Ahli kesehatan mengatakan air biasa tidak bisa membunuh virus, dan pedoman dari lembaga kesehatan merekomendasikan agar orang-orang mencuci tangan dengan air dan sabun untuk dapat membunuh virus.
Beredar informasi yang mengklaim bahwa Virus Corona akan hancur dengan air.
Informasi ini pertama kali beredar dalam bentuk artikel berjudul “Dr Luthfi Parewangi Sebut Wudhu Dapat Hancurkan Coronavirus” yang dimuat di situs gosulsesl[dot]com Pada Senin, 27 Januari 2020 | 22:22 Wita.
Berikut cuplikan isi artikel tersebut;
“Menanggapi hal tersebut, salah seorang dokter spesialis penyakit dalam di Kota Makassar, Dr. dr Luthfi Parewangi, SpPD mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dengan virus tersebut.
Menurutnya wilayah Indonesia salah satu negara yang kaya akan air. Ia menjelaskan bahwa Coronavirus akan hancur dengan air. Salah satu yang bisa dilakukan khususnya untuk umat Muslim adalah dengan menjaga air wudhu.
“Mengenai virus Corona kita di Indonesia tidak perlu terlalu was-was, pertama kita kaya dengan air. Virus-virus itu akan cepat hancur dengan air apalagi kaum muslimin berwudhu 5 kali sehari semalam membersihkan mulut hidung itu adalah rahmat tersendiri di luar dari nilai ibadah yang ada di dalam Islam. Virus virus itu akan mati ketika kita berwudhu, jagalah wudhu anda,” ujarnya.”
(GFD-2020-3701) [SALAH] “Coronavirus akan hancur dengan air”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 19/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom.id dan Tim Periksa Fakta AFP, klaim bahwa Virus Corona akan hancur dengan air adalah klaim yang salah.
Ahli kesehatan mengatakan air biasa tidak bisa membunuh virus, dan pedoman dari lembaga kesehatan merekomendasikan agar orang-orang mencuci tangan dengan air dan sabun untuk dapat membunuh virus.
Dilansir Detik.com, Vaksinolog dari OMNI Hospitals Pulomas dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, menegaskan informasi tersebut keliru.
“Tidak benar. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus corona bisa mati dengan air biasa. Disinfektan yang dapat membunuhnya: alkohol dengan kadar minimal 70%, klorin, hidrogen peroksida, dan kloroform. Virus ini juga mati pada pemanasan dengan suhu 56 C minimal selama 30 menit,” jelasnya, Minggu 2 Februari 2020.
Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan kepada AFP melalui email pada tanggal 12 Maret 2020 bahwa “untuk membunuh virus, WHO merekomendasikan agar anda mencuci tangan dengan sabun dan air atau membersihkannya secara teratur dengan pembersih tangan berbahan alkohol.”
WHO juga merekomendasikan orang-orang “membersihkan permukaan perabotan dengan disinfektan – misalnya bangku dapur dan meja kerja.”
WHO telah menerbitkan pedoman tentang cara menghindari infeksi virus corona di situs resmi mereka, yang berisikan tips cara mencuci tangan yang benar.
“Mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan alkohol akan membunuh virus yang berada di tanganmu,” tulis WHO dalam pedoman itu.
Kementerian Kesehatan RI juga mengunggah video di Twitter tentang cara mencegah penularan virus corona, termasuk “mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir”.
Kemenkes juga menganjurkan masjid dan mushalla untuk “menjaga kebersihan tempat wudhu dan toilet dengan cairan disinfektan”.
Sebelumnya, pada 27 Januari 2020 beredar artikel berjudul “Dr Luthfi Parewangi Sebut Wudhu Dapat Hancurkan Coronavirus” yang dimuat di situs gosulsesl[dot]com. Berikut isi lengkap artikel tersebut:
Akhir-akhir ini muncul sebuah virus yang diketahui sebagai virus jenis baru. Kemunculan virus dengan nama Coronavirus (2019-nCoV) atau Virus Corona menyita perhatian dunia termasuk di Indonesia.
Virus ini diketahui pertama kali muncul di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok sejak Desember 2019 lalu. Novel Coronavirus masih merupakan satu rumpun dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang dokter spesialis penyakit dalam di Kota Makassar, Dr. dr Luthfi Parewangi, SpPD mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dengan virus tersebut.
