Beredar sebuah postingan oleh akun Twitter @dinagustavsson pada 10 Juni 2022. Postingan tersebut memperlihatkan cuplikan video pendeta yang sedang menjelaskan mengenai vaksin yang terdapat microchip 666, dengan narasi sebagai berikut:
NARASI:
Pendeta Lukas Sutrisno.
Pemasangan microchip pada tubuh manusia, microchip yang dimasukkan kedalam tubuh manusia yang disuntikan melalui Vaksin covid-19 fungsinya untuk mengontrol manusia bukan untuk kesehatan.
corona ada chip
(GFD-2022-10123) [SALAH] Vaksin covid-19 fungsinya untuk mengontrol manusia bukan untuk kesehatan
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 19/07/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim mengenai vaksin yang terdapat microchip 666 adalah tidak benar.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
“Kedua, microchip itu harus memiliki sumber daya yang terkait, dan selain itu, sumber daya itu harus mengirimkan sinyal melalui setidaknya satu inci otot, lemak, dan kulit ke perangkat jarak jauh, yang sekali lagi, tidak bisa. Maka teori ini tidak masuk akal”
Informasi tersebut pernah beredar sebelumnya di awal kemunculan covid-19 di Indonesia. Salah satu artikel tersebut diverifikasi di laman turnbackhoax.id pada 7 Mei 2020 berjudul “[SALAH] menteri kesehatan America sdh menandatangani persetujuan penggunaan chip 666 untuk virus corona”. Dengan demikian, klaim vaksin terdapat microchip 666 adalah tidak benar dan masuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
“Kedua, microchip itu harus memiliki sumber daya yang terkait, dan selain itu, sumber daya itu harus mengirimkan sinyal melalui setidaknya satu inci otot, lemak, dan kulit ke perangkat jarak jauh, yang sekali lagi, tidak bisa. Maka teori ini tidak masuk akal”
Informasi tersebut pernah beredar sebelumnya di awal kemunculan covid-19 di Indonesia. Salah satu artikel tersebut diverifikasi di laman turnbackhoax.id pada 7 Mei 2020 berjudul “[SALAH] menteri kesehatan America sdh menandatangani persetujuan penggunaan chip 666 untuk virus corona”. Dengan demikian, klaim vaksin terdapat microchip 666 adalah tidak benar dan masuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.
Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
Spesialis Penyakit Menular Pediatric Fakultas Kedokteran Universitas Maryland Matt Laurens mengatakan bahwa teori tersebut tidak masuk akal.
Rujukan
- https://www.cnbcindonesia.com/tech/20211006125253-37-281826/ini-alasan-vaksin-covid-19-tidak-mungkin-disusupi-microchip
- https://turnbackhoax.id/2021/05/21/salah-vaksin-covid-19-mengandung-microchip-magnetik-2/
- https://turnbackhoax.id/2020/05/07/salah-menteri-kesehatan-america-sdh-menandatangani-persetujuan-penggunaan-chip-666-untuk-virus-corona/
(GFD-2022-10122) [SALAH] Hati-hati program vaksin BIAS disekolah
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 18/07/2022
Berita
Beredar sebuah postingan pada akun Twitter @elizabethlisa76 pada 8 Juni 2022. Postingan tersebut berisi informasi mengenai tujuan program vaksin BIAS yang tidak baik, dengan narasi sebagai berikut:
NARASI:
Hati2 program vaksin BIAN disekolah. Lindungi anak2 kita semuanya. Anak Indonesia harus Sehat dan Cerdas👍👍
NARASI:
Hati2 program vaksin BIAN disekolah. Lindungi anak2 kita semuanya. Anak Indonesia harus Sehat dan Cerdas👍👍
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, program vaksim BIAS yang memiliki tujuan tidak baik tersebut adalah tidak benar.
Vaksin BIAS adalah kegiatan imunisasi lanjut pada anak sekolah dasar. Imunisasi yang diberikan pada golongan tersebut berupa vaksin campak, difteri tetanus (DT), dan tetanus difteri (TD).
