(GFD-2020-3717) [SALAH] “Ganja Mampu Menangkal Covid-19”
Sumber: twitter.com, dan laman daringTanggal publish: 20/03/2020
Berita
Beredar sebuah artikel berita yang menyatakan seorang peneliti ganja bernama Prof. Dr. Musri Masman mengatakan bahwa senyawa dalam ganja bernama CBD mampu menangkal COVID-19. “Dari beberapa sumber yang saya baca beberapa info ttg CBD. Cannabidiol (CBD) fraksi dari ekstrak kanabis dan Coronavirus (COVID-19),” katanya. Dalam artikel tersebut disebutkan juga CBD memiliki sifat anti peradangan yang sangat baik pada kasus-kasus penyakit paru-paru.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, sampai saat ini belum ada bukti bahwa kandungan CBD dapat menangkal COVID-19. Melansir dari analyticalcannabis.com pimpinan sains dalam Association for the Cannabinoid Industry, Dr Andy Yates mengatakan tidak ada bukti bahwa CBD dapat berperan untuk mencegah virus Corona atau COVID-19.
“Saat ini sama sekali tidak ada bukti bahwa CBD dapat berperan dalam mengubah jalannya penyakit coronavirus (COVID-19) dan saya akan sangat mendesak industri CBD untuk tidak memberikan saran, betapa pun halus, bahwa hal itu terjadi,” kata Dr Andy Yates.
Dalam artikel lain yang berjudul “Cannabis Won’t Cure Coronavirus, but It Can Help Ease Certain Flu Symptoms” tidak ada penelitian yang bisa diandalkan tentang efek dari CBD atau YHC pada COVID-19 terkait CBD yang dapat menangkal COVID-19. Namun jika penyakit itu berupa flu biasa, CBD bisa membantu untuk memperkuat sistem imun dalam penyembuhan flu.
“Saat ini sama sekali tidak ada bukti bahwa CBD dapat berperan dalam mengubah jalannya penyakit coronavirus (COVID-19) dan saya akan sangat mendesak industri CBD untuk tidak memberikan saran, betapa pun halus, bahwa hal itu terjadi,” kata Dr Andy Yates.
Dalam artikel lain yang berjudul “Cannabis Won’t Cure Coronavirus, but It Can Help Ease Certain Flu Symptoms” tidak ada penelitian yang bisa diandalkan tentang efek dari CBD atau YHC pada COVID-19 terkait CBD yang dapat menangkal COVID-19. Namun jika penyakit itu berupa flu biasa, CBD bisa membantu untuk memperkuat sistem imun dalam penyembuhan flu.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, artikel berita tentang ganja dapat menangkal COVID-19 adalah informasi yang salah. Oleh sebab itu, artikel berita tersebut masuk dalam Misleading Content atau Konten Yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://www.analyticalcannabis.com/articles/no-cbd-cant-treat-coronavirus-312302
- https://www.wweek.com/potlander/2020/03/10/cannabis-wont-cure-coronavirus-but-it-can-help-ease-certain-flu-symptoms/
- https://www.politifact.com/factchecks/2020/feb/17/instagram-posts/marijuana-not-shown-treat-2019-novel-coronavirus/
- https://www.foodnavigator.com/Article/2020/03/13/Could-coronavirus-hasten-high-times-for-CBD
(GFD-2020-3716) [SALAH] Pasar Kodya Cirebon Ditutup Mulai 20 Maret 2020
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 20/03/2020
Berita
Beredar sebuah pesan melalui WhatsApp yang menyebutkan jika pasar kodya di Cirebon akan ditutup pada tanggal 20 Maret 2020. Berikut kutipan narasinya:
“Mulai besok, jum'at 20 maret 2020 semua pasar wilayah kodya tutup serentak slama minimal 3 hari kedepan krn ada penyemprotan.
Sumber : PD Pasar Cirebon”
“Mulai besok, jum'at 20 maret 2020 semua pasar wilayah kodya tutup serentak slama minimal 3 hari kedepan krn ada penyemprotan.
Sumber : PD Pasar Cirebon”
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil dari penelusuran, informasi tersebut tidak benar dan sudah dibantah oleh Wali Kota Cirebon sendiri, mengutip dari timesindonesia.com Nasrudin Azis selaku Wali Kota Cirebon menyebutkan jika pihaknya tidak pernah mengeluarkan instruksi untuk penutupan pasar, selain itu Nasrudin juga menjelaskan jika pasar adalah urat nadi dari perekonomian.
"Info itu hoaks dan berita bohong. Saat ini pasar masih berjalan normal," tegasnya.
Selain Nasrudin, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMK Kota Cirebon, Maharani Dewi memastikan informasi yang merebak ke tengah publik itu tidak benar.
"Terkait isu yang beredar bahwa ada beberapa pasar yang akan tutup, itu adalah berita yang tidak benar," dikutip melalui Ayocirebon.com.
Selain itu Dewi juga menegaskan jika pihaknya akan memberitahu terlebih dahulu mengenai operasional pasar dan penyemprotan disinfektan.
