• (GFD-2025-25617) Hoaks! Tautan pendaftaran cek kesehatan gratis dari pemerintah

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan poster Presiden Prabowo yang menarasikan program cek kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    Dalam unggahan tersebut, juga terdapat tautan langsung pendaftaran yang diberi nama Cek Kesehatan Gratis.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Program Medical Check Up Gratis dari Pemerintah

    Seluruh Indonesia...

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    JANGAN LEWATKAN!!!”

    Namun, benarkah tautan pendaftaran Cek Kesehatan Gratis dari pemerintah tersebut?



    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, tautan tersebut tidak terhubung dengan laman resmi Kementerian Kesehatan. Tautan dalam unggahan tersebut meminta data diri seperti nomor telepon dan nomor KTP.

    Masyarakat diharapkan untuk waspada dan berhati-hati karena kemungkinan tautan tersebut adalah modus phising atau pencurian data.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Dilansir dari laman Kemenkes, berikut tiga cara pendaftaran yang bisa dilakukan masyarakat:

    1. Melalui aplikasi Satu Sehat Mobile – Masyarakat dapat mengetahui jadwal dan lokasi Puskesmas untuk cek kesehatan gratis.

    2. Melalui chatbot WhatsApp di nomor 081110500567 – Chatbot ini akan memandu masyarakat dalam proses pendaftaran dengan cara yang mudah dan praktis.

    3. Datang langsung ke Puskesmas terdekat – Bagi masyarakat di daerah pedesaan yang tidak memiliki akses internet, cukup membawa KTP atau KK, dan petugas Puskesmas akan membantu proses pendaftaran.

    Klaim: Tautan pendaftaran Cek Kesehatan Gratis dari pemerintah

    Rating: Hoaks

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-25616) [HOAKS] Lowongan Kerja di PT Pertamina Training and Consulting

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial muncul unggahan yang mengeklaim PT Pertamina Training and Consulting membuka lowongan kerja. Unggahan itu beredar pada Februari 2025.

    Dalam narasinya, lowongan kerja dibuka untuk posisi admin finance, tenaga daily check up, (DCU), dan administrasi umum.

    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Informasi soal lowongan kerja PT Pertamina Training and Consulting muncul di media sosial pada bulan Februari 2025, salah satunya dibagikan akun Facebook ini.

    Akun tersebut membagikan tautan dan poster dengan keterangan sebagai berikut:

    Open Recruitment

    PT Pertamina Training & ConsultingUntuk Semua Jurusan

    Anak BUMN PT Pertamina (Persero)

    Posisi Yang Dibuka

    1. Admin Finance (WNI, Maksimal 35 Tahun, Semua Jurusan)2. Tenaga DCU (WNI, Maksimal 35 Tahun, Jurusan Keperawatan)3. Administrasi (WNI, Maksimal 35 Tahun, Semua Jurusan)

    - Persyaratan Lengkap, Lokasi & Cara Melamar Buka Link Di Bawah- Lowongan Kerja Ini Tidak Memungut Biaya ApapunPersyaratan Lengkap, Lokasi & Cara Melamar:

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, lowongan kerja mengatasnamakan PT Pertamina Training and Consulting

    Hasil Cek Fakta

    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso memastikan informasi soal lowongan kerja PT Pertamina Training and Consulting tersebut adalah hoaks.

    Menurut Fadjar, lowongan kerja  PT Pertamina Training and Consulting bisa dilihat di laman https://recruitment.pertamina-ptc.com/guest/joblist. 

    "Iya ini hoaks. Pertamina Training and Consulting merupakan anak usaha Pertamina,"kata Fadjar kepada Kompas.com, Rabu (12/2/2025). 

    Fadjar mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap unggahan lowongan kerja mengatasnamakan Pertamina yang beredar di media sosial.

    Dia menduga bahwa unggahan itu mengarah pada penipuan. 

    "Informasi lowongan resmi hanya melalui website dan media sosial resmi Pertamina," ucap Fadjar. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-25615) [KLARIFIKASI] Video Ini adalah Erupsi Semeru 2021, Bukan Kejadian 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang dinarasikan kepulan asap menjelang meletusnya gunung berapi. Tampak kepulan asap tebal di dekat permukiman.