Tujuan pemberian vaksin kepada anak ini, antara lain adalah untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan, terutama terhadap penyakit difteri, tetanus, campak, dan rubella, karena penyakit-penyakit ini tidak hanya dapat dialami mereka ketika masih bayi tetapi juga bisa terjadi saat mereka di usia sekolah.
Dilansir dari health.detik.com, pemerintah menyelenggarakan imunisasi BIAS karena merasa imunisasi waktu bayi belum cukup untuk melindungi penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) bagi usia anak sekolah. Hal ini didasarkan adanya penurunan terhadap kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi.
Dengan demikian informasi yang beredar pada akun Twitter @elizabethlisa76 adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Vaksin BIAS adalah kegiatan imunisasi lanjut pada anak sekolah dasar. Imunisasi yang diberikan pada golongan tersebut berupa vaksin campak, difteri tetanus (DT), dan tetanus difteri (TD).
Tujuan pemberian vaksin kepada anak ini, antara lain adalah untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan, terutama terhadap penyakit difteri, tetanus, campak, dan rubella, karena penyakit-penyakit ini tidak hanya dapat dialami mereka ketika masih bayi tetapi juga bisa terjadi saat mereka di usia sekolah.
Dilansir dari health.detik.com, pemerintah menyelenggarakan imunisasi BIAS karena merasa imunisasi waktu bayi belum cukup untuk melindungi penyakit PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi) bagi usia anak sekolah. Hal ini didasarkan adanya penurunan terhadap kekebalan yang diperoleh saat imunisasi ketika bayi.
Dengan demikian informasi yang beredar pada akun Twitter @elizabethlisa76 adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.
Vaksin BIAS adalah kegiatan imunisasi lanjut pada anak sekolah dasar. Tujuan pemberian vaksin kepada anak ini, antara lain adalah untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan.
Vaksin BIAS adalah kegiatan imunisasi lanjut pada anak sekolah dasar. Tujuan pemberian vaksin kepada anak ini, antara lain adalah untuk memperpanjang antibodi atau kekebalan.
Rujukan
(GFD-2022-10121) [SALAH] Eksperimen simpanse dan anak dihentikan karena anak meniru tingkah monyet
Sumber: Instagram.comTanggal publish: 18/07/2022
Berita
Beredar sebuah postingan foto oleh akun Instagram @wrongarea pada 19 Juni 2022. Postingan tersebut menunjukan foto eksperimen simpanse dan anak yang dihentikan karena tingkah sang anak justru meniru perilaku simpanse tersebut, dengan narasi sebagai berikut:
NARASI:
“Malah kebalik”
NARASI:
“Malah kebalik”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, eksperimen tersebut bukan dihentikan karena tingkah anak yang meniru simpanse.
Ide eksperimen tersebut muncul dari Winthrop Niles Kellogg yang merupakan psikolog komparatif Amerika yang mempelajari perilaku sejumlah spesies hewan cerdas. Ketika selama masa kelulusannya di Columbia, dan diperkirakan ide tersebut dipicu oleh sebuah artikel tentang ” anak- anak serigala ” di India. Kellogg mengusulkan untuk membesarkan bayi simpanse dengan putranya yang masih bayi bernama Donald.
Namun eksperimen tersebut tidak memenuhi harapan Kellogg, dengan alasan simpanse tersebut tidak berusaha untuk berkomunikasi melalui bahasa manusia. Eksperimen dihentikan setelah terlihat keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia. Setelah sembilan bulan bekerja, studi berakhir pada musim semi 1932.
Dengan demikian, eksperimen yang dihentikan karena tingkah anak yang meniru simpanse adalah salah, sehingga masuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Ide eksperimen tersebut muncul dari Winthrop Niles Kellogg yang merupakan psikolog komparatif Amerika yang mempelajari perilaku sejumlah spesies hewan cerdas. Ketika selama masa kelulusannya di Columbia, dan diperkirakan ide tersebut dipicu oleh sebuah artikel tentang ” anak- anak serigala ” di India. Kellogg mengusulkan untuk membesarkan bayi simpanse dengan putranya yang masih bayi bernama Donald.
