• (GFD-2021-6679) [SALAH] Tak ada Stasiun Tv Indonesia yang Memberitakan Banjir NTT

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 09/04/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Mala Ratu Rihi, pada 5 April 2021.

    Unggahan klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT berupa tautan artikel berjudul "Banyak Media Dunia Soroti Banjir Bandang Flores" yang dimuat situs babe.news.

    Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:"Miris. Banyak media dunia beritakan bencana longsor di Kabupaten Flores Timur NTT tapi media tv di Indonesia sibuk menyampaikan berita pernikahan artis. Media tv kurang sense of crisis."

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Banjir NTT Tv'. Penelusuran mengarah pada situs resmi Kompas Tv kompas.tv, situs tersebut memuat tayangan video siaran berita televisi berjudul "Banjir Bandang NTT: Rumah Warga Hanyut Terbawa Arus dan Lebih dari 60 Orang Tewas" pada 5 April 2021.

    Tayangan video siaran berita televisi tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "FLORES, KOMPAS.TV - Ratusan warga di 4 kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Malaka, NTT, terpaksa diungsikan keluar oleh Pemda setempat.

    Ketinggian air banjir saat ini mencapai 1 meter lebih.

    Pemukiman warga rata digenangi air. Jalan raya tidak bisa terlihat, tertutup genangan banjir.

    Sebagian warga berupaya menyelamatkan ternak dengan berjalan kaki.

    Sebagian warga yang belum sempat dievakuasi hanya bisa menyelamatkan diri dengan dokumen pribadi seperti berkas ijasah, kartu kesehatan dan berkas penting lainnya. Sementara harta benda tidak bisa diselamatakan.

    Saat ini pihak pemerintah mengevakuasi warga ke tempat yang aman dan memberikan bantuan tanggap darurat untuk sementara waktu.

    Data sementara BPBD hingga Minggu (04/04) sore menyatakan, 41 warga meninggal dunia akibat banjir.

    Namun siang ini (5/4/2021) diperkirakan telah mencapai lebih dari 60 orang.

    Untuk membantu proses evakuasi warga terdampak banjir, Tim Basarnas Maumere bersiap untuk bertolak dari pelabuhan Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

    Namun, tim masih menunggu hingga cuaca membaik, guna menuju ke lokasi banjir bandang.

    Selain puluhan orang meninggal, data BPBD NTT menyebutkan, 9 warga luka-luka dan 27 lainnya masih dalam pencarian. Diduga tidak sedikit warga masih terjebak longsor.

    Bupati Flores Timur menyatakan, dirinya memperkirakan korban meninggal mencapai 60 orang yang dilaporkan BPBD. Sebelumnya 39 korban meninggal telah dievakuasi.

    Korban meninggal dilaporkan paling banyak terjadi di wilayah Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng."

    Penelusuran juga mengarah pada tayangan video siaran berita fokus Indosiar berjudul "Fokus : Penanganan Banjir Bandang NTT" yang dimuat situs liputan6.com, pada 7 April 2021.

    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "Pada Fokus edisi (07/4) kali ini memiliki berita-berita di antaranya, Penanganan Banjir Bandang NTT, Waspada Masker Ilegal, Uji Coba Belajar Tatap Muka Ibu Kota."

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT tidak benar. Sejumlah stasiun Tv terbukti menyiarkan berita tentang banjir di NTT.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6678) [SALAH] Pantai Alor NTT Terpapar Tsunami

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/04/2021

    Berita

    Sebuah akun Facebook bernama Andi Ghianx Facebugis Bone mengunggah sejumlah video banjir yang di beberapa tempat di NTT. Dalam unggahan tersebut juga ditambahkan keterangan bahwa Pantai Alor terpapar oleh Tsunami dan banjir.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi menegaskan bahwa informasi yang beredar itu merupakan berita yang tidak benar. Fenomena yang terjadi di sejumlah wilayah NTT adalah gelombang tinggi.

    Syaeful menyebutkan gelombang setinggi 1,25-1,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan utara Kupang dan Rote Ndao. Kemudian gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kupang dan Rote Ndao, Samudera Hindia selatan Kupang dan Rote Ndao. Selain itu, tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba dan Sabu Raijua.

    Pada Senin 5 April 2020 dini hari, BMKG menyatakan bibit siklon tropis berkembang menjadi siklon tropis Seroja dengan kekuatan 35 knots (65 km/jam). Hal ini berdampak terhadap cuaca di Indonesia.

    Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring memang mengatakan bahwa akan ada potensi gelombang tinggi yang mirip dengan tsunami sebagai dampak dari badai siklon tropis Seroja.

    “Dampak yang terjadi hari ini hingga sekitar tanggal 7 itu adalah sangat dirasakan. Selain hujan lebat, tapi juga angin yang kencang dan gelombang tinggi yang dikhawatirkan, ini mirip tsunami. Jadi gelombang tingginya itu masuk ke darat. Meskipun tidak sama dan sekuat gelombang tsunami, tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak,” ujar Dwikorita.

    Hal ini lah yang kemungkinan besar memicu kepanikan dan mengakibatkan tersebarnya berita hoaks soal potensi tsunami di NTT. Padahal, gelombang tsumani baru bisa terjadi bila ada gempa besar atau gempa dengan magnitudo dan kedalaman tertentu.

