• (GFD-2021-7546) [SALAH] Laboratorium Pfizer di Madrid Terbakar

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 14/09/2021

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Laboratorium Pfizer di Madrid TERBAKAR”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook dengan nama pengguna “Aisha Reyes” (https://www.facebook.com/aisha.reyes.77377) mengunggah sebuah foto hasil tangkapan layar video suatu bangunan yang terbakar. Unggahan tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa bangunan yang terbakar dalam foto tersebut adalah Laboratorium Pfizer di Madrid.

    Melansir dari Politifact, juru bicara Pfizer, Andrew Widger menjelaskan bahwa Pfizer memang memiliki sebuah laboratorium di wilayah San Sebastián de los Reyes di Madrid, Spanyol, tetapi Widger menegaskan bahwa tidak ada kebakaran yang terjadi di laboratorium tersebut.

    Lebih lanjut, Badan Keamanan dan Layanan Darurat Madrid melalui akun Twitter resminya, 112cmadrid, mengunggah keterangan bahwa kebakaran terjadi di pabrik kompos yang berlokasi di belakang Laboratorium Pfizer. Kebakaran terjadi karena petir menyambar pohon, ranting, dan merambat ke tumpukan material kompos lainnya. Unggahan tersebut juga disertai dengan video kebakaran yang diambil dari sudut yang berbeda.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “Aisha Reyes” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/False Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Faktanya, pihak Pfizer dan pihak keamanan setempat menegaskan bahwa kebakaran dialami oleh sebuah pabrik kompos yang berlokasi di belakang Laboratorium Pfizer di Madrid.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7545) [SALAH] Cat Kuku Pendeteksi Obat Pemerkosa termasuk obat GHB

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 14/09/2021

    Berita

    “four college students from north carolina state university developed a nail polish that changes color when exposes to date rape drugs, including GHB, rohypnol, and xanax. the wearer can stir her drink with a finger. if her drink was tempered with, she’ll know within seconds.”

    Translate:

    “empat mahasiswa dari north carolina state university mengembangkan cat kuku yang berubah warna saat terkena obat pemerkosaan, termasuk GHB, rohypnol, dan xanax. pemakainya bisa mengaduk minumannya dengan jari. jika minumannya ditempa, dia akan tahu dalam hitungan detik.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah informasi bahwa empat mahasiswa dari North Carolina State University mengembangkan cat kuku yang dapat mendeteksi obat pemerkosa, termasuk GHB obat yang umum dipakai untuk obat pemerkosaan.

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Dilansir dari cnbc.com, alat pendeteksi tersebut dapat mendeteksi Xanax atau alprazolam, Valium (diazepam), dan flunitrazepam, namun tidak dapat mendeteksi GHB obat yang umum dipakai sebagai obat pemerkosaan dan Ketamin yang biasa dipakai untuk obat bius.

    Dilansir dari sehatq.com, GHB atau Gamma Hydroxybutyrate merupakan depresan sistem saraf pusat, fungsinya untuk menenangkan yang mengonsumsinya.

    Dengan demikian klaim cat kuku pendeteksi obat pemerkosa termasuk obat GHB merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah, faktanya Date Rape Drug test dapat mendeteksi jenis obat Xanax atau alprazolam, Valium (diazepam), dan flunitrazepam, namun tidak dapat mendeteksi jenis obat GHB yang umum dipakai untuk obat pemerkosa.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7544) [SALAH] Artikel CNN dengan Judul “Healthy 40-year Old COVID Victim’s Last Words: I blame unvaccinated for this”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 14/09/2021

    Berita

    “Say No More..”

    “Healthy 40-year Old [sic] COVID Victim’s Last Words: “I blame unvaccinated for this.”

    Terjemahan

    “Tidak dapat berkata lagi..”

