• (GFD-2020-4573) [SALAH] Surat Panggilan Kerja oleh PT KAI 15 Agustus 2020

    Sumber: Tangkapan Layar
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Beredar sebuah tangkapan layar yang memperlihatkan surat panggilan kerja oleh PT KAI. Dari narasi yang beredar, peserta dengan nama tertera diminta datang ke kantor pusat PT KAI di Jalan Perintis Kemerdekaan, Bandung, 15 Agustus 2020 mendatang.

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi informasi tersebut, pihak PT KAI angkat bicara. Melansir dari liputan6.com, Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon, Wisnu Pramudyo menegaskan bahwa semua informasi rekrutmen dan pemenuhan SDM hanya diumumkan melalui website resmi PT KAI di recruitment.kai.id.

    “PT KAI mengingkatkan kepada masyarakat untuk waspada akan penipuan yang mengatasnamakan rekrutmen KAI. Jika menemukan info rekrutmen yang tidak bersumber dari situs tersebut agar dapat mengabaikannya, tegas Wisnu.

    Dalam proses rekrutmen, PT KAI juga tidak memungut biaya seperpun seperti halnya uang muka, uang tanda jadi, penggantian biaya akomodasi atau segala jenis biaya serupa. Dengan demikian, masyarakat yang menemukan informasi seputar rekrutmen PT KAI namun meminta mengganti sejumlah uang, dapat dipastikan panggilan kerja tersebut adalah hoaks.

    Kesimpulan

    Surat tersebut palsu. PT KAI menyatakan tidak pernah mengeluarkan surat seperti halnya yang beredar. PT KAI meminta masyarakat untuk selalu waspada, serta mengabaikan informasi seputar rekrutmen PT KAI yang tidak bersumber dari situs resmi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4572) [SALAH] Pedagang di Pasar Mayestik Meninggal Karena Covid-19

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Beredar melalui pesan bernatai Whatsapp, perihal informasi adanya pedagang di Pasar Mayestik yang meninggal akibat positif virus corona atau Covid-19. Menurut narasi yang beredar, suami serta anak dari pedagang perempuan yang meninggal harus di rawat di RSUD Cengkareng dikarenakan tertular.

    Hasil Cek Fakta

    Melihat adanya informasi yang tidak sesuai dengan fakta, pihak Pasar Mayestik pun akhirnya angkat bicara. Melansir dari republika.co.id, Kepala Pasar Mayestik, Riskan menegaskan bahwa pegadang yang meninggal tersebut bukan dikarenakan virus corona atau Covid-19 melainkan sakit paru-paru dan flek jantung.

    “Kita dapatkan dari penelusuran teman-teman antar pedagang, lewat nomor telepon juga dari keluarganya, dari security juga,” jelas Riskan.

    Riskan juga meluruskan terkait dengan lokasi pedagang yang meninggal bukan di lantai dasar melainkan di lantai semi basement.

    “Lokasinya saja sudah salah karena di lantai dasar Pasar Mayestik saja tidak ada yang jualan hantaran seperti keranjang-keranjang gitu,” pungkasnya.

    Lebih lanjut Riskan juga menjelaskan terkait informasi suami dan anaik si pegadang dirawat di RSUD Cengkareng, ia kembali menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar.

    “Hoaks, tidak ada,” tegasnya kembali.

    Senada dengan Riskan, klarifikasi juga dituturkan oleh Perumda Pasar Jaya. Melansir dari kompas.com, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.

    “Kita jelaskan informasi tersebut adalah hoaks dan kita minta masyarakat tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar,” tegas Arief.

    Kesimpulan

    Bukan disebabkan oleh Covid-19. Pegadang tersebut meninggal dikarenakan terkena serangan jantung. Diketahui pula bahwa si pedagang memiliki riwayat penyakit yaitu pembengkakan hati dan flek jantung.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4571) [SALAH] Data Pertumbuhan Ekonomi Aceh

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Melalui media sosial Facebook beredar informasi seputar data pertumbuhan ekonomi per tahun Kabupaten Kota di Aceh Periode 2017-2019 oleh BPS Provinsi Aceh. Dengan narasi :
    Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Per Tahun Kota Di Aceh Periode : 2017 – 2019
    Kota Sabang No. 1 tertinggi laju Pertumbuhan Ekonomi di bawah Pimpinan NASU
    By. Sumber : BPS, 2020.

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi informasi yang beredar, pihak Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat menyatakan bahwa data tersebut merupakan informasi palsu.

