• (GFD-2021-6681) [SALAH] Pembersih Alat Rapid Test Corona Bisa Sebabkan Kanker

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/04/2021

    Berita

    Sebuah akun facebook bernama Mitja Pogorevc mengunggah gambar pembersih alat rapid test covid-19 dengan narasi klaim bahwa alat tersebut mengandung Etilene oksida yang memiliki sifat kanker genotoxik, ditambah dapat mempengaruhi kesuburan dan sistem syaraf, sehingga berisiko serius bagi kesehatan manusia, terutama dalam kasus paparan berulang.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, dilansir dari kumparan.com, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Inggris (DHSC) menegaskan ala tersebut telah diuji secara ketat dan aman digunakan oleh masyarakat.

    “Adalah kesalahan informasi yang tidak akurat dan berbahaya,” terang DHSC kepada lembaga pengecekan fakta Misbar.com.

    Lembaga itu memastikan, kandungan etilen oksida yang digunakan untuk membersihkan (penyeka) alat tersebut hanya 1-21-2μg (sepersejuta gram). Sementara itu dilansir dari reuters.com, Gas etilen oksida (EO) adalah fitur yang sangat umum saat mensterilkan peralatan medis. Digunakan selama beberapa dekade, peralatan yang disterilkan oleh EO dikatakan mencapai sekitar 50% dari semua perangkat medis steril di AS.

    Proses dasar untuk mensterilkan produk mencakup sejumlah langkah: pengkondisian awal dan pelembab, pemasukan gas, pemaparan, evakuasi, dan pencucian udara. Setelah itu, disisihkan untuk aerasi untuk menyingkirkan perangkat sisa EO.

    Etilen oksida hanya digunakan dalam sterilisasi penyeka dan merupakan salah satu alat sterilisasi yang paling umum digunakan dalam industri perawatan kesehatan, terutama digunakan oleh produsen untuk menjaga keamanan perangkat medis.

    Kesimpulan

    Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Inggris (DHSC) menegaskan alat yang mengandung etilen oskida tersebut telah diuji secara ketat dan aman digunakan oleh masyarakat.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6680) [SALAH] Foto Rumah DP 0 Persen

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 09/04/2021

    Berita

    Sebuah foto yang diklaim sebagai rumah DP 0 persen beredar di media sosial. Foto tersebut diunggah akun Facebok Nilam pada 5 April 2021.

    Dalam foto yang diunggahnya, terlihat seorang anak yang tengah berpose di dari dalam kardus. Kardus tersebut seakan mirip dengan bangunan rumah. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan rumah DP 0 persen.

    "RUMAH DP 0% RUPIAH"

    "Rumah KADRUN.... Program papak Edan 😂😂😂," tulis akun Facebook Nilam.

    Konten yang disebarkan akun Facebook Nilam telah 1 kali dibagikan dan mendapat 119 komentar warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim sebagai rumah DP 0 persen. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "foto rumah DP 0 persen" di kolom pencarian Google Search.

    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang memuat foto dari rumah DP 0 persen. Satu di antaranya artikel berjudul "FOTO: Tampilan Terkini Rumah DP 0 Rupiah yang Segera Rampung" yang dimuat Liputan6.com pada 25 Juni 2019 lalu.

    Dalam artikel tersebut terdapat beberapa foto tampilan dari rumah DP 0 persen yang dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta.

    Kesimpulan

    Foto yang diklaim sebagai rumah DP 0 persen ternyata tidak benar. Faktanya, foto tersebut bukan merupakan foto dari rumah DP 0 persen.

    Rumah DP 0 rupiah merupakan salah satu program dari Pemprov DKI Jakarta. Hunian itu terletak Jalan Haji Naman, Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6679) [SALAH] Tak ada Stasiun Tv Indonesia yang Memberitakan Banjir NTT

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 09/04/2021

    Berita

    Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT. Klaim tersebut diunggah akun Facebook Mala Ratu Rihi, pada 5 April 2021.

    Unggahan klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT berupa tautan artikel berjudul "Banyak Media Dunia Soroti Banjir Bandang Flores" yang dimuat situs babe.news.

    Unggahan tersebut diberi keterangan sebagai berikut:"Miris. Banyak media dunia beritakan bencana longsor di Kabupaten Flores Timur NTT tapi media tv di Indonesia sibuk menyampaikan berita pernikahan artis. Media tv kurang sense of crisis."

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Banjir NTT Tv'. Penelusuran mengarah pada situs resmi Kompas Tv kompas.tv, situs tersebut memuat tayangan video siaran berita televisi berjudul "Banjir Bandang NTT: Rumah Warga Hanyut Terbawa Arus dan Lebih dari 60 Orang Tewas" pada 5 April 2021.

    Tayangan video siaran berita televisi tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "FLORES, KOMPAS.TV - Ratusan warga di 4 kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Malaka, NTT, terpaksa diungsikan keluar oleh Pemda setempat.

