“Husni Kamil Manik Aja Dimatiin Buat Nutupin Fakta…
Apalagi Cuma Sekelas Petugas KPPS. Nyawanya Murah Meriah…
Demokrasi Genosida !!!”.
(GFD-2019-2232) [SALAH] “Dimatiin Buat Nutupin Fakta”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 12/05/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
Husni Kamil Malik meninggal karena mengidap penyakit diabetes sejak lama, bukan karena klaim yang dinyatakan oleh SUMBER. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
(GFD-2019-2231) [SALAH] "ibu2 pedagang di siram air panas oleh FPI"
Sumber: facebook.comTanggal publish: 11/05/2019
Berita
“ibu2 pedagang di siram air panas oleh FPI”
Hasil Cek Fakta
Bukan pedagang, SUMBER membagikan foto yang tidak ada kaitannya dengan klaim yang disebutkan di narasi. Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
(GFD-2019-2230) Petugas KPPS Bandung Meninggal Diracun
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/05/2019
Berita
Di media sosial beredar, petugas KPPS bernama Sita Fitriati asal Kota Bandung meninggal akibat kandungan racun di dalam tubuhnya. Kabar meninggalnya Sita itu disebarkan oleh pemilik akun Facebook bernama Dody Fajar. Dalam postingannya itu, dia menyampaikan informasi terkait meninggalnya Sita Fitriati seorang anggota KPPS 32, RW 12, Kelurahan Kebon Jayanti, Kota Bandung.
Kemudian dijelaskan dalam postingannya, bila almarhumah merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun. Selain itu terdapat keterangan diduga penyebab meninggalnya petugas tersebut.
“Ditemukan zat kimia C11H16NO2PS dalam tubuh korban KPPS, efek dari Racun….VX (nama IUPAC: O-ethyl S-[2- (diisopropylmino) ethyl] methyphosphonothioate) merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun,” tulisnya dalam postingan tersebut.
Selain itu, dalam postingan itu juga menampilkan dua foto atau gambar. Foto pertama memperlihatkan adanya gambar dengan tulisan ‘Misteri Kematian Petugas KPPS 2019’. Sementara foto ke dua nampak dua orang perempuan dan salah satunya diduga sebagai petugas meninggal.
Kabar yang sama juga dibagikan oleh akun twitter bernama PEJUANG PADI @5thsekali. Sama dengan Dody Fajar, akun PEJUANG PADI juga menuliskan keterangan dan mencantumkan foto tersebut.
Saat ini, kedua akun tersebut sudah tidak bisa diakses.
Kemudian dijelaskan dalam postingannya, bila almarhumah merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun. Selain itu terdapat keterangan diduga penyebab meninggalnya petugas tersebut.
“Ditemukan zat kimia C11H16NO2PS dalam tubuh korban KPPS, efek dari Racun….VX (nama IUPAC: O-ethyl S-[2- (diisopropylmino) ethyl] methyphosphonothioate) merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun,” tulisnya dalam postingan tersebut.
Selain itu, dalam postingan itu juga menampilkan dua foto atau gambar. Foto pertama memperlihatkan adanya gambar dengan tulisan ‘Misteri Kematian Petugas KPPS 2019’. Sementara foto ke dua nampak dua orang perempuan dan salah satunya diduga sebagai petugas meninggal.
Kabar yang sama juga dibagikan oleh akun twitter bernama PEJUANG PADI @5thsekali. Sama dengan Dody Fajar, akun PEJUANG PADI juga menuliskan keterangan dan mencantumkan foto tersebut.
Saat ini, kedua akun tersebut sudah tidak bisa diakses.
Hasil Cek Fakta
Kabar itu dibantah langsung oleh keluarga Sita Fitriati petugas KPPS yang meninggal tersebut. Menurut pihak keluarga, Sita meninggal bukan karena racun seperti yang dijelaskan dalam postingan itu.
