikel Intisari Grid (Grup Kompas) pun tidak sesuai dengan isi berita di situs Kompas.com yang menjadi sumber artikel tersebut. Berita Kompas.com yang dimaksud adalah berita yang berjudul “Dari Mana Covid-19 Berasal, WHO Ungkap Hasil Investigasinya” yang terbit pada 18 Maret 2021.
Berita Kompas.com ini tidak menyebut adanya kebohongan yang dilakukan oleh Cina. Berita itu menjelaskan temuan WHO, bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, berasal dari peternakan hewan yang banyak berdiri di Cina.
Di Intisari Grid, artikel tersebut disajikan dalam tiga halaman. Kabarterkini.sehatalajsr.com hanya mengutip isi artikel Intisari Grid yang terdapat di halaman pertama. Penjelasan yang tidak dimuat oleh situs itu antara lain sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang adanya kemungkinan bahwa beberapa hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut. Pada Januari lalu, tim ahli WHO pergi ke Cina untuk menyelidiki bagaimana pandemi Covid-19 pertama kali dimulai. Banyak teori konspirasi menyebar tentang asal-usul virus Corona, termasuk bahwa virus ini lolos dari laboratorium Wuhan. Namun, bulan lalu, penyidik WHO menepis teori itu.
2. Konsesus umum para ilmuwan adalah bahwa virus Corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia kemungkinan melalui spesies perantara. Konsensus umum inilah yang kemudian ditemukan oleh WHO, bahwa virus Corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Cina selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian menular ke manusia. Namun, WHO masih belum mengetahui hewan yang menjadi perantara virus tersebut antara kelelawar dan manusia.
3. Peternakan satwa liar sendiri merupakan bagian dari proyek yang telah dipromosikan oleh pemerintah Cina selama 20 tahun terakhir, untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan. “Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, rakun, dan tikus bambu, dan membiakkan mereka di penangkaran,” kata Daszak.
4. Tapi, pada Februari 2020, Cina menutup peternakan tersebut, kemungkinan karena pemerintah mengira bahwa peternakan itu adalah bagian dari jalur transmisi kelelawar ke manusia. Pemerintah pun memberikan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh, atau membakar hewan supaya tak menyebarkan penyakit. “Saya pikir Covid-19 pertama kali menyerang orang-orang di Cina Selatan. Dan tampaknya seperti itu,” kata Daszak.
Faktanya, di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.
Dilansir dari Tempo, artikel yang dipublikasikan oleh Kabarterkini.sehatalajsr.com tersebut memang berasal dari artikel Intisari Grid yang diterbitkan pada 19 Maret 2021. Namun, artikel itu tidak memuat secara lengkap artikel Intisari Grid. Artikel tersebut hanya berisi sekitar sepertiga dari isi artikel yang dimuat Intisari.
Judul artikel Intisari Grid (Grup Kompas) pun tidak sesuai dengan isi berita di situs Kompas.com yang menjadi sumber artikel tersebut. Berita Kompas.com yang dimaksud adalah berita yang berjudul “Dari Mana Covid-19 Berasal, WHO Ungkap Hasil Investigasinya” yang terbit pada 18 Maret 2021.
Berita Kompas.com ini tidak menyebut adanya kebohongan yang dilakukan oleh Cina. Berita itu menjelaskan temuan WHO, bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, berasal dari peternakan hewan yang banyak berdiri di Cina.
Di Intisari Grid, artikel tersebut disajikan dalam tiga halaman. Kabarterkini.sehatalajsr.com hanya mengutip isi artikel Intisari Grid yang terdapat di halaman pertama. Penjelasan yang tidak dimuat oleh situs itu antara lain sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang adanya kemungkinan bahwa beberapa hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut. Pada Januari lalu, tim ahli WHO pergi ke Cina untuk menyelidiki bagaimana pandemi Covid-19 pertama kali dimulai. Banyak teori konspirasi menyebar tentang asal-usul virus Corona, termasuk bahwa virus ini lolos dari laboratorium Wuhan. Namun, bulan lalu, penyidik WHO menepis teori itu.
