“,Ass Wr Wb,
Bpk/ibu anggota grup dimana pun berada dan tmn2 Mohon diinformasikan ke Warga, Saudara2 kita,Keluarga dan kenalan Anda !!!
Baru saja mendapat pesan. Sebuah Peringatan!!
Sekarang ada yang baru dan sedang terjadi. Orang datang dari jln ke jln,pintu ke pintu dan membagikan masker. Mereka mengatakan: “Ini ada pembagian masker dari pemerintah”. ( Hal itu lebih berhati2 utk menerimanya) Mereka meminta Anda mengenakan masker untuk difoto/ dilihat apakah masker tersebut cocok untuk Anda pakai. ( Sebagai laporan klo masker sudah sampai ke alamat ). masker yg sudah diberi bius, lalu mereka merampok atw merampas !! Tolong jangan ambil masker dari orang asing. Ingat, teman-teman, ini adalah waktu yang kritis, orang-orang putus asa, tingkat kejahatan meningkat selama periode Covid-19. Harap berhati-hati !!! setidaknya informasi ini mungkin bisa berguna dan bermanfaat utk kita semua…
Waspadalaah pada siapapun yg kita belum mengenalnya ..PESAN INI, Berantai Mohon di Bagikan kpd yg lain, agar mereka tau dan lebih hati2…🙏🙏🙏
TER-UTAMA BAGI REKAN²(tmn2) Yang Suka mengendarai MOTOR / MOBIL,,,,,,di-Mohon utk lebih WASPADA yaa,,,,
Ini adalah Modus Terbaru
*Demikian sekilas info mudah2an ada manfaatnya
*Terimakasih*🙏🏻”
Masker bius
(GFD-2021-6127) [SALAH] Pembagian Masker Gratis Dicampur Obat Bius
Sumber: facebook.comTanggal publish: 18/01/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Kembali beredar sebuah pesan berantai berisi informasi untuk berhati-hati terhadap modus baru kejahatan yang menawarkan masker dari rumah ke rumah, serta para pengendara mobil maupun motor. Menurut informasi yang beredar bahwasannya masker tersebut telah diberi obat bius sehingga memudahkan si perampok dalam melancarkan aksinya.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut dibantah oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus. Yusri juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati hati dan tetap melakukan pengecekkan kebenaran informasi yang didapat dari media sosial.
Informasi terkait masker gratis yang mengandung obat bius juga sempat beredar dan telah dilakukan pemeriksaan faktanya oleh turnbackhoax.id berjudul “[SALAH] Pembagian Masker Gratis Dicampur Bius” pada 14 September 2020.
Dengan demikian informasi yang beredar di Facebook terkait pembagian masker gratis yang telah diberi obat bius tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten palsu.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut dibantah oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus. Yusri juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati hati dan tetap melakukan pengecekkan kebenaran informasi yang didapat dari media sosial.
Informasi terkait masker gratis yang mengandung obat bius juga sempat beredar dan telah dilakukan pemeriksaan faktanya oleh turnbackhoax.id berjudul “[SALAH] Pembagian Masker Gratis Dicampur Bius” pada 14 September 2020.
Dengan demikian informasi yang beredar di Facebook terkait pembagian masker gratis yang telah diberi obat bius tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten palsu.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).
Hoaks berulang. Informasi tersebut sudah dibantah langsung oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya pada September 2020 lalu.
Hoaks berulang. Informasi tersebut sudah dibantah langsung oleh Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya pada September 2020 lalu.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/09/14/salah-pembagian-masker-gratis-dicampur-bius/
- https://m.liputan6.com/cek-fakta/read/4327034/cek-fakta-hoaks-pesan-berantai-soal-pembagian-masker-gratis-mengandung-obat-bius
- https://www.jawapos.com/hoax-atau-bukan/07/05/2020/viral-pesan-berantai-pembagian-masker-terdapat-obat-bius-ini-faktanya/
- https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-pembagian-masker-gratis-dicampur-bius
(GFD-2021-6126) [SALAH] Akun Whatsapp Bupati Cianjur Herman Suherman
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 18/01/2021
Berita
“maaf apa benar ini dengan Ponpes Darussalamah Al-Mubarok”
“Iya betul”
“maaf ustadz. Ini saya dan rekan-rekan kebetulan ada sedikit rejeki yang akan di sedekahkan”
“Mohon maaf ini dengan siapa? Dari mana?