"Kalau ada penyemprotan ke pasar-pasar, Dinkes akan memberitahu. Mohon maklum adanya berita yang kurang bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya, mengutip dari Ayocirebon.com.
Mengutip dari jabar.idntimes.com Wali Kota Cirebon juga mewanti-wanti kepada seluruh pengurus pasar maupun pengelola mal untuk selalu melindungi diri dan mentaati peraturan tentang pencegahan penyebaran COVID-19.
"Kami mewanti-wanti agar pengurus pasar maupun pengelola mal bisa melindungi diri bisa mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, yaitu dengan menaati aturan-aturan pencegahan penyebaran COVID-19 yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” tegas Azis.
Selain itu Direktur Utama PD Pasar Berintan Akhyadi menjelaskan bahwa situasi dan kondisi di pasar tradisional berjalan normal dan terkendali. Kendati demikian, instansinya berencana terus melakukan upaya antisipatif untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 di pasar-pasar tradisional. Di antaranya meminta agar antara pedagang dan penjual tidak terjadi kontak fisik, seperti berjabat tangan.
"Sebisa mungkin pedagang dan masyarakat ini jangan sampai ada kontak langsung. Kami pun mengimbau untuk menyediakan hand sanitizer agar tidak berdampak penularan," ujarnya. Dikutip dari jabar.idntimes.com.
"Info itu hoaks dan berita bohong. Saat ini pasar masih berjalan normal," tegasnya.
Selain Nasrudin, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMK Kota Cirebon, Maharani Dewi memastikan informasi yang merebak ke tengah publik itu tidak benar.
"Terkait isu yang beredar bahwa ada beberapa pasar yang akan tutup, itu adalah berita yang tidak benar," dikutip melalui Ayocirebon.com.
Selain itu Dewi juga menegaskan jika pihaknya akan memberitahu terlebih dahulu mengenai operasional pasar dan penyemprotan disinfektan.
"Kalau ada penyemprotan ke pasar-pasar, Dinkes akan memberitahu. Mohon maklum adanya berita yang kurang bisa dipertanggungjawabkan," ujarnya, mengutip dari Ayocirebon.com.
Mengutip dari jabar.idntimes.com Wali Kota Cirebon juga mewanti-wanti kepada seluruh pengurus pasar maupun pengelola mal untuk selalu melindungi diri dan mentaati peraturan tentang pencegahan penyebaran COVID-19.
"Kami mewanti-wanti agar pengurus pasar maupun pengelola mal bisa melindungi diri bisa mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, yaitu dengan menaati aturan-aturan pencegahan penyebaran COVID-19 yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” tegas Azis.
Selain itu Direktur Utama PD Pasar Berintan Akhyadi menjelaskan bahwa situasi dan kondisi di pasar tradisional berjalan normal dan terkendali. Kendati demikian, instansinya berencana terus melakukan upaya antisipatif untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 di pasar-pasar tradisional. Di antaranya meminta agar antara pedagang dan penjual tidak terjadi kontak fisik, seperti berjabat tangan.
"Sebisa mungkin pedagang dan masyarakat ini jangan sampai ada kontak langsung. Kami pun mengimbau untuk menyediakan hand sanitizer agar tidak berdampak penularan," ujarnya. Dikutip dari jabar.idntimes.com.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi yang berisikan tentang penutupan pasar kodya di Cirebon adalah tidak benar dan informasi tersebut masuk ke dalam Konten Yang Menyesatkan atau Misleading Content.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/03/20/salah-pasar-kodya-cirebon-ditutup-mulai-20-maret-2020/
- https://www.ayocirebon.com/read/2020/03/19/4892/hoaks-informasi-penutupan-pasar-tiga-hari-di-kota-cirebon
- https://www.timesindonesia.co.id/read/news/257810/pesan-berantai-tentang-penutupan-pasar-akibat-corona-walikota-cirebon-itu-hoaks
- https://jabar.idntimes.com/news/jabar/wildan-ibnu/pasar-tradisional-diisukan-tutup-wali-kota-cirebon-itu-keliru/full
- https://kompas.id/baca/nusantara/2020/03/19/hoaks-informasi-pasar-di-kota-cirebon-tutup-akibat-covid-19/
(GFD-2020-3715) [SALAH] “Senjata Biologis! Video Ini Bukti Tentara AS Sebar Corona di Bus Wuhan”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 20/03/2020
Berita
Bukan di Wuhan. Peristiwa di video itu terjadi di kereta bawah tanah di Brussels, Belgia. Pria tersebut sudah diamankan pihak kepolisian setempat pada Sabtu lalu. Disebutkan pria tersebut sedang mabuk.
Beredar video yang emperlihatkan seorang pria tengah berdiri di dalam angkutan umum. Pria itu terlihat menempelkan air liurnya ke sebuah tiang di dalam angkutan umum tersebut.
Salah satunya dimuat dalam artikel berjudul “Senjata Biologis! Video Ini Bukti Tentara AS Sebar Corona di Bus Wuhan” yang dimuat di situs minews[dot]id pada 18 Maret 2020.