Menurutnya wilayah Indonesia salah satu negara yang kaya akan air. Ia menjelaskan bahwa Coronavirus akan hancur dengan air. Salah satu yang bisa dilakukan khususnya untuk umat Muslim adalah dengan menjaga air wudhu.
“Mengenai virus Corona kita di Indonesia tidak perlu terlalu was-was, pertama kita kaya dengan air. Virus-virus itu akan cepat hancur dengan air apalagi kaum muslimin berwudhu 5 kali sehari semalam membersihkan mulut hidung itu adalah rahmat tersendiri di luar dari nilai ibadah yang ada di dalam Islam. Virus virus itu akan mati ketika kita berwudhu, jagalah wudhu anda,” ujarnya.
Selain air, paparan sinar matahari yang di wilayah Indonesia menurut dr Luthfi akan membuat virus-virus cepat mati. Walaupun demikian, ada juga beberapa yang perlu diperhatikan agar terhindar dari Virus Corona, seperti menjaga makanan.
“Nah adapun mengenai persiapan diri kita, adalah yang pertama cuci tangan, makan makanan yang dimasak dan banyak protein karena sumber imunitas tubuh dalam melawan virus itu adalah protein. Perbanyak protein mulai dari telur, ikan dan daging itu adalah modalitas kita untuk mempersiapkan ketika kita terpapar oleh virus,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa efek yang paling buruk dari Coronavirus tersebut adalah radang paru yang mengakibatkan perfusi dari pada oksigen ke dalam tubuh menjadi menurun.
“Radang paru ini akan memudahkan infeksi lain atau meluasnya infeksi yang sudah ada, jadi orang tua yang punya penyakit-penyakit penyerta, perokok itu adalah orang-orang yang potensial memberat ketika terinveksi oleh Virus Corona,” tambahnya.”
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom.id dan Tim Periksa Fakta AFP, klaim bahwa Virus Corona akan hancur dengan air adalah klaim yang salah.
Ahli kesehatan mengatakan air biasa tidak bisa membunuh virus, dan pedoman dari lembaga kesehatan merekomendasikan agar orang-orang mencuci tangan dengan air dan sabun untuk dapat membunuh virus.
Dilansir Detik.com, Vaksinolog dari OMNI Hospitals Pulomas dr Dirga Sakti Rambe, SpPD, menegaskan informasi tersebut keliru.
“Tidak benar. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa virus corona bisa mati dengan air biasa. Disinfektan yang dapat membunuhnya: alkohol dengan kadar minimal 70%, klorin, hidrogen peroksida, dan kloroform. Virus ini juga mati pada pemanasan dengan suhu 56 C minimal selama 30 menit,” jelasnya, Minggu 2 Februari 2020.
Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatakan kepada AFP melalui email pada tanggal 12 Maret 2020 bahwa “untuk membunuh virus, WHO merekomendasikan agar anda mencuci tangan dengan sabun dan air atau membersihkannya secara teratur dengan pembersih tangan berbahan alkohol.”
WHO juga merekomendasikan orang-orang “membersihkan permukaan perabotan dengan disinfektan – misalnya bangku dapur dan meja kerja.”
WHO telah menerbitkan pedoman tentang cara menghindari infeksi virus corona di situs resmi mereka, yang berisikan tips cara mencuci tangan yang benar.
“Mencuci tangan menggunakan sabun dan air atau menggunakan pembersih tangan berbahan alkohol akan membunuh virus yang berada di tanganmu,” tulis WHO dalam pedoman itu.
Kementerian Kesehatan RI juga mengunggah video di Twitter tentang cara mencegah penularan virus corona, termasuk “mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir”.
Kemenkes juga menganjurkan masjid dan mushalla untuk “menjaga kebersihan tempat wudhu dan toilet dengan cairan disinfektan”.
Sebelumnya, pada 27 Januari 2020 beredar artikel berjudul “Dr Luthfi Parewangi Sebut Wudhu Dapat Hancurkan Coronavirus” yang dimuat di situs gosulsesl[dot]com. Berikut isi lengkap artikel tersebut:
Akhir-akhir ini muncul sebuah virus yang diketahui sebagai virus jenis baru. Kemunculan virus dengan nama Coronavirus (2019-nCoV) atau Virus Corona menyita perhatian dunia termasuk di Indonesia.