    Sehingga, klaim mengenai tsunami yang terjadi di NTT termasuk hoaks dengan kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta)
    Faktanya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi mengatakan bahwa yang terjadi di NTT adalah gelombang tinggi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6677) [SALAH] “Masker impor china ada cacing atau ulat”

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 08/04/2021

    Berita

    Beredar vide Youtube pada "Botak Bersinar".

    NARASI: “Masker impor china ada cacing atau ulat || waspada
    Sumber video dari tim tenaga kesehatan RI
    jangan lupa subscribe untuk info menarik lainnya”.
    Masker palsu
    Masker palsu dari china ada uletnya
    Video masker buatan China mengandung cacing
    Ulat pada masker
    Masker china
    Ulat pada masker china
    1. Masker ada cacing
    Masker mengandung cacing 1
    Orang turki temukan cacing di masker impor china
    Orang2 turki telah menjumpai sejenis cacing atau ulat yang sangat halus di masker2 yang diimport dari Cina ⬆️⬆️⬆️
    Turki dan masker
    Masker cacing
    1.Orang2 Turki Sudah Menemukan Sejenis Cacing Yang Sangat Halus Dalam Masker Buatan China Yang Memasuki Paru2 Dan Menyebabkan Kematian Pemakai nya Secara Temporer dan Berkala...! dan Terbukti yang Paling Banyak Meninggal Orang2 Yang Pake Masker Ketimbang Tidak Pake Masker dan Negara2 Yang Tidak Pakai Madker Seperti Kamboja Fan Swiss Tingkat Kematian Nya Dalam Kasus Pandemi Corona 0%...!
    Iteljen Militer Turki menemukan sejenis Cacing / Ulat yg sangat halus pada masker2 yg diimport dari Cina..,😳
    Komunis Cina Yahudi dgn berbagai macam cara membantai ummat Islam dunia, slh satunya dgn virus cacing di masker
    Masker berulat
    Masker cacing dari cina
    Masker dari cina mengandung cacing
    masker ulat

    Hasil Cek Fakta

    Serat kain yang bereaksi terhadap kondisi lembap, BUKAN Cacing, Ulat, atau yang lainnya. Tampilan Cacing yang sesungguhnya terlihat berbeda di bawah Mikroskop, lebih tebal tidak setipis serat kain dan terlihat organ dalamnya.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6676) [SALAH] PKS Menegakkan Negara Islam Dengan Cara Demokrasi

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 08/04/2021

    Berita

    Akun Twitter @MurtadhaOne1 mengunggah tweet dengan narasi “PKS adalah salah satu dari 3 varian pendukung khilafah” dan mengunggah penggalan video lama, tahun 2017, berdurasi 1:14 menit yang menampilkan Ustadz Kh. M. Shididq dari DPD HTI menyatakan bahwa terdapat 3 varian cara menegakan khilafah. Pertama, melalui cara kekerasan yang diyakini sebagai jihad. Kedua, terdapat kelompok yang ingin menegakan negara islam dengan cara demokrasi dan mendaftarkan kelompoknya sebagai partai politik. Ketiga, melalui dakwah Islam.

    Dalam video tersebut, Ustadz Shiddiq mengklaim bahwa partai PKS berupaya menegakkan negara Islam atau khilafah dengan cara demokrasi, seperti partai politik pada umumnya dan menduduki kursi jabatan negara.

    Kemudian, video tersebut juga mendapatkan atensi yang cukup banyak. Tweet yang diunggah pada tanggal 01/04/21 mendapatkan 468 Retweets dan 888 Likes. Selain itu, video tersebut dibagikan kembali di berbagai kanal media. Salah satunya, akun Raga Bumi, mengunggah kembali tangkapan layar video tersebut di Facebook dengan narasi “Fix.. 2024 jangan pilih PKS, Mari Bersatu Tenggelamkan PKS.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan video lama yang beredar pada tahun 2017 dan pihak PKS telah memberikan bantahan atas hal tersebut pada Juli 2019 silam. Melansir dari harianjogja.com, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DIY memberikan jawaban atas tudingan seringnya PKS dikaitkan dengan khilafah atau Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ketua DWP PKS DIY, Darul Falah, menegaskan bahwa kader PKS yang duduk di parlemen berkomitmen memperjuangkan kepentingan umum sebagai wujud rasa nasionalisme. Selama ini, tidak ada bukti yang kuat yang menyatakan bahwa PKS memiliki paham khilafah.

    Melansir dari detik.com, pada 2019, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid menyatakan ideologi HTI yang menganut khilafah berbeda dengan PKS dan partai politik lainnya, menurutnya PKS jelas mengakui Pancasila dan eksistensi Indonesia sebagai negara.

    Dengan demikian, klaim bahwa PKS berupaya menegakkan islam tidak sesuai dengan fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Faktanya klaim bahwa PKS berupaya menegakkan negara islam/khilafah salah. Video tersebut merupakan video lama yang beredar pada tahun 2017. Pihak PKS telah memberikan bantahan atas hal tersebut pada Juli 2019 silam.

    Rujukan