“Sebuah video beredar luas di banyak WhatsApp grup. Video ini menampilkan seorang tentara Amerika Serikat, yang diduga sengaja menyebarkan virus corona di transportasi umum Wuhan. Dalam video yang tak diketahui sumber aslinya itu, pria yang disebut sebagai tentara AS tampak diam-diam mengambil air liur dari mulutnya. Ia kemudian menggosok-gosok air liur tersebut ke tiang di dalam bus yang ditumpanginya.”
Apakah virus corona itu diciptakan sebagai senjata biologis?
Pasien Nomor ‘nol’ sudah ditemukan,
Penyebar virus Corona pertama kali ini, ternyata adalah seorang tentara Amerika yang menghadiri Olimpiade Militer pada Oktober lalu, di wuhan, tiongkok, dia bernama Maatje Benassi.
Maatje Benassi memiliki saudara yang bekerja di Fort Detrick, meryland amerika. fort detrick ini adalah sebuah laboratorium senjata biokimia militer Amerika.
Maatje Benassi berpartisipasi dalam Pertandingan Militer Wuhan Oktober lalu, sebagai pengendara sepeda wanita.
Pada titik ini, Amerika Serikat terbukti sebagai sumber bukti awalnya muncul COVID-19. Beberapa wartawan di Amerika Serikat telah berusaha menemukan sumber sebenarnya dari penularan COVID-19 , dan menemukan rantai hubungan antara Pertandingan Militer Wuhan dan laboratorium biokimia yg ditutup di Amerika Serikat.
Sekarang Amerika Serikat tidak dapat menyangkalnya lagi bahwa Tentara AS-lah yang membawa virus corona ke Wuhan. (NN) ALL & UPDATE GLOBAL"
Covid senjata biologis china
Beredar video yang emperlihatkan seorang pria tengah berdiri di dalam angkutan umum. Pria itu terlihat menempelkan air liurnya ke sebuah tiang di dalam angkutan umum tersebut.
Salah satunya dimuat dalam artikel berjudul “Senjata Biologis! Video Ini Bukti Tentara AS Sebar Corona di Bus Wuhan” yang dimuat di situs minews[dot]id pada 18 Maret 2020.
“Sebuah video beredar luas di banyak WhatsApp grup. Video ini menampilkan seorang tentara Amerika Serikat, yang diduga sengaja menyebarkan virus corona di transportasi umum Wuhan. Dalam video yang tak diketahui sumber aslinya itu, pria yang disebut sebagai tentara AS tampak diam-diam mengambil air liur dari mulutnya. Ia kemudian menggosok-gosok air liur tersebut ke tiang di dalam bus yang ditumpanginya.”
Apakah virus corona itu diciptakan sebagai senjata biologis?
Pasien Nomor ‘nol’ sudah ditemukan,
Penyebar virus Corona pertama kali ini, ternyata adalah seorang tentara Amerika yang menghadiri Olimpiade Militer pada Oktober lalu, di wuhan, tiongkok, dia bernama Maatje Benassi.
Maatje Benassi memiliki saudara yang bekerja di Fort Detrick, meryland amerika. fort detrick ini adalah sebuah laboratorium senjata biokimia militer Amerika.
Maatje Benassi berpartisipasi dalam Pertandingan Militer Wuhan Oktober lalu, sebagai pengendara sepeda wanita.
Pada titik ini, Amerika Serikat terbukti sebagai sumber bukti awalnya muncul COVID-19. Beberapa wartawan di Amerika Serikat telah berusaha menemukan sumber sebenarnya dari penularan COVID-19 , dan menemukan rantai hubungan antara Pertandingan Militer Wuhan dan laboratorium biokimia yg ditutup di Amerika Serikat.
Sekarang Amerika Serikat tidak dapat menyangkalnya lagi bahwa Tentara AS-lah yang membawa virus corona ke Wuhan. (NN) ALL & UPDATE GLOBAL"
Covid senjata biologis china
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom.id, klaim bahwa video itu adalah tentara Amerika Serikat, yang diduga sengaja menyebarkan virus corona di transportasi umum Wuhan dengan cara menempelkan air liurnya ke sebuah tiang di dalam angkutan umum itu adalah klaim yang salah.
Tim Cek Fakta Medcom.id menemukan video itu memperlihatkan seorang penumpang kereta bawah tanah di Brussels, Belgia. Aksi pria yang tidak disebutkan namanya itu, meresahkan publik setempat.
Apalagi di tengah masifnya penyebaran virus korona. Publik setempat menyampaikan protes keras.
Dilansir thesun.co.uk, pria tersebut sudah diamankan pihak kepolisian setempat pada Sabtu lalu. Disebutkan pria tersebut sedang mabuk.
Sementara pihak pengelola kereta bawah tanah setempat, meyakinkan publik Belgia bahwa armada mereka selalu dibersihkan setiap hari. “Kereta bawah tanah ditarik dari layanan untuk didesinfeksi,” kata pengelola seperti dilansir thesun.co.uk, Rabu 11 Maret 2020.