Virus ini diketahui pertama kali muncul di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok sejak Desember 2019 lalu. Novel Coronavirus masih merupakan satu rumpun dengan virus penyebab SARS dan MERS.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang dokter spesialis penyakit dalam di Kota Makassar, Dr. dr Luthfi Parewangi, SpPD mengatakan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu terlalu khawatir dengan virus tersebut.
Menurutnya wilayah Indonesia salah satu negara yang kaya akan air. Ia menjelaskan bahwa Coronavirus akan hancur dengan air. Salah satu yang bisa dilakukan khususnya untuk umat Muslim adalah dengan menjaga air wudhu.
“Mengenai virus Corona kita di Indonesia tidak perlu terlalu was-was, pertama kita kaya dengan air. Virus-virus itu akan cepat hancur dengan air apalagi kaum muslimin berwudhu 5 kali sehari semalam membersihkan mulut hidung itu adalah rahmat tersendiri di luar dari nilai ibadah yang ada di dalam Islam. Virus virus itu akan mati ketika kita berwudhu, jagalah wudhu anda,” ujarnya.
Selain air, paparan sinar matahari yang di wilayah Indonesia menurut dr Luthfi akan membuat virus-virus cepat mati. Walaupun demikian, ada juga beberapa yang perlu diperhatikan agar terhindar dari Virus Corona, seperti menjaga makanan.
“Nah adapun mengenai persiapan diri kita, adalah yang pertama cuci tangan, makan makanan yang dimasak dan banyak protein karena sumber imunitas tubuh dalam melawan virus itu adalah protein. Perbanyak protein mulai dari telur, ikan dan daging itu adalah modalitas kita untuk mempersiapkan ketika kita terpapar oleh virus,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa efek yang paling buruk dari Coronavirus tersebut adalah radang paru yang mengakibatkan perfusi dari pada oksigen ke dalam tubuh menjadi menurun.
“Radang paru ini akan memudahkan infeksi lain atau meluasnya infeksi yang sudah ada, jadi orang tua yang punya penyakit-penyakit penyerta, perokok itu adalah orang-orang yang potensial memberat ketika terinveksi oleh Virus Corona,” tambahnya.”
Rujukan
(GFD-2020-3700) [SALAH] Video “Innalillahi, @CommuterLine itu emang paling rawan penularannya”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 19/03/2020
Berita
Beredar cuitan video seorang pria bermasker tengah kejang-kejang di dalam kereta. Dalam narasi di-mention akun @CommuterLine dan disertai narasi ‘emang paling rawan penularannya.’ Cuitan itu tertanggal 19 Maret 2020. Berikut kutipan narasinya:
“Innalillahi,
@CommuterLine itu emang paling rawan penularannya”
“Innalillahi,
@CommuterLine itu emang paling rawan penularannya”
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, pria bermasker yang kejang-kejang dalam video tidak kambuh atau tertular suatu penyakit. Hal itu diketahui dari klarifikasi pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).
VP Corporate Communications KCI Anne Purba mengklarifikasi bahwa PT KCI membantu penumpang yang mengalami kejang pada saat Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan akhir Bogor memasuki Stasiun Pondok Cina pada pukul 21.00 WIB, Rabu.
"Setelah mendapat perawatan di pos kesehatan, pengguna mengaku memiliki riwayat sakit lambung, dan malam itu yang bersangkutan telat makan," kata VP Corporate Communications KCI Anne Purba dalam keterangan tertulisnya, Rabu malam, 18 Maret 2020.
Menurut Anne, setelah diberi minum air hangat dan obat, penumpang KRL tersebut pulih. "Kemudian keluar dari stasiun untuk melanjutkan perjalanan pulang," katanya.
Anne mengimbau, dalam situasi darurat bencana non-alam wabah virus Corona seperti saat ini PT KCI meminta semua pihak tidak asal membuat dokumentasi dan menyebarkannya melalui berbagai media sosial maupun aplikasi pesan baik secara sengaja maupun tidak.
Ia pun mengingatkan, tanpa penjelasan yang benar dan lengkap, mereka yang menyebarkan foto atau video semacam ini dapat terjerat pada penyebaran berita bohong, fitnah, maupun misinformasi dan disinformasi yang mengganggu kepentingan publik.
