• (GFD-2020-3906) [SALAH] “menteri kesehatan America sdh menandatangani persetujuan penggunaan chip 666 untuk virus corona”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 03/05/2020

    Berita

    Hoaks lama beredar kembali dan dikaitkan dengan wabah virus Corona COVID-19. Klaim tersebut berasal dari teori liar yang dihembuskan oleh para pecinta teori konspirasi, kemudian berkembang dengan menghubungkannya dengan agama (menambahkan angka 666). Teknologi chip RFID pun tidak terkait dengan gerakan Illuminati atau anti-Kristen karena sejak lama telah digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari militer, pertanian, medis, hingga komunikasi dan informasi.

    Akun Eyda Ed (fb.com/eyda.ed) mengunggah sebuah postingan yang berisi klaim sebagai berikut:

    “Jangan main2 lagi menteri kesehatan America sdh menanda tangani persetujuan penggunaan chip 666

    Sekarang dg virus Corona.
    Memasuki tahun 2020. Percepatan New world order.
    One system government,one religion,one Financial system.
    Virus covid 19.
    Lock down.
    Semua orang mau pergi wajib isi formulir.
    Supaya terdata.
    Semua orang wajib discan dahi suhu tubuh .agar terbiasa dg kehidupan digital scan.
    Semua orang masuk mall,gereja,rumah sakit, gedung pemerintahan,pabrik wajib scan dahi ,tubuh.
    Latihan utk terbiasa di scan. Menjadi gaya hidup.
    Ada covid 19 semua orang dibikin takut mati, diteror.
    Solusinya scan dahi mu.
    Jadi tanpa sadar strategi sangat hebat utk mengiring semua orang menerima sistem 666 tanpa sadar . Ini solusinya. Ketika kasus covid 19 selesai. Masyarakat sudah diedukasi gaya hidup scan dahi. Masyarakat sdh bisa menerima.
    Cara edukasi terbaik utk menyambut sistem 666.
    Alkitab sudah menubuatkannya ribuan Tahun. Sekarang pengenapannya.
    Dari sini kita BS pelajari pola menuju one system society.
    Hidup anda sdg terikat semua. Data anda sudah terekam di komputer sistem.
    Covid 19 bikin orang ketakutan. Solusi semua orang didata kesehatan nya . Data semua orang direkam ke sistem.
    Uang kertas ada kumannya. Manusia digiring ke sistem digital .
    Ibadah di gereja,masjid,pura,vihara. Awas tertular. Semua digiring ke sistem digital. Edukasi digital solution.
    Sekolah diliburkan.
    Edukasi belajar online. Edukasi anak2 system’ digital. Digital children society.
    Pekerja,buruh,pejabat pemerintah.
    Kerja sistem based digital online. Edukasi persiapan masuk ke sistem 666.
    Ketika kasus covid 19 sudah selesai. Masyarakat sdh teredukasi dan siap menerima sistem baru. Semua orang terdata , terkontrol.
    You cannot run.”
    apakah benar virus Corona di buat oleh illuminati?
    Microchips 666
    Vaksin Covid 19 mengandung microchips 666

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim terkait adanya Chip RFID 666 ini merupakan klaim yang sudah lama beredar dan dinyatakan sebagai klaim yang salah. Saat ini, klaim tersebut kembali diedarkan dan dikaitkan dengan wabah virus Corona COVID-19.

    Pada tahun 2014, rumor chip RFID pernah ramai diperbincangkan di AS, 1 dari 3 orang Amerika telah tertanam chip RFID dan sebagian besar tidak menyadarinya. Dalam laporan yang beredar mengatakan bahwa kebanyakan chip ditanamkan saat perawatan gigi.

    Pada pertengahan tahun 2017, rumor chip 666 RFID beredar di Indonesia melalui pesan berantai. Umat Kristen Indonesia saat itu dihebohkan dengan kabar adanya demo pemasangan chip ini yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, akhir Juli 2017 lalu.

    Pihak ICE akhirnya membantah dan menjelaskan bahwa acara di ICE BSD City tidak ada kaitannya dengan chip 666 RFID. Mereka mejelaskan bahwa telah terjadi kesalahpahaman dimana saat tayangan di RCTI yang membahas mickrochip implan, dalam waktu bersamaan muncul tayangan iklan acara IIPE. Dengan itu, yang menyebarkan informasi salah menduga acara IIPE adalah acara demo pemasangan chip RFID 666.

