Foto tahun 2016, saat itu Presiden Joko Widodo menonton pertandingan final pertama Piala AFF 2016 antara Indonesia dan Thailand pada Rabu 14 Desember 2016 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong. Saat itu Jokowi tengah berkunjung ke Iran sehingga tak bisa datang langsung ke arena pertandingan.
Akun Twitter Agus Susanto II (twitter.com/Cobeh09) mengunggah foto Presiden Joko Widodo dengan narasi:
“WFH Singkatan Dari Working From Home Alias Kerja Di Rumah. See…”
(GFD-2020-3746) [SALAH] “Foto Presiden Joko Widodo WFH (Working From Home)
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 25/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang diunggah oleh sumber klaim itu adalah foto tahun 2016. Saat itu, Presiden Joko Widodo menonton pertandingan final pertama Piala AFF 2016 antara Indonesia dan Thailand pada Rabu 14 Desember 2016 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong. Saat itu Jokowi tengah berkunjung ke Iran sehingga tak bisa datang langsung ke arena pertandingan.
Foto asli, diunggah di akun twitter milik Jokowi (twitter.com/jokowi) pada tanggal 14 Desember 2016 dengan disertai narasi :
“Selamat…selamat…selamat.. Untuk Tim Nasional Indonesia -Jkw”
Ketika final Piala AFF 2016 berlangsung, Jokowi sedang berada di tengah kunjungan kerja ke Iran sehingga tidak bisa datang langsung ke arena pertandingan di Stadion Pakansari, Bogor. Dia pun menyaksikan siaran langsung via streaming.
Timnas Indonesia mendapatkan modal positif di leg pertama final AFF Suzuki Cup 2016. Sempat tertinggal lebih dahulu dari Thailand, skuat Garuda akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1.
Namun, Indonesia menelan kekalahan 0-2 dari Thailand pada pertandingan kedua final Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12/2016). Skuad Garuda pun akhirnya gagal menjadi juara karena kalah agregat 2-3 dari Thailand.
Dengan demikian, Indonesia sudah 5 kali jadi runner-up turnamen 2 tahunan ini. Sementara itu Thailand menjadi negara yang paling banyak mengoleksi gelar paling bergengsi antarnegara ASEAN tersebut, yakni 5 trofi.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto yang diunggah oleh sumber klaim itu adalah foto tahun 2016. Saat itu, Presiden Joko Widodo menonton pertandingan final pertama Piala AFF 2016 antara Indonesia dan Thailand pada Rabu 14 Desember 2016 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong. Saat itu Jokowi tengah berkunjung ke Iran sehingga tak bisa datang langsung ke arena pertandingan.
Foto asli, diunggah di akun twitter milik Jokowi (twitter.com/jokowi) pada tanggal 14 Desember 2016 dengan disertai narasi :
“Selamat…selamat…selamat.. Untuk Tim Nasional Indonesia -Jkw”
Ketika final Piala AFF 2016 berlangsung, Jokowi sedang berada di tengah kunjungan kerja ke Iran sehingga tidak bisa datang langsung ke arena pertandingan di Stadion Pakansari, Bogor. Dia pun menyaksikan siaran langsung via streaming.
Timnas Indonesia mendapatkan modal positif di leg pertama final AFF Suzuki Cup 2016. Sempat tertinggal lebih dahulu dari Thailand, skuat Garuda akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1.
Namun, Indonesia menelan kekalahan 0-2 dari Thailand pada pertandingan kedua final Piala AFF 2016 di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12/2016). Skuad Garuda pun akhirnya gagal menjadi juara karena kalah agregat 2-3 dari Thailand.
Dengan demikian, Indonesia sudah 5 kali jadi runner-up turnamen 2 tahunan ini. Sementara itu Thailand menjadi negara yang paling banyak mengoleksi gelar paling bergengsi antarnegara ASEAN tersebut, yakni 5 trofi.
Rujukan
(GFD-2020-3745) [SALAH] “PDIP USUL KE PEMERINTAH AGAR PESANTREN DI TUTUP SELURUH INDONESIA”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 22/03/2020
Berita
Hoaks lama beredar kembali. Klaim tersebut adalah tangkapan layar dari situs blogspot yang sudah dihapus oleh penyedia layanan. Dalam artikel dengan judul yang memuat klaim itu, sama sekali tidak ditemukan pernyataan dari politikus PDIP yang mengusulkan kepada pemerintah untuk menutup seluruh pesantren di Indonesia.
