(GFD-2021-7331) [SALAH] Nasi Bungkus Telat Dibagikan, Massa Aksi “Jokowi End Game” Pingsan Kelaparan
Sumber: facebook.comTanggal publish: 29/07/2021
Berita
Salah satu akun Facebook mengunggah sebuah narasi terkait pandangannya terhadap massa aksi Jokowi Endgame dengan menyematkan tangkapan layar, beserta link artikel dari situs Metronews.online yang berjudul “Nasi Bungkus Telat Dibagikan, Massa Aksi “Jokowi End Game” Pingsan Kelaparan”.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, aksi “Jokowi End Game” pada 24/7/21 yang diklaim sebagai setting tempat kejadian massa aksi pingsan kelaparan karena telat mendapatkan nasi bungkus adalah hoaks. Dilansir dari CNN Indonesia, Polisi memastikan tidak ada aksi “Jokowi End Game” di wilayah Jakarta pada Sabtu (24/7).
“Jakarta kondusif, aman, tidak ada (demo), kita lihat sendiri Jakarta kondusif hari ini,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Selain itu, setelah link artikel ditelusuri terdapat kejanggalan terkait waktu pengunggahan artikel. Tanggal unggah artikel tersebut tertera 23 Juli 2021. Namun dalam paragraf awal artikel tersebut menyebutkan “Seorang pria ditemukan pingsan jelang demonstrasi bertajuk Jokowi End Game yang rencananya digelar hari ini, Sabtu (24/7)”. Dengan demikian, artikel tersebut tidak berdasar pada kejadian faktual.
Kemudian, berdasarkan penelusuran melalui yandex, foto yang disematkan dalam artikel tersebut diambil dari artikel berita FajarNews yang berjudul “Tukang Parkir Nyaris Pingsan Kelaparan, Warga Kira Terjangkit Covid-19”, artikel berita tersebut diunggah pada 3/6/21 dan tidak ada sangkut pautnya dengan aksi Jokowi Endgame.
Mengacu kepada seluruh referensi, klaim “Nasi Bungkus Telat Dibagikan, Massa Aksi “Jokowi End Game” Pingsan Kelaparan” adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
“Jakarta kondusif, aman, tidak ada (demo), kita lihat sendiri Jakarta kondusif hari ini,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Selain itu, setelah link artikel ditelusuri terdapat kejanggalan terkait waktu pengunggahan artikel. Tanggal unggah artikel tersebut tertera 23 Juli 2021. Namun dalam paragraf awal artikel tersebut menyebutkan “Seorang pria ditemukan pingsan jelang demonstrasi bertajuk Jokowi End Game yang rencananya digelar hari ini, Sabtu (24/7)”. Dengan demikian, artikel tersebut tidak berdasar pada kejadian faktual.
Kemudian, berdasarkan penelusuran melalui yandex, foto yang disematkan dalam artikel tersebut diambil dari artikel berita FajarNews yang berjudul “Tukang Parkir Nyaris Pingsan Kelaparan, Warga Kira Terjangkit Covid-19”, artikel berita tersebut diunggah pada 3/6/21 dan tidak ada sangkut pautnya dengan aksi Jokowi Endgame.
Mengacu kepada seluruh referensi, klaim “Nasi Bungkus Telat Dibagikan, Massa Aksi “Jokowi End Game” Pingsan Kelaparan” adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
[SALAH] Nasi Bungkus Telat Dibagikan, Massa Aksi “Jokowi End Game” Pingsan Kelaparan
Klaim tersebut salah. Faktanya, aksi “Jokowi End Game” pada 24/7/21 yang diklaim sebagai setting tempat kejadian massa aksi pingsan kelaparan karena telat mendapatkan nasi bungkus adalah hoaks. Dilansir dari CNN Indonesia, Polisi memastikan tidak ada aksi “Jokowi End Game” di wilayah Jakarta pada Sabtu (24/7/21).