2. Konsesus umum para ilmuwan adalah bahwa virus Corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia kemungkinan melalui spesies perantara. Konsensus umum inilah yang kemudian ditemukan oleh WHO, bahwa virus Corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Cina selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian menular ke manusia. Namun, WHO masih belum mengetahui hewan yang menjadi perantara virus tersebut antara kelelawar dan manusia.
3. Peternakan satwa liar sendiri merupakan bagian dari proyek yang telah dipromosikan oleh pemerintah Cina selama 20 tahun terakhir, untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan. “Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, rakun, dan tikus bambu, dan membiakkan mereka di penangkaran,” kata Daszak.
4. Tapi, pada Februari 2020, Cina menutup peternakan tersebut, kemungkinan karena pemerintah mengira bahwa peternakan itu adalah bagian dari jalur transmisi kelelawar ke manusia. Pemerintah pun memberikan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh, atau membakar hewan supaya tak menyebarkan penyakit. “Saya pikir Covid-19 pertama kali menyerang orang-orang di Cina Selatan. Dan tampaknya seperti itu,” kata Daszak.
Kesimpulan
Di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1316/sesat-artikel-yang-sebut-cina-bohong-soal-asal-usul-virus-corona
- https://intisari.grid.id/read/032608687/china-tidak-bisa-berbohong-lagiwho-akhirnya-bongkarasal-usul-virus-corona-yang-sebenarnya-benarkah-dunia-sudah-dibohongi-selama-ini
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/18/192900023/dari-mana-covid-19-berasal-who-ungkap-hasil-investigasinya
(GFD-2021-6658) [SALAH] Akun Facebook Istri Bupati Karanganyar
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/04/2021
Berita
“Siti Khomsiyah”
Hasil Cek Fakta
Beredar Akun Facebook Siti Khomsiyah, istri Bupati Karanganyar, dengan menggunakan nama pengguna, foto profil, dan foto dinding yang bersangkutan. Akun tersebut melakukan aksi kejahatan di media sosial dengan meminta sejumlah uang dan pulsa kepada kerabat dekat.
Berdasarkan hasil penelusuran akun tersebut merupakan akun palsu karena terdapat perbedaan waktu dalam mengunggah foto. Akun palsu hanya mengunggah dua foto yang hanya digunakan sebagai foto profil dan foto sampul yang mirip akun asli. Akun asli Siti Khomsiyah aktif mengunggah fotonya secara berkala dalam beberapa kegiatan.
Bukti selanjutnya adalah jarak unggah foto yang cukup lama antara akun asli dengan akun yang palsu. Akun palsu mengunggah foto di atas pada tanggal 24 Maret 2021, sedangkan foto yang sama diunggah pertama kali oleh akun asli pada tanggal 5 November 2017.
Menanggapi hal tersebut, saat dikonfirmasi oleh MNC Portal Indonesia Rabu (24/3/2021), Siti Khomsiyah menjelaskan kronologi terkuaknya akun palsu tersebut saat seorang pengacara, Kadi Sukarna, mengirimkan pesan elektronik kepadanya untuk mengonfirmasi apakah Siti memiliki akun baru atau tidak. Merasa tidak punya, Siti pun mengonfirmasi bahwa Ia hanya memiliki satu akun.
Menurut Siti, akun palsu tersebut meminta pertemanan pada siapa saja yang dikenalnya. Kemudian, setelah permintaan pertemanan diterima, akun tersebut meminta sejumlah uang dan pulsa.
Jika mengacu kepada seluruh referensi, dapat dikatakan bahwa akun Facebook atas nama “Siti Khomsiyah” yang beredar itu bukan milik istri Bupati Karanganyar, sehingga akun tersebut masuk dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Berdasarkan hasil penelusuran akun tersebut merupakan akun palsu karena terdapat perbedaan waktu dalam mengunggah foto. Akun palsu hanya mengunggah dua foto yang hanya digunakan sebagai foto profil dan foto sampul yang mirip akun asli. Akun asli Siti Khomsiyah aktif mengunggah fotonya secara berkala dalam beberapa kegiatan.