    Video tersebut dibagikan pada Februari 2025, tetapi tidak disertai keterangan lokasi kejadian.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi video perlu diperjelas dengan konteks utuh agar tidak menimbulkan misinformasi.

    Video yang dinarasikan kepulan asap sebelum gunung berapi meletus dibagikan oleh akun Facebook ini pada Selasa (11/2/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Assllmuallikum.asap gunung mau meletus

    Screenshot Klarifikasi, video ini adalah erupsi Semeru pada 2021, bukan kejadian 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mencari informasi lebih lanjut dengan menelusuri visual tersebut menggunakan Google Lens.

    Hasilnya, video yang sama telah diunggah akun TikTok @batamnews pada 5 Desember 2021 dengan judul "Detik-detik Kepanikan Warga saat Gunung Semeru Meletus".

    Dengan demikian, video itu memperlihatkan peristiwa yang terjadi pada 2021 dan bukan gambar aktual yang baru saja terjadi.

    Sebagaimana diberitakan Kompas.com, Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, erupsi pada 4 Desember 2021 pukul 02.46 WIB.

    Tercatat 51 orang meninggal, 169 luka-luka dan 22 orang hilang akibat letusan Gunung Semeru pada 2021.

    Kesimpulan

    Video yang dinarasikan kepulan asap sebelum gunung berapi perlu diberi konteks tambahan agar tidak menimbulkan misinformasi.

    Video tersebut adalah erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, pada Desember 2021, bukan peristiwa pada Februari 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25614) [HOAKS] Makan Ikan Lele Berbahaya

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/02/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial muncul ajakan untuk tidak mengonsumsi ikan lele, yang beredar awal Februari 2025.

    Tidak ada alasan yang disertakan, tetapi larangan memakan ikan lele menyebar di media sosial.

    Namun, setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar merupakan hoaks.

    Larangan mengonsumsi ikan lele disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (10/2/2025):

    Jangan makan ikan lele mulai sekarang!! Hati2 bun kemarin tetangga ku kena ini hbis makan ikan lele sekilo, hari ini beli lngsung ku buang takut bgt kejadian kyk tetangga

    Ahli Gizi dari FKKMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Toto Sudargo mengatakan, ikan lele tidak berbahaya dan baik untuk dikonsumsi.

    "Ikan lele baik karena albuminnya cukup tinggi. Sayangnya kita belum kreatif dalam mengolah ikan lele," kata Toto saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2025).

    Albumin memiliki manfaat untuk membantu pembentukan jaringan sel baru dan mempercepat pemulihan jaringan sel dalam tubuh.

    Toto menyayangkan pengolahan ikan lele yang dinilai masih kurang. Padahal, kandungan nutrisi ikan lele tergolong stabil meski telah diolah.

    "Komposisi ikan lele dan ikan lainnya, memiliki komposisi nutrisi yang lebih stabil usai diolah," ujarnya.

    "Per 100 gram ikan lele, ada kandungan protein sekitar 15 gram, lemak tak jenuh sekitar 12 gram, dan lemak garda sekitar 5 gram. Lalu, mengandung banyak vitamin dan mineral," imbuhnya.

    Dilansir Healthline, ikan lele mengandung vitamin B12, omega-3, omega-6, dan rendah kalori dan natrium.

    Pengguna Facebook turut menyebarkan tautan yang diklaim memuat penjelasan mengapa ikan lele berbahaya.

    Namun, tautan itu justru mengarah ke e-commerce. Ada indikasi bahwa unggahan ini merupakan bentuk clickbait untuk mengeklik tautan ke e-commerce itu.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Larangan mengonsumsi ikan lele merupakan hoaks.

    Ahli gizi memastikan ikan lele aman untuk dikonsumsi, selama tidak tercemar. Ikan lele memiliki kandungan protein, lemak tak jenuh, dan vitamin B12 yang baik bagi tubuh.

    Tautan dan narasi yang disebarkan merupakan upaya untuk mempromosikan produk di e-commerce dengan kata-kata bombastis.

    Rujukan