[SALAH] Nasi Bungkus Telat Dibagikan, Massa Aksi “Jokowi End Game” Pingsan Kelaparan
Klaim tersebut salah. Faktanya, aksi “Jokowi End Game” pada 24/7/21 yang diklaim sebagai setting tempat kejadian massa aksi pingsan kelaparan karena telat mendapatkan nasi bungkus adalah hoaks. Dilansir dari CNN Indonesia, Polisi memastikan tidak ada aksi “Jokowi End Game” di wilayah Jakarta pada Sabtu (24/7/21).
Rujukan
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210724190014-12-671797/jokowi-end-game-tak-ada-6-pengangguran-ditangkap-dipulangkan
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210724174109-20-671780/tak-ada-massa-datang-demo-jokowi-end-game-isapan-jempol
- https://fajar.co.id/2020/06/03/tukang-parkir-nyaris-pingsan-kelaparan-warga-kira-terjangkit-covid-19/
(GFD-2021-7330) [SALAH] Data Pendonor Plasma Darah Konvalesen Area Jogja
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 29/07/2021
Berita
Beredar sebuah pesan berantai di Whatsapp yang memberikan informasi terkait data pendonor plasma darah konvalesen area Jogja. Data yang diberikan mencakup golongan darah, nama, dan nomor ponsel.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Berdasarkan keterangan salah satu akun Twitter dengan username @saehello. Ia menyatakan bahwa data tersebut tidak valid. Berikut isi cuitan tersebut “yaAllah, stop ya menyebar hoax di whatsApp, terutama info-info yg dibutuhkan waktu lagi urgent banget. udah puluhan yang ngirimin ini, padahal nomornya sama sekali nggak tahu menahu bahkan bukan orang jogja. di saat darurat, sebelum bantu orang, pastikan paling ngga infonya valid. ngga kebayang, orang-orang yg panik harus ngehubungin satu-satu semua nomer cuma buat ditolak mentah-mentah “saya ngga pernah ya mbak nawarin donor” yaAllah hoax whatsapp ini kapan berakhirnya sih… semoga yang bikin-bikin dapet adzab dunia akhirat”.
Jika dilihat di laman profilnya, pemilik akun merupakan warga asli Yogyakarta. Hal itu ditunjukkan dengan penyematan alamat di bio Twitter pemilik akun.
Selain itu, informasi serupa pernah beredar pada bulan Juni 2021 dan dibantah oleh ketua PMI DKI Jakarta dan mengimbau masyarakat agar mencari informasi dari situs layanan resmi.
Dilansir dari UNY.ac.id dan Kompas.com untuk mendapatkan informasi terkait donor plasma darah konvalesen di area Yogyakarta bisa menghubungi salah satu Komunitas Kemanusiaan di Yogyakarta, Sonjo, yang bekerja sama dengan FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito mengadakan gerakan donor plasma konvalesen yang diberi nama Sonjo Husada Konvalesen (SoHibKoe). Selain itu, untuk informasi donor darah bisa juga menghubungi narahubung Unit Donor Darah PMI (Plasma Konvalesen) daerah setempat.
Dengan demikian, pesan berantai Whatsapp yang memberikan informasi terkait data pendonor plasma darah konvalesen di area Yogyakarta adalah hoaks dengan kategori konten palsu.
Jika dilihat di laman profilnya, pemilik akun merupakan warga asli Yogyakarta. Hal itu ditunjukkan dengan penyematan alamat di bio Twitter pemilik akun.
Selain itu, informasi serupa pernah beredar pada bulan Juni 2021 dan dibantah oleh ketua PMI DKI Jakarta dan mengimbau masyarakat agar mencari informasi dari situs layanan resmi.