    “Kata-Kata Terakhir Korban COVID berusia 40 tahun yang sehat: “Saya menyalahkan yang tidak divaksinasi untuk ini.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah tangkapan layar artikel yang diklaim berasal dari CNN. Artikel tersebut membahas tentang pasien Covid-19 berusia 40 tahun yang telah divaksinasi. Judul artikel tersebut adalah “Healthy 40-year Old [sic] COVID Victim’s Last Words: “I blame unvaccinated for this.”.

    Logo CNN muncul di sudut atas dengan gambar seorang wanita berbaring di ranjang rumah sakit.

    Berdasarkan hasil penelusuran, artikel tersebut palsu. Dilansir dari Reuters, artikel itu dibuat-buat dan tidak muncul di situs web CNN. Seorang juru bicara CNN mengonfirmasi kepada Reuters bahwa artikel tersebut tidak dipublikasikan di situs CNN.

    Gambar yang terkait dengan artikel tersebut juga bukan pasien Covid-19. Foto tersebut adalah seorang individu yang tampil di musim 9, epsiode 4 dari “My 600-lb Life” di jaringan TLC dan dimuat dalam artikel yang berjudul “What Happened To Cindy Vela From My 600-Lb Life?”

    Dengan demikian, artikel CNN dengan judul “Healthy 40-year Old COVID Victim’s Last Words: I blame unvaccinated for this” adalah hoaks dengan kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Artikel Palsu. Juru bicara CNN mengonfirmasi kepada Reteurs bahwa artikel tersebut tidak dipublikasikan di situs CNN.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7543) [SALAH] Pesan WhatsApp Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika Memberi Sumbangan

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 14/09/2021

    Berita

    “Assalamualaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh. Maaf apa benar ini dengan Sekolah Inklusi Sentra Salsabila. Anne Ratna Mustika. Maaf bu ini saya dan rekan-rekan kebetulan sedang ada rezeki lebih yang hendak di sedekahkan… Apa bisa saya minta nomor rekeningnya. Aamiin. Iya bu nanti kalau sudah di transfer saya kebari”.

    Hasil Cek Fakta

    Beberapa waktu lalu sempat beredar sebuah pesan personal yang mengatasnamakan Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika terkait pemberian sumbangan atau donasi kepada sekolah, yayasan, panti asuhan atau pesantren di wilayah Purwakarta. Dalam pesan tersebut pihak yang mengatasnamakan Anne Ratna Mustika meminta agar pihak yang sedang dihubungi tersebut mengirimkan nomor rekeningnya untuk keperluan pengiriman sumbangan atau donasi.

    Namun melansir dari purwakartanews.pikiran-rakyat.com, dimintanya nomor rekening tersebut ditujukan untuk mengelabui pihak yang sedang dihubungi untuk nantinya dapat dimintai sejumlah uang oleh oknum yang mengatasnamakan Bupati Purwakarta.

    Melansir dari purwakartanews.pikiran-rakyat.com, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika menegaskan bahwa akun WhatsApp yang mengatasnamakan dirinya itu bukanlah akun WhatsApp miliknya serta mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati, karena bentuk penipuan seperti itu bukan yang pertama kalinya terjadi.

    Selain itu, melansir dari akun Instagram resmi Bupati Purwakarta, yaitu @anneratna82. Ia juga megimbau kembali kepada seluruh masyarakat Purwakarta agar berhati-hati terhadap modus penipuan yang mengatasnamakan dirinya. Serta menyarankan untuk segera melaporkan kepada pihak yang berwajib jika diantara masyarakat Purwakarta mendapatkan pesan yang mengatasnamakan dirinya dengan modus pemberian donasi atau sumbangan. Tidak hanya itu, Anne Ratna Mustika pula menegaskan bahwa ia akan segera melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian agar tidak terjadi lagi hal serupa di kemudian hari.

    Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait pesan WhatsApp Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika memberi Sumbangan ialah informasi salah dan masuk ke dalam kategori imposter content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. Informasi tersebut salah. Faktanya melansir dari Purwakarta News, Anne Ratna menegaskan bahwa akun WhatsApp tersebut bukanlah miliknya.

    Rujukan