• (GFD-2021-6487) [SALAH] Foto PBB Utus Tentara AS untuk Menyerang Myanmar

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 08/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com menemukan sebuah klaim yang menyebut Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB ) membawa pasukan Amerika Serikat ( AS ) untuk melakukan penyerangan ke Myanmar.

    Klaim itu berada di akun Facebook, Angel Lay. Dia juga mengunggah foto tentara AS sedang berada dalam pesawat yang diklaim dalam perjalanan menuju Myanmar.

    Begini narasi yang dia buat dalam bahasa Myanmar yang sudah diterjemahkan:

    "Breaking News

    Sudah waktunya kejahatan mati.

    Ketua PBB Christine Schraner Burgener telah menyatakan perang terhadap Myanmar atas permintaan Dr. Sasa.

    Dikatakan bahwa lebih dari 180 negara, termasuk AS, akan berperang.

    Juga terancam menduduki daratan China karena didukung" Thar Wa "[julukan Panglima Angkatan Darat Myanmar].

    Beberapa saksi mata mengatakan dua fregat meninggalkan Australia [menuju Burma] pada pukul 11:30 hari ini.

    Semoga Amaysu (Aung San Suu Kyi) sehat.

    Orang yang mencintai Amaysuu, teruslah berjuang."

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com memasukan foto tentara AS yang berada di dalam pesawat ke pencarian gambar terbalik, Google Image.

    Hasil penelusuran mengarahkan ke situs angkatan udara AS, US Air Force’s. Foto itu, rupanya dibagikan di situs tersebut pada 5 April 2012. Namun, foto tersebut diambil pada 20 Maret 2012 ketika tentara AS transit di Kyrgyzstan.

    Foto itu memiliki caption sebagai berikut:

    "Prajurit Angkatan Darat AS dan kargo mereka diamankan di C-17 Globemaster III 20 Maret 2012, sebelum lepas landas dari Pusat Transit di Manas, Kyrgyzstan. C-17 Globemaster III dapat memuat hingga 158 penumpang dan lima palet bagasi. (Foto Angkatan Udara AS / Sersan Angela Ruiz)."

    Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com juga menelusuri foto lainnya yang diunggah Angel Lay menggunakan Google Image. Foto itu menampilkan ekor pesawat AS dan sejumlah tentara AS.

    Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs US Air Force’s. Diketahui foto itu dibuat pada 13 April 2015, dengan caption sebagai berikut:

    "Parajumper Angkatan Darat AS dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan parajumper Angkatan Darat Inggris dari Brigade Serangan Udara ke-16 masuk ke pesawat mobilitas selama Latihan Akses Operasi Gabungan 15-01 13 April 2015, di Pope Army Airfield, Fort Bragg, North Carolina. CJOAX berlangsung beberapa kali setiap tahun untuk mengesahkan kemampuan Angkatan Udara dan Angkatan Darat untuk mengerahkan pengangkutan udara strategis, pasukan kontingensi dan dukungan dalam formasi besar airdrop. (Foto Angkatan Udara AS oleh Penerbang Senior Peter Thompson / Released)"

    Cek Fakta Liputan6.com, dengan Google Search, tidak menemukan artikel dari media kredibel yang menyebut PBB mengutus tentara AS untuk melakukan serangan ke Myanmar.

    Kesimpulan

    Klaim PBB mengirim tentara AS untuk melakukan serangan ke Myanmar merupakan informasi hoaks. Tidak ditemukan bukti kuat yang membahas klaim tersebut.

    Foto yang dibagikan netizen juga sudah beredar di internet jauh sebelum adanya kudeta Myanmar, yang terjadi di awal tahun 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6486) [SALAH] Banyak Data Orang Meninggal Dunia Akibat Vaksin Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 08/03/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com menemukan klaim netizen yang menyebut ada banyak kasus meninggal dunia akibat vaksin covid-19. Klaim ini juga menyebut vaksin covid-19 memiliki efek samping yang berbahaya.

    Klaim ada banyak kasus orang meninggal dunia akibat vaksin covid-19 ditemukan di akun Facebook milik Welly Bullock. Dia membuat klaim itu pada 25 Februari 2021.

    Begini narasinya:

    "Begitu banyak data orang meninggal akibat vaksin covid yg aku temukan..

    Sampe sampe aku cape baca nya satu persatu..

    Dan cape juga buat posting di sosial media buat buktiin kalo vaksin covid punya efek samping yg berbahaya".

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi. Dia memastikan itu informasi hoaks.

    "Tidak benar, itu hoaks. Tidak ada (yang meninggal) karena vaksin," kata dr Siti melalui WhatsApp, Senin (8/3/2021).

    Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menemukan artikel berjudul: "Jangan Termakan Hoaks, Vaksin Covid-19 Tidak Menyebabkan Kematian". Artikel ini dimuat di situs Liputan6.com pada 1 Maret 2021.

    Artikel tersebut mengambil penjelasan dari vaksinolog sekaligus Dokter Penyakit Dalam di RS Menteng Mitra Afia, dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. Dia pun menjelaskan tentang efek samping dari vaksin.