Dilansir dari UNY.ac.id dan Kompas.com untuk mendapatkan informasi terkait donor plasma darah konvalesen di area Yogyakarta bisa menghubungi salah satu Komunitas Kemanusiaan di Yogyakarta, Sonjo, yang bekerja sama dengan FK-KMK UGM dan RSUP Dr. Sardjito mengadakan gerakan donor plasma konvalesen yang diberi nama Sonjo Husada Konvalesen (SoHibKoe). Selain itu, untuk informasi donor darah bisa juga menghubungi narahubung Unit Donor Darah PMI (Plasma Konvalesen) daerah setempat.
Dengan demikian, pesan berantai Whatsapp yang memberikan informasi terkait data pendonor plasma darah konvalesen di area Yogyakarta adalah hoaks dengan kategori konten palsu.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Klaim tersebut salah. Faktanya, informasi yang beredar tidak valid dan bukan berasal dari sumber resmi.
Klaim tersebut salah. Faktanya, informasi yang beredar tidak valid dan bukan berasal dari sumber resmi.
Rujukan
- https://twitter.com/saehallo/status/1417754253586620416
- https://www.tribunnews.com/corona/2021/06/28/beredar-di-wa-group-nama-dan-narahubung-penyedia-plasma-konvalesen-pmi-pastikan-hoaks
- http://c3.uny.ac.id/kontak-udd-pmi-plasma-konvalesen
- https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/29/153000765/gerakan-donor-konvalesen-plasma-pasien-covid-19-yang-sembuh-di-yogya?page=all
(GFD-2021-7329) [SALAH] “AKHIRNYA TERJADI..!!!. RUMAH EDI BASKORO DISEGEL. TERLIBAT KASUS HAMBALANG AKHIRNYA KPK LAKUKAN INI”
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 29/07/2021
Berita
Channel Youtube bernama teropong istana beberapa waktu lalu membagikan sebuah video berdurasi 10 menit 3 detik yang berdasarkan narasi pada thumbnail, video tersebut menginformasikan tentang penyegelan rumah Edhie Baskoro Yudhoyono oleh KPK karena keterlibatannya dalam kasus korupsi proyek hambalang.
Hasil Cek Fakta
Namun pada foto thumbnail, sangat terlihat jelas bahwa terdapat editan pada bagian badan dari sosok yang digambarkan sebagai Edhie Baskoro. Lalu setelah video tersebut diputar, informasi yang disampaikan pula ialah informasi mengenai pendapat Alif Furahman, seorang penggiat media sosial terkait dengan pertanyaan mengenai alasan mengapa Edhie Baskoro atau biasa dipanggil Ibas tidak diangkat sebagai ketua umum partai demokrat, melainkan Agus Harimurti Yodhoyono lah yang diangkat menjadi ketua umum partai demokrat saat ini.
Selain pendapat terkait pertanyaan tersebut. Video berdurasi 10 menit 3 detik itupun menginformasikan terkait dengan ketidakpuasan yang dirasakan oleh anggota partai demokrat atas kepemimpinan AHY saat ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada video tersebut tidaklah memuat satu informasi pun terkait dengan penyegelan rumah Edhie Baskoro oleh KPK.
Melansir dari lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dan seputartangsel.com, informasi terkait penyegelan rumah Edhie Baskoro ialah informasi salah atau hoax, karena tidak ditemukan pula informasi yang valid terkait dengan informasi yang disampaikan dalam narasi pada thumbnail video.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait penyegelan rumah Edhie Baskoro Yudhoyono ialah informasi yang salah atau masuk ke dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Selain pendapat terkait pertanyaan tersebut. Video berdurasi 10 menit 3 detik itupun menginformasikan terkait dengan ketidakpuasan yang dirasakan oleh anggota partai demokrat atas kepemimpinan AHY saat ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada video tersebut tidaklah memuat satu informasi pun terkait dengan penyegelan rumah Edhie Baskoro oleh KPK.
Melansir dari lingkarkediri.pikiran-rakyat.com dan seputartangsel.com, informasi terkait penyegelan rumah Edhie Baskoro ialah informasi salah atau hoax, karena tidak ditemukan pula informasi yang valid terkait dengan informasi yang disampaikan dalam narasi pada thumbnail video.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait penyegelan rumah Edhie Baskoro Yudhoyono ialah informasi yang salah atau masuk ke dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta). Informasi tersebut salah. Faktanya dalam video berdurasi 10 menit 3 detik tersebut memuat informasi yang tidak sesuai dengan narasi pada thumbnail video.
