• (GFD-2022-9159) [SALAH] Sebuah Koran Menyebut Bill Gates Melakukan Depopulasi Melalui Pemaksaan Vaksinasi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/02/2022

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Mumun As berupa gambar wanita membawa sebuah Koran berjudul “Depopulation Through Forced Vaccination: The Zero Carbon Solution!”. Dalam Koran tersebut juga terdapat foto Bill Gates, yang diklaim bahwa agenda Depopulasi tersebut adalah rencana Bill Gates.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Mumun As adalah Palsu. Kalimat pada koran mengambil referensi dari pemaparan Bill Gates di TEDx talks tahun 2010, mengenai solusi untuk mengurangi emisi karbon menuju “zero emissions”. Dalam pemaparannya Bill Gates menyebut ada 4 inovasi yang bisa dilakukan salah satunya yakni mengontrol stabilitas pertumbuhan populasi di bumi.

    Namun, dalam video lengkapnya, Bill Gates tidak menyebut cara mengontrol populasi dengan pemaksaan vaksinasi. Adapun caranya yakni dengan meningkatkan kualitas sistem kesehatan dan pelayanan vaksinasi.

    Yayasan Bill & Melinda Gates, menjelaskan lebih lanjut mengenai stabilisasi populasi ini. Bahwa dengan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat maka akan berdampak juga pada turunnya angka mortalitas dan ledakan populasi.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Mumun As adalah tidak benar dan termasuk kategori Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Informasi Palsu. Pernyataan pada Koran tersebut diambil dari salah satu pemaparan konsep Bill Gates di TEDx talks tahun 2010 mengenai inovasi pengendalian emisi karbon. Namun, tidak satupun pernyataan Bill Gates yang menyarankan untuk melakukan depopulasi melalui pemaksaan vaksinasi.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9158) [SALAH] Judul Berita Tribunnews “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara Kadrun”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/02/2022

    Berita

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Siti Julaikha di grup ” INDONESIA BERSUARA”, yang memposting sebuah gambar screenshot artikel berita dari Tribunnews berjudul “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara Kadrun”. Dalam artikel tersebut juga disertai gambar peneliti Jepang bernama Masako Kuranishi.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, postingan tersebut adalah hoaks. Artikel aslinya berjudul “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara China”, tayang pertama kali pada 25 November 2015 pukul 16:01. Gambar yang ditampilkan dalam artikelnya juga sama yakni seorang peneliti Jepang bernama Masako Kuranishi.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Siti Julaikha adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Hasil Editan. Judul asli dari artikel berita Tribunnews tersebut adalah “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara China”, tayang pertama kali pada 25 November 2015 pukul 16.01.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9157) [SALAH] Joni Mitchell, Paul McCartney, Willie Nelson, Bruce Springsteen, Barbra Streisand, Queen, The Rolling Stones, Dave Grohl dan Pearl Jam Menarik Lagu-Lagunya dari Spotify

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 10/02/2022

    Berita

    Akun Twitter @fortylittleking (Goth Brooks) menyebarluaskan informasi bahwa kesembilan nama yang disebutkan dalam cuitannya telah menghapus musik mereka dari Spotify, sebagai bentuk dukungan untuk Neil Young. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 1,200 kali serta disukai oleh 4,725 orang. Selain itu, banyak pengguna Twitter yang juga telah memberikan komentar.

    Klaim tersebut berawal dari aksi protes Neil Young kepada Spotify, karena platform tersebut dinilai ikut andil dalam menyebarkan misinformasi mengenai vaksin COVID-19. Salah satunya dari podcast Joe Rogan yang diunggah di Spotify.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelurusan, hanya Joni Mitchell yang membuat pernyataan resmi untuk meminta Spotify menghapus musiknya, sebagai bentuk dukungan untuk Neil Young. Mitchell menulis pernyataannya di website resminya pada 28 Januari 2022 dengan judul “I Stand with Neil Young!”.

    Joni Mitchell membuat pernyataan sebagai berikut:

    “I’ve decided to remove all my music from Spotify. Irresponsible people are spreading lies that are costing people their lives”.

    Namun, kedelapan musisi lain tidak pernah membuat pernyataan resmi mengenai dukungan mereka terhadap Neil Young, dan tidak ada bukti bahwa mereka ingin menghapus musik mereka dari Spotify. Hingga saat ini, lagu-lagu kedelapan musisi tersebut masih bisa ditemui di Spotify.

    Informasi serupa juga pernah dibahas oleh USA Today dengan judul “Fact Check: Viral rumors spread misinformation about Spotify removals” dan mengkategorikannya sebagai “Partly False”, karena hanya Joni Mitchell yang menghapus musiknya dari Spotify.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun Twitter @fortylittleking tersebut dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan / Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi yang salah. Faktanya, hanya Joni Mitchell yang berhenti bekerja sama dengan Spotify sebagai bentuk protes terhadap misinformasi COVID-19 oleh podcast Joe Rogan. Lagu-lagu dari kedelapan musisi lain masih dapat didengarkan di Spotify.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9156) [SALAH] Pembagian Masker Gratis yang Diberi Obat Bius ke Rumah-Rumah Warga

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 10/02/2022

    Berita

    Telah beredar kembali pesan berantai melalui WhatsApp yang menginformasikan adanya pembagian masker gratis ke rumah-rumah warga, di mana masker tersebut telah diberi obat bius. Dalam pesan berantai tersebut juga disebutkan bahwa pelaku memiliki tujuan untuk merampok isi rumah.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelurusan, pesan berantai tersebut adalah palsu. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus telah memastikan kepalsuan informasi tersebut.

    “Itu informasinya hoaks,” Yusri menegaskan dalam wawancara beliau dengan Kompas pada Rabu, 6 Mei 2020.

    Pesan berantai tersebut juga pernah beredar beberapa kali pada 2020 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Pembagian Masker Gratis Dicampur Bius” yang diunggah pada 14 September 2020.

    Dengan demikian, pesan berantai di WhatsApp terkait pembagian masker gratis yang diberi obat bius tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu / Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Hoaks berulang. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya telah memberikan pernyataan langsung bahwa pesan berantai WhatsApp tersebut tidak benar pada September 2020 lalu.

    Rujukan