Bukti selanjutnya adalah jarak unggah foto yang cukup lama antara akun asli dengan akun yang palsu. Akun palsu mengunggah foto di atas pada tanggal 24 Maret 2021, sedangkan foto yang sama diunggah pertama kali oleh akun asli pada tanggal 5 November 2017.
Menanggapi hal tersebut, saat dikonfirmasi oleh MNC Portal Indonesia Rabu (24/3/2021), Siti Khomsiyah menjelaskan kronologi terkuaknya akun palsu tersebut saat seorang pengacara, Kadi Sukarna, mengirimkan pesan elektronik kepadanya untuk mengonfirmasi apakah Siti memiliki akun baru atau tidak. Merasa tidak punya, Siti pun mengonfirmasi bahwa Ia hanya memiliki satu akun.
Menurut Siti, akun palsu tersebut meminta pertemanan pada siapa saja yang dikenalnya. Kemudian, setelah permintaan pertemanan diterima, akun tersebut meminta sejumlah uang dan pulsa.
Jika mengacu kepada seluruh referensi, dapat dikatakan bahwa akun Facebook atas nama “Siti Khomsiyah” yang beredar itu bukan milik istri Bupati Karanganyar, sehingga akun tersebut masuk dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya akun tersebut merupakan akun kloningan/palsu yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu untuk melakukan penipuan.
Faktanya akun tersebut merupakan akun kloningan/palsu yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu untuk melakukan penipuan.
Rujukan
- https://news.okezone.com/read/2021/03/24/512/2383506/akun-facebook-catut-nama-istri-bupati-karanganyar-lalu-minta-uang-dan-pulsa
- https://jateng.inews.id/berita/akun-facebook-dicatut-untuk-penipuan-istri-bupati-karanganyar-geram
- https://yogya.inews.id/berita/akun-facebook-istri-bupati-karanganyar-dicatut-untuk-penipuan
(GFD-2021-6657) [SALAH] Video “Lebih banyak mayat bertumpuk akibat COVID, tapi salah satunya menghisap rokok”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/04/2021
Berita
Akun Facebook Advance NZ (fb.com/AdvanceNZParty) pada 31 Maret 2021 mengunggah sebuah video yang memperlihatkan tumpukan kantong plastik hitam berisi manusia di dalam bak sebuah truk yang di salah satu kantong itu, terlihat seorang pria yang kepalanya menyembul yang sedang merokok dengan narasi sebagai berikut:
“More dead bodies piled up from COVID, but one of them is smoking a cigarette?” atau yang jika diterjemahkan: “Lebih banyak lagi mayat yang menumpuk akibat COVID, tapi salah satunya menghisap rokok?”
“More dead bodies piled up from COVID, but one of them is smoking a cigarette?” atau yang jika diterjemahkan: “Lebih banyak lagi mayat yang menumpuk akibat COVID, tapi salah satunya menghisap rokok?”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video seseorang yang merokok di tumpukan kantong plastik hitam yang diklaim sebagai jenazah akibat Covid-19 adalah konten yang salah.
Faktanya, bukan mayat akibat Covid-19. Kantong-kantong plastik hitam dan pria yang merokok di video itu hanyalah properti dalam video klip itu. Video itu direkam dari lokasi pembuatan video klip lagu “Never-Ever” karya rapper asal Rusia, Dmitry Nikolayevich Kuznetsov alias Husky.
Dilansir dari AFP, video yang identik diunggah oleh pengguna aplikasi TikTok Vasya Ivanov (tiktok.com/@vasyaivanovdesign) pada 28 Maret 2021 dengan narasi sebagai berikut:
“Съемки клипа Хаски – Никогда-нибудь #Хаски#рэперхаски#бекстейдж#какснимали#съемки#backstage#рекомендации#хочуврек#рек#хаски Никогда-нибудь – Хаски”
Atau yang jika diterjemahkan: “Syuting video Husky – Never #Husky#rapperhusky#backstage#howtoshoot#shooting#backstage#rekomendasi#hotevrek#sungai#husky Pernah – Husky”
Kemudian, dilansir dari Tempo, video klip lagu berjudul “Хаски – Никогда-нибудь” itu diunggah oleh kanal kanal YouTube resmi Husky pada 26 September 2020. Tempo pun menonton video berdurasi 2 menit 39 detik itu secara menyeluruh. Pada menit 2:23, terlihat truk berwarna oranye yang identik dengan yang terlihat dalam video yang beredar. Di dalam bak truk itu, juga terlihat tumpukan kantong plastik hitam yang serupa.