Berikut artikel dari thesun.co.uk yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia:
“Video meresahkan dari pemuda yang berpotensi terinfeksi, yang memegang bir, menunjukkan dia melepas topengnya dan mulai menjilati dan mengunyah jari-jarinya.
Kemudian dia meraih dan membelai tiang di depannya, benar-benar membuat titik untuk mengusap dahaknya di tengah-tengah gerbong kereta bawah tanah yang sibuk.
Penumpang yang saat ini tidak disebutkan namanya ditangkap oleh polisi Belgia pada hari Sabtu ketika insiden itu menyebar.
Brussels Intercommunal Transport Company, yang menjalankan metro Brussels, mentweet sesaat setelah acara untuk meyakinkan publik Belgia: “Metro kami dibersihkan setiap hari.
“Pria itu (mabuk) ditangkap oleh polisi dan dinas keamanan kami. Kereta bawah tanah ditarik dari layanan untuk didesinfeksi.”
Pengguna media sosial marah dengan perilaku pria itu, memanggilnya “menjijikkan” dan merekomendasikan “hukuman pidana” karena coronavirus sudah mulai beredar secara lokal di Belgia.”
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom.id, klaim bahwa video itu adalah tentara Amerika Serikat, yang diduga sengaja menyebarkan virus corona di transportasi umum Wuhan dengan cara menempelkan air liurnya ke sebuah tiang di dalam angkutan umum itu adalah klaim yang salah.
Tim Cek Fakta Medcom.id menemukan video itu memperlihatkan seorang penumpang kereta bawah tanah di Brussels, Belgia. Aksi pria yang tidak disebutkan namanya itu, meresahkan publik setempat.
Apalagi di tengah masifnya penyebaran virus korona. Publik setempat menyampaikan protes keras.
Dilansir thesun.co.uk, pria tersebut sudah diamankan pihak kepolisian setempat pada Sabtu lalu. Disebutkan pria tersebut sedang mabuk.
Sementara pihak pengelola kereta bawah tanah setempat, meyakinkan publik Belgia bahwa armada mereka selalu dibersihkan setiap hari. “Kereta bawah tanah ditarik dari layanan untuk didesinfeksi,” kata pengelola seperti dilansir thesun.co.uk, Rabu 11 Maret 2020.
Berikut artikel dari thesun.co.uk yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia:
“Video meresahkan dari pemuda yang berpotensi terinfeksi, yang memegang bir, menunjukkan dia melepas topengnya dan mulai menjilati dan mengunyah jari-jarinya.
Kemudian dia meraih dan membelai tiang di depannya, benar-benar membuat titik untuk mengusap dahaknya di tengah-tengah gerbong kereta bawah tanah yang sibuk.
Penumpang yang saat ini tidak disebutkan namanya ditangkap oleh polisi Belgia pada hari Sabtu ketika insiden itu menyebar.
Brussels Intercommunal Transport Company, yang menjalankan metro Brussels, mentweet sesaat setelah acara untuk meyakinkan publik Belgia: “Metro kami dibersihkan setiap hari.
“Pria itu (mabuk) ditangkap oleh polisi dan dinas keamanan kami. Kereta bawah tanah ditarik dari layanan untuk didesinfeksi.”
Pengguna media sosial marah dengan perilaku pria itu, memanggilnya “menjijikkan” dan merekomendasikan “hukuman pidana” karena coronavirus sudah mulai beredar secara lokal di Belgia.”
Rujukan
(GFD-2020-3714) [SALAH] “DI WUHAN CINA KETIKA TERJADI VIRUS CORONA RAKYAT BERBONDONG2 KE MESJID, DI INDON RAKYAT DILARANG KE MESJID”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 20/03/2020
Berita
Mahasiswa Indonesia asal Sabang Aceh, Teuku Agusti Ramadhan yang kuliah di Universitas Zhongnan, Wuhan, China mengatakan bahwa pada hari Jum’at ( 31/01/2020 ) ia dan rekannya tidak dapat shalat Jum’at seperti biasa. Seluruh Mesjid di sekitar kota sudah ditutup terkait corona virus yang mewabah.
Di Indonesia berdasarkan kebijakan MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19, beberapa daerah dan masjid ada yang meniadakan Sholat Jumat namun ada juga yang tetap melaksanakannya pada pekan ini.
NARASI:
“DI WUHAN CINA KETIKA TERJADI VIRUS CORONA RAKYAT BERBONDONG2 KE MESJID, DI INDON RAKYAT DILARANG KE MESJID,” unggah akun Facebook U Ali Hafid atau @u.hafid.3, Kamis (19/3).
