Akun Facebook “Wanda Muli” pada Senin (25/8/2025) mengunggah video [arsip] yang dengan narasi:
TAMPANG BRIMOB PEMBUNUH OJOL
#reelsfb #fbpro #fyp #jangkauanluas #Brimobpembunu
Per Senin (1/9/2025) video itu sudah dilihat lebih dari 1 ribuan kali, disukai 9 kali, dan menuai 1 komentar.
(GFD-2025-28763) [SALAH] Kompol Jemmy Adalah Polisi yang Melindas Affan Kurniawan
Sumber: FACEBOOK.COMTanggal publish: 01/09/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) coba melakukan penelusuran informasi tersebut melalui mesin pencarian Google dengan reverse image search. Hasilnya, ditemukan foto serupa pada laman artikel milik Kompas.com dengan judul artikel “Momen Perwakilan Brimob Minta Maaf dan Peluk Massa Ojol”.
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menemukan video serupa pada akun Youtube milik Tribunnews dengan judul “Digeruduk Massa Ojol, Perwakilan Mako Brimob Minta Maaf Mobil Rantis Lindas Driver hingga Tewas” yang diunggah pada Jumat (29/8/2025). Pria yang ada dalam video adalah Kompol Jemmy, perwakilan Brimob yang menemui massa ojol usai insiden Affan Kurniawan dilindas rantis.
Melansir dari Kompas, Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim menyebut pihaknya telah menangkap tujuh polisi terkait kasus rantis Brimob melindas ojol.
Adapun tujuh polisi itu diketahui bernama:
Kompol Cosmas Kaju Gae
Aipda M Rohyani
Bripka Rohmat
Briptu Danang
Bripda Mardin
Bharaka Yohanes David
Bharaka Jana Edi
Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menemukan video serupa pada akun Youtube milik Tribunnews dengan judul “Digeruduk Massa Ojol, Perwakilan Mako Brimob Minta Maaf Mobil Rantis Lindas Driver hingga Tewas” yang diunggah pada Jumat (29/8/2025). Pria yang ada dalam video adalah Kompol Jemmy, perwakilan Brimob yang menemui massa ojol usai insiden Affan Kurniawan dilindas rantis.
Melansir dari Kompas, Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim menyebut pihaknya telah menangkap tujuh polisi terkait kasus rantis Brimob melindas ojol.
Adapun tujuh polisi itu diketahui bernama:
Kompol Cosmas Kaju Gae
Aipda M Rohyani
Bripka Rohmat
Briptu Danang
Bripda Mardin
Bharaka Yohanes David
Bharaka Jana Edi
Kesimpulan
Unggahan berisi narasi “Kompol Jemmy adalah polisi yang melindas Affan Kurniawan” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
(Ditulis oleh Yudho Ardi)
(Ditulis oleh Yudho Ardi)
(GFD-2025-28762) [SALAH] Rayyan ‘Pacu Jalur’ Meninggal Dunia pada 28 Agustus 2025
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/09/2025
Berita
Beredar gambar [arsip] dari akun Facebook “Hakekat Kebenaran 道力” pada Kamis (28/8/2025) yang menampilkan Rayyan ‘Pacu Jalur’ di dalam peti jenazah. Berikut narasi lengkapnya:
(Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia)
BERITA DUKA: Bocah laki-laki berusia 11 tahun Rayyan Arkan Dikha — sensasi global di balik viralnya “tarian hidung perahu” — secara tragis mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang dari sekolah, dan misteri mengejutkan seputar kematian mendadaknya telah membuat jutaan orang mencari jawaban… cerita lengkap di komentar
Hingga Senin (1/9/2025) unggahan tersebut telah disukai 246 kali, menuai 20 komentar dan dibagikan ulang oleh 3 pengguna Facebook lainnya.
(Diterjemahkan dalam bahasa Indonesia)
BERITA DUKA: Bocah laki-laki berusia 11 tahun Rayyan Arkan Dikha — sensasi global di balik viralnya “tarian hidung perahu” — secara tragis mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang dari sekolah, dan misteri mengejutkan seputar kematian mendadaknya telah membuat jutaan orang mencari jawaban… cerita lengkap di komentar
Hingga Senin (1/9/2025) unggahan tersebut telah disukai 246 kali, menuai 20 komentar dan dibagikan ulang oleh 3 pengguna Facebook lainnya.
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “Rayyan ‘Pacu Jalur’ meninggal dunia pada 28 Agustus 2025” ke mesin pencarian Google. Hasilnya tidak ditemukan informasi atau pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim.
TurnBackHoax kemudian mengunggah gambar tersebut ke situs pendeteksi Artificial Intelligence (AI), hivemoderation.com.