Rujukan
- https://lingkarkediri.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-672276205/cek-fakta-rumah-edhie-baskoro-yudhoyono-resmi-disegel-kpk-beserta-aset-yang-dimilikinya
- https://seputartangsel.pikiran-rakyat.com/cek-fakta/pr-142275466/kpk-diisukan-segel-rumah-putra-sby-edhie-baskoro-yudhoyono-ibas-karena-kasus-hambalang-simak-faktanya
(GFD-2021-7328) [SALAH] “KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKIN OLEH SEBUAH SISTEM #PPKMLevel4Diperpanjang”
Sumber: Helo.comTanggal publish: 29/07/2021
Berita
NARASI: “KITA BUKAN BODOH TAPI DIBODOHKAN
KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKIN
OLEH SEBUAH SISTEM
PENTING DI BACA dan DI PAHAMI ????
Rapid tes itu cek DARAH..
sedangkan covid-19 GAK masuk ke darah…”
Perpanjangan ppkm level 4 indonesia
KITA TIDAK MISKIN TAPI DIMISKIN
OLEH SEBUAH SISTEM
PENTING DI BACA dan DI PAHAMI ????
Rapid tes itu cek DARAH..
sedangkan covid-19 GAK masuk ke darah…”
Perpanjangan ppkm level 4 indonesia
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan tulisan yang membahas tentang Rapid Test yang selain sudah TIDAK lagi berlaku per Desember tahun 2020, BUKAN merupakan metode tes satu-satunya karena jika hasil Rapid Test Antigen (Swab) reaktif akan dilanjutkan dengan tes PCR untuk memastikan memang benar terinfeksi oleh SARS-CoV-2.
KONTAN.CO.ID pada 17 Desember 2020: “Hasil pemeriksaan rapid test antigen menjadi syarat bagi pengguna transportasi umum yang ingin bepergian ke luar kota. Sebelum ada kebijakan rapid test antigen, pemerintah telah menerapkan kewajiban surat keterangan rapid test antibodi. Selain itu juga ada tes polymerase chain reaction atau PCR, apa bedanya?
Liputan6.com pada 19 Desember 2020: “Pemerintah DKI Jakarta mulai memperketat peraturan guna menekan penyebaran Covid-19. Salah satu aturan tersebut adalah wajib membawa surat rapid test antigen bagi individu yang hendak keluar-masuk Jakarta. Aturan ini berlaku mulai 18 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021. Rapid test antigen sendiri berbeda dengan rapid test antibodi atau rapid test biasa yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah di ujung jari.” (dengan infografis)
Alodokter pada 29 September 2020: “Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini. Pengamilan sampel untuk metode ini bisa menggunakan teknik usap (swab), maupun dengan PCR kumur
Alodokter pada 9 Mei 2020: “Rapid test tidak bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus Corona atau SARS-CoV-2 di tubuh Anda. Oleh karena itu, pemeriksaan ini tidak bisa menjadi patokan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19. Rapid test COVID-19 dilakukan untuk mendeteksi apakah di dalam darah terdapat antibodi IgM dan IgG yang bertugas melawan virus Corona atau tidak. Kedua antibodi ini diproduksi secara alami oleh tubuh ketika seseorang telah terpapar virus Corona. … Untuk pemeriksaan yang lebih akurat, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan menggunakan metode swab dan tes PCR
detikhealth pada 24 Februari 2020: “Virus penyebab COVID-19 juga diberi nama. Nama resmi yang diberikan Komite Taksonomi Virus Internasional untuk virus corona Wuhan, adalah SARS-CoV-2, kependekan dari Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
KONTAN.CO.ID pada 17 Desember 2020: “Hasil pemeriksaan rapid test antigen menjadi syarat bagi pengguna transportasi umum yang ingin bepergian ke luar kota. Sebelum ada kebijakan rapid test antigen, pemerintah telah menerapkan kewajiban surat keterangan rapid test antibodi. Selain itu juga ada tes polymerase chain reaction atau PCR, apa bedanya?