Dalam keterangannya, tertulis bahwa video klip ini disutradarai oleh Evgeny Bakirov. Sementara direktur fotografinya adalah Kirill Groshev dan desainer produksinya adalah Vasya Ivanov.
Selain itu, pada September 2020, video lain yang diambil dari lokasi syuting video klip lagu milik Husky juga pernah disebarkan dengan klaim keliru. Video itu memperlihatkan kantong-kantong berwarna hitam yang diturunkan dari atas sebuah gedung dengan tali. Kantong-kantong ini diklaim berisi penghuni sebuah apartemen di Italia yang semuanya meninggal karena Covid-19. Klaim ini sudah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] 200 Mayat Korban Covid-19 Sekali Kubur di Italia” yang tayang di situs turnbackhoax.id pada 18 September 2020. kantong-kantong hitam itu sebenarnya berisi manekin yang digunakan sebagai properti video klip terbaru rapper asal Rusia tersebut.
Faktanya, bukan mayat akibat Covid-19. Kantong-kantong plastik hitam dan pria yang merokok di video itu hanyalah properti dalam video klip itu. Video itu direkam dari lokasi pembuatan video klip lagu “Never-Ever” karya rapper asal Rusia, Dmitry Nikolayevich Kuznetsov alias Husky.
Dilansir dari AFP, video yang identik diunggah oleh pengguna aplikasi TikTok Vasya Ivanov (tiktok.com/@vasyaivanovdesign) pada 28 Maret 2021 dengan narasi sebagai berikut:
“Съемки клипа Хаски – Никогда-нибудь #Хаски#рэперхаски#бекстейдж#какснимали#съемки#backstage#рекомендации#хочуврек#рек#хаски Никогда-нибудь – Хаски”
Atau yang jika diterjemahkan: “Syuting video Husky – Never #Husky#rapperhusky#backstage#howtoshoot#shooting#backstage#rekomendasi#hotevrek#sungai#husky Pernah – Husky”
Kemudian, dilansir dari Tempo, video klip lagu berjudul “Хаски – Никогда-нибудь” itu diunggah oleh kanal kanal YouTube resmi Husky pada 26 September 2020. Tempo pun menonton video berdurasi 2 menit 39 detik itu secara menyeluruh. Pada menit 2:23, terlihat truk berwarna oranye yang identik dengan yang terlihat dalam video yang beredar. Di dalam bak truk itu, juga terlihat tumpukan kantong plastik hitam yang serupa.
Dalam keterangannya, tertulis bahwa video klip ini disutradarai oleh Evgeny Bakirov. Sementara direktur fotografinya adalah Kirill Groshev dan desainer produksinya adalah Vasya Ivanov.
Selain itu, pada September 2020, video lain yang diambil dari lokasi syuting video klip lagu milik Husky juga pernah disebarkan dengan klaim keliru. Video itu memperlihatkan kantong-kantong berwarna hitam yang diturunkan dari atas sebuah gedung dengan tali. Kantong-kantong ini diklaim berisi penghuni sebuah apartemen di Italia yang semuanya meninggal karena Covid-19. Klaim ini sudah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] 200 Mayat Korban Covid-19 Sekali Kubur di Italia” yang tayang di situs turnbackhoax.id pada 18 September 2020. kantong-kantong hitam itu sebenarnya berisi manekin yang digunakan sebagai properti video klip terbaru rapper asal Rusia tersebut.
Kesimpulan
BUKAN mayat akibat Covid-19. Kantong-kantong plastik hitam dan pria yang merokok di video itu hanyalah properti dalam video klip itu. Video itu direkam dari lokasi pembuatan video klip lagu “Never-Ever” karya rapper asal Rusia, Dmitry Nikolayevich Kuznetsov alias Husky.
