(GFD-2020-5657) [SALAH] Pemberian Nomor Identitas untuk Anak-Anak Muslim di Prancis
Sumber: twitter.comTanggal publish: 29/11/2020
Berita
Pengguna Twitter ZahraBilloo mengunggah sebuah informasi (20/11) yang menyatakan bahwa Prancis tengah menyusun sebuah peraturan baru yang mewajibkan anak-anak Muslim di Prancis untuk memiliki nomor identitas khusus. Dalam unggahan tersebut, juga disertakan sebuah tautan artikel berita dari situs BBC News.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, pemerintah Prancis memang tengah menyusun peraturan baru yang bertujuan untuk mencegah radikalisasi Islam. Namun, peraturan tersebut tidak hanya ditujukan untuk umat Muslim Prancis saja. Pasal 20 dalam peraturan tersebut menetapkan bahwa seluruh anak di Prancis, tanpa membedakan agama dan kepercayaannya, wajib memiliki nomor identitas. Kementerian Luar Negeri Prancis juga menegaskan bahwa pemberian nomor identitas akan diwajibkan bagi seluruh anak di Prancis tanpa membedakan agama dan kepercayaannya.
Kepemilikan nomor identitas bagi anak-anak di Prancis sendiri bukan merupakan hal yang baru, sebab pemberian nomor identitas sudah dilakukan kepada anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri. Tetapi, setelah peraturan baru disahkan, maka nomor identitas juga akan diberikan bagi anak-anak yang bersekolah di sekolah swasta. Lebih lanjut, artikel berita BBC News yang disertakan dalam unggahan tersebut juga tidak menyatakan bahwa pemberian nomor identitas akan diwajibkan bagi anak-anak Muslim saja.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Reuters dengan judul artikel ‘Fact check: France Has Proposed That All School Children Be Given ID Numbers, Not Just Muslim Kids’ dan mengategorikannya sebagai ‘misleading due to missing context’.
Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Twitter ZahraBilloo tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Kepemilikan nomor identitas bagi anak-anak di Prancis sendiri bukan merupakan hal yang baru, sebab pemberian nomor identitas sudah dilakukan kepada anak-anak yang bersekolah di sekolah negeri. Tetapi, setelah peraturan baru disahkan, maka nomor identitas juga akan diberikan bagi anak-anak yang bersekolah di sekolah swasta. Lebih lanjut, artikel berita BBC News yang disertakan dalam unggahan tersebut juga tidak menyatakan bahwa pemberian nomor identitas akan diwajibkan bagi anak-anak Muslim saja.
Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs Reuters dengan judul artikel ‘Fact check: France Has Proposed That All School Children Be Given ID Numbers, Not Just Muslim Kids’ dan mengategorikannya sebagai ‘misleading due to missing context’.
Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Twitter ZahraBilloo tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
Rujukan
(GFD-2020-5656) [SALAH] Perdana Menteri Malaysia Sebut Pelajar Indonesia akan Tertinggal dalam Penguasaan Sains Karena Terlalu Banyak Mempelajari Agama
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/11/2020
Berita
“…PELAN-PELAN anak-anak sekolah negeri di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains, umurnya habis untuk menghafal ayat-ayat dan doa, belajar soal haram, dosa, bidadari, menghitung pahala, mencari dalil, memikirikan akerat. Setelah kalah bersaing lalu memusuhi perintah dan mendirikan ngeara Syariah sebagai solusi semuanya… ”(Mahatir Muhammad)”
Hasil Cek Fakta
Beredar postingan dari akun Facebook Raden Purbaya dengan sebuah foto berisikan klaim bahwa Mahatir Mohamad selaku Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama. Postingan ini disukai sebanyak 805 kali dan dikomentari sebanyak 227 kali.
Berdasarkan penelusuran, pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang berhubungan dengan pendidikan dan pelajaran agama di Malaysia adalah perihal pengumuman pengurangan pendidikan agama dalam silabus sekolah Malaysia. Ia menjelaskan bahwa pembelajaran agama mengurangi kemampuan dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.
“Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekarah sekolah negara telah menjadi sekolah agama. Mereka belajar Islam dan tidak belajar yang lainnya. Akibatnya, mereka yang lulus tidak mahir dalam mata pelajaran yang dibutuhkan untuk mereka mencari pekerjaan, tapi mereka menjadi ulama yang cakap.” kata Mahathir.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
= = = = =
Berdasarkan penelusuran, pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang berhubungan dengan pendidikan dan pelajaran agama di Malaysia adalah perihal pengumuman pengurangan pendidikan agama dalam silabus sekolah Malaysia. Ia menjelaskan bahwa pembelajaran agama mengurangi kemampuan dalam mata pelajaran lain yang diperlukan untuk mencari pekerjaan.
“Seseorang telah mengubah kurikulum di sekolah dan sekarah sekolah negara telah menjadi sekolah agama. Mereka belajar Islam dan tidak belajar yang lainnya. Akibatnya, mereka yang lulus tidak mahir dalam mata pelajaran yang dibutuhkan untuk mereka mencari pekerjaan, tapi mereka menjadi ulama yang cakap.” kata Mahathir.
Melihat dari penjelasan tersebut, klaim Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan pelajar di Indonesia akan tertinggal dalam penguasaan sains akibat terlalu banyak mempelajari agama adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.
= = = = =
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
Informasi tidak berdasar, tidak ada bukti yang valid maupun liputan resmi dari Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan tersebut.
Informasi tidak berdasar, tidak ada bukti yang valid maupun liputan resmi dari Perdana Menteri Malaysia membuat pernyataan tersebut.
Rujukan
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/0kp4zG0k-cek-fakta-benarkah-mahatir-sebut-anak-sekolah-di-indonesia-akan-tertinggal-karena-kebanyakan-belajar-agama-cek-faktanya
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1117/tidak-benar-mahathir-sebut-anak-indonesia-akan-tertinggal-dalam-sains-karena-sibuk-hafal-ayat-dan-doa
- https://says.com/my/news/tun-m-says-he-wants-change-school-syllabus-as-students-learn-nothing-except-islam
- https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/GNGBm3LK-mahathir-kurangi-jam-belajar-agama-di-sekolah-malaysia
- https://dunia.tempo.co/read/1157977/mahathir-mohamad-akan-kurangi-silabus-agama-di-sekolah-malaysia
(GFD-2020-5655) [SALAH] Erdogan Tidak Mau Duduk Bersama Macron
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/11/2020
Berita
“Lope yuuu pak Erdogan…😍😍
Erdogan memang TOP dia memberi tahu (Macron) yang najis ini,
Izinkan saya pergi dengan Anda Merkel,
Saya tidak bisa duduk bersamanya ..”
Erdogan memang TOP dia memberi tahu (Macron) yang najis ini,
Izinkan saya pergi dengan Anda Merkel,
Saya tidak bisa duduk bersamanya ..”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Bang Biem Biem mengunggah sebuah potongan video berdurasi 0.08 detik yang memperlihatkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tengah bersalaman dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Rusia Vladimir Putin sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berada di belakang Erdogan dihiraukan dan seolah-olah Erdogan ingin pergi dan tidak mau duduk bersama Macron. Postingan tersebut diunggah pada 27/11/2020 dan sudah mendapat 5 komentar dan 37 kali dibagikan oleh pengguna akun Facebook lain.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Erdogan tidak mau duduk bersama Macron adalah salah. Faktanya, potongan video itu adalah bagian dari video ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri konferensi pers di Istana Presiden Vahdettin setelah KTT Suriah di Istanbul, Turki pada 27 Oktober 2018 yang kemudian diakhiri dengan bergandengan tangan.
Video serupa juga pernah ditayangkan oleh akun resmi Youtube Ruptly sebuah situs berita yang berbasis di Berlin, Jerman dengan judul “LIVE: Erdogan, Putin, Macron, Merkel give statement following Syiria summit” tayang pada 27/10/2018.