Hasilnya, gambar tersebut diketahui hasil rekayasa Artificial Intelligence (AI) dengan probabilitas 73,1 persen.
TurnBackHoax kemudian mengunggah gambar tersebut ke situs pendeteksi Artificial Intelligence (AI), hivemoderation.com.
Hasilnya, gambar tersebut diketahui hasil rekayasa Artificial Intelligence (AI) dengan probabilitas 73,1 persen.
Kesimpulan
Faktanya foto Rayyan ‘Pacu Jalur’ meninggal dunia tersebut merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI).
Rujukan
(GFD-2025-28761) [SALAH] Polisi Penabrak Ojol Gojek Meninggal Dunia saat Demo 28 Agustus 2025
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/09/2025
Berita
Akun Facebook “Mina Faranti” pada Jumat (29/8/2025) mengunggah foto [arsip] yang menampilkan pria memakai pakaian serba hitam terbaring di rumah sakit, yang diklaim sebagai sosok Darkun, Komandan Kompi Brimob Kwitang.
Unggahan itu disertai narasi :
“Brimob Yang melindas Driver ojol, di serang masa kabarnya di rawat di rumah sakit Entah masih hidup atau meninggal”
Unggahan itu disertai narasi :
“Brimob Yang melindas Driver ojol, di serang masa kabarnya di rawat di rumah sakit Entah masih hidup atau meninggal”
Hasil Cek Fakta
Disadur dari artikel Cek Fakta kompas.com
Tim Pemeriksa Fakta Kompas.com menghubungi Kabid Humas Metro jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi untuk memverifikasi kabar yang beredar mengenai polisi penabrak ojol Gojek meninggal dunia saat demo 28 Agustus 2025.
Ade menegaskan bahwa AKP Darkun masih hidup. Ia juga memastikan tidak ada anggota Polri yang meninggal dunia saat mengamankan jalannya aksi demonstrasi pada Kamis (28/08/2025).
Terkait foto yang beredar, belum bisa dipastikan memperlihatkan sosok AKP Darkun. Tidak ada identitas resmi yang mendukung klaim tersebut.
Tim Pemeriksa Fakta Kompas.com menghubungi Kabid Humas Metro jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi untuk memverifikasi kabar yang beredar mengenai polisi penabrak ojol Gojek meninggal dunia saat demo 28 Agustus 2025.
Ade menegaskan bahwa AKP Darkun masih hidup. Ia juga memastikan tidak ada anggota Polri yang meninggal dunia saat mengamankan jalannya aksi demonstrasi pada Kamis (28/08/2025).
Terkait foto yang beredar, belum bisa dipastikan memperlihatkan sosok AKP Darkun. Tidak ada identitas resmi yang mendukung klaim tersebut.
Kesimpulan
Unggahan dengan narasi “polisi penabrak ojol Gojek meninggal dunia saat demo 28 Agustus 2025” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2025/09/01/salah-polisi-penabrak-ojol-gojek-meninggal-dunia-saat-demo-28-agustus-2025/ [kompas.com] Tidak Benar AKP Darkun Meninggal Dunia akibat Demo 28 Agustus 2025
- https://www.facebook.com/groups/haniefhaniefdinamik/posts/1597217322563409/ (unggahan akun Facebook “Mina Faranti”)
- https://archive.ph/wip/Apoqc (arsip unggahan akun Facebook “Mina Faranti”)
(GFD-2025-28760) CEK FAKTA: Hoaks! Rumah Puan Maharani Dibakar Massa
Sumber:Tanggal publish: 01/09/2025
Berita
Beredar sebuah video di media sosial dan aplikasi WhatsApp yang memperlihatkan sekelompok massa membakar sebuah gedung. Dalam narasi yang menyertai video tersebut, diklaim bahwa gedung yang dibakar adalah rumah Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Video ini juga menampilkan ratusan massa memanjat pagar dan memaksa masuk ke dalam bangunan sebelum api membesar. Benarkah gedung yang dibakar tersebut merupakan rumah Puan Maharani?
Video ini juga menampilkan ratusan massa memanjat pagar dan memaksa masuk ke dalam bangunan sebelum api membesar. Benarkah gedung yang dibakar tersebut merupakan rumah Puan Maharani?
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Hasil penelusuran TIMES Indonesia menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Fakta pertama, berdasarkan penelusuran melalui sejumlah sumber terpercaya, video yang diklaim sebagai pembakaran rumah Puan Maharani sebenarnya adalah rekaman aksi demonstrasi penolakan RUU Cipta Kerja. Peristiwa tersebut terjadi di Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 8 Oktober 2020. Seperti yang pernah diberitakan oleh Tempo.co (Demo Tolak UU Cipta Kerja di Malang Berujung Ricuh | Tempo).