    Bahkan cerita itu dihembuskan oleh situs satir untuk mengolok-olok teori konspirasi yang menuduh pemerintah mencoba mengendalikan warganya dari jarak jauh dengan menggunakan microchip.

    Penggunaan mikrochip yang ditanam di bawah kulit tidak menutup kemungkinan akan dilakukan suatu hari nanti, tetapi fungsinya untuk menyimpan informasi riwayat medis penting yang nantinya akan digunakan oleh dokter untuk tindakan lebih lanjut.

    Cerita tentang chip implan 666 RFID yang ditanamkan pada tangan kanan dan dahi tidak terbukti alias hoax, berasal dari teori liar yang dihembuskan oleh para pecinta teori konspirasi, kemudian berkembang dengan menghubungkannya dengan agama, dengan mengatakan bahwa angka 666 merupakan simbol dari kejahatan anti-Kristus.

    Situs Obamacarefacts.com menjelaskan, dalam Obamacare atau HR3590, tidak terdapat kata-kata terkait kewajiban implan chip RFID maupun pengumpulan data dari chip RFID. Rumor implan chip RFID ini kemungkinan muncul dari kesalahan dalam menafsirkan Affordable Care Act versi lawas yang tidak disahkan, Affordable Health Choices Act atau HR3200.

    HR3200 memang menyinggung pengumpulan data terkait obat-obatan dan sejumlah perangkat, termasuk perangkat kelas II seperti chip RFID yang dapat diimplan. Ketentuan ini dimaksudkan untuk membantu melacak perangkat implan yang rusak. Meskipun begitu, tidak terdapat kewajiban implan chip dalam naskah ketentuan tersebut.

    Affordable Health Choices Act adalah RUU yang gagal disahkan di Kongres Amerika pada 14 Juli 2009. Ketentuan soal pengumpulan data dari perangkat kelas II, yang merupakan hasil amandemen Pasal 519 UU Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetik Amerika, tercantum di halaman 1001 HR3200. Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan Amerika (FDA) mengklasifikasikan chip FRID sebagai perangkat kelas II.

    Organisasi cek fakta Snopes juga menyatakan hal serupa. Menurut laporan mereka, tidak ada ketentuan wajib implan chip bagi warga Amerika dalam Obamacare. Klaim yang beredar mengutip halaman serta narasi dalam HR3200. Namun, HR3200 merupakan versi awal undang-undang reformasi perawatan kesehatan yang tidak pernah disahkan oleh Kongres Amerika.

    Menurut Snopes, rumor serupa pernah dimuat dalam sebuah artikel pada 28 Juli 2013. Artikel itu menyinggung tentang penanaman microchip yang diuji coba terhadap warga Hanna, Wyoming. Oleh banyak pembaca, artikel ini dianggap sebagai kisah asli. Padahal, artikel itu hanyalah tipuan yang dibuat oleh situs satire National Report.

    RFID bukan teknologi baru
    Sejatinya, menurut Charles Smith dalam makalahnya di Journal of Technology Management and Innovation yang berjudul “Human Microchip Implantation”, teknologi RFID bukanlah teknologi baru. Menurut Smith, teknologi RFID muncul sejak Perang Dunia II dalam bentuk sistem “Early Identification Friend or Foe (IFF)”. Sistem ini memungkinkan tentara sekutu dan sistem anti-pesawat mengidentifikasi pengebom mereka sendiri yang dikirim balik dengan pesawat musuh.

    Kemudian, pada 1960, teknologi RFID digunakan untuk mengidentifikasi dan memantau bahan berbahaya serta tenaga nuklir. Aplikasi komersial RFID pertama adalah Electronic Article Surveillance yang dibuat untuk tujuan anti-pencurian. Pada 1970-an dan 1980-an, para peneliti, universitas, dan juga lembaga pemerintah mulai menggunakan teknologi RFID untuk membuat chip berukuran kecil.

    Salah satu penggunaan pertama chip RFID adalah pada industri pertanian. Chip ditanamkan ke ternak dengan tujuan untuk melacak dan membedakan hewan mereka dari ternak orang lain. Adapun dalam bidang medis, chip RFID dapat digunakan untuk melacak peralatan di dalam rumah sakit. Selain itu, chip RFID bisa dipakai oleh produsen obat untuk mengelola rantai pasokan.

    Dilansir dari BBC, dalam satu dekade terakhir, chip RFID mulai tren ditanam di bawah permukaan kulit manusia. Chip ini berfungsi layaknya kartu pintar yang berjalan tanpa perlu kontak langsung. Menanamkan chip seperti ini memberikan kenyamanan, karena seseorang bisa membawanya ke mana pun tanpa perlu khawatir hilang atau lupa.