Akun Ayah-apnie (fb.com/ayahapnie.ayahapnie) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi : “Akhir zaman”
Dalam gambar tersebut, terdapat narasi:
“Joko Lelono
CUKUP VIRALKAN INI DAN DIKOPI KASIKAN KE RAKYAT PLOSOK PLOSOK DESA INSYA ALLAH PASTI TUMBANG DAN PASTI DIBENCI RAKYAT TERUTAMA RAKYAT KAUM PEDE… Lihat lainnya
11 SEP 2018″
Dan “PDIP USUL KE PEMERINTAH AGAR PESANTREN DI TUTUP SELURUH INDONESIA – AndebaNews”
Tutup pesantren
Akun Ayah-apnie (fb.com/ayahapnie.ayahapnie) mengunggah sebuah gambar tangkapan layar dengan narasi : “Akhir zaman”
Dalam gambar tersebut, terdapat narasi:
“Joko Lelono
CUKUP VIRALKAN INI DAN DIKOPI KASIKAN KE RAKYAT PLOSOK PLOSOK DESA INSYA ALLAH PASTI TUMBANG DAN PASTI DIBENCI RAKYAT TERUTAMA RAKYAT KAUM PEDE… Lihat lainnya
11 SEP 2018″
Dan “PDIP USUL KE PEMERINTAH AGAR PESANTREN DI TUTUP SELURUH INDONESIA – AndebaNews”
Tutup pesantren
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusulkan ke pemerintah agar menutup pesantren di Indonesia adalah hoaks lama yang beredar kembali. Sejumlah pemberitaan pada 2018 menyatakan bahwa artikel yang dimuat oleh blog yang bernama AndebaNews tersebut hoaks.
Dilansir dari situs cek fakta Turnbackhoax.id, artikel di blog AndebaNews tersebut berasal dari blog ID Sumatera News. Namun, blog itu juga telah dihapus. Adapun dalam artikel di blog AndebaNews itu, tidak ditemukan satu pun pernyataan dari politikus PDIP yang mengusulkan kepada pemerintah untuk menutup seluruh pesantren di Indonesia.
Verifikasi oleh situs media Jawapos.com pun menyatakan hal yang sama. Artikel di blog AndebaNews tersebut sama sekali tidak menyebutkan bahwa PDIP meminta pemerintah menutup pesantren. Isi artikel itu hanyalah hasil copy-paste dari artikel di situs Suaranasional.com yang berjudul “Sindir Ulama sebagai Peramal dan Belum Lihat Akhirat, Megawati Lecehkan Islam”.
Dalam artikel di situs Suaranasional.com tersebut, tidak ada pula penjelasan bahwa PDIP meminta pemerintah menutup pesantren. Artikel tersebut hanya membahas pidato Megawati dari pendapat seseorang bernama M. Ibnu Basuki yang disebut sebagai pemikir Islam. Pidato yang dibahas dalam artikel itu diucapkan saat perayaan HUT PDIP ke-44 di Jakarta pada 10 Januari 2017.
Dikutip dari Detik.com, pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di HUT PDIP ke-44 yang dipermasalahkan oleh imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, terdapat pada bagian awal pidato. Mulanya, Megawati menegaskan bahwa PDIP adalah partai ideologis dengan ideologi Pancasila. Dengan diakuinya 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya, Pancasila adalah ideologi sah bangsa Indonesia.
Namun, menurut Megawati, Pancasila sebagai ideologi bangsa akhir-akhir ini terganggu. Ada sekelompok orang yang berusaha memaksakan ideologi tertutup. “Ideologi tertutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tidak ada dialog, apalagi demokrasi,” kata Megawati dalam pidatonya.
Para penganut ideologi tertutup ini melakukan tindakan yang hanya didasarkan pada kekuasaan totaliter. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan.
“Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti kebhinekaan. Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” ujar Megawati.
Kalimat Megawati yang menyebut ‘peramal masa depan’ itulah yang dipersoalkan Rizieq. “Ini ada bukti pidato Megawati. Kami siapkan. Ini yang bilang rukun iman percaya pada hari akhir hanya ramalan. Kalau Megawati tidak diproses, berarti tidak ada keadilan. Ada bukti, ada laporan, wajib diproses tidak? Wajib!” kata Rizieq di Mabes Polri pada 16 Januari 2017.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusulkan ke pemerintah agar menutup pesantren di Indonesia adalah hoaks lama yang beredar kembali. Sejumlah pemberitaan pada 2018 menyatakan bahwa artikel yang dimuat oleh blog yang bernama AndebaNews tersebut hoaks.