Para pemimpin empat negara tersebut memberikan pernyataan pers bersama setelah pertemuan puncak untuk membahas situasi yang sedang berlangsung di Suriah. Konferensi tingkat tinggi ini digelar sehari setelah terbunuhnya tujuh warga sipil oleh pasukan pemerintah Suriah dalam pertempuran di barat laut provinsi Idlib. Menurut lembaga pemantau hak asasi manusia, jumlah korban itu tertinggi sejak gencatan senjata disepakati pada bulan lalu.
Dengan demikian, klaim Erdogan tidak mau duduk bersama Macron adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Erdogan tidak mau duduk bersama Macron adalah salah. Faktanya, potongan video itu adalah bagian dari video ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengakhiri konferensi pers di Istana Presiden Vahdettin setelah KTT Suriah di Istanbul, Turki pada 27 Oktober 2018 yang kemudian diakhiri dengan bergandengan tangan.
Video serupa juga pernah ditayangkan oleh akun resmi Youtube Ruptly sebuah situs berita yang berbasis di Berlin, Jerman dengan judul “LIVE: Erdogan, Putin, Macron, Merkel give statement following Syiria summit” tayang pada 27/10/2018.
Para pemimpin empat negara tersebut memberikan pernyataan pers bersama setelah pertemuan puncak untuk membahas situasi yang sedang berlangsung di Suriah. Konferensi tingkat tinggi ini digelar sehari setelah terbunuhnya tujuh warga sipil oleh pasukan pemerintah Suriah dalam pertempuran di barat laut provinsi Idlib. Menurut lembaga pemantau hak asasi manusia, jumlah korban itu tertinggi sejak gencatan senjata disepakati pada bulan lalu.
Dengan demikian, klaim Erdogan tidak mau duduk bersama Macron adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).
Klaim yang salah. Faktanya, potongan video itu adalah bagian dari video ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika mengakhiri konferensi pers di Istana Presiden Vahdettin setelah KTT Suriah di Istanbul, Turki, 27 Oktober 2018 yang kemudian diakhiri dengan bergandengan tangan.
Klaim yang salah. Faktanya, potongan video itu adalah bagian dari video ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika mengakhiri konferensi pers di Istana Presiden Vahdettin setelah KTT Suriah di Istanbul, Turki, 27 Oktober 2018 yang kemudian diakhiri dengan bergandengan tangan.
Rujukan
(GFD-2020-5654) [SALAH] “KONDISI KRITIS IMAM BESAR POSITIVE KORONA”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/11/2020
Berita
“Semoga di segerakan…” unggah akun Facebook Utomo Mulyow Prayogo, Kamis (26/11/2020).
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Utomo Mulyow Prayoga mengunggah gambar tangkapan layar sebuah ambulan dan foto Rizieq Shihab yang sedang berbaring, pada gambar tersebut juga terdapat narasi bahwa Imam besar saat ini sedang dalam keadaan kritis karena terjangkit virus Corona, tangkapan layar tersebut diunggah pada Kamis (26/11/2020).
Dari hasil penelusuran foto ambulan dan Rizieq Shihab tersebut tidak ada kaitannya dengan kondisinya saat ini, foto ambulan tersebut pernah tayang pada artikel milik palu.tribunnews.com dengan judul “Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Ambulans dan Berbaur dengan Massa Demo UU Cipta Kerja” yang tayang pada Rabu (21/09/2020), sedangkan foto Rizieq Shihab yang sedang berbaring pernah tayang pada artikel milik wartakota.tribunnews.com dengan judul “Habib Rizieq Dirawat di Rumah Sakit Ummi Bogor Sejak Selasa Siang” yang tayang pada, Selasa (06/12/2016).
Melalui penelusuran lebih lanjut, melansir detik.com, Habib Rizieq Syihab saat ini memang sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) UMMI Bogor. Direktur Utama RS UMMI Bogor Andi Tatat, mengatakan bahwa kondisi Habib Rizieq Shihab tidak mengarah keterjangkit virus Corona, melainkan lemas dan kecapekan.