“Herman Suhendra Pemkab Cianjur”
“Iya betul”
“maaf ustadz. Ini saya dan rekan-rekan kebetulan ada sedikit rejeki yang akan di sedekahkan”
“Mohon maaf ini dengan siapa? Dari mana?
“Herman Suhendra Pemkab Cianjur”
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Whatsapp bernomor +62 812-1705-8050 mengaku bernama Herman Suhendra dari Pemkab Cianjur dan menggunakan foto profil bergambar Bupati Cianjur, Herman Suherman, menghubungi pihak ponpes Darussalamah Al-Mubarok. Ia juga mengaku sebagai orang dari Pemkab Cianjur yang berniat untuk memberikan sedekah untuk ponpes tersebut.
Diketahui bahwa akun Whatsapp yang memakai foto profil bergambar Bupati Cianjur, Herman Suherman adalah palsu. Melalui akun Facebook Herman Suherman, yang telah terverifikasi, herman menyatakan akun Whatsapp yang mengatasnamakan dan menggunakan foto profilnya adalah palsu dan berniat untuk melakukan penipuan.
“Di informasikan kepada seluruh warga Cianjur, bahwa saat ini ada yang mengatasnamakan dan menggunakan foto profile saya untuk melakukan penipuan.” Ujarnya.
Bupati Cianjur tersebut juga memohon pada masyarakat agar berhati-hati dan melapor kepada akun pribadinya di media sosial, jika ada orang yang mengaku sebagai Herman Suherman atau akun yang memakai foto profil dirinya.
“Di mohon untuk dapat berhati-hati dan mengkonfirmasikan melalui sosial media saya ini apabila di hubungi oleh orang yang mengaku sebagai Herman Suherman atau menggunakam foto profile saya.” Tegasnya kembali.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa akun Whatsapp dengan foto profil bergambar Bupati Cianjur, Herman Suherman adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN TIRUAN.
Diketahui bahwa akun Whatsapp yang memakai foto profil bergambar Bupati Cianjur, Herman Suherman adalah palsu. Melalui akun Facebook Herman Suherman, yang telah terverifikasi, herman menyatakan akun Whatsapp yang mengatasnamakan dan menggunakan foto profilnya adalah palsu dan berniat untuk melakukan penipuan.
“Di informasikan kepada seluruh warga Cianjur, bahwa saat ini ada yang mengatasnamakan dan menggunakan foto profile saya untuk melakukan penipuan.” Ujarnya.
Bupati Cianjur tersebut juga memohon pada masyarakat agar berhati-hati dan melapor kepada akun pribadinya di media sosial, jika ada orang yang mengaku sebagai Herman Suherman atau akun yang memakai foto profil dirinya.
“Di mohon untuk dapat berhati-hati dan mengkonfirmasikan melalui sosial media saya ini apabila di hubungi oleh orang yang mengaku sebagai Herman Suherman atau menggunakam foto profile saya.” Tegasnya kembali.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa akun Whatsapp dengan foto profil bergambar Bupati Cianjur, Herman Suherman adalah HOAX dan termasuk kategori KONTEN TIRUAN.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Akun palsu. Herman Suherman telah mengonfirmasi lewat akun Facebook terverifikasi bahwa akun Whatsapp bernomor +62 812-1705-8050, disertai dengan foto profil bergambar Bupati Cianjur tersebut adalah PALSU.