Namun eksperimen tersebut tidak memenuhi harapan Kellogg, dengan alasan simpanse tersebut tidak berusaha untuk berkomunikasi melalui bahasa manusia. Eksperimen dihentikan setelah terlihat keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia. Setelah sembilan bulan bekerja, studi berakhir pada musim semi 1932.
Dengan demikian, eksperimen yang dihentikan karena tingkah anak yang meniru simpanse adalah salah, sehingga masuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan
Eksperimen dihentikan bukan karena tingkah anak yang meniru simpanse, melainkan karena keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia.
Eksperimen dihentikan bukan karena tingkah anak yang meniru simpanse, melainkan karena keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia.
Rujukan
(GFD-2022-10120) [SALAH] Ruang angkasa buatan China
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 18/07/2022
Berita
Beredar sebuah postingan oleh akun Twitter @flatearthohio pada 24 Juni 2022. Postingan tersebut memperlihatkan air di dalam gelas tidak melayang di ruang angkasa, dengan narasi sebagai berikut:
NARASI:
Made in China.
NARASI:
Made in China.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut diambil dari sebuah video kelas sains pertama dari stasiun luar angkasa China. Anggota kru Shenzhou-13 China Zhai Zhigang, Wang Yaping dan Ye Guangfu menyiarkan langsung kelas sains pertama mereka dari stasiun luar angkasa China.
Gelas dan air tersebut digunakan ketika mereka melakukan eksperimen untuk menunjukkan bagaimana kurangnya gravitasi menyebabkan hilangnya daya apung, eksperimen optik menggunakan pembiasan air dan mengeksplorasi buih di lingkungan tanpa bobot menggunakan bola air.
Air yang disorot pada postingan Twitter tersebut tidak melayang disebabkan karena tegangan permukaan akibat adhesi air dengan permukaan wadah yang membuatnya tidak melayang keluar wadah.
Dilansir dari situs wawanfisika.wordpress.com, adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Salah satu kondisi yang bisa terjadi jika kita mencampurkan 2 macam zat adalah Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya kohesinya, kedua zat akan saling menempel. Contohnya, air yang menempel pada kaca.
Dengan demikian, gelas dan air tidak melayang karena ruang angkasa buatan China adalah salah, sehingga masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Gelas dan air tersebut digunakan ketika mereka melakukan eksperimen untuk menunjukkan bagaimana kurangnya gravitasi menyebabkan hilangnya daya apung, eksperimen optik menggunakan pembiasan air dan mengeksplorasi buih di lingkungan tanpa bobot menggunakan bola air.
Air yang disorot pada postingan Twitter tersebut tidak melayang disebabkan karena tegangan permukaan akibat adhesi air dengan permukaan wadah yang membuatnya tidak melayang keluar wadah.
Dilansir dari situs wawanfisika.wordpress.com, adhesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang tidak sejenis. Gaya adhesi akan mengakibatkan dua zat akan saling melekat bila dicampurkan. Salah satu kondisi yang bisa terjadi jika kita mencampurkan 2 macam zat adalah Jika gaya adhesi antar partikel zat yang berbeda lebih besar daripada gaya kohesinya, kedua zat akan saling menempel. Contohnya, air yang menempel pada kaca.
Dengan demikian, gelas dan air tidak melayang karena ruang angkasa buatan China adalah salah, sehingga masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.
Air yang disorot pada postingan Twitter tersebut tidak melayang disebabkan karena tegangan permukaan akibat adhesi air dengan permukaan wadah yang membuatnya tidak melayang keluar wadah.
Air yang disorot pada postingan Twitter tersebut tidak melayang disebabkan karena tegangan permukaan akibat adhesi air dengan permukaan wadah yang membuatnya tidak melayang keluar wadah.
Rujukan
Halaman: 4196/6140