“Tindakan ini tentu berlawanan dengan Undang Undang no. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),” kata Anne.
Untuk itu, Anne mengajak masyarakat pengguna KRL untuk mengutamakan membantu sesama pengguna. "KCI mengajak masyarakat terutama para pengguna KRL untuk mengutamakan membantu sesama pengguna dan segera memberi tahu kepada petugas," kata Anne.
VP Corporate Communications KCI Anne Purba mengklarifikasi bahwa PT KCI membantu penumpang yang mengalami kejang pada saat Kereta Rel Listrik (KRL) tujuan akhir Bogor memasuki Stasiun Pondok Cina pada pukul 21.00 WIB, Rabu.
"Setelah mendapat perawatan di pos kesehatan, pengguna mengaku memiliki riwayat sakit lambung, dan malam itu yang bersangkutan telat makan," kata VP Corporate Communications KCI Anne Purba dalam keterangan tertulisnya, Rabu malam, 18 Maret 2020.
Menurut Anne, setelah diberi minum air hangat dan obat, penumpang KRL tersebut pulih. "Kemudian keluar dari stasiun untuk melanjutkan perjalanan pulang," katanya.
Anne mengimbau, dalam situasi darurat bencana non-alam wabah virus Corona seperti saat ini PT KCI meminta semua pihak tidak asal membuat dokumentasi dan menyebarkannya melalui berbagai media sosial maupun aplikasi pesan baik secara sengaja maupun tidak.
Ia pun mengingatkan, tanpa penjelasan yang benar dan lengkap, mereka yang menyebarkan foto atau video semacam ini dapat terjerat pada penyebaran berita bohong, fitnah, maupun misinformasi dan disinformasi yang mengganggu kepentingan publik.
“Tindakan ini tentu berlawanan dengan Undang Undang no. 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE),” kata Anne.
Untuk itu, Anne mengajak masyarakat pengguna KRL untuk mengutamakan membantu sesama pengguna. "KCI mengajak masyarakat terutama para pengguna KRL untuk mengutamakan membantu sesama pengguna dan segera memberi tahu kepada petugas," kata Anne.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, konten video pada cuitan sumber bukan memperlihatkan pria sakit tertular di KRL. Pria tersebut mengalami sakit lambung dan sudah ditangani oleh pihak PT KCI. Berdasarkan hal tersebut, maka konten tersebut masuk kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
(GFD-2020-3699) [SALAH] Dosen Kedokteran Gigi UI Meninggal Karena COVID-19
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 18/03/2020
Berita
Beredar pesan berantai yang menyebutkan ada seorang dosen Universitas Indonesia (UI) meninggal dunia karena virus Corona atau COVID-19. Pada narasi disebutkan pula dosen tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI. Berikut kutipan narasinya:
“Innalilahi wa'innalilaihi rojiun telah meninggal dunia Dosen UI ada berita yg menyedihkan, pagi tadi jam 10.00 Dosen kedokteran Gigi, dr Umi Susiana, meninggal (covid 19) pimpinan memutus semua dosen dan karyawan libur 3 Minggu, masuk tgl 6 April 2020. Sekarang kita semua disuruh cepet pulang karena kampus akan ditutup dan di semprot... Jadi kita semua sholat dhuhur dan sholat ghoib, karena jenazah tdk boleh di bezuk.. msh di RSI Cemputih...
Semoga Allah melindungi kita semua, aamiin yaa rabbal aalaamiin...”
“Innalilahi wa'innalilaihi rojiun telah meninggal dunia Dosen UI ada berita yg menyedihkan, pagi tadi jam 10.00 Dosen kedokteran Gigi, dr Umi Susiana, meninggal (covid 19) pimpinan memutus semua dosen dan karyawan libur 3 Minggu, masuk tgl 6 April 2020. Sekarang kita semua disuruh cepet pulang karena kampus akan ditutup dan di semprot... Jadi kita semua sholat dhuhur dan sholat ghoib, karena jenazah tdk boleh di bezuk.. msh di RSI Cemputih...
Semoga Allah melindungi kita semua, aamiin yaa rabbal aalaamiin...”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui hal itu tidak benar. Pihak FKG UI sudah memberikan klarifikasi terkait hal itu dan menyatakannya tidak ada dosennya yang meninggal lantaran COVID-19.
