• (GFD-2023-13912) [SALAH] EKSPERIMEN MEMBESARKAN BAYI MANUSIA DAN SIMPANSE BERUJUNG BAYI MANUSIA MENIRU TINGKAH SIMPANSE

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/10/2023

    Berita

    (Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia)

    DUA PSIKOLOGI PADA TAHUN 1930-AN MENGADOPSI BAYI SIMPANSE DAN MENCOBA MEMBESARKANNYA BERSAMA BAYI LAKI-LAKINYA SENDIRI UNTUK MELIHAT APAKAH INI MENYEBABKAN SIMPANSE BELAJAR PERILAKU MANUSIA. SETELAH SEMBILAN BULAN, MEREKA MENGHENTIKAN EKSPERIMEN KARENA ANAK MEREKA MULAI BERPERILAKU LEBIH SEPERTI SIMPANSE.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah foto dari halaman facebook bernama Infotale yang menampilkan foto eksperimen seorang anak laki-laki bersama simpanse dengan narasi yang menyatakan bahwa setelah sembilan bulan berjalan eksperimen dihentikan karena bayi laki-laki tersebut mulai berperilaku seperti simpanse.

    Eksperimen tersebut dilakukan oleh Winthrop Niles Kellogg yang merupakan psikolog komparatif Amerika yang mempelajari perilaku sejumlah spesies hewan cerdas. Kellogg membesarkan seekor bayi simpanse betina bernama Gua bersama dengan bayi laki-lakinya bernama Donald.

    Inti dari eksperimen Kellogg ini adalah upaya untuk menemukan bagaimana jadinya seekor simpanse ketika dibesarkan di lingkungan manusia. Eksperimen dimulai pada tahun 1931.

    Dilansir dari Wikipedia, setelah sembilan bulan bekerja, eksperimen tersebut tidak memenuhi harapan Kellogg, dengan alasan simpanse tersebut tidak berusaha untuk berkomunikasi melalui bahasa manusia. Eksperimen dihentikan setelah terlihat keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia. Studi berakhir pada musim semi 1932.

    Hoax yang sama pernah beredar pada tahun 2022. turnbackhoax.id telah melakukan pengecekan fakta dengan judul artikel “[SALAH] Eksperimen simpanse dan anak dihentikan karena anak meniru tingkah monyet”.

    Dengan demikian, klaim narasi yang menyatakan eksperimen tersebut dihentikan karena bayi laki-laki meniru tingkah simpanse adalah keliru dan termasuk ke dalam kategori konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
    Faktanya eksperimen dihentikan bukan karena tingkah anak yang meniru simpanse, melainkan karena keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13911) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Artikel CNBC Berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo”

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 27/10/2023

    Berita

    “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Juki Kang Ngibul memposting sebuah tangkapan layar CNCB Indonesia dengan judul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo”. Postingan tersebut diunggah pada 25 Oktober 2023.

    Setelah ditelusuri pada website CNBC Indonesia menggunakan indeks dengan memasukan tanggal diunggahnya artikel yaitu 24 Oktober 2023 pukul 12.05 WIB ditemukan asli berjudul “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah artikel, keterangan rubrik, gambar pada artikel dan nama penulis Intan Rakhmayanti Dewi. Terdapat perbedaan pada judul artikel.

    Dengan demikian gambar tangkapan layar artikel CNBC berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo” telah disunting pada bagian judul. Judul yang asli adalah “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Gambar tangkapan layar artikel CNBC berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo” telah disunting pada bagian judul. Judul yang asli adalah “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”.
    Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13910) [SALAH] Video Megawati mengatakan merombak Pancasila

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/10/2023

    Berita

    “Masih mau pilih Ganjar penyuka bokep…?
    Pancasila akan mereka ubah. Yuk kompak tenggelamkan PDI-P.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Jihad Sanusi memposting sebuah video pendek di grup INDONESIA BERSUARA. Dalam video tersebut nampak Megawati yang sedang berkata “Dengan ilmu baru itu tidak cocok, Pancasila itu apa, tidak ada artinya kita harus rombak, kita harus dirikan yang lain sifatnya.”. Lalu di akhir video terdapat seorang laki-laki yang menyuruh berpikir baik-baik jika mau memilih Ganjar dan PDIP dengan mempertimbangkan video Megawati tersebut. Dalam video tersebut terdapat narasi jika Ganjar menang Pancasila akan diganti Trisila.

