(GFD-2020-5906) [SALAH] Rekrutmen Kerja Staf Lab Vaksin oleh RSU Mulia Hati
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/12/2020
Berita
Beredar melalui media sosial Facebook, informasi rekrutmen kerja sebagai staf laboratorium vaksin oleh RSU Mulia Hati. Dalam narasi yang beredar, pelamar kerja diharapkan menghubungi nomor yang sudah dicantumkan untuk keberlanjutan informasi.
Hasil Cek Fakta
Menanggapi hal tersebut, pihak terkait yakni RSU Mulia Hati akhirnya angkat bicara. Melalui media sosial Instagram @rsumuliahati, dinyatakan bahwa informasi tersebut adalah palsu alias hoaks. RSU Mulia Hati turut serta mengimbau masyarakat, untuk selalu waspada terhadap segala bentuk informasi yang mengatasnamakan pihaknya.
Berikut klarifikasi lengkap oleh RSU Mulia Hati:
“Assalamualaikum Wr Wb,
Kami RSU Mulia Hati Wonogiri menginformasikan kepada Seluruh Masyarakat bahwa kami tidak pernah menginformasikan lowongan pekerjaan seperti tersebut ( terlampir di gambar )..Kami berharap masyarakat berhati hati,waspada dan jeli terhadap segala bentuk penipuan dan hoax..Terima Kasih Atas perhatiannya..
TTD
Humas RSU Mulia Hati Wonogiri”
Berdasar seluruh referensi, informasi rekrutmen kerja staf lab vaksin oleh RSU Mulia Hati adalah hoaks dan masuk ke dalam kategori imposter content atau konten tiruan. Imposter content terjadi jika sebuah informasi mencatut pernyataan tokoh terkenal dan berpengaruh. Tidak cuma perorangan, konten palsu ini juga bisa berbentuk konten tiruan dengan cara mendompleng ketenaran suatu pihak atau lembaga.
Berikut klarifikasi lengkap oleh RSU Mulia Hati:
“Assalamualaikum Wr Wb,
Kami RSU Mulia Hati Wonogiri menginformasikan kepada Seluruh Masyarakat bahwa kami tidak pernah menginformasikan lowongan pekerjaan seperti tersebut ( terlampir di gambar )..Kami berharap masyarakat berhati hati,waspada dan jeli terhadap segala bentuk penipuan dan hoax..Terima Kasih Atas perhatiannya..
TTD
Humas RSU Mulia Hati Wonogiri”
Berdasar seluruh referensi, informasi rekrutmen kerja staf lab vaksin oleh RSU Mulia Hati adalah hoaks dan masuk ke dalam kategori imposter content atau konten tiruan. Imposter content terjadi jika sebuah informasi mencatut pernyataan tokoh terkenal dan berpengaruh. Tidak cuma perorangan, konten palsu ini juga bisa berbentuk konten tiruan dengan cara mendompleng ketenaran suatu pihak atau lembaga.
Rujukan
(GFD-2020-5905) [SALAH] “Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyatakan penembakan 6 laskar FPI tidak melanggar HAM”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/12/2020
Berita
Akun Rizqi Saputra (fb.com/rizqi.saputra.7712826) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:
“damai Indonesia ku”
Di gambar tersebut, terdapat foto Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dan narasi “SESUAI PROSEDUR “PENEMBAKAN 6 LASKAR FPI TIDAK MELANGGAR HAM”
“damai Indonesia ku”
Di gambar tersebut, terdapat foto Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara dan narasi “SESUAI PROSEDUR “PENEMBAKAN 6 LASKAR FPI TIDAK MELANGGAR HAM”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya pernyataan Komisioner Komnas HAM, Beka Ulung Hapsara bahwa penembakan 6 laskar FPI tidak melanggar HAM adalah klaim yang salah.
Faktanya, melalui akun Twitternya, Beka Ulung Hapsara mengatakan informasi tersebut tidak benar. Dia tidak pernah mengeluarkan statement atau kesimpulan seperti di klaim tersebut.
“Klarifikasi. Saya tidak pernah mengeluarkan statemen/kesimpulan seperti di bawah. Sampai saat ini tim @KomnasHAM masih pada tahap mengumpulkan fakta peristiwa dan keterangan para pihak. Kesimpulan dan rekomendasi baru akan disampaikan ketika semua lengkap dan dianalisa” tulis Beka, Rabu 23 Desember 2020.
Klarifikasi Beka ini juga dire-tweet oleh akun Twitter terverifikasi milik Komnas HAM.
Dikutip dari Kumparan, Komnas HAM memang telah membentuk tim pemantauan dalam menyelidiki insiden baku tembak antara pengawal Habib Rizieq dengan aparat kepolisian yang terjadi pada Senin (7/12/2020) dini hari. Tim itu saat ini sudah bekerja dengan mendalami informasi dari sejumlah pihak terkait penembakan itu.
Faktanya, melalui akun Twitternya, Beka Ulung Hapsara mengatakan informasi tersebut tidak benar. Dia tidak pernah mengeluarkan statement atau kesimpulan seperti di klaim tersebut.
“Klarifikasi. Saya tidak pernah mengeluarkan statemen/kesimpulan seperti di bawah. Sampai saat ini tim @KomnasHAM masih pada tahap mengumpulkan fakta peristiwa dan keterangan para pihak. Kesimpulan dan rekomendasi baru akan disampaikan ketika semua lengkap dan dianalisa” tulis Beka, Rabu 23 Desember 2020.
Klarifikasi Beka ini juga dire-tweet oleh akun Twitter terverifikasi milik Komnas HAM.