Ditelusuri lebih lanjut, didapatkan pemberitaan dari liputan6.com dan cnnindonesia.com, isu dosen kedokteran gigi yang diduga meninggal lantaran COVID-19 berasal dari Universitas Yarsi. Berikut kutipan pemberitaannya:
Dari liputan6.com:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal Dunia Setelah Tes Covid-19
Liputan6.com, Jakarta Seorang dosen di Universitas Yarsi, Jakarta dilaporkan meninggal dunia diduga terkait virus corona atau Covid-19. Dosen tersebut meninggal pada Senin (16/3/2020) siang setelah sempat dirawat beberapa hari di sebuah rumah sakit di Jakarta.
"Memang ada dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi ya, meninggal tadi siang," kata Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (16/3/2020).
Fasil mengatakan, hingga pasien meninggal, pihak rumah sakit belum mendapatkan hasil pemeriksaan spesimennya apakah negatif atau positif Covid-19.
Fasli tidak bisa secara rinci mengungkapkan kondisi pasien sebelum meninggal. Yang pasti, sang dosen sempat melakukan tes untuk mengetahui apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.
"Tesnya baru keluar dua atau tiga hari ke depan," tuturnya.
Fasli mengungkapkan, almarhum meninggal dunia di usia berkisar 65 tahun. Ia merupakan dosen sekaligus dokter gigi senior di kampusnya. […]
Dari Cnn Indonesia:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal, RS Periksa soal Corona
Jakarta, CNN Indonesia -- Rektor Universitas Yarsi Jakarta Fasli Jalal menyatakan seorang dosen Fakultas Kedokteran Gigi dinyatakan meninggal dunia pada Senin (16/3).
Menurut pernyataan rumah sakit, saat ini tengah dilakukan pemeriksaan terkait virus corona (covid-19) terhadap dosen tersebut.
"Maka keluarganya [menyatakan] statusnya itu masih dalam pemeriksaan. Apa penyebab kematiannya itu [belum tahu]. Karena dia juga punya penyakit kronik sebelum itu. Tapi kata rumah sakit belum bisa sebut apa-apa karena hasil lab belum keluar. Baru akan tahu konfirmasi iya atau tidak itu dua tiga hari lagi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Fasli mengatakan dosen tersebut sudah berusia 67 tahun serta mempunyai riwayat penyakit kronis. Ia juga sudah dirawat di salah satu rumah sakit Islam selama beberapa hari belakangan.
Sepengetahuannya dosen tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Terkait isu corona, Fasli menyatakan hal tersebut baru bisa dikonfirmasi oleh pihak rumah sakit yang berwenang atas riwayat kesehatan pasien.
Universitas Yarsi Jakarta, menurutnya, sudah menerapkan kebijakan perkuliahan dari rumah secara daring. Masih ada beberapa prodi yang belum menerapkan perkuliahan dari rumah, namun diharuskan menaati protokol pencegahan virus corona.
Fasli juga sudah meminta semua civitas kampus maupun anggota keluarga agar mengisolasi diri selama setidaknya 14 hari di tempat tinggal masing-masing.
Saat ini, total pasien positif virus corona per Senin (16/3) bertambah menjadi 134 orang. Juru Bicara pemerintah penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan penambahan tersebut berasal dari 17 kasus baru yang ditemukan hari ini.
Dari 134 orang itu, lima orang di antaranya meninggal dunia dan delapan lainnya dinyatakan sembuh. […]
Ditelusuri lebih lanjut, didapatkan pemberitaan dari liputan6.com dan cnnindonesia.com, isu dosen kedokteran gigi yang diduga meninggal lantaran COVID-19 berasal dari Universitas Yarsi. Berikut kutipan pemberitaannya:
Dari liputan6.com:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal Dunia Setelah Tes Covid-19
Liputan6.com, Jakarta Seorang dosen di Universitas Yarsi, Jakarta dilaporkan meninggal dunia diduga terkait virus corona atau Covid-19. Dosen tersebut meninggal pada Senin (16/3/2020) siang setelah sempat dirawat beberapa hari di sebuah rumah sakit di Jakarta.