Dilansir dari situs cek fakta Turnbackhoax.id, artikel di blog AndebaNews tersebut berasal dari blog ID Sumatera News. Namun, blog itu juga telah dihapus. Adapun dalam artikel di blog AndebaNews itu, tidak ditemukan satu pun pernyataan dari politikus PDIP yang mengusulkan kepada pemerintah untuk menutup seluruh pesantren di Indonesia.
Verifikasi oleh situs media Jawapos.com pun menyatakan hal yang sama. Artikel di blog AndebaNews tersebut sama sekali tidak menyebutkan bahwa PDIP meminta pemerintah menutup pesantren. Isi artikel itu hanyalah hasil copy-paste dari artikel di situs Suaranasional.com yang berjudul “Sindir Ulama sebagai Peramal dan Belum Lihat Akhirat, Megawati Lecehkan Islam”.
Dalam artikel di situs Suaranasional.com tersebut, tidak ada pula penjelasan bahwa PDIP meminta pemerintah menutup pesantren. Artikel tersebut hanya membahas pidato Megawati dari pendapat seseorang bernama M. Ibnu Basuki yang disebut sebagai pemikir Islam. Pidato yang dibahas dalam artikel itu diucapkan saat perayaan HUT PDIP ke-44 di Jakarta pada 10 Januari 2017.
Dikutip dari Detik.com, pidato Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri di HUT PDIP ke-44 yang dipermasalahkan oleh imam besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, terdapat pada bagian awal pidato. Mulanya, Megawati menegaskan bahwa PDIP adalah partai ideologis dengan ideologi Pancasila. Dengan diakuinya 1 Juni 1945 sebagai hari lahirnya, Pancasila adalah ideologi sah bangsa Indonesia.
Namun, menurut Megawati, Pancasila sebagai ideologi bangsa akhir-akhir ini terganggu. Ada sekelompok orang yang berusaha memaksakan ideologi tertutup. “Ideologi tertutup tersebut hanya muncul dari suatu kelompok tertentu yang dipaksakan diterima oleh seluruh masyarakat. Mereka memaksakan kehendaknya sendiri, tidak ada dialog, apalagi demokrasi,” kata Megawati dalam pidatonya.
Para penganut ideologi tertutup ini melakukan tindakan yang hanya didasarkan pada kekuasaan totaliter. Bagi mereka, teror dan propaganda adalah jalan kunci tercapainya kekuasaan.
“Tidak hanya itu, mereka benar-benar anti kebhinekaan. Itulah yang muncul dengan berbagai persoalan SARA akhir-akhir ini. Di sisi lain, para pemimpin yang menganut ideologi tertutup pun memosisikan dirinya sebagai pembawa ‘self fulfilling prophecy’, para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, yang notabene mereka sendiri belum pernah melihatnya,” ujar Megawati.
Kalimat Megawati yang menyebut ‘peramal masa depan’ itulah yang dipersoalkan Rizieq. “Ini ada bukti pidato Megawati. Kami siapkan. Ini yang bilang rukun iman percaya pada hari akhir hanya ramalan. Kalau Megawati tidak diproses, berarti tidak ada keadilan. Ada bukti, ada laporan, wajib diproses tidak? Wajib!” kata Rizieq di Mabes Polri pada 16 Januari 2017.
Rujukan
(GFD-2020-3744) [SALAH] Gambar Sampul Koran Tempo “Gotong Royong Melawan Virus Corona”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 22/03/2020
Berita
Hasil suntingan. Judul asli: “Tersandung Perkara Gula”, terbitan 3 Mei 2019.
Akun “Dewa Saputra Saputra Saputra” (facebook.com/dewasaputrasaputra.saputra), sudah dibagikan 3 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“GOTONG
ROYONG
MELAWAN
VIRUS
CORONA
Giliran Koropsi
Diem~Diem”.
Akun “Dewa Saputra Saputra Saputra” (facebook.com/dewasaputrasaputra.saputra), sudah dibagikan 3 kali per tangkapan layar dibuat.