Video ini sebenarnya juga sempat diedarkan oleh beberapa akun di media sosial dan Youtube pada tahun 2020. Seperti yang diupload oleh akun @risnaalesha3096 (https://youtube.com/shorts/bF4OLbrsekI?feature=shared). Video ini kemudian kembali diedarkan dengan narasi yang menyesatkan, seolah-olah menunjukkan rumah Ketua DPR RI yang dibakar massa.
TIMES Indonesia pada 8 Oktober melaporkan kejadian tersebut. Sejumlah massa aksi membakar ban di depan DPRD Kota Malang. Demonstran juga terlihat melempari botol ke arah gedung dewan.
Massa aksi menolak UU Cipta Kerja memanjat pagar DPRD Kota Malang dan memasuki halaman. Emosi demonstran tak terkendali hingga akhirnya polisi menembakkan gas air mata dan mengerahkan water canon.
Sumber: Demo Tolak Omnibus Law di Kota Malang Ricuh
Fakta kedua, berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai kanal media mainstream seperti Suara.com (Rumah Puan Maharani Nyaris Dijarah Massa, Beruntung Gerbang Digoyang Tak Tumbang | Suara), rumah Puan Maharani memang sempat didatangi massa aksi pada Minggu (31/8/2025), namun tidak terjadi pembakaran. Pagar rumahnya kokoh dan tidak berhasil dijebol oleh massa sehingga situasi tetap terkendali.
Hasil penelusuran TIMES Indonesia menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Fakta pertama, berdasarkan penelusuran melalui sejumlah sumber terpercaya, video yang diklaim sebagai pembakaran rumah Puan Maharani sebenarnya adalah rekaman aksi demonstrasi penolakan RUU Cipta Kerja. Peristiwa tersebut terjadi di Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis, 8 Oktober 2020. Seperti yang pernah diberitakan oleh Tempo.co (Demo Tolak UU Cipta Kerja di Malang Berujung Ricuh | Tempo).
Video ini sebenarnya juga sempat diedarkan oleh beberapa akun di media sosial dan Youtube pada tahun 2020. Seperti yang diupload oleh akun @risnaalesha3096 (https://youtube.com/shorts/bF4OLbrsekI?feature=shared). Video ini kemudian kembali diedarkan dengan narasi yang menyesatkan, seolah-olah menunjukkan rumah Ketua DPR RI yang dibakar massa.
TIMES Indonesia pada 8 Oktober melaporkan kejadian tersebut. Sejumlah massa aksi membakar ban di depan DPRD Kota Malang. Demonstran juga terlihat melempari botol ke arah gedung dewan.
Massa aksi menolak UU Cipta Kerja memanjat pagar DPRD Kota Malang dan memasuki halaman. Emosi demonstran tak terkendali hingga akhirnya polisi menembakkan gas air mata dan mengerahkan water canon.
Sumber: Demo Tolak Omnibus Law di Kota Malang Ricuh
Fakta kedua, berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai kanal media mainstream seperti Suara.com (Rumah Puan Maharani Nyaris Dijarah Massa, Beruntung Gerbang Digoyang Tak Tumbang | Suara), rumah Puan Maharani memang sempat didatangi massa aksi pada Minggu (31/8/2025), namun tidak terjadi pembakaran. Pagar rumahnya kokoh dan tidak berhasil dijebol oleh massa sehingga situasi tetap terkendali.
Kesimpulan
Klaim yang menyebut rumah Ketua DPR RI Puan Maharani dibakar massa adalah tidak benar. Video yang beredar merupakan peristiwa lama, yaitu aksi pembakaran Gedung DPRD Kota Malang saat demonstrasi penolakan RUU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020.
TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi di media sosial tanpa verifikasi dan selalu memeriksa kebenarannya melalui sumber resmi atau media terpercaya.
TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap informasi di media sosial tanpa verifikasi dan selalu memeriksa kebenarannya melalui sumber resmi atau media terpercaya.
Rujukan
- https://www.tempo.co/foto/arsip/demo-tolak-uu-cipta-kerja-di-malang-berujung-ricuh-377726
- https://www.youtube.com/shorts/bF4OLbrsekI
- http://timesindonesia.co.id/peristiwa-nasional/301716/demo-tolak-omnibus-law-di-kota-malang-ricuh
- https://www.suara.com/news/2025/08/31/151007/rumah-puan-maharani-nyaris-dijarah-massa-beruntung-gerbang-digoyang-tak-tumbang
Halaman: 1/6550