    Pada 2016, salah satu produsen chip, Dangerous Things, berhasil menjual lebih dari 10 ribu unit bersama dengan kit yang diperlukan untuk memasangnya di bawah kulit. Namun, mereka bukan satu-satunya perusahaan yang melakukannya. Perusahaan pengawasan video CityWatcher menyematkan gadget di bawah kulit dua karyawannya pada 2006.

    Kevin Warwick, profesor cybernetics dan deputi wakil rektor di Universitas Coventry, menjelaskan teknologi RFID sudah lebih dulu dipakai pada kargo, bagasi pesawat, produk toko, bahkan hewan peliharaan. Banyak pula dari kita yang membawanya setiap hari mengingat sebagian besar ponsel modern telah dilengkapi dengan teknologi RFID.

    Dengan demikian, chip RFID tidak berkaitan dengan klaim yang mengaitkannya dengan kelompok Illuminati atau anti-Kristen.

    Isu chip RFID di tengah pandemi Covid-19
    Isu chip RFID yang ditanam ke tubuh manusia di tengah pandemi Covid-19 beredar bersama narasi bahwa Bill Gates membuat vaksin Covid-19 yang dipasang microchip. Dilansir dari Reuters, rumor itu bermula dari munculnya artikel di situs Biohackinfo yang berjudul “Bill Gates will use microchip implants to fight coronavirus”.

    Artikel tersebut mengutip penjelasan Gates soal dampak Covid-19 terhadap bisnis dan “sertifikat digital” dalam wawancara di Reddit. Menurut artikel itu, sertifikat digital yang dimaksud adalah yang ditanamkan ke tubuh manusia, yakni quantum doy dye. Padahal, dalam wawancara itu, Gates tidak menyinggung soal implan microchip.

    Salah satu penulis utama makalah penelitian mengenai quantum dot dye, Kevin McHugh, mengatakan kepada Reuters, “Teknologi quantum dot dye bukan berbentuk microchip atau kapsul yang bisa diimplan ke manusia, dan setahu saya tidak ada rencana menggunakan teknologi ini untuk memerangi pandemi Covid-19.”

    Dikutip dari organisasi cek fakta FactCheck, studi mengenai quantum dot dye memang didanai oleh Gates Foundation. Quantum dot dye merupakan tinta invisible yang bisa bertahan selama lima tahun dan dapat dibaca dengan ponsel pintar. Tinta ini dibuat untuk menyediakan catatan vaksinasi. “Namun, teknologi ini tidak memiliki kemampuan untuk melacak pergerakan siapa pun,” ujar McHugh.

    Profesor bioengineering di Rice University ini menambahkan, “Teknologi ini hanya mampu menyediakan data yang sangat terbatas. Teknologi ini juga membutuhkan pencitraan secara langsung dalam jarak kurang dari satu kaki. Pelacakan jarak jauh atau terus-menerus tidak mungkin dilakukan karena berbagai alasan teknis.”

    Sementara terkait sertifikat digital, hal ini masih merupakan gagasan Gates. Menurut dia, seperti dilansir dari Snopes yang mengutip tayangan wawancara TED pada Maret 2020, sertifikat tersebut dibutuhkan dalam konteks ekonomi global pasca pandemi Covid-19. Berikut pernyataan Gates:

    “Akhirnya, yang harus kita miliki adalah sertifikat tentang siapa orang yang sudah sembuh dan siapa orang yang sudah divaksin. Tentunya, An

    Rujukan

  • (GFD-2020-3905) [SALAH] @call.serviis.homecredit.id dan @homecredir_pusat_bantuan Akun Instagram Official Home Credit

    Sumber: instagram.com
    Tanggal publish: 12/05/2020

    Berita

    Beredar sejumlah akun Instagram yang mengklaim sebagai akun media sosial milik Home Credit Indonesia (PT Home Credit Indonesia). Dalam biodata akun-akun tersebut tercantum bahwa akun tersebut Official milik Home Credit.