"Memang ada dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi ya, meninggal tadi siang," kata Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (16/3/2020).
Fasil mengatakan, hingga pasien meninggal, pihak rumah sakit belum mendapatkan hasil pemeriksaan spesimennya apakah negatif atau positif Covid-19.
Fasli tidak bisa secara rinci mengungkapkan kondisi pasien sebelum meninggal. Yang pasti, sang dosen sempat melakukan tes untuk mengetahui apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.
"Tesnya baru keluar dua atau tiga hari ke depan," tuturnya.
Fasli mengungkapkan, almarhum meninggal dunia di usia berkisar 65 tahun. Ia merupakan dosen sekaligus dokter gigi senior di kampusnya. […]
Dari Cnn Indonesia:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal, RS Periksa soal Corona
Jakarta, CNN Indonesia -- Rektor Universitas Yarsi Jakarta Fasli Jalal menyatakan seorang dosen Fakultas Kedokteran Gigi dinyatakan meninggal dunia pada Senin (16/3).
Menurut pernyataan rumah sakit, saat ini tengah dilakukan pemeriksaan terkait virus corona (covid-19) terhadap dosen tersebut.
"Maka keluarganya [menyatakan] statusnya itu masih dalam pemeriksaan. Apa penyebab kematiannya itu [belum tahu]. Karena dia juga punya penyakit kronik sebelum itu. Tapi kata rumah sakit belum bisa sebut apa-apa karena hasil lab belum keluar. Baru akan tahu konfirmasi iya atau tidak itu dua tiga hari lagi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Fasli mengatakan dosen tersebut sudah berusia 67 tahun serta mempunyai riwayat penyakit kronis. Ia juga sudah dirawat di salah satu rumah sakit Islam selama beberapa hari belakangan.
Sepengetahuannya dosen tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Terkait isu corona, Fasli menyatakan hal tersebut baru bisa dikonfirmasi oleh pihak rumah sakit yang berwenang atas riwayat kesehatan pasien.
Universitas Yarsi Jakarta, menurutnya, sudah menerapkan kebijakan perkuliahan dari rumah secara daring. Masih ada beberapa prodi yang belum menerapkan perkuliahan dari rumah, namun diharuskan menaati protokol pencegahan virus corona.
Fasli juga sudah meminta semua civitas kampus maupun anggota keluarga agar mengisolasi diri selama setidaknya 14 hari di tempat tinggal masing-masing.
Saat ini, total pasien positif virus corona per Senin (16/3) bertambah menjadi 134 orang. Juru Bicara pemerintah penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan penambahan tersebut berasal dari 17 kasus baru yang ditemukan hari ini.
Dari 134 orang itu, lima orang di antaranya meninggal dunia dan delapan lainnya dinyatakan sembuh. […]
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, tidak ada dosen dari FKG UI yang meninggal karena COVID-19. Adapun, kabar mengenai adanya dosen kedokteran gigi yang meninggal diduga COVID-19 dikabarkan oleh beberapa media berasal dari Universitas Yarsi. Oleh karena itu, konten pesan berantai di Whatsapp itu masuk ke dalam kategori False Context/Konten yang Salah.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/03/18/salah-dosen-kedokteran-gigi-ui-meninggal-karena-covid-19/ Surat Edaran Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Nomor: SE-0612/UN2.F2.D/HKP.04/2020
- https://www.liputan6.com/news/read/4203557/dosen-universitas-yarsi-meninggal-dunia-setelah-tes-covid-19
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200316202712-20-484015/dosen-universitas-yarsi-meninggal-rs-periksa-soal-corona
(GFD-2020-3698) [SALAH] Video “Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/03/2020
Berita
Bukan karena terjangkit virus Corona atau Covid-19. Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.
Akun Fie Jie (fb.com/100000146618810) mengunggah sebuah video dengan narasi:
“Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin… Kameramen pekok”
Video itu memperlihatkan seorang pria pengendara motor yang tiba-tiba jatuh terkapar tak sadarkan diri di depan sebuah rumah makan Padang. Dalam video juga terdengar suara seorang pria yang merekam kejadian itu mengimbau kepada warga untuk tak menyentuh pemotor tersebut.
“Takutnya dia kena corona lho, gak ada yang berani nyentuh, tolong, jangan disentuh, jangan disentuh, jangan disentuh ” kata pria yang merekam video tersebut.