    Ketinggian air banjir saat ini mencapai 1 meter lebih.

    Pemukiman warga rata digenangi air. Jalan raya tidak bisa terlihat, tertutup genangan banjir.

    Sebagian warga berupaya menyelamatkan ternak dengan berjalan kaki.

    Sebagian warga yang belum sempat dievakuasi hanya bisa menyelamatkan diri dengan dokumen pribadi seperti berkas ijasah, kartu kesehatan dan berkas penting lainnya. Sementara harta benda tidak bisa diselamatakan.

    Saat ini pihak pemerintah mengevakuasi warga ke tempat yang aman dan memberikan bantuan tanggap darurat untuk sementara waktu.

    Data sementara BPBD hingga Minggu (04/04) sore menyatakan, 41 warga meninggal dunia akibat banjir.

    Namun siang ini (5/4/2021) diperkirakan telah mencapai lebih dari 60 orang.

    Untuk membantu proses evakuasi warga terdampak banjir, Tim Basarnas Maumere bersiap untuk bertolak dari pelabuhan Larantuka, Nusa Tenggara Timur.

    Namun, tim masih menunggu hingga cuaca membaik, guna menuju ke lokasi banjir bandang.

    Selain puluhan orang meninggal, data BPBD NTT menyebutkan, 9 warga luka-luka dan 27 lainnya masih dalam pencarian. Diduga tidak sedikit warga masih terjebak longsor.

    Bupati Flores Timur menyatakan, dirinya memperkirakan korban meninggal mencapai 60 orang yang dilaporkan BPBD. Sebelumnya 39 korban meninggal telah dievakuasi.

    Korban meninggal dilaporkan paling banyak terjadi di wilayah Desa Lamanele, Kecamatan Ile Boleng."

    Penelusuran juga mengarah pada tayangan video siaran berita fokus Indosiar berjudul "Fokus : Penanganan Banjir Bandang NTT" yang dimuat situs liputan6.com, pada 7 April 2021.

    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:

    "Pada Fokus edisi (07/4) kali ini memiliki berita-berita di antaranya, Penanganan Banjir Bandang NTT, Waspada Masker Ilegal, Uji Coba Belajar Tatap Muka Ibu Kota."

    Kesimpulan

    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim tidak ada stasiun Tv Indonesia yang memberitakan banjir NTT tidak benar. Sejumlah stasiun Tv terbukti menyiarkan berita tentang banjir di NTT.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6678) [SALAH] Pantai Alor NTT Terpapar Tsunami

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 09/04/2021

    Berita

    Sebuah akun Facebook bernama Andi Ghianx Facebugis Bone mengunggah sejumlah video banjir yang di beberapa tempat di NTT. Dalam unggahan tersebut juga ditambahkan keterangan bahwa Pantai Alor terpapar oleh Tsunami dan banjir.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi menegaskan bahwa informasi yang beredar itu merupakan berita yang tidak benar. Fenomena yang terjadi di sejumlah wilayah NTT adalah gelombang tinggi.

    Syaeful menyebutkan gelombang setinggi 1,25-1,5 meter berpeluang terjadi di Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, Selat Ombai, perairan utara Kupang dan Rote Ndao. Kemudian gelombang setinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Kupang dan Rote Ndao, Samudera Hindia selatan Kupang dan Rote Ndao. Selain itu, tinggi gelombang 4-6 meter berpeluang terjadi di Samudera Hindia selatan Sumba dan Sabu Raijua.

    Pada Senin 5 April 2020 dini hari, BMKG menyatakan bibit siklon tropis berkembang menjadi siklon tropis Seroja dengan kekuatan 35 knots (65 km/jam). Hal ini berdampak terhadap cuaca di Indonesia.

    Sebelumnya Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring memang mengatakan bahwa akan ada potensi gelombang tinggi yang mirip dengan tsunami sebagai dampak dari badai siklon tropis Seroja.

    “Dampak yang terjadi hari ini hingga sekitar tanggal 7 itu adalah sangat dirasakan. Selain hujan lebat, tapi juga angin yang kencang dan gelombang tinggi yang dikhawatirkan, ini mirip tsunami. Jadi gelombang tingginya itu masuk ke darat. Meskipun tidak sama dan sekuat gelombang tsunami, tetapi sama-sama masuk ke darat dan dapat merusak,” ujar Dwikorita.

    Hal ini lah yang kemungkinan besar memicu kepanikan dan mengakibatkan tersebarnya berita hoaks soal potensi tsunami di NTT. Padahal, gelombang tsumani baru bisa terjadi bila ada gempa besar atau gempa dengan magnitudo dan kedalaman tertentu.

    Sehingga, klaim mengenai tsunami yang terjadi di NTT termasuk hoaks dengan kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta)
    Faktanya, Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Syaeful Hadi mengatakan bahwa yang terjadi di NTT adalah gelombang tinggi.

    Rujukan