    Berikut yang tercantum dalam biodata akun-akun tersebut:

    1. “Home Credit Indonesia Official
    #KamuBisa????
    PT Home Credit Indonesia Terdaftar dan Diawasi
    oleh Otoritas Jasa Keuangan
    www[dot]homecredit[dot]co[dot]id”

    2. “Home_Credit_Indonesia_Official
    Homecredit[dot]co[dot]id”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa akun Instagram resmi milik Home Credit Indonesia ialah @homecreditid dengan centang biru. Akun resmi Home Credit pun sudah membuat pernyataan atas beredarnya sejumlah akun-akun Instagram yang mengklaim akun resmi Home Credit. Berikut pernyataan tersebut:

    […] Hi Sobat, tetap tenang dan lebih waspada ya, terutama saat pandemi Covid-19 ini. Jangan sampai keliru, karena banyak banget akun palsu yang mengatasnamakan Home Credit. Bila dihubungi? Pastikan dahulu, karena akun @HomeCreditID hanya yang ada centang birunya!

    Perlu diingat, Home Credit tidak pernah meminta data pribadi ataupun uang tunai melalui WhatsApp atau chat pribadi lainnya. Home Credit hanya meminta data pribadi melalui akun resmi yang sudah terverifikasi.

    Selalu hati-hati Sobat! […]

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka akun media sosial Instagram resmi milik PT Home Credit Indonesia ialah @homecreditid dengan centang biru. Oleh sebab itu, akun Instagram selain itu masuk ke dalam kategori Imposter Content atau Konten Tiruan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3904) [Fakta atau Hoaks] Benarkah Pendiri Alibaba Jack Ma Sebut Tahun 2020 Hanyalah Tahun untuk Bertahan Hidup?

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 11/05/2020

    Berita

    Sebuah kutipan yang diklaim bersumber dari pendiri perusahaan teknologi Alibaba, Jack Ma, beredar di media sosial. Menurut kutipan itu, tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup. Kutipan ini beredar di tengah pandemi virus Corona Covid-19 yang muncul sejak akhir 2019 lalu.

    Berikut narasi lengkap dalam kutipan tersebut: "For people in business, 2020 is really just a year for staying alive. Don't even talk about your dreams or plans. Just make sure you stay alive. If you can stay alive, then you would have made a profit already. - Jack Ma, Alibaba Group".

    Di Facebook, kutipan tersebut terdapat dalam sebuah poster berlatar belakang hitam yang dilengkapi dengan foto Jack Ma. Poster tersebut diunggah salah satunya oleh halaman Facebook Jack.Ma pada 1 Mei 2020. Sejak diunggah, poster ini telah dibagikan sebanyak lebih dari 1.500 kali.

    Sementara di Twitter, kutipan itu dicuitkan salah satunya oleh akun @AbdulAbmJ pada 1 Mei 2020. Kutipan serupa juga beredar dalam versi bahasa Indonesia, seperti yang dibagikan salah satunya oleh akun @yan_widjaya pada 1 Mei 2020.

    Berikut narasi lengkapnya: "Jack Ma bilang: Tahun ini jangan cerita untung atau rugi, utamakan bisa hidup lalu berkembang. Harus mikir cara gimana bisa hidup. Jangan cerita yenyang berkembang. Tahun ini adalah tahun pelindung nyawa, jika kamu bisa tahan hidup kamu sudah beruntung..."

    Hasil Cek Fakta

    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menghubungi Director of Corporate Affairs Alibaba Group Indonesia, Dian Safitri. Menurut Dian, kutipan tentang tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup itu tidak berasal dari Jack Ma. "Tidak ada catatan bahwa Jack Ma pernah menyampaikan pesan tersebut," kata Dian pada 8 Mei 2020.

    Dian juga memastikan bahwa halaman Facebook Jack.Ma yang mengunggah poster berisi kutipan tersebut bukanlah akun milik Jack Ma. "Terkait akun media sosial resmi Jack Ma, saat ini, Jack Ma hanya memiliki akun resmi di Weibo dan Twitter. Untuk Facebook resmi Jack Ma, tidak ada," ujar Dian.

    Kutipan yang terdapat dalam poster yang disertai foto Jack Ma itu diduga bersumber dari video hasil editan dengan suara yang bukan suara Jack Ma. Video tersebut diunggah oleh akun yang menggunakan nama Jack Ma di Douyin atau TikTok versi Cina.

    Berdasarkan penelusuran Tempo dengan reverse image tool Yandex, video aslinya pernah diunggah di platform video Cina, iQiyi, pada 9 September 2019, sebelum munculnya virus Corona Covid-19 pada Desember 2019. Menurut keterangannya, video itu merupakan video pidato Jack Ma soal wirausaha. "Jangan berhenti memulai bisnis, kejar impian Anda."