    "Semua produk medis, selain memiliki manfaat, juga mempunyai efek samping. Efek samping vaksin dikenal dengan KIPI atau Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi. Dari penelitian diketahui bahwa maoritas KIPI bersifat ringan dan merupakan reaksi lokal, yakni nyeri atau kemerahan di bekas suntikan."

    "Sebagian kecil orang setelah divaksinasi akan mengalami reaksis sistemik, seperti demam hingga lemas. Pada prinsipnya, ini merupakan hal yang wajar. Reaksi pasca-vaksinasi merupakan hal lumrah yang terjadi karena saat vaksin diberikan ke tubuh kita, ada proses pengenalan antara tubuh dan anti-gen atau virus mati," ujarnya.

    Dokter Dirga juga memastikan kalau program vaksinasi aman dilakukan. Dia juga menyebut, hingga saat ini belum ada kasus kematian yang dilaporkan akibat vaksin covid-19.

    "Mengenai efek kejang pada vaksin sinovac, itu belum pernah dilaporkan sehingga tidak benar. Tidak benar juga ada laporan atau bukti vaksin covid-19 menyebabkan kematian," ucapnya mengakhir.

    Kesimpulan

    Klaim ada banyak data orang meninggal akibat vaksin covid-19 seperti klaim netizen merupakan informasi hoaks. Vaksin covid-19 dipastikan aman dan tidak menyebabkan kematian.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6485) [SALAH] Pesan Berantai Video “Potensi Bahaya Vaksin COVID-19”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 07/03/2021

    Berita

    program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Video tentang respon imun ADE (Antibody-dependent Enhancement)
    Bahaya vaksin corona

    ADE Vaksin
    Bahaya vaksin covid 19

    Hasil Cek Fakta

    Sebelumnya pada 12 Oktober 2020, Kusnandi Rusmil (Guru Besar Fakultas Kedokteran & Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad) mengklarifikasi: “Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,”

    Dijelaskan oleh CHOP (Children’s Hospital of Philadelphia): “Baik penyakit COVID-19 maupun vaksin COVID-19 baru tidak menunjukkan bukti penyebab ADE. Orang yang terinfeksi SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19, kemungkinan tidak mengembangkan ADE setelah terpapar berulang. Ini juga berlaku untuk virus korona lainnya. Demikian pula, penelitian vaksin di laboratorium dengan hewan atau uji klinis pada manusia belum menemukan bukti ADE.”

    Referensi dari PubMed.gov: “Mungkinkah vaksin COVID-19 membuat manusia peka terhadap infeksi terobosan yang bergantung pada antibodi (ADE)? Ini tidak mungkin karena penyakit virus corona pada manusia tidak memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE yang dicontohkan oleh virus dengue (DENV). Berbeda dengan DENV, SARS dan MERS CoVs terutama menginfeksi epitel pernapasan, bukan makrofag. Penyakit parah berpusat pada orang tua dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya dan bukan pada bayi atau individu dengan infeksi virus corona sebelumnya. Tantangan virus hidup pada hewan yang diberi vaksin SARS atau MERS menghasilkan reaksi hipersensitivitas vaksin (VAH), serupa dengan yang terjadi pada manusia yang diberi vaksin campak atau virus pernapasan yang tidak aktif. Vaksin COVID-19 yang aman dan efektif harus menghindari VAH.”

    Selain itu, video yang sama hasil suntingan dengan tambahan narasi “rakyat akan dibunuh vaksin Cina” sudah pernah diperiksa sebelumnya

    Kesimpulan

    Isu yang sebelumnya sudah diklarifikasi, disebarkan kembali berkaitan dengan program vaksinasi yang saat ini sedang berlangsung. Video tentang respon imun ADE (Antibody-dependent Enhancement), yang berdasarkan hasil penelitian hingga saat ini TIDAK ditemukan karena penyakit virus corona pada manusia TIDAK memiliki atribut klinis, epidemiologis, biologis, atau patologis dari penyakit ADE.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6484) [SALAH] Kadrun Jangan Sholat di Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/03/2021

    Berita

    “Kita gak boleh ikut sholat gaes.. Mau di pakek cebong sam klompotanya… Arabd benci tapi hadiah di embat. Sumpah gak tau malu tuh si jokowi…dan komplotan nya”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo mengunggah gambar hasil tangkapan layar. Gambar itu memperlihatkan sebuah masjid dan terdapat narasi “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun, Kalau Bisa Kadrun Jangan Sholat Di Sini, Sebab Mengganggu”.

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil tangkapan layar artikel yang kemudian diedit dengan menambahkan redaksi di bagian judul. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.

    Masjid dalam gambar tersebut adalah masjid Shaikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, yang nantinya desain masjid ini menjadi desain masjid hadiah Pangeran UEA untuk Jokowi yang akan berdiri di Gilingan Solo.

    Dengan demikian, gambar hasil tangkapan layar seperti pada unggahan akun Facebook Jaenudinngaciro Plongaplongo adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

    Gambar editan. Ditemukan artikel serupa pada solo.tribunnews.com berjudul “Mewah, Inilah Desain Masjid Hadiah Pangeran Arab untuk Jokowi di Solo, Sabtu Besok Mulai Dibangun” diunggah pada 3 Maret 2021, 17:55.

    Rujukan