“Jadi beliau (Habib Rizieq) ke sini, dari hasil screening di tim kami alhamdulillah, tidak mengarah ke COVID,” kata Direktur Utama RS UMMI Bogor, Andi Tatat, di RS UMMI Bogor, Jalan Empang II No. 2, Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis (26/11/2020).
“Tidak (positif Corona). Negatif,” jawabnya saat kembali dikonfirmasi.
Saat ini, istri Habib Rizieq juga dirawat di rumah sakit tersebut. Pihak RS menyebut kondisi mereka tidak kritis, tapi tidak bisa dijenguk.
“Cuma memang dari beliau, dari keluarga, tidak menerima tamu siapa pun. Bahkan dari DPP FPI juga tidak diberi perkenankan masuk (menjenguk). Nggak ada, (Rizieq) nggak boleh (dijenguk),” imbuhnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi dengan klaim Rizieq Shihab kritis karena positif Corona adalah salah dan masuk ke dalam kategori Konten yang Salah
Dari hasil penelusuran foto ambulan dan Rizieq Shihab tersebut tidak ada kaitannya dengan kondisinya saat ini, foto ambulan tersebut pernah tayang pada artikel milik palu.tribunnews.com dengan judul “Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Ambulans dan Berbaur dengan Massa Demo UU Cipta Kerja” yang tayang pada Rabu (21/09/2020), sedangkan foto Rizieq Shihab yang sedang berbaring pernah tayang pada artikel milik wartakota.tribunnews.com dengan judul “Habib Rizieq Dirawat di Rumah Sakit Ummi Bogor Sejak Selasa Siang” yang tayang pada, Selasa (06/12/2016).
Melalui penelusuran lebih lanjut, melansir detik.com, Habib Rizieq Syihab saat ini memang sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) UMMI Bogor. Direktur Utama RS UMMI Bogor Andi Tatat, mengatakan bahwa kondisi Habib Rizieq Shihab tidak mengarah keterjangkit virus Corona, melainkan lemas dan kecapekan.
“Jadi beliau (Habib Rizieq) ke sini, dari hasil screening di tim kami alhamdulillah, tidak mengarah ke COVID,” kata Direktur Utama RS UMMI Bogor, Andi Tatat, di RS UMMI Bogor, Jalan Empang II No. 2, Bogor Selatan, Kota Bogor, Kamis (26/11/2020).
“Tidak (positif Corona). Negatif,” jawabnya saat kembali dikonfirmasi.
Saat ini, istri Habib Rizieq juga dirawat di rumah sakit tersebut. Pihak RS menyebut kondisi mereka tidak kritis, tapi tidak bisa dijenguk.
“Cuma memang dari beliau, dari keluarga, tidak menerima tamu siapa pun. Bahkan dari DPP FPI juga tidak diberi perkenankan masuk (menjenguk). Nggak ada, (Rizieq) nggak boleh (dijenguk),” imbuhnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi dengan klaim Rizieq Shihab kritis karena positif Corona adalah salah dan masuk ke dalam kategori Konten yang Salah
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Rizky Maulana (Universitas Bina Sarana Informatika).
Klaim tersebut tidak benar. Direktur Utama RS UMMI Bogor Andi Tatat mengatakan bahwa kondisi Habib Rizieq tidak mengarah ke terjangkit virus Corona melainkan hanya lemas dan kecapekan.
Klaim tersebut tidak benar. Direktur Utama RS UMMI Bogor Andi Tatat mengatakan bahwa kondisi Habib Rizieq tidak mengarah ke terjangkit virus Corona melainkan hanya lemas dan kecapekan.
Rujukan
- https://palu.tribunnews.com/2020/10/21/pasien-positif-covid-19-kabur-dari-ambulans-dan-berbaur-dengan-massa-demo-uu-cipta-kerja
- https://wartakota.tribunnews.com/2016/12/06/habib-rizieq-dirawat-di-rumah-sakit-ummi-bogor-sejak-selasa-siang
- https://news.detik.com/berita/d-5271261/rs-ummi-habib-rizieq-dirawat-di-president-suite-tak-mengarah-ke-covid
Halaman: 5788/6636