Akun palsu. Herman Suherman telah mengonfirmasi lewat akun Facebook terverifikasi bahwa akun Whatsapp bernomor +62 812-1705-8050, disertai dengan foto profil bergambar Bupati Cianjur tersebut adalah PALSU.
Rujukan
(GFD-2021-6125) [SALAH] Apple Bakal Hapus Sistem Peringatan Darurat di iPhone
Sumber: FacebookTanggal publish: 18/01/2021
Berita
Pada 10 Januari 2021, beberapa netizen Facebook mengunggah sebuah kabar dari Apple soal peringatan darurat di iPhone. Salah satu akun yang mengunggah klaim tersebut adalah Suzanne Marie.
Dalam klaim yang beredar di Facebook, disebutkan kalau Apple akan melakukan pelanggaran pada semua iPhone yang mematikan Sistem Siaran Darutat. Begini narasinya:
Breaking: Apple is going to do an update on all phones shutting off the Emergency Broadcast System. Turn your auto update toggle off."
Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Breaking: Apple akan melakukan pembaruan pada semua ponsel yang mematikan Emergency Broadcast System. Matikan sakelar pembaruan otomatis Anda."
Dalam klaim yang beredar di Facebook, disebutkan kalau Apple akan melakukan pelanggaran pada semua iPhone yang mematikan Sistem Siaran Darutat. Begini narasinya:
Breaking: Apple is going to do an update on all phones shutting off the Emergency Broadcast System. Turn your auto update toggle off."
Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi:
"Breaking: Apple akan melakukan pembaruan pada semua ponsel yang mematikan Emergency Broadcast System. Matikan sakelar pembaruan otomatis Anda."
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com mengunjungi situs resmi Apple. Di situs tersebut dijelaskan tentang Emergency Broadcast System. Begini penjelasannya:
"Emergency Alert System (EAS) adalah sistem peringatan publik nasional yang memungkinkan presiden untuk berbicara kepada rakyat Amerika dalam waktu 10 menit selama keadaan darurat nasional. Peringatan tersebut dikirim melalui penyiar, layanan audio digital satelit, penyedia satelit siaran langsung, televisi kabel, dan sistem kabel nirkabel."
Menurut situs webnya, baik iPhone dan Apple Watches menerima peringatan darurat, pemerintah, dan keselamatan publik. "Secara default, Peringatan Pemerintah diaktifkan untuk perangkat Anda," jelas situs web tersebut.
Namun tidak ditemukan dalam situs resmi kalau Apple akan menghapus peringatan darurat dalam pembaruan terbarunya. Pengguna iPhone, bagaimanapun, memiliki pilihan untuk mematikan peringatan ini jika mereka tidak ingin menerimanya.
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan Google Search. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel berjudul: "Fact check: Apple's latest iPhone update keeps Emergency Alert System active".
Dalam artikel yang dipublikasikan pada 15 Januari 2021 itu, dijelaskan, klaim tersebut beredar pada pekan ini. Klaim ini diunggah pertama kali oleh pengguna Facebook atas nama Prite Time Patriots di Facebook pada 11 Januari 2021.
Hasil penelusuran Google Search juga mengarahkan ke situs Snopes dalam artikel berjudul: "No, Apple Isn’t Shutting Off the Emergency Broadcast System".
Dijelaskan dalam artikel Snopes, klaim ini berasal dari Lin Wood, seorang pengacara dan sekutu Donald Trump. Lin Wood ini, menurut penjelasan Snopes, punya rekam jejak membuat pernyataan palsu dan menghasut.
Wood menjadi terkenal dengan membuat pernyataan publik yang menghasut dan salah. Dia adalah salah satu promotor paling vokal dari kampanye disinformasi Trump selama berbulan-bulan yang mengklaim secara keliru bahwa pemilihan presiden November 2020 dilanda penipuan, dan bahwa Trump, yang kalah, benar-benar menang. Wood juga memiliki kebiasaan membuat pernyataan yang sangat menghasut, seperti menyerukan eksekusi Wakil Presiden Mike Pence.