    Di akun Twitter-nya, Jack Ma juga tidak pernah menyinggung bahwa tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup. Berdasarkan pencarian lanjutan pada akun @JackMa di Twitter dengan kata kunci "2020 staying alive", dinyatakan bahwa "tidak ada yang muncul untuk pencarian tersebut".

    Pada 19 April 2020, dalam wawancara dengan televisi Cina CGTN, Jack Ma menyatakan bahwa pandemi virus Corona Covid-19 bakal mengubah cara masyarakat berbisnis dalam jangka panjang. Secara bertahap, masyarakat akan beralih ke bisnis online.

    Menurut dia, penerapan teknologi e-commerce bisa menjadi kunci untuk mempertahankan pelanggan. Masyarakat harus menemukan cara inovatif untuk beradaptasi dengan situasi saat ini. "Tidak ada negara atau perusahaan yang bisa diisolasi dari internet," katanya.

    Jack Ma juga menuturkan e-commerce bakal menjadi kunci bagi perusahaan untuk bertahan hidup, bagi negara-negara untuk makmur, dan bagi ekonomi dunia untuk bergerak. Virus ini merupakan alarm bagi negara-negara untuk meningkatkan langkah mereka dalam memperkuat sistem ekonominya.

    Menurut Jack Ma, pandemi Covid-19 pun tidak akan berakhir dalam waktu singkat. Selain itu, pandemi ini hanya bisa menghilang dengan mengandalkan terobosan teknologi, inovasi, dan penelitian medis. "Jadi, kita harus melakukan persiapan jangka panjang," tuturnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, kutipan soal tahun 2020 hanyalah tahun untuk bertahan hidup bukan berasal dari Jack Ma. Kutipan tersebut bersumber dari sebuah video hasil editan dengan suara yang bukan suara Jack Ma. Video aslinya pernah diunggah di platform video Cina, iQiyi, pada 9 September 2019, sebelum munculnya virus Corona Covid-19 pada Desember 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3903) [SALAH] ”Seorang Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 (PDP) Mengamuk di Pintu Rumah sakit Pamekasan Madura”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/05/2020

    Berita

    Beredar unggahan video yang ditambahkan narasi oleh akun Facebook Berita Indonesia. Akun tersebut menyebutkan bahwa seorang pasien Covid-19 yang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) mengamuk di depan pintu Rumah sakit Pamekasan Madura, dengan dugaan pasien tersebut menolak dirawat di Rumah Sakit dan ingin pulang ke rumah.

    Berikut kutipan narasinya:

    ”Seorang Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 (PDP)
    Mengamuk di Pintu Rumah sakit Pamekasan Madura
    Diduga Bapak ini ingin Pulang saja ke rumah.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, faktanya klaim tersebut salah. Dikutip dari laman TribunJatim.com, Ketua Penanggulangan Covid-19 RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr Syaiful Hidayat membantah bahwa video viral itu bukan terjadi di ruang isolasi RSUD Pamekasan. "Videonya itu memang benar PDP mengamuk, tapi bukan di Pamekasan. Kalau ada yang bilang di ruang isolasi RSUD sini, itu hoax," kata Syaiful.

    Selain itu, Syaiful Hidayat menjelaskan, di ruang isolasi RSUD Pamekasan warna cat ruangannya tidak seperti yang terekam di video viral tersebut. Melainkan cat dindingnya, kata dia berwarna hijau dan kuning, sedangkan di video viral tersebut berwarna putih.

    Ditemukan terdapat artikel pemberitaan terkait lokasi video tersebut, dikutip melalui laman kompas.com yang menyebutkan peristiwa itu terjadi di ruang perawatan Melati 3C, RSUD Tongas, Kabupaten Probolinggo.

    Jubir Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo, Anang Budi Yoelijanto mengatakan, kakek itu seorang PDP asal Kecamatan Wonomerto yang berusaha melarikan diri. Dua petugas sekuriti berusaha menahannya, tapi kakek berhasil keluar dari ruangan.

    "Sekarang sudah aman, semua sudah tertangani dan berhasil diamankan. Ada miskomunikasi saja. Dia berada dalam pengawasan kami," kata Anang, Jumat (8/5/2020).

    Anang menambahkan, PDP itu merupakan pasien rujukan dari RSUD dr Mohamad Saleh Kota Probolinggo, dengan riwayat darah tinggi. "Dua kali dilakukan rapid test, non-reaktif. Hanya saja dalam rujukan itu hasil rontgen, ada infeksi. Dia akan ditempatkan di puskesmas untuk observasi," ujar Anang.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut maka konten yang beredar di Facebook dapat masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah

    Rujukan