Benarkah di cina banyak yang berbondong bondong ke masjid ...karena covid 19
ditengah wabah corona warga china berbondong bondong ke masjid
=====
"Bgmn dg info sholat Jum'at dicina dan menarik minat berbondong" orang cina komunis msk Islam"
"Bgmn dg info sholat Jum'at dicina dan menarik minat berbondong" orang cina komunis msk Islam"
Hoax atau tidak bahwa orang china yang selamat dari corona akibat masuk ke masjid
Sholat Jum'atan di Cina.Menjadi lautan manusia.Membuat merinding hati kita semua.Lebih 2juta orang Komunis China masuk Islam.Karna orang Islam di Wuhan tidak satupun kena VIRUS CORONA.Mereka takjub dengan orang Islam.Akhirnya atas izin Allah SWT mereka masuk Islam,dan insyaAllah termasuk kedalam golongan Umat Nabi Muhammad yang Sholeh dan Sholehah.Aamiin.
*SHOLAT JUM'ATAN DI CHINA* menjadi LAUTAN MANUSIA. Membuat Merinding Hati kita semua. Lebih 2 juta Orang komunis China masuk Islam. Karena Orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena VIRUS CORONA. Mereka TAKJUB dengan Orang Islam. Akhirnya atas izin Allah SWT mereka Masuk Islam. Subhanallah, kita harus bangga menjadi umat Islam dan in syaa Alloh termasuk kedalam golongan nabi Muhammad yang sholeh dan sholehah, aamiin.
😢😢😢 ⤵
"Sholat Jum'atan di Cina.Menjadi lautan manusia.Membuat merinding hati kita semua.Lebih 2juta orang Komunis China masuk Islam.Karna orang Islam di Wuhan tidak satupun kena VIRUS CORONA.Mereka takjub dengan orang Islam.Akhirnya atas izin Allah SWT mereka masuk Islam,dan insyaAllah termasuk kedalam golongan Umat Nabi Muhammad yang Sholeh dan Sholehah.Aamiin."
*SHOLAT JUM'ATAN DI CHINA* menjadi LAUTAN MANUSIA. Membuat Merinding Hati kita semua. Lebih 2 juta Orang komunis China masuk Islam. Karena Orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena VIRUS CORONA. Mereka TAKJUB dengan Orang Islam. Akhirnya atas izin Allah SWT mereka Masuk Islam. Subhanallah, kita harus bangga menjadi umat Islam dan in syaa Alloh termasuk kedalam golongan nabi Muhammad yang sholeh dan sholehah, aamiin.
😢😢😢 ⤵
Di Indonesia berdasarkan kebijakan MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19, beberapa daerah dan masjid ada yang meniadakan Sholat Jumat namun ada juga yang tetap melaksanakannya pada pekan ini.
NARASI:
“DI WUHAN CINA KETIKA TERJADI VIRUS CORONA RAKYAT BERBONDONG2 KE MESJID, DI INDON RAKYAT DILARANG KE MESJID,” unggah akun Facebook U Ali Hafid atau @u.hafid.3, Kamis (19/3).
Benarkah di cina banyak yang berbondong bondong ke masjid ...karena covid 19
ditengah wabah corona warga china berbondong bondong ke masjid
=====
"Bgmn dg info sholat Jum'at dicina dan menarik minat berbondong" orang cina komunis msk Islam"
"Bgmn dg info sholat Jum'at dicina dan menarik minat berbondong" orang cina komunis msk Islam"
Hoax atau tidak bahwa orang china yang selamat dari corona akibat masuk ke masjid
Sholat Jum'atan di Cina.Menjadi lautan manusia.Membuat merinding hati kita semua.Lebih 2juta orang Komunis China masuk Islam.Karna orang Islam di Wuhan tidak satupun kena VIRUS CORONA.Mereka takjub dengan orang Islam.Akhirnya atas izin Allah SWT mereka masuk Islam,dan insyaAllah termasuk kedalam golongan Umat Nabi Muhammad yang Sholeh dan Sholehah.Aamiin.
*SHOLAT JUM'ATAN DI CHINA* menjadi LAUTAN MANUSIA. Membuat Merinding Hati kita semua. Lebih 2 juta Orang komunis China masuk Islam. Karena Orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena VIRUS CORONA. Mereka TAKJUB dengan Orang Islam. Akhirnya atas izin Allah SWT mereka Masuk Islam. Subhanallah, kita harus bangga menjadi umat Islam dan in syaa Alloh termasuk kedalam golongan nabi Muhammad yang sholeh dan sholehah, aamiin.
😢😢😢 ⤵
"Sholat Jum'atan di Cina.Menjadi lautan manusia.Membuat merinding hati kita semua.Lebih 2juta orang Komunis China masuk Islam.Karna orang Islam di Wuhan tidak satupun kena VIRUS CORONA.Mereka takjub dengan orang Islam.Akhirnya atas izin Allah SWT mereka masuk Islam,dan insyaAllah termasuk kedalam golongan Umat Nabi Muhammad yang Sholeh dan Sholehah.Aamiin."
*SHOLAT JUM'ATAN DI CHINA* menjadi LAUTAN MANUSIA. Membuat Merinding Hati kita semua. Lebih 2 juta Orang komunis China masuk Islam. Karena Orang Islam di Wuhan tidak Satupun yang kena VIRUS CORONA. Mereka TAKJUB dengan Orang Islam. Akhirnya atas izin Allah SWT mereka Masuk Islam. Subhanallah, kita harus bangga menjadi umat Islam dan in syaa Alloh termasuk kedalam golongan nabi Muhammad yang sholeh dan sholehah, aamiin.