======
NARASI
“GOTONG
ROYONG
MELAWAN
VIRUS
CORONA
Giliran Koropsi
Diem~Diem”.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi
Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.
* SUMBER membagikan gambar hasil suntingan sehingga membangun kesimpulan yang salah.
(2) Gambar sampul asli, Koran Tempo: 3 Mei 2019.
https://bit.ly/2J65syw / http://archive.md/dG8YD (arsip cadangan).
======
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi
Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.
* SUMBER membagikan gambar hasil suntingan sehingga membangun kesimpulan yang salah.
(2) Gambar sampul asli, Koran Tempo: 3 Mei 2019.
https://bit.ly/2J65syw / http://archive.md/dG8YD (arsip cadangan).
======
Rujukan
(GFD-2020-3741) [SALAH] “OBAT YANG DIBELI JOKOWI DARI CINA KOMUNIS , SANGAT BERBAHAYA DAN BERAKIBAT KEMATIAN”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 25/03/2020
Berita
Beredar pesan berantai di Whatsapp yang menyebutkan bahwa obat chloroquine yang dipesan Presiden Joko Widodo untuk melawan virus Corona atau COVID-19 membuat seorang warga di Amerika Serikat meninggal dunia. Dalam pesan berantai tersebut disertai tautan yang mengarah ke pemberitaan cnnindonesia.com berjudul “Warga AS Tewas Usai Minum Cairan Mengandung Chloroquine.” Berikut kutipan narasinya:
“OBAT YANG DIBELI JOKOWI DARI CINA KOMUNIS , SANGAT BERBAHAYA DAN BERAKIBAT KEMATIAN ‼‼‼
SURUH JOKOWI AJA YG MINUM OBAT TERSEBUT
Akibat tenggak obat Chloroquine..
Warga AS semaput langsung masuk kamar Mayat..
Mati..
Mati sia-sia akibat Chloroquine..
Obat ini di beli jokowi dalam jumlah banyak..
Warga AS Tewas usai tenggak Chloroquine untuk cegah Corona
https://t.co/UBYF6R1Iy4”
“OBAT YANG DIBELI JOKOWI DARI CINA KOMUNIS , SANGAT BERBAHAYA DAN BERAKIBAT KEMATIAN ‼‼‼
SURUH JOKOWI AJA YG MINUM OBAT TERSEBUT
Akibat tenggak obat Chloroquine..
Warga AS semaput langsung masuk kamar Mayat..
Mati..
Mati sia-sia akibat Chloroquine..
Obat ini di beli jokowi dalam jumlah banyak..
Warga AS Tewas usai tenggak Chloroquine untuk cegah Corona
https://t.co/UBYF6R1Iy4”
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, narasi pesan berantai dengan konten artikel berita yang dibagikan tidak berkaitan sama sekali. Sebab, dalam pemberitaan yang tayang pada tanggal 24 Maret 2020 memberitakan peristiwa meninggalnya seorang pria di Amerika Serikat setelah menenggak cairan pembersih akuarium dengan kandungan chloroquine.
Menurut kesaksian istrinya, pria tersebut menenggak cairan pembersih akuarium setelah Presiden Amerika Serikat (AS) melakukan konferensi pers menyatakan chloroquine dapat menangani virus Corona. Terkait kejadian tersebut, sistem manajemen rumah sakit Banner Health yang berbasis di Arizona dalam laporannya menyatakan supaya para penduduk tidak sembarang mengkonsumsi atau melakukan pengobatan sendiri meski dengan tujuan mencegah infeksi virus.
"Terkait dengan informasi yang simpang siur terkait Covid-19, kami memahami sebagian masyarakat mencoba mencari jalan untuk mencegah terinfeksi virus. Namun, mengobati diri sendiri bukan cara yang tepat," kata Direktur Pusat Informasi Obat-obatan dan Zat Beracun Banner Health, dr. Daniel Brooks.
Dari penjelasan itu jelas bahwa pria itu bukan meninggal lantaran meminum obat chloroquine, melainkan cairan pembersih akuarium yang di dalamnya terdapat kandungan chloroquine. Perlu diketahui, selain dijadikan obat, chloroquine juga kerap digunakan sebagai salah satu bagian untuk membuat cairan pembersih.
Hal itu tentunya berbeda dengan obat chloroquine yang dipesan oleh Presiden Joko Widodo. Obat tersebut merupakan obat untuk menangani penyakit malaria. Adapun, untuk mengonsumsinya tidak boleh sembarangan, harus disertai resep dokter.