Muhammad Rizal kaka dari Sita Fitriati menuturkan, adiknya meninggal pada Rabu (8/5/2019) lalu. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, adiknya sempat menjalani perawatan selama tiga hari.
“Meninggalnya itu kemarin tanggal 8 Mei, sebelum meninggal di rumah sakit (dirawat dulu) tiga hari,” kata Rizal saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Paling parah, kata dia, dalam berita hoaks itu memampangkan foto yang salah. Menurutnya foto yang ditampilkan bukan foto adiknya melainkan foto orang lain.
“Saya juga heran, ko berita hoaks kayak gini. Itu sudah ngawur, foto juga salah, latar belakang pendidikan juga bukan,” ujar Rizal.
“Terus fotonya itu bukan adik saya, yang dilingkari itu kebetulan anaknya pak RW, dan itu orangnya masih hidup,” kata dia.
Keluarga korban menyayangkan kabar hoaks tersebut sengaja diciptakan oleh orang yang tak bertanggungjawab demi kepentingan politik. Pihak keluarga telah melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian. Hal ini disampaikan oleh kakak korban bernama Syra Siti Rohmah melalui akun Instagram @syrasiti.
Syra mengakui, keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan klarifikasi atas kabar hoaks yang beredar tersebut.
Namun, ternyata peredaran kabar hoaks begitu cepat dan luas sehingga pihak keluarga memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.
Muhammad Rizal kaka dari Sita Fitriati menuturkan, adiknya meninggal pada Rabu (8/5/2019) lalu. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, adiknya sempat menjalani perawatan selama tiga hari.
“Meninggalnya itu kemarin tanggal 8 Mei, sebelum meninggal di rumah sakit (dirawat dulu) tiga hari,” kata Rizal saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Paling parah, kata dia, dalam berita hoaks itu memampangkan foto yang salah. Menurutnya foto yang ditampilkan bukan foto adiknya melainkan foto orang lain.
“Saya juga heran, ko berita hoaks kayak gini. Itu sudah ngawur, foto juga salah, latar belakang pendidikan juga bukan,” ujar Rizal.
“Terus fotonya itu bukan adik saya, yang dilingkari itu kebetulan anaknya pak RW, dan itu orangnya masih hidup,” kata dia.
Keluarga korban menyayangkan kabar hoaks tersebut sengaja diciptakan oleh orang yang tak bertanggungjawab demi kepentingan politik. Pihak keluarga telah melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian. Hal ini disampaikan oleh kakak korban bernama Syra Siti Rohmah melalui akun Instagram @syrasiti.
Syra mengakui, keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan klarifikasi atas kabar hoaks yang beredar tersebut.
Namun, ternyata peredaran kabar hoaks begitu cepat dan luas sehingga pihak keluarga memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.
Rujukan
- https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4544311/viral-petugas-kpps-bandung-tewas-diracun-keluarga-hoaks
- https://www.antaranews.com/berita/864879/hoakskabar-anggota-kpps-di-bandung-meninggal-karena-racun
- https://www.suara.com/news/2019/05/10/205313/viral-petugas-kpps-bandung-tewas-diracun-keluarga-pastikan-hoaks
(GFD-2019-2175) Saksi PKS Pekanbaru Bernama Hatta Zalliyus Dirawat di Rumah Sakit karena Keracunan Cyanida
Sumber: facebook.com, twitter.comTanggal publish: 09/05/2019
Berita
Seorang saksi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pekanbaru, Riau yang sakit usai Pemilu 2019 viral di media sosial.
Saksi dari PKS itu bernama Hatta Zailiyus. Dia sempat menjadi saksi pemungutan suara di Bina Widya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Usai Pemilu, Hatta dirujuk ke RSUD Arifin Achmad (AA) Pekanbaru.
Muncul narasi negatif yang disebarluaskan oleh warganet soal penyebab sakitnya Hatta.