😢😢😢 ⤵
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN:
Akun Facebook U Ali Hafid atau @u.hafid.3 mengunggah status yang membandingkan terkait aktifitas shola saat tersebar virus corona atau COVID-19 antara di Wuhan, China dengan Indonesia. Berikut kutipannya:
“DI WUHAN CINA KETIKA TERJADI VIRUS CORONA RAKYAT BERBONDONG2 KE MESJID, DI INDON RAKYAT DILARANG KE MESJID,” unggah akun Facebook U Ali Hafid atau @u.hafid.3, Kamis (19/3).
Setelah ditelusuri, tulisan akun Facebook @u.hafid.3 adalah tidak benar atau keliru.
Diketahui dari penelusuran melalui mesin pencari, ada artikel berjudul “DUH! Mahasiswa Indonesia di Wuhan Tak Bisa Lagi Sholat Jumat Berjamaah” yang ditayangkan pada 1 Februari 2020. Dalam artikel tersebut Mahasiswa Indonesia asal Sabang Aceh Teuku Agusti Ramadhan yang kuliah di Wuhan, China mengatakan bahwa pada hari Jum’at ( 31/01/2020 ) ia dan rekannya tidak dapat shalat Jum’at seperti biasa. Seluruh Mesjid di sekitar kota sudah ditutup terkait Corona virus yang mewabah.
“Mesjid sudah ditutup. Jadi kami tidak ada yang keluar ruangan untuk shalat, Sebenarnya mesjid tidak jauh hanya 20 hingga 30 menit naik taxi” jawabnya.
Agus yang kala itu sendiri berada di salah satu asrama Kampus Universitas Zhongnan menjelaskan merasa beruntung dengan kemudahan adanya makanan yang didapat dari kantin sekitar kampus yang dapat dipesan dan diantarkan. Ketua Cakradonya Himpunan Mahasiswa Aceh di Wuhan itu juga menyatakan bahwa 12 mahasiswa asal Aceh termasuk dirinya hanya bertahan di ruangan masing – masing dan berkomunikasi melalui media sosial (medsos).
“Komunikasi masih jalan di grup medsos, tapi kami tetap harus waspada penularan virus. Menhindari kontak langsung” sebutnya.
Tidak hanya di Wuhan, di Beijing, Masjid Nanxiapo juga meniadakan Sholat Jumat saat dilanda virus corona.
Jika sebelumnya ada kabar di media sosial yang mengatakan bahwa di China setelah tersebar COVID-19 banyak warganya yang berbondong – bondong melakukan Sholat Jumat adalah tidak benar adanya. Klaim tersebut telah diperiksa oleh tempo.co.id dalam artikel yang berjudul “[Fakta atau Hoaks] Benarkah Warga Cina Berdesakan untuk Salat Jumat Setelah Virus Corona Mewabah?”.
Sementara di Indonesia, terkait dengan sebaran COVID-19. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah COVID-19. Begini isinya.
Fatwa tersebut berjudul Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19. Seperti dilihat detikcom, Senin (16/3/2020), ada 9 ketentuan hukum yang mendasari fatwa ini.
MUI meminta pemerintah menjadikan fatwa ini sebagai pedoman dalam upaya penanggulangan COVID-19.
Ketentuan Hukum
1. Setiap orang wajib melakukan ikhtiar menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal yang diyakini dapat menyebabkannya terpapar penyakit, karena hal itu merupakan bagian dari menjaga tujuan pokok beragama (al-Dharuriyat al-Khams).
2. Orang yang telah terpapar virus Corona wajib menjaga dan mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain. Baginya shalat Jumat dapat diganti dengan shalat zuhur di tempat kediaman, karena shalat Jumat merupakan ibadah wajib yang melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya penularan virus secara massal. Baginya haram melakukan aktivitas ibadah sunnah yang membuka peluang terjadinya penularan, seperti jamaah shalat lima waktu/rawatib, shalat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan tabligh akbar.
3. Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak terpapar COVID-19, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan shalat zuhur di tempat kediaman, serta meninggalkan jamaah shalat lima waktu/rawatib, Tarawih, dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya.
b. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya rendah berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia tetap wajib menjalankan kewajiban ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar tidak terpapar virus Corona, seperti tidak kontak fisik langsung (bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sajadah sendiri, dan sering membasuh tangan dengan sabun.
4. Dalam kondisi penyebaran COVID-19 tidak terkendali di suatu kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan shalat Jumat di kawasan tersebut sampai keadaan menjadi normal kembali dan wajib menggantikannya dengan shalat zuhur di tempat masing-masing. Demikian juga tidak boleh menyelenggarakan aktivitas ibadah yang melibatkan orang banyak dan diyakini dapat menjadi media penyebaran COVID-19, seperti jamaah shalat lima waktu/rawatib, shalat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan majelis taklim.