Jubir pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto menegaskan, chloroquine merupakan obat yang keras dan penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Karena itu, masyarakat diimbau tak sembarangan mengkonsumsi obat itu untuk mencegah virus Corona (COVID-19).
“Chloroquine adalah obat keras. Karena itu, penggunaannya sudah barang tentu harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan dokter untuk pengawasan dokter di RS. Tidak untuk diminum sendiri di rumah,” ujarnya.
Yuri menjelaskan, penggunaan chloroquine dalam penanganan COVID-19 adalah untuk layanan perawatan. Obat itu, kata dia, bukan digunakan sebagai profilaksis atau pencegahan.
"Penggunaan obat-obatan yang kita terapkan adalah dalam konteks untuk layanan rawatan. Sekali lagi bukan untuk layanan profilaksis," ujarnya.
Menurut kesaksian istrinya, pria tersebut menenggak cairan pembersih akuarium setelah Presiden Amerika Serikat (AS) melakukan konferensi pers menyatakan chloroquine dapat menangani virus Corona. Terkait kejadian tersebut, sistem manajemen rumah sakit Banner Health yang berbasis di Arizona dalam laporannya menyatakan supaya para penduduk tidak sembarang mengkonsumsi atau melakukan pengobatan sendiri meski dengan tujuan mencegah infeksi virus.
"Terkait dengan informasi yang simpang siur terkait Covid-19, kami memahami sebagian masyarakat mencoba mencari jalan untuk mencegah terinfeksi virus. Namun, mengobati diri sendiri bukan cara yang tepat," kata Direktur Pusat Informasi Obat-obatan dan Zat Beracun Banner Health, dr. Daniel Brooks.
Dari penjelasan itu jelas bahwa pria itu bukan meninggal lantaran meminum obat chloroquine, melainkan cairan pembersih akuarium yang di dalamnya terdapat kandungan chloroquine. Perlu diketahui, selain dijadikan obat, chloroquine juga kerap digunakan sebagai salah satu bagian untuk membuat cairan pembersih.
Hal itu tentunya berbeda dengan obat chloroquine yang dipesan oleh Presiden Joko Widodo. Obat tersebut merupakan obat untuk menangani penyakit malaria. Adapun, untuk mengonsumsinya tidak boleh sembarangan, harus disertai resep dokter.
Jubir pemerintah untuk penanganan virus Corona Achmad Yurianto menegaskan, chloroquine merupakan obat yang keras dan penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Karena itu, masyarakat diimbau tak sembarangan mengkonsumsi obat itu untuk mencegah virus Corona (COVID-19).
“Chloroquine adalah obat keras. Karena itu, penggunaannya sudah barang tentu harus dengan resep dokter dan dalam pengawasan dokter untuk pengawasan dokter di RS. Tidak untuk diminum sendiri di rumah,” ujarnya.
Yuri menjelaskan, penggunaan chloroquine dalam penanganan COVID-19 adalah untuk layanan perawatan. Obat itu, kata dia, bukan digunakan sebagai profilaksis atau pencegahan.
"Penggunaan obat-obatan yang kita terapkan adalah dalam konteks untuk layanan rawatan. Sekali lagi bukan untuk layanan profilaksis," ujarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, klaim pada narasi pesan berantai tidak benar. Oleh sebab itu, konten narasi dalam pesan berantai tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1143754452623755/
- https://turnbackhoax.id/2020/03/25/salah-obat-yang-dibeli-jokowi-dari-cina-komunis-sangat-berbahaya-dan-berakibat-kematian/
- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20200324103101-134-486343/warga-as-tewas-usai-minum-cairan-mengandung-chloroquine?
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-8633/chloroquine-oral/details
- https://www.politifact.com/factchecks/2020/mar/24/blog-posting/drinking-chloroquine-fish-tank-cleaner-wont-stop-c/
- https://edition.cnn.com/2020/03/23/health/chloroquine-hydroxycholoroquine-drugs-explained/index.html
- https://www.newsweek.com/health-officials-warn-against-self-medicating-chloroquine-coronavirus-after-man-dies-taking-fish-1493874
- https://news.detik.com/berita/d-4950146/pemerintah-chloroquine-obat-keras-penggunaannya-berdasar-resep-dokter
Halaman: 5166/5579