    Setelah ditelusuri video pidato tersebut merupakan hasil potongan. Berdasarkan video pada kanal Youtube METRO TV berjudul “(Full) Pidato Politik Megawati di Kongres V PDIP 2019 di Bali” yang diunggah pada 8 Agustus 2019, potongan video Facebook diambil pada menit ke 22 detik ke 05. Video tersebut merupakan video Ketua Umum PDIP Megawati yang sedang memberi pidato bahwa tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan pahlawan dengan mencoba merombak dan mengganti pancasila.

    Hoaks mengenai video Megawati berpidato anti pancasila merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Berdasarkan artikel berjudul “[SALAH] Video Megawati Pidato Anti Pancasila”l pada turnbackhoax.id, hoaks tersebut muncul pada Juli 2023. Bukan hanya di 2023 hoaks tersebut juga sudah muncul di bulan Oktober 2021.

    Dengan demikian video Megawati mengatakan merombak Pancasila adalah hoaks lama yang kembali beredar. Video tersebut merupakan potongan video, video asli Megawati sedang berpidato pada Kongres V PDIP 2019 di Bali dan berpesan untuk menghargai perjuangan pahlawan dengan tidak merombak dan mengganti Pancasila, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Video Megawati mengatakan merombak Pancasila adalah hoaks lama yang kembali beredar. Faktanya, video tersebut merupakan potongan video, video asli Megawati sedang berpidato pada Kongres V PDIP 2019 di Bali dan berpesan untuk menghargai perjuangan pahlawan dengan tidak merombak dan mengganti Pancasila.
    Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13909) [SALAH] Baliho Dukungan Masyarakat NTT Prabowo dan Jan Ethes

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/10/2023

    Berita

    “Masyarakat NTT mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Jan Ethes sebagai Calom Wakil Presiden”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Mas Sapto memposting sebuah gambar baliho dengan foto Prabowo dan Jan Ethes. Terdapat narasi bahwa Masyarakat NTT mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Jan Ethes sebagai Calon Wakil Presiden. Postingan tersebut diunggah pada 22 Oktober 2023 pukul 08.56.

    Setelah ditelusuri ditemukan gambar asli pada website merdeka.com berjudul “Muncul Baliho Prabowo dan Gibran di Kupang”. Jika dilihat foto yang bersandingan dengan Prabowo bukan Jan Ethes melainkan Gibran. Narasi yang dituliskan pada baliho bukan “Jan Ethes melainkan “Gibran Rakabuming Raka”.

    Hoaks mengenai baliho Prabowo dan Jan Ethes juga sudah muncul namun berbeda bentuk. Hal tersebut berdasarkan artikel turnbachoax.id berjudul “[SALAH] Gambar tangkapan layar artikel “BALIHO DUET PRABOWO -JAN ETHES MUNCUL DI LABUHAN BAJO””. Hoaks tersebut berupa tangkapan layar artikel yang disunting pada bagian judul dan gambar pada artikel.

    Dengan demikian baliho Masyarakat NTT mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Jan Ethes sebagai Calon Wakil Presiden merupakan hasil suntingan. Gambar baliho yang asli adalah dukungan masyarakat NTT kepada Prabowo dan Gibran, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Baliho Masyarakat NTT mendukung Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dan Jan Ethes sebagai Calon Wakil Presiden merupakan hasil suntingan. Gambar baliho yang asli adalah dukungan masyarakat NTT kepada Prabowo dan Gibran.

    Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan