• (GFD-2021-6206) [SALAH] Berkumur dengan Air Hangat dan Air Garam Dapat Menghilangkan Virus Corona

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 28/01/2021

    Berita

    Beredar sebuah pesan berantai melalui Whatsapp yang menyatakan bahwa Covid-19, dapat dihilangkan dengan rutin minum air hangat dan berkumur dengan air garam. Hal ini dikarenakan virus corona masih berada dalam kerongkongan selama 4 hari. Dalam narasinya, mengklaim bahwa cara ini seratus persen benar dan telah disahkan oleh dokter dari Cina.

    Manfaat garam

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan pencarian fakta, ternyata narasi ini adalah hoaks lama. Pada laman resmi hoax buster covid.go.id menyebutkan bahwa hingga saat ini, belum ditemukan bukti kuat bahwa campuran garam dan air hangat dapat mengeluarkan virus corona dari tenggorokan. Campuran garam dan air hangat sendiri memang dapat membantu orang sembuh dari flu lebih cepat, namun belum ditemukan bukti bahwa bahan-bahan alami tersebut mampu mencegah infeksi saluran pernafasan.

    Meskipun virus dikatakan mereplikasi di hidung dan sekresi hidung, namun tidak ditemukan apa pun yang mendokumentasikan gagasan bahwa virus corona saat ini “tetap berada di tenggorokan selama empat hari”. Seseorang yang terinfeksi virus, akan menunjukkan beberapa gejala dan umumnya masa inkubasi Covid-19 diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari, umumnya sekitar 5 hari.

    Jadi dapat disimpulkan, narasi yang menyatakan bahwa berkumur dengan air hangat dan air garam dapat menghilangkan virus Corona karena masih berada di kerongkongan selama 4 hari adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan. Hoaks ini merupakan jenis hoaks berulang yang telah beredar sejak Maret 2020. Masyarakat diharapkan untuk tetap melakukan pengecekan terkait berita-berita Covid-19 baru atau lama yang sedang beredar saat ini.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6205) [SALAH] “Fenomena langka matahari Manidharshana”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/01/2021

    Berita

    Beredar postingan video pada akun Facebook “Rasmi Saputra” (facebook.com/rasmi.komang) yang memperlihatkan fenomena langka matahari dengan sebutan Manidharshana. dan sudah dibagikan 1.4 ribu kali per tangkapan layar dibuat.

    NARASI :
    “*MANIDHARSHANA*
    Fenomena langka matahari terbit yg disebut Manidharshana terjadi kemarin tgl 24 Januari 2021 pk 3.30 pagi di Himalaya.
    Semuanya melambangkan tiga naadi, (Ida, pingala, sushma) mooladhara, thuriam, thuriyatheetham dan juga perlambang bulan setengah.
    Hal ini dipercaya sebagai Siwa Vishwaroopa Dharshana.🙏🙏🙏🏻
    Salam Rahayu🙏😇”.

    Hasil Cek Fakta

    BUKAN “Manidharshana”. FAKTANYA, fenomena yang disebut “Sundog” atau “Parhelion”, terjadi karena pembiasan sinar matahari oleh kristal es di atmosfer.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6204) [SALAH] Tak Ada Stasiun Tv yang Memberitakan Banjir di Kalimantan

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 27/01/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tidak ada stasiun Tv yang memberitakan banjir di Kalimantan.

    Klaim tidak ada stasiun Tv yang memberitakan banjir di Kalimantan diunggah akun Facebook Sofiandi Perdana, pada 24 Januari 2021.

    Unggahan tersebut berupa foto wilayah yang digenangi banjir, kemudian foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "👉Pesawat jatuh 7hari 7mlm nongol di TV tiap Jam😡😡

    Banjir hampir satu bulan tak ada live....❓❓

    Kenapa, karna tanah Kalimantan dikuasai Cukong yg punya stasiun TV❗"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tidak ada stasiun Tv yang memberitakan banjir di Kalimantan, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'banjir kalimantan', penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Kalimantan Selatan Darurat Banjir" yang dimuat situs kompas.tv, pada 16 Januari 2021.

    Situs kompas.tv memuat tayangan siaran langsung terkait banjir di Kalimantan.

    Tayangan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "KOMPAS.TV - Banjir melanda sebagian wilayahnya, Provinsi Kalimantan Selatan disebutkan sudah dalam status darurat banjir.

    Banjir besar yang melanda wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dilaporkan masih terjadi. Dilaporkan sudah ribuan rumah yang terendam banjir sejak 15 Januari 2021 pagi.

    Nyaris seluruh wilayah di Kalimantan Selatan tersapu banjir besar. Banjir terparah terjadi di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut juga Hulu Sungai Tengah. Banjir juga terjadi di Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, dan Balangan.

    Ribuan orang terpaksa mengungsi akibat banjir yang disebutkan hampir merata di seluruh provinsi itu.

    Banjir disebabkan karena tingginya intensitas curah hujan yang melanda wilayah Kalimantan Selatan."

    Penelusuran juga mengarah pada situs resmi stasiun Tv Metro Tv metrotvnews.com, yang memuat tayangan siaran pemberitaan berjudul "Banjar dan Tanah Laut Terendam Banjir" pada 15 Januari 2021.

    Video siaran berita tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "Banjir menerjang Kabupaten Banjar dan Tanah Laut di Kalimantan Selatan. Banjir akibat tingginya curah hujan dalam tiga hari terakhir ini membuat warga di Kecamatan Martapura mulai dievakuasi. Di sebagian tempat ketinggian air bahkan mencapai 2 meter. "

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tidak ada stasiun Tv yang memberitakan banjir di Kalimantan tidak benar. Sejumlah stasiun Tv terbukti memberitakan banjir di Kalimantan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6203) [SALAH] Legenda Bisbol AS Hank Aaron Meninggal Dunia Usai Disuntik Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 27/01/2021

    Berita

    Legenda bisbol Amerika Serikat, Hank Aaron meninggal dunia pada 22 Januari 2021. Dua minggu sebelum meninggal dunia, dia sempat disuntik vaksin covid-19 Moderna.

    Sehari setelah kematiannya, netizen mengklaim kalau vaksin covid-19 menjadi penyebab utama Hank Aaron meninggal dunia di usia 86 tahun. Begini narasinya.

    Saudara kita Hank Aaron - RIP - ingin menjadi contoh dan inspirasi bagi Orang Kulit Hitam dengan disuntik vaksin covid-19. Sayangnya, ia menjadi contoh yang jelas bagi Orang Kulit Hitam mengapa vaksin ini TIDAK DAPAT dipercaya.

    Pada tanggal 5 Januari, Aaron menerima yang pertama dari dua tembakan vaksin Moderna MRNA. Dua minggu setelah menerima suntikan Moderna pertamanya, Hank Aaron meninggal dalam tidurnya. Tidak ada sebab kematian diberikan, tetapi Anda melakukan menghitung ini."

    Kicauan itu pertama kali ditemukan Cek Fakta Liputan6.com berada di akun Facebook Wesley Muhammad. Beberapa jam setelahnya, ada banyak netizen yang membagikan postingan serupa.

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari, Google. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs berita di Amerika Serikat, CBS24.

    Dalam artikel berjudul: "Hank Aaron’s death unrelated to recent COVID-19 vaccination, doctors say", dijelaskan kalau vaksin covid-19 tidak ada hubungannya dengan kematian Aaron Hank.

    Dijelaskan dalam artikel tersebut, Aaron Hank mendapat suntikan vaksin covid-19 Moderna pada 5 Januari 2021 di Sekolah Kedokteran Morehouse. Usai divaksin, dia mengaku tidak merasakan efek samping dan melakukan wawancara dengan media AP.

    "Ini membuat saya luar biasa. Saya sama sekali tidak ragu tentang itu (vaksin), Anda tahu. Saya merasa sangat bangga pada diri saya setelah melakukan hal ini. Mungkin ini hal kecil yang bisa membantu orang di negara ini," kata Hank Aaron setelah divaksin ketika itu.

    Dua minggu setelah divaksin atau 22 Januari 2021, Aaron meninggal dunia. Setelah kematian Aaron, Morehouse merilis pernyataan pada 25 Januari 2021 dengan menyebut vaksin covid-19 tidak ada hubungannya dengan kepergian legenda bisbol AS itu.

    "Tuan Aaron adalah seorang advokat kesehatan masyarakat dan bekerja bersama kami untuk membantu menjembatani kesenjangan pemerataan kesehatan di Atlanta dan di seluruh dunia. Kematiannya tidak terkait dengan vaksin, juga tidak mengalami efek samping apa pun dari imunisasi. Dia meninggal dunia. dengan damai dalam tidurnya," begitu bunyi pernyataan resmi Morehouse.

    Kemudian, hasil penelusuran Google juga mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel: "Fact check: Not likely that COVID-19 vaccine was cause of Hank Aaron's death".

    Artikel ini mengambil penjelasan dari Dr. Peter Hotez, seorang ilmuwan vaksin dan dekan dari National School of Tropical Medicine di Baylor College of Medicine. Hotez memastikan vaksin bukanlah faktor kematian Hank Aaron.

    "Tidak ada bukti kalau vaksinasi covid-19 berkontribusi pada kematian Hank Aaron," ujarnya pada 22 Januari 2021.

    Keesokan harnya, Walikota Atlanta, Keisha Lance Bottoms juga berbicara soal kematian Hank Aaron. Dia mengeluarkan pernyataan ini melalui Twitter.

    "Dia meninggal dalam tidurnya, sama seperti ayah saya yang wafat 30 tahun lalu. Vaksin ini tidak akan menghentikan kematian, tapi sangat bermanfaat dalam mencegah kematian akibat virus corona, yang secara tidak proporsional berdampak pada minoritas," ucapnya.

    Sementara di situs Politifact berjudul: "No evidence that the COVID-19 vaccine caused Hank Aaron’s death", penyebab kematian Aaron Hank karena penyakit stroke. Artikel itu juga mengambil pernyataan dari Direktur Pusat Vaksin Emory, Dr. Walter Orenstein.

    "Ada banyak manusia berusia 86 tahun yang meninggal setiap harinya. Jika itu kematian tunggal pada kelompok usia tersebut, setelah dua minggu dari vaksinasi, tidak membuktikan penyebabnya," ucapnya.

    Selain itu, Politifact juga mengambil penjelasan dari Paul Offit, direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia.

    "Virus corona bisa menyebabkan stroke, tapi vaksin moderna hanya mengandung satu protein dari virus. Tidak ada bukti satu protein memicu peradangan pada pembuluh darah yang bisa menyebabkan stroke," ucapnya.

    Kesimpulan

    Klaim legenda bisbol, Aaron Hank meninggal dunia karena vaksin covid-19 merupakan informasi yang tidak benar. Kematian Aaron Hank terjadi karena faktor alami.

    Rujukan