5. Dalam kondisi penyebaran COVID-19 terkendali, umat Islam wajib menyelenggarakan shalat Jumat.
6. Pemerintah menjadikan fatwa ini sebagai pedoman dalam upaya penanggulangan COVID-19 terkait dengan masalah keagamaan dan umat Islam wajib mentaatinya.
7. Pengurusan jenazah (tajhiz janazah) terpapar COVID-19, terutama dalam memandikan dan mengkafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat. Sedangkan untuk menshalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar COVID-19.
8. Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar, dzikir, membaca Qunut Nazilah di setiap shalat fardhu, memperbanyak shalawat, memperbanyak sedekah, dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan marabahaya (doa daf’u al-bala’), khususnya dari wabah COVID-19.
9. Tindakan yang menimbulkan kepanikan dan/atau menyebabkan kerugian publik, seperti memborong dan menimbun bahan kebutuhan pokok dan menimbun masker hukumnya haram.
Rekomendasi
1. Pemerintah wajib melakukan pembatasan super ketat terhadap keluar-masuknya orang dan barang ke dan dari Indonesia kecuali petugas medis dan import barang kebutuhan pokok serta keperluan emergency.
2. Umat Islam wajib mendukung dan mentaati kebijakan pemerintah yang melakukan isolasi dan pengobatan terhadap orang yang terpapar COVID-19, agar penyebaran virus tersebut dapat dicegah.
3. Masyarakat hendaknya proporsional dalam menyikapi penyebaran COVID-19 dan orang yang terpapar COVID-19 sesuai kaidah kesehatan. Oleh karena itu masyarakat diharapkan menerima kembali orang yang dinyatakan negatif dan/atau dinyatakan sembuh.
Ketentuan Penutup
1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata dibutuhkan perbaikan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, semua pihak dihimbau untuk menyebarluaskan fatwa ini.
Fatwa MUI ini pun mendapatkan berbagai respon dari pemerintah daerah maupun pihak masjid. Seperti di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan menyatakan meniadakan Sholat Jumat, sementara di Masjid Nasional Al-akbar Surabaya, JawaTimur tetap melaksanakan Sholat Jumat berjamaah pekan ini.
Akun Facebook U Ali Hafid atau @u.hafid.3 mengunggah status yang membandingkan terkait aktifitas shola saat tersebar virus corona atau COVID-19 antara di Wuhan, China dengan Indonesia. Berikut kutipannya:
“DI WUHAN CINA KETIKA TERJADI VIRUS CORONA RAKYAT BERBONDONG2 KE MESJID, DI INDON RAKYAT DILARANG KE MESJID,” unggah akun Facebook U Ali Hafid atau @u.hafid.3, Kamis (19/3).
Setelah ditelusuri, tulisan akun Facebook @u.hafid.3 adalah tidak benar atau keliru.
Diketahui dari penelusuran melalui mesin pencari, ada artikel berjudul “DUH! Mahasiswa Indonesia di Wuhan Tak Bisa Lagi Sholat Jumat Berjamaah” yang ditayangkan pada 1 Februari 2020. Dalam artikel tersebut Mahasiswa Indonesia asal Sabang Aceh Teuku Agusti Ramadhan yang kuliah di Wuhan, China mengatakan bahwa pada hari Jum’at ( 31/01/2020 ) ia dan rekannya tidak dapat shalat Jum’at seperti biasa. Seluruh Mesjid di sekitar kota sudah ditutup terkait Corona virus yang mewabah.
“Mesjid sudah ditutup. Jadi kami tidak ada yang keluar ruangan untuk shalat, Sebenarnya mesjid tidak jauh hanya 20 hingga 30 menit naik taxi” jawabnya.
Agus yang kala itu sendiri berada di salah satu asrama Kampus Universitas Zhongnan menjelaskan merasa beruntung dengan kemudahan adanya makanan yang didapat dari kantin sekitar kampus yang dapat dipesan dan diantarkan. Ketua Cakradonya Himpunan Mahasiswa Aceh di Wuhan itu juga menyatakan bahwa 12 mahasiswa asal Aceh termasuk dirinya hanya bertahan di ruangan masing – masing dan berkomunikasi melalui media sosial (medsos).
“Komunikasi masih jalan di grup medsos, tapi kami tetap harus waspada penularan virus. Menhindari kontak langsung” sebutnya.
Tidak hanya di Wuhan, di Beijing, Masjid Nanxiapo juga meniadakan Sholat Jumat saat dilanda virus corona.
Jika sebelumnya ada kabar di media sosial yang mengatakan bahwa di China setelah tersebar COVID-19 banyak warganya yang berbondong – bondong melakukan Sholat Jumat adalah tidak benar adanya. Klaim tersebut telah diperiksa oleh tempo.co.id dalam artikel yang berjudul “[Fakta atau Hoaks] Benarkah Warga Cina Berdesakan untuk Salat Jumat Setelah Virus Corona Mewabah?”.
Sementara di Indonesia, terkait dengan sebaran COVID-19. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah COVID-19. Begini isinya.
