• (GFD-2024-20413) [SALAH] Disease X Bocoran Pandemi Berikutnya yang Disiapkan oleh WHO

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 08/06/2024

    Berita

    LAWAN PLANDEMIC WHO !!!

    SITI FADILAH BUKA SUARA KONTROVERSI FLU BURUNG & DISEASE X

    Pandemi Covid-19 sudah lama berlalu. Walau virus ini sudah terjadi selama 2 tahun lebih, nampaknya Covid-19 masih menyisakan banyak pertanyaan bagi masyarakat luas. Dr.dr.Siti Fadilah Supari,Sp.JP(K) angkat suara

    Beliau merasa terdapat konspirasi dengan pandemi Covid-19 ini. Ngobrol soal pandemi ini, beliau pun menceritakan saat flu burung muncul ke publik dan bocoran soal Disease X

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan di media sosial Instagram yang berisi video dengan narasi Disease X adalah bocoran pandemi berikutnya.

    Namun setelah dilakukan pencarian gambar, video tersebut identik dengan video dari kanal YouTube RRNewlitics yang diunggah pada 29 Februari 2024. Video ini berisi wawancara dengan Dr.dr.Siti Fadilah Supari,Sp.JP(K), mantan menteri kesehatan periode 2004-2009. Dalam video tersebut Siti Fadilah Supari bercerita tentang pandemi Covid-19 dan juga kasus flu burung.

    Dilansir Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health, Amesh Adalja, MD, peneliti Johns Hopkins Center for Health Security, Penyakit X adalah konsep pelabelan sementara (placeholder) yang mengacu pada patogen pandemi yang belum dikarakterisasi atau belum diketahui. Tujuan pelabelan sementara ini untuk mendorong pemikiran proaktif tentang patogen yang dapat menyebabkan pandemi. Ini merupakan cara untuk mendorong pemikiran masyarakat agar tidak terpaku pada daftar patogen pandemi sebelumnya seperti influenza.

    Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan Disease X adalah bocoran pandemi berikutnya adalah tidak benar. Faktanya Penyakit X bukanlah patogen yang baru teridentifikasi, melainkan apa sebagai “yang belum diketahui”. Atau pelabelan sementara (placeholder) patogen pandemi yang belum dikarakterisasi atau belum diketahui agar ada tindakan proaktif untuk mencegah.

    Kesimpulan

    Klaim yang mengatakan Disease X adalah bocoran pandemi berikutnya adalah tidak benar. Faktanya Penyakit X bukanlah patogen yang baru teridentifikasi, melainkan apa sebagai “yang belum diketahui”.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20412) [SALAH] Virus SARS-CoV-2 Telah Dipatenkan Sejak 2015

    Sumber: Threads.net
    Tanggal publish: 08/06/2024

    Berita

    Katanya di Singapore, si kopit mulai merajalela lagi.

    Jadi pengen bahas konstipasi.

    Gua mau coba ek ek dulu karena konstipasi, meanwhile lu orang baca postingan ini.

    Papernya: Ambati et al. 2022. MSH3 Homology and Potential Recombination Link to SARS-CoV-2 Furin Cleavage Site.

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Tempo.

    Beredar unggahan di media sosial X yang berisi tangkapan layar sebuah jurnal penelitian berjudul “MSH3 Homology and Potential Recombination Link to SARS-CoV-2 Furin Cleavage Site”. Unggahan tersebut mengklaim bahwa virus SARS-CoV-2 telah dipatenkan sejak 2015.

    Dilansir dari Tempo, jurnal penelitian yang diklaim merupakan upaya paten tes virus corona baru merupakan jurnal yang ditulis Balamurali K. Ambati dkk yang terbit 21 Februari 2022. Ahli epidemiologi dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan riset tersebut mengeksplorasi fitur spesifik dalam kode genetik virus penyebab COVID-19, yang dikenal sebagai SARS-CoV-2. Mereka membandingkannya dengan virus serupa yang ditemukan pada kelelawar, yaitu RaTG13.

    Dikutip dari Tim Cek Fakta AFP, seseorang bernama Richard A. Rothschild diklaim pernah mengajukan paten untuk tes virus corona baru pada dan permohonan paten yang tidak terkait corona virus pada tahun 2015. Namun klaim itu ternyata merupakan informasi yang salah. Kantor Paten Eropa menyatakan permohonan paten yang diajukan tidak mengacu pada SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sebelum tahun 2020.

    Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan virus SARS-CoV-2 telah dipatenkan sejak 2015 adalah tidak benar. Jurnal tersebut berisi hasil penelitian terkait perbedaan mutasi titik antara SARS-CoV-2 dan kelelawar RaTG13 coronavirus. Jurnal tersebut tidak menyebutkan upaya paten terhadap virus Covid-19. Informasi terkait upaya paten virus Covid-19 bahkan merupakan informasi lawas yang pernah ramai beredar pada Oktober 2020 dan telah dinyatakan sebagai informasi yang keliru.

    Kesimpulan

    Klaim yang mengatakan virus SARS-CoV-2 telah dipatenkan sejak 2015 adalah tidak benar. Jurnal tersebut berisi hasil penelitian terkait perbedaan mutasi titik antara SARS-CoV-2 dan kelelawar RaTG13 coronavirus. Jurnal tersebut tidak menyebutkan upaya paten terhadap virus Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20411) [SALAH] Laut Sabang dan Mentawai Diterjang Ombak 4,5 M

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 08/06/2024

    Berita

    BENCANA HARI INI~PULUHAN WARGA TEWAS..HARI INI OMBAK BESAR MENYAPU HABIS 2 DAERAH BALI SIANG INI.

    Hasil Cek Fakta

    Muncul sebuah unggahan di Youtube pada 31 Mei 2024 mengenai klaim yang mengatakan jika telah terjadi ombak besar yang menyapu habis 2 daerah di Bali.

    Namun, setelah disimak dan dilakukan pencarian di Google ternyata narator hanya membacakan ulang sebuah artikel berjudul “Waspada Gelombang Laut 2,5 Meter, Angin Paling Kencang di Perairan Sabang Hingga Mentawai” yang diterbitkan oleh Tempo.

    Mengutip dari Tempo, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini potensi gelombang tinggi di berbagai pada 31 Mei-1 Juni 2024. Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak dari tenggara ke barat daya dengan kecepatan 8-25 knot. Adapun pola angin di bagian selatan bergerak dari timur laut ke tenggara dengan lajur 8-25 knot.

    BMKG mengimbau perahu nelayan agar memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. BMKG pun meminta kapal tongkang mewaspadai kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.

    Nahkoda kapal ferry juga harus memperhatikan angin sekencang 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Adapun kapal besar, seperti kargo dan pesiar, disarankan mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.

    Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa isi video tersebut jelas berbeda dengan apa yang diklaim pada judul video mengenai terjadinya ombak sebesar 4,5 m yang menerjang Laut Sabang dan Mentawai.

    Kesimpulan

    Faktanya isi video tersebut jelas berbeda dengan apa yang diklaim pada judul video mengenai terjadinya ombak sebesar 4,5 m yang menerjang Laut Sabang dan Mentawai.

    Rujukan

  • (GFD-2024-20410) [SALAH] Ombak Besar Menyapu Habis 2 Daerah di Bali

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 08/06/2024

    Berita

    BENCANA HARI INI~PULUHAN WARGA TEWAS..HARI INI OMBAK BESAR MENYAPU HABIS 2 DAERAH BALI SIANG INI.

    Hasil Cek Fakta

    Muncul sebuah unggahan di Youtube pada 31 Mei 2024 mengenai klaim yang mengatakan jika telah terjadi ombak besar yang menyapu habis 2 daerah di Bali.

    Namun, setelah disimak dan dilakukan pencarian di Google ternyata narator hanya membacakan ulang sebuah artikel berjudul “Masyarakat Bali Diminta Waspada Potensi Gelombang Tinggi” yang diterbitkan oleh Bali Tribune.

    Mengutip dari Bali TribuneI, BMKG Bali menghimbau masyarakat Bali waspada terhadap potensi gelombang tinggi mencapai 2 meter atau lebih terutama di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, Selat Alas bagian selatan dan Samudera Hindia selatan Bali hingga Nusa Tenggara Barat pada 31 Mei hingga 2 Juni 2024.

    Ketinggian gelombang di perairan utara Bali hingga Nusa Tenggara Barat berkisar 0,25-1,0 meter sedangkan di selatan 0,75-2,5 meter. Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di daerah yang tercantum dalam area peringatan dini diimbau untuk mempertimbangkan kondisi tersebut sebelum melaut dan selalu memperhatikan update informasi cuaca dan gelombang dari BMKG.

    Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa isi video tersebut jelas berbeda dengan apa yang diklaim pada judul video mengenai terjadinya ombak besar yang menyapu habis 2 daerah di Bali.

    Kesimpulan

    Faktanya isi video tersebut jelas berbeda dengan apa yang diklaim pada judul video mengenai terjadinya ombak besar yang menyapu habis 2 daerah di Bali.

    Rujukan