    Kepala BPS Kabupaten Aceh Barat, Mughlisuddin menegaskan jika data pertumbuhan ekonomi terhadap 23 Kabupaten/Kota di Aceh tersebut adalah hoaks. Ia menjelaskan bahwa data BPS yang benar, hanyalah data yang terdapat dalam website resmi BPS yakni aceh.bps.go.id.

    “Intinya data BPS hanya yang ada di website resmi,” jelas Mughlisuddin.

    Lanjut Mughlisuddin menegaskan, apabila terdapat pihak yang melakukan pengolahan data dari BPS, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab pelaku penyebar data dalam mempublikasikannya. Ia juga menambahkan bahwa persebaran konten itu sendiri juga perlu ditelusuri, baik pihak pembuat atau pun yang menyebarkan.

    “Perlu di telusuri yang mempublikasikan,” katanya menegaskan.

    Kesimpulan

    Pihak BPS Provinsi Aceh menyatakan bahwa data yang beredar mengatasnamakan BPS merupakan informasi palsu. Masyarakat diimbau untuk mengecek segala data terkait BPS Provinsi Aceh di website resmi aceh.bps.go.id.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4570) [SALAH] “99, 9% Tingkat Kesembuhan Covid dan vaksin dengan tingkat efek merugikan 80%”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/08/2020

    Berita

    Akun Facebook Liberty Bella membagikan story dengan narasi,
    “It’s a tough call. Do I risk getting Covid with its 99,9% recovery rate, Or do I get the vaccine with its 80% Adverse Reaction rate, and has killed 5 people so far in the trials? What a predicament 🤦‍♀”.
    Jika diterjemahkan: “Ini panggilan yang sulit. Apakah saya berisiko mendapatkan tingkat kesembuhan Covid 99, 9% Atau apakah saya mendapatkan vaksin dengan tingkat efek merugikan 80%, dan telah menewaskan 5 orang sejauh ini dalam persidangan? Apa yang menjadi kesulitan 🤦”.

    Hasil Cek Fakta

    Klaim bahwa tingkat kesembuhan Covid-19 mencapai 99,9 persen tidak benar. Dikutip dari PRFM News tingkat kesembuhan di Indonesia pada Maret tercatat mencapai 8,33 persen dengan rata-rata 3,84 persen, lalu April mencatat persentase kesembuhan maksimum pada 15,04 persen dengan rata-rata 9,79 persen, Mei persentase sebesar 27,61 persen dengan rata-rata 21,97 persen, Juni mencapai 43,99 persen dengan rata-rata di angka 37,19 persen dan terakhir pada Juli persentase mencapai 55,70 persen dengan rata-rata 47,08 persen.

    Dilansir dari Liputan6, Profesor Guy Marks, dari University of NSW menyatakan “Dengan asumsi orang yang tidak meninggal dunia pulih, maka tingkat kesembuhan takkan lebih dari 96 atau 97 persen. Bahkan ada beberapa orang yang pernah terinfeksi Covid-19 masih punya gejala yang sama yang terus bertahan hingga tak tahu kapan,”.

    USA Today juga menulis artikel bahwa kematian akibat Covid-19 tergantung pada usia, penyebaran penyakit.

    Terkait vaksin yang disebut dalam story Liberty Bella, Menurut Profesor Kedokteran pernapasan di University of NSW Guy Marks dalam Artikel “Misinformation and fake “predicament” in claims about COVID-19 and a vaccine that isn’t available”, klaim tentang vaksin tingkat reaksi merugikan 80 persen adalah palsu. Tidak ada vaksin dengan 80 persen efek samping yang buruk selama dia menggunakan.

    Sedangkan klaim 5 orang meninggal akibat uji coba tidak punya dasar yang jelas. Hanya ada satu media di Ukraina memberitakan, sementara itu media berbahasa Inggris Ukraina, Kyiv Post pernah melaporkan di bulan Juni kalau negaranya bukan bagian dari tempat uji coba vaksin apapun. Apalagi menguji coba vaksin pada manusia.

    Berdasarkan penelusuran fakta yang ada, klaim tentang Covid-19 terkait tingkat kesembuhan mencapai 99,9 persen, efek buruk vaksin mencapai 80% dan kematian 5 orang saat uji coba adalah menyesatkan. Tidak ada statistik dan data yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.

    Kesimpulan

    Klaim tentang Covid-19 terkait tingkat kesembuhan mencapai 99,9 persen adalah informasi menyesatkan, vaksin dengan 80 persen efek samping yang buruk adalah palsu dan kematian 5 orang saat uji coba adalah menyesatkan. Tidak ada data statistik yang kuat untuk mendukung klaim tersebut

    Rujukan