Fatwa tersebut berjudul Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19. Seperti dilihat detikcom, Senin (16/3/2020), ada 9 ketentuan hukum yang mendasari fatwa ini.
MUI meminta pemerintah menjadikan fatwa ini sebagai pedoman dalam upaya penanggulangan COVID-19.
Ketentuan Hukum
1. Setiap orang wajib melakukan ikhtiar menjaga kesehatan dan menjauhi setiap hal yang diyakini dapat menyebabkannya terpapar penyakit, karena hal itu merupakan bagian dari menjaga tujuan pokok beragama (al-Dharuriyat al-Khams).
2. Orang yang telah terpapar virus Corona wajib menjaga dan mengisolasi diri agar tidak terjadi penularan kepada orang lain. Baginya shalat Jumat dapat diganti dengan shalat zuhur di tempat kediaman, karena shalat Jumat merupakan ibadah wajib yang melibatkan banyak orang sehingga berpeluang terjadinya penularan virus secara massal. Baginya haram melakukan aktivitas ibadah sunnah yang membuka peluang terjadinya penularan, seperti jamaah shalat lima waktu/rawatib, shalat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan tabligh akbar.
3. Orang yang sehat dan yang belum diketahui atau diyakini tidak terpapar COVID-19, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia boleh meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan shalat zuhur di tempat kediaman, serta meninggalkan jamaah shalat lima waktu/rawatib, Tarawih, dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya.
b. Dalam hal ia berada di suatu kawasan yang potensi penularannya rendah berdasarkan ketetapan pihak yang berwenang maka ia tetap wajib menjalankan kewajiban ibadah sebagaimana biasa dan wajib menjaga diri agar tidak terpapar virus Corona, seperti tidak kontak fisik langsung (bersalaman, berpelukan, cium tangan), membawa sajadah sendiri, dan sering membasuh tangan dengan sabun.
4. Dalam kondisi penyebaran COVID-19 tidak terkendali di suatu kawasan yang mengancam jiwa, umat Islam tidak boleh menyelenggarakan shalat Jumat di kawasan tersebut sampai keadaan menjadi normal kembali dan wajib menggantikannya dengan shalat zuhur di tempat masing-masing. Demikian juga tidak boleh menyelenggarakan aktivitas ibadah yang melibatkan orang banyak dan diyakini dapat menjadi media penyebaran COVID-19, seperti jamaah shalat lima waktu/rawatib, shalat Tarawih dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya, serta menghadiri pengajian umum dan majelis taklim.
5. Dalam kondisi penyebaran COVID-19 terkendali, umat Islam wajib menyelenggarakan shalat Jumat.
6. Pemerintah menjadikan fatwa ini sebagai pedoman dalam upaya penanggulangan COVID-19 terkait dengan masalah keagamaan dan umat Islam wajib mentaatinya.
7. Pengurusan jenazah (tajhiz janazah) terpapar COVID-19, terutama dalam memandikan dan mengkafani harus dilakukan sesuai protokol medis dan dilakukan oleh pihak yang berwenang, dengan tetap memperhatikan ketentuan syariat. Sedangkan untuk menshalatkan dan menguburkannya dilakukan sebagaimana biasa dengan tetap menjaga agar tidak terpapar COVID-19.
8. Umat Islam agar semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah, taubat, istighfar, dzikir, membaca Qunut Nazilah di setiap shalat fardhu, memperbanyak shalawat, memperbanyak sedekah, dan senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar diberikan perlindungan dan keselamatan dari musibah dan marabahaya (doa daf’u al-bala’), khususnya dari wabah COVID-19.
9. Tindakan yang menimbulkan kepanikan dan/atau menyebabkan kerugian publik, seperti memborong dan menimbun bahan kebutuhan pokok dan menimbun masker hukumnya haram.
Rekomendasi
1. Pemerintah wajib melakukan pembatasan super ketat terhadap keluar-masuknya orang dan barang ke dan dari Indonesia kecuali petugas medis dan import barang kebutuhan pokok serta keperluan emergency.
2. Umat Islam wajib mendukung dan mentaati kebijakan pemerintah yang melakukan isolasi dan pengobatan terhadap orang yang terpapar COVID-19, agar penyebaran virus tersebut dapat dicegah.
3. Masyarakat hendaknya proporsional dalam menyikapi penyebaran COVID-19 dan orang yang terpapar COVID-19 sesuai kaidah kesehatan. Oleh karena itu masyarakat diharapkan menerima kembali orang yang dinyatakan negatif dan/atau dinyatakan sembuh.
Ketentuan Penutup
1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata dibutuhkan perbaikan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, semua pihak dihimbau untuk menyebarluaskan fatwa ini.
Fatwa MUI ini pun mendapatkan berbagai respon dari pemerintah daerah maupun pihak masjid. Seperti di DKI Jakarta, Gubernur Anies Baswedan menyatakan meniadakan Sholat Jumat, sementara di Masjid Nasional Al-akbar Surabaya, JawaTimur tetap melaksanakan Sholat Jumat berjamaah pekan ini.
Rujukan
Halaman: 5168/5574