Unggahan yang beredar luas di media sosial itu berupa video kondisi Hatta saat dirawat di Rumah Sakit.
Dalam video yang viral, Hatta tampak terbaring dan kedua tangannya diikat ke ranjang. Narasi yang beredar di media sosial menyangsikan apabila Hatta disebut sakit karena kelelahan.
Bahkan, salah satu warganet menyebut Hatta keracunan cyanida.
Berikut narasi lengkapnya :
Nama : Hatta Zalliyus bin Fauzaini
Saksi Pks di TPS 11
Kel Binawidya
Kec Tampan
Kodya Pekan Baru
Ini Bukan Kelelahan….
Tp Ini Keracunan Cyanida….
Yang Dapat Menyebabkan Kematian….
Ayoo Temen2 Kita Suarakan Kebenaran….
Teroris Sebenarnya Adalah KPU….
KPU Adalah Penjahat Demokrasi….
#AuditForensikKPU
#SaveOurDemocracy
#2019PrabowoPresidenRI
Saksi dari PKS itu bernama Hatta Zailiyus. Dia sempat menjadi saksi pemungutan suara di Bina Widya, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Usai Pemilu, Hatta dirujuk ke RSUD Arifin Achmad (AA) Pekanbaru.
Muncul narasi negatif yang disebarluaskan oleh warganet soal penyebab sakitnya Hatta.
Unggahan yang beredar luas di media sosial itu berupa video kondisi Hatta saat dirawat di Rumah Sakit.
Dalam video yang viral, Hatta tampak terbaring dan kedua tangannya diikat ke ranjang. Narasi yang beredar di media sosial menyangsikan apabila Hatta disebut sakit karena kelelahan.
Bahkan, salah satu warganet menyebut Hatta keracunan cyanida.
Berikut narasi lengkapnya :
Nama : Hatta Zalliyus bin Fauzaini
Saksi Pks di TPS 11
Kel Binawidya
Kec Tampan
Kodya Pekan Baru
Ini Bukan Kelelahan….
Tp Ini Keracunan Cyanida….
Yang Dapat Menyebabkan Kematian….
Ayoo Temen2 Kita Suarakan Kebenaran….
Teroris Sebenarnya Adalah KPU….
KPU Adalah Penjahat Demokrasi….
#AuditForensikKPU
#SaveOurDemocracy
#2019PrabowoPresidenRI
Hasil Cek Fakta
Menanggapi kabar viral itu, Ketua DPD PKS Pekanbaru, Sofyan Siroj mengunjungi Hatta di RSUD AA di Pekanbaru dan mendapat penjelasan soal penyakit yang dialami Hatta.
“Sakit lupus Hatta kambuh 3 hari pasca pemilu. Kondisi sakit lupus Hatta lebih parah saat ini dibanding setahun sebelumnya,” kata Sofyan, Rabu (8/5/2019).
Kehadiran Sofyan ini pun sekaligus memberikan bantuan untuk Hatta. Pihak PKS juga mendoakan agar Hatta segera pulih sedia kala.
Hatta saat ini didampingi pihak keluarganya di RS. Pihak keluarga tidak bersedia memberikan keterangan apapun.
“Sakit lupus Hatta kambuh 3 hari pasca pemilu. Kondisi sakit lupus Hatta lebih parah saat ini dibanding setahun sebelumnya,” kata Sofyan, Rabu (8/5/2019).
Kehadiran Sofyan ini pun sekaligus memberikan bantuan untuk Hatta. Pihak PKS juga mendoakan agar Hatta segera pulih sedia kala.
Hatta saat ini didampingi pihak keluarganya di RS. Pihak keluarga tidak bersedia memberikan keterangan apapun.
Kesimpulan
Informasi yang menyebutkan Hatta keracunan cyanida terbukti tidak benar. Faktanya, Hatta dirawat di Rumah Sakit karena penyakit lupusnya kambuh.
Rujukan
Halaman: 6339/6582