"Emergency Alert System (EAS) adalah sistem peringatan publik nasional yang memungkinkan presiden untuk berbicara kepada rakyat Amerika dalam waktu 10 menit selama keadaan darurat nasional. Peringatan tersebut dikirim melalui penyiar, layanan audio digital satelit, penyedia satelit siaran langsung, televisi kabel, dan sistem kabel nirkabel."
Menurut situs webnya, baik iPhone dan Apple Watches menerima peringatan darurat, pemerintah, dan keselamatan publik. "Secara default, Peringatan Pemerintah diaktifkan untuk perangkat Anda," jelas situs web tersebut.
Namun tidak ditemukan dalam situs resmi kalau Apple akan menghapus peringatan darurat dalam pembaruan terbarunya. Pengguna iPhone, bagaimanapun, memiliki pilihan untuk mematikan peringatan ini jika mereka tidak ingin menerimanya.
Kemudian, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan Google Search. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel berjudul: "Fact check: Apple's latest iPhone update keeps Emergency Alert System active".
Dalam artikel yang dipublikasikan pada 15 Januari 2021 itu, dijelaskan, klaim tersebut beredar pada pekan ini. Klaim ini diunggah pertama kali oleh pengguna Facebook atas nama Prite Time Patriots di Facebook pada 11 Januari 2021.
Hasil penelusuran Google Search juga mengarahkan ke situs Snopes dalam artikel berjudul: "No, Apple Isn’t Shutting Off the Emergency Broadcast System".
Dijelaskan dalam artikel Snopes, klaim ini berasal dari Lin Wood, seorang pengacara dan sekutu Donald Trump. Lin Wood ini, menurut penjelasan Snopes, punya rekam jejak membuat pernyataan palsu dan menghasut.
Wood menjadi terkenal dengan membuat pernyataan publik yang menghasut dan salah. Dia adalah salah satu promotor paling vokal dari kampanye disinformasi Trump selama berbulan-bulan yang mengklaim secara keliru bahwa pemilihan presiden November 2020 dilanda penipuan, dan bahwa Trump, yang kalah, benar-benar menang. Wood juga memiliki kebiasaan membuat pernyataan yang sangat menghasut, seperti menyerukan eksekusi Wakil Presiden Mike Pence.
Kesimpulan
Klaim dari Apple akan menghapus Emergency Broadcast System di iPhone merupakan informasi yang hoaks. Dari hasil penelusuran, klaim ini berasal dari Lin Wood, seorang pengacara dan sekutu Trump dengan rekam jejak membuat pernyataan palsu dan menghasut.
Rujukan
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/01/15/fact-check-apple-no-plans-shut-off-emergency-alert-system/4165630001/
- https://www.snopes.com/fact-check/apple-emergency-broadcast-system/
- https://support.apple.com/en-us/HT202743
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4459522/cek-fakta-hoaks-kabar-apple-bakal-hapus-sistem-peringatan-darurat-di-iphone
(GFD-2021-6124) [SALAH] Video Seorang Pemuda Pingsan Setelah Divaksin di NTB
Sumber: FacebookTanggal publish: 18/01/2021
Berita
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB.
Video yang diklaim seorang pingsan setelah divaksin di NTB diunggah akun Facebook Jibril Tepi Barat, pada 17 Januari 2020.
Video tersebut menampilkan sorang diusap lengannya dengan benda menyerupai kapas seperti adegan hendak disuntik, kemudian setelah itu seorang tersebut kehilangan kesadaran.
Suasana video tersebut berada luar ruangan dihalaman sebuah gedung, terdapat tenda darurat yang bertuliskan "Menabung di Bank NTT"
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kejadian Di NTB
Habis Di Suntik Vaksin
Simak Baik-Baik..👇"
Video yang diklaim seorang pingsan setelah divaksin di NTB diunggah akun Facebook Jibril Tepi Barat, pada 17 Januari 2020.
Video