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/video-does-not-show-covid-19-victims-it-shows-russian-music-video-being-filmed
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1317/keliru-klaim-ini-video-tumpukan-jenazah-covid-19-yang-salah-satunya-merokok
- https://www.tiktok.com/@vasyaivanovdesign/video/6944648301446745346
- https://www.youtube.com/watch?v=8sx-aG8e-8M
- https://turnbackhoax.id/2020/09/18/salah-200-mayat-korban-covid-19-sekali-kubur-di-italia/
(GFD-2021-6656) [SALAH] Presiden Boleh Hadiri Pesta Artis, Sementara Hajatan Warga Digusur
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/04/2021
Berita
” Kumaha DiNDinWe..
Bukan Persoalan Kondangan, tapi Persoalan KEADiLAN.”
Bukan Persoalan Kondangan, tapi Persoalan KEADiLAN.”
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Facebook bernama Ubung M. Sobur membagikan sebuah unggahan berisi dua video. Video pertama adalah video Presiden Jokowi yang menghadiri pernikahan artis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, sementara video lain adalah seorang warga yang ditegur karena mengadakan acara hajatan di masa pandemi. Pemilik akun membandingkan dua video tersebut dengan kesimpulan bahwa pemerintah tidak adil dalam memberi izin pengadaan acara bagi masyarakat.
Namun setelah ditelusuri, perbandingan antara dua video tersebut keliru. Kedua video tersebut memiliki konteks yang berbeda.
Video warga yang ditegur karena mengadakan hajatan, adalah video yang sempat viral pada Maret 2020 lalu. Melansir dari pikiran-rakyat.com, diketahui bahwa warga tersebut nekat mengadakan hajatan dimana saat itu merupakan masa awal-awal pandemi.
Saat itu, pemerintah tengah gencar menerapkan PSBB bahkan lockdown di berbagai daerah di Indonesia karena pasien positif Covid-19 semakin meningkat. Bahkan pihak Polri telah mengeluarkan maklumat untuk memberikan sanksi pidana bagi masyarakat yang melanggar aturan terkait hal ini.
“Kami akan proses hukum dengan Pasal 212 KUHP, kepada masyarakat yang tidak mengindahkan petugas yang berwenang yang melaksanakan tugas untuk kepentingan bangsa dan negara. Kami juga tambahkan pasal 216 dan 218,” kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/3/2020) kepada media Suara.com.
Maklumat ini pun mendapat pengecualian untuk hal-hal mendesak yang mengakibatkan kerumunan. Dalam hal ini, pihak penanggung jawab wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sementara melihat kepada video pernikahan artis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, acara pernikahan yang digelar pada April 2021 ini telah memasuki masa new normal. Maklumat tentang larangan kerumunan pun sudah dicabut, jauh sebelum acara pernikahan ini digelar yaitu pada Juni 2020.
Di masa new normal, masyarakat sudah diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pemerintah pun telah mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Melansir dari media CNNIndonesia, pihak WO (Wedding Organizer) acara pernikahan Atta Aurel ini telah menyatakan bahwa mereka telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Akad semua tamu dan vendor telah menjalani swab. Syukuran semua dengan swab antigen,” ujar Dhanny melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/4).
Dhanny kemudian menerangkan, pihaknya juga mematuhi batas maksimal tamu yang hadir yaitu 25 persen dari kapasitas gedung.
“Kami memilih venue yang sudah dapat izin dari Kemenkraf. Menggunakan barcode dan tidak ada buku tamu. Menggunakan salam namaste.”
“Memberikan masker ke semua tamu dan menyediakan hand sanitizer serta peralatan keselamatan. Makanan menggunakan menu set dan satu meja isi empat kursi,” kata Dhanny.
Berdasar pada penjelasan dan seluruh referensi, dapat disimpulkan bahwa unggahan oleh akun Facebook Ubung M. Sobur tidak sesuai fakta dan masuk dalam hoaks dengan kategori false context atau konteks yang salah.