Liputan6.com pada 19 Desember 2020: “Pemerintah DKI Jakarta mulai memperketat peraturan guna menekan penyebaran Covid-19. Salah satu aturan tersebut adalah wajib membawa surat rapid test antigen bagi individu yang hendak keluar-masuk Jakarta. Aturan ini berlaku mulai 18 Desember 2020 sampai 8 Januari 2021. Rapid test antigen sendiri berbeda dengan rapid test antibodi atau rapid test biasa yang dilakukan dengan pengambilan sampel darah di ujung jari.” (dengan infografis)
Alodokter pada 29 September 2020: “Tes yang dapat memastikan apakah seseorang positif terinfeksi virus Corona sejauh ini hanyalah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Pemeriksaan ini bisa mendeteksi langsung keberadaan virus Corona, bukan melalui ada tidaknya antibodi terhadap virus ini. Pengamilan sampel untuk metode ini bisa menggunakan teknik usap (swab), maupun dengan PCR kumur
Alodokter pada 9 Mei 2020: “Rapid test tidak bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan virus Corona atau SARS-CoV-2 di tubuh Anda. Oleh karena itu, pemeriksaan ini tidak bisa menjadi patokan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19. Rapid test COVID-19 dilakukan untuk mendeteksi apakah di dalam darah terdapat antibodi IgM dan IgG yang bertugas melawan virus Corona atau tidak. Kedua antibodi ini diproduksi secara alami oleh tubuh ketika seseorang telah terpapar virus Corona. … Untuk pemeriksaan yang lebih akurat, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan menggunakan metode swab dan tes PCR
detikhealth pada 24 Februari 2020: “Virus penyebab COVID-19 juga diberi nama. Nama resmi yang diberikan Komite Taksonomi Virus Internasional untuk virus corona Wuhan, adalah SARS-CoV-2, kependekan dari Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
Kesimpulan
MENYESATKAN. Faktanya, Rapid Test Antibody per Desember tahun 2020, sebelum masa PPKM saat ini (2021), sudah TIDAK berlaku, digantikan oleh Rapid Test Antigen (Swab). Selain itu, jika hasil test reaktif masih dilanjutkan dengan tes PCR untuk memastikan memang benar terinfeksi oleh SARS-CoV-2.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Memahami gangguan informasi”,
- https://bit.ly/3gvztci (Google Translate) /
- https://archive.st/pabo (arsip cadangan). [2] kesehatan.kontan.co.id: “18 Desember berlaku, inilah perbedaan rapid test antigen, rapid test antibody, & PCR”,
- https://bit.ly/3l5CIdp /
- https://archive.md/KOmVt (arsip cadangan). [3] liputan6.com: “HEADLINE: Keluar Masuk Jakarta Wajib Rapid Test Antigen Covid-19, Pengawasannya?”,
- https://bit.ly/3l3k9pZ /
- https://archive.md/BvmGF (arsip cadangan). [4] alodokter.com: “Kenali Apa Itu Rapid Test untuk Virus Corona”,
- https://bit.ly/2VlJ79y /
- https://archive.md/OTIyX (arsip cadangan). [5] alodokter.com: “Cari Tahu Penjelasan tentang Rapid Test COVID-19 Positif di Sini”,
- https://bit.ly/3f6bQWB /
- https://archive.md/YISxb (arsip cadangan). [6] health.detik.com: “Sama-sama ‘Virus Corona’, Ini Bedanya SARS-CoV-2 dan COVID-19:,
- https://bit.ly/3ibQoSi /
- https://archive.md/2h4rf (arsip cadangan).
Halaman: 5393/6645