Dikutip dari Kumparan, Komnas HAM memang telah membentuk tim pemantauan dalam menyelidiki insiden baku tembak antara pengawal Habib Rizieq dengan aparat kepolisian yang terjadi pada Senin (7/12/2020) dini hari. Tim itu saat ini sudah bekerja dengan mendalami informasi dari sejumlah pihak terkait penembakan itu.
Rujukan
(GFD-2020-5904) [SALAH] “Belajar Tatap Muka RESMI Januari 2021, Anak Wajib Swab Test Sebelum Sekolah”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/12/2020
Berita
Sebuah akun Facebook bernama Ka Na Su mengunggah artikel yang berjudul “Belajar Tatap Muka RESMI Januari 2021, Anak Wajib Swab Test Sebelum Sekolah” yang diterbitkan oleh Liputan6.org. Unggahan tersebut mendapat respon 59 komentar dan telah dibagikan sebanyak 11 kali.
sekolah swab
sekolah tatap muka wajib swab
Pembelajaran Tatap Muka
sekolah swab
sekolah tatap muka wajib swab
Pembelajaran Tatap Muka
Hasil Cek Fakta
Dilansir dari Liputan6, melalui surat resmi yang dikirimkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika, mengklarifikasi bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim tidak pernah mengeluarkan pernyataan bahwa masuk sekolah wajib swab PCR. Selain itu, judul dan penggunaan foto Mendikbud menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.
Ada pun mengenai pembelajaran dengan sistem tatap muka, pemerintah mengumumkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
Pemberian izin pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara serentak dalam satu wilayah kabupaten/kota atau bertahap per wilayah kecamatan dan/atau desa/kelurahan.
“Pengambilan kebijakan pada sektor pendidikan harus melalui pertimbangan yang holistik dan selaras dengan pengambilan kebijakan pada sektor lain di daerah,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim secara virtual, Jumat (20/11).
Sehingga, klaim mengenai “Belajar Tatap Muka RESMI Januari 2021, Anak Wajib Swab Test Sebelum Sekolah” termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Ada pun mengenai pembelajaran dengan sistem tatap muka, pemerintah mengumumkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
Pemberian izin pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara serentak dalam satu wilayah kabupaten/kota atau bertahap per wilayah kecamatan dan/atau desa/kelurahan.
“Pengambilan kebijakan pada sektor pendidikan harus melalui pertimbangan yang holistik dan selaras dengan pengambilan kebijakan pada sektor lain di daerah,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim secara virtual, Jumat (20/11).
Sehingga, klaim mengenai “Belajar Tatap Muka RESMI Januari 2021, Anak Wajib Swab Test Sebelum Sekolah” termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Rujukan
(GFD-2020-5903) [SALAH] Orang yang Shalat Aman dari Corona
Sumber: twitter.comTanggal publish: 25/12/2020
Berita
Sebuah akun Twitter bernama @SuremetO membalas cuitan yang membantah bahwa wudhu dapat mencegah dari Covid-19 dengan menjelaskan mengenai fungsi wudhu yang untuk membersihkan hadats kecil dan besar. Bukan membersihkan virus. Lalu @SuremetO membantah lagi dengan memaparkan bukti lain bahwa Anies Baswedan tidak pernah sholat, oleh karena itu Anies terpapar virus Corona, @SuremetO mengatakan bahwa orang yang sholat aman dari virus Corona.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, kegiatan shalat atau mengucapkan doa-doa tertentu bisa mencegah Covid-19 tidak didukung oleh bukti ilmiah yang kuat. Faktanya, hingga kini kasus Covid-19 terus bertambah dari 2 kasus pada awal Maret 2020 menjadi lebih dari 500.000 kasus awal Desember 2020. Selain itu ada 17.000 lebih orang meninggal dunia akibat Covid-19.
Menurut dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas virus Corona sejauh ini dinyatakan dibunuh, dengan menggunakan desinfektan. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus Corona bisa mati dengan air biasa.
Dalam artikel detikhealth.com dengan judul “Viral Virus Corona Disebut Bisa Dihancurkan dengan Air, Benarkah?” pada Minggu, 02 Feb 2020, dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas menyebutkan, kandungan disinfektan yang dapat membunuh Virus Corona.
“Disinfektan yang dapat membunuhnya: alkohol dengan kadar minimal 70%, klorin, hidrogen peroksida, dan kloroform. Virus ini juga mati pada pemanasan dengan suhu 56 C minimal selama 30 menit,”.
Sehingga, klaim mengenai orang yang sholat aman dari Corona termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Menurut dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas virus Corona sejauh ini dinyatakan dibunuh, dengan menggunakan desinfektan. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus Corona bisa mati dengan air biasa.
Dalam artikel detikhealth.com dengan judul “Viral Virus Corona Disebut Bisa Dihancurkan dengan Air, Benarkah?” pada Minggu, 02 Feb 2020, dr. Dirga Sakti Rambe, SpPD, dari OMNI Hospitals Pulomas menyebutkan, kandungan disinfektan yang dapat membunuh Virus Corona.
“Disinfektan yang dapat membunuhnya: alkohol dengan kadar minimal 70%, klorin, hidrogen peroksida, dan kloroform. Virus ini juga mati pada pemanasan dengan suhu 56 C minimal selama 30 menit,”.
Sehingga, klaim mengenai orang yang sholat aman dari Corona termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Rujukan
- https://www.solopos.com/klaim-salat-bikin-aman-dari-corona-dipastikan-hoaks-ini-faktanya-1097036
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4173060/cek-fakta-wudhu-bisa-cegah-virus-corona-ini-faktanya
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4882728/viral-virus-corona-disebut-bisa-dihancurkan-dengan-air-benarkah
Halaman: 5733/6642