Namun setelah ditelusuri, perbandingan antara dua video tersebut keliru. Kedua video tersebut memiliki konteks yang berbeda.
Video warga yang ditegur karena mengadakan hajatan, adalah video yang sempat viral pada Maret 2020 lalu. Melansir dari pikiran-rakyat.com, diketahui bahwa warga tersebut nekat mengadakan hajatan dimana saat itu merupakan masa awal-awal pandemi.
Saat itu, pemerintah tengah gencar menerapkan PSBB bahkan lockdown di berbagai daerah di Indonesia karena pasien positif Covid-19 semakin meningkat. Bahkan pihak Polri telah mengeluarkan maklumat untuk memberikan sanksi pidana bagi masyarakat yang melanggar aturan terkait hal ini.
“Kami akan proses hukum dengan Pasal 212 KUHP, kepada masyarakat yang tidak mengindahkan petugas yang berwenang yang melaksanakan tugas untuk kepentingan bangsa dan negara. Kami juga tambahkan pasal 216 dan 218,” kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (23/3/2020) kepada media Suara.com.
Maklumat ini pun mendapat pengecualian untuk hal-hal mendesak yang mengakibatkan kerumunan. Dalam hal ini, pihak penanggung jawab wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sementara melihat kepada video pernikahan artis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah, acara pernikahan yang digelar pada April 2021 ini telah memasuki masa new normal. Maklumat tentang larangan kerumunan pun sudah dicabut, jauh sebelum acara pernikahan ini digelar yaitu pada Juni 2020.
Di masa new normal, masyarakat sudah diperbolehkan melakukan aktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Pemerintah pun telah mengeluarkan peraturan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Melansir dari media CNNIndonesia, pihak WO (Wedding Organizer) acara pernikahan Atta Aurel ini telah menyatakan bahwa mereka telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Akad semua tamu dan vendor telah menjalani swab. Syukuran semua dengan swab antigen,” ujar Dhanny melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/4).
Dhanny kemudian menerangkan, pihaknya juga mematuhi batas maksimal tamu yang hadir yaitu 25 persen dari kapasitas gedung.
“Kami memilih venue yang sudah dapat izin dari Kemenkraf. Menggunakan barcode dan tidak ada buku tamu. Menggunakan salam namaste.”
“Memberikan masker ke semua tamu dan menyediakan hand sanitizer serta peralatan keselamatan. Makanan menggunakan menu set dan satu meja isi empat kursi,” kata Dhanny.
Berdasar pada penjelasan dan seluruh referensi, dapat disimpulkan bahwa unggahan oleh akun Facebook Ubung M. Sobur tidak sesuai fakta dan masuk dalam hoaks dengan kategori false context atau konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Suamtera Utara)
Faktanya, kedua video memiliki konteks berbeda. Video polisi menegur warga merupakan kejadian di tahun 2020 saat pemerintah gencar melakukan larangan berkerumun. Sementara pernikahan artis yang dihadiri Jokowi dilakukan pada April 2021, yakni di masa new normal.
Faktanya, kedua video memiliki konteks berbeda. Video polisi menegur warga merupakan kejadian di tahun 2020 saat pemerintah gencar melakukan larangan berkerumun. Sementara pernikahan artis yang dihadiri Jokowi dilakukan pada April 2021, yakni di masa new normal.
Rujukan
- https://www.suara.com/news/2020/03/24/064500/mau-hajatan-kawinan-di-tengah-virus-corona-baca-aturan-polisi-ini
- https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01357760/viral-video-polisi-bubarkan-acara-hajatan-dengan-tegas-kita-semua-capek-pak
- https://nasional.tempo.co/read/1358247/new-normal-kapolri-cabut-maklumat-pelarangan-berkumpul
- https://news.detik.com/berita/d-5060921/ini-protokol-kesehatan-bagi-jasa-penyelenggaraan-event-saat-new-normal
- https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20210405205141-234-626306/wo-klaim-sudah-jalani-prokes-untuk-pernikahan-atta-aurel
Halaman: 5877/6964