Akun Fie Jie (fb.com/100000146618810) mengunggah sebuah video dengan narasi:
“Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin… Kameramen pekok”
Video itu memperlihatkan seorang pria pengendara motor yang tiba-tiba jatuh terkapar tak sadarkan diri di depan sebuah rumah makan Padang. Dalam video juga terdengar suara seorang pria yang merekam kejadian itu mengimbau kepada warga untuk tak menyentuh pemotor tersebut.
“Takutnya dia kena corona lho, gak ada yang berani nyentuh, tolong, jangan disentuh, jangan disentuh, jangan disentuh ” kata pria yang merekam video tersebut.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pria yang terjatuh dari motornya itu karena virus corona covid-19 adalah klaim yang salah.
Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.
Insiden tersebut terjadi di halaman parkir rumah makan Padang di Jalan Blambangan Kuta Bali, Minggu (15/3/2020) sekira pikul 15.00 WITA.
Iron, pemilik rumah makan Padang mengaku, kejadian tersebut sempat membuat warga setempat ketakutan sehingga tidak berani memberikan pertolongan.
“Setelah jatuh, dia kejang-kejang dan mulutnya berbusa sampai warga tidak berani menolong karena takut virus corona,” ucap Iron seperti dikutip dari Beritabali.com — jaringan Suara.com.
Melihat kondisi tersebut, seorang saksi lainnya sempat meminta bantuan kepada anggota Koramil yang berada di seberang warung.
Bahkan sampai mengundang anggota TNI untuk datang. Namun mereka tak berani menyentuh korban setelah melihat mulut korban berbusa. Begitu pula dengan aparat kepolisian yang turut mendatangi lokasi kejadian. Polisi merasa ketakutan hingga tidak berani menyentuh korban.
Kepanikan warga itupun terjawab selang 15 menit kemudian, setelah pemotor Honda Scoopy tersebut sadar. Laki-laki itu mengaku tiba-tiba pingsan dan jatuh dari sepeda motor karena epilepsinya kumat.
“Dia bilang, sebelum terjatuh sebenarnya hendak berhenti. Tapi epilepsinya sudah kumat. Saya saja kaget tiba-tiba dia tarik gas motornya hingga menabrak motor yang terparkir,” kata Iron.
Bahkan, menurut seorang saksi, korban yang diketahui hendak pergi ke Jimbaran itu langsung tancap gas dengan sepeda motornya setelah sadar.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pria yang terjatuh dari motornya itu karena virus corona covid-19 adalah klaim yang salah.
Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.
Insiden tersebut terjadi di halaman parkir rumah makan Padang di Jalan Blambangan Kuta Bali, Minggu (15/3/2020) sekira pikul 15.00 WITA.
Iron, pemilik rumah makan Padang mengaku, kejadian tersebut sempat membuat warga setempat ketakutan sehingga tidak berani memberikan pertolongan.
“Setelah jatuh, dia kejang-kejang dan mulutnya berbusa sampai warga tidak berani menolong karena takut virus corona,” ucap Iron seperti dikutip dari Beritabali.com — jaringan Suara.com.
Melihat kondisi tersebut, seorang saksi lainnya sempat meminta bantuan kepada anggota Koramil yang berada di seberang warung.
Bahkan sampai mengundang anggota TNI untuk datang. Namun mereka tak berani menyentuh korban setelah melihat mulut korban berbusa. Begitu pula dengan aparat kepolisian yang turut mendatangi lokasi kejadian. Polisi merasa ketakutan hingga tidak berani menyentuh korban.
Kepanikan warga itupun terjawab selang 15 menit kemudian, setelah pemotor Honda Scoopy tersebut sadar. Laki-laki itu mengaku tiba-tiba pingsan dan jatuh dari sepeda motor karena epilepsinya kumat.
“Dia bilang, sebelum terjatuh sebenarnya hendak berhenti. Tapi epilepsinya sudah kumat. Saya saja kaget tiba-tiba dia tarik gas motornya hingga menabrak motor yang terparkir,” kata Iron.
Bahkan, menurut seorang saksi, korban yang diketahui hendak pergi ke Jimbaran itu langsung tancap gas dengan sepeda motornya setelah sadar.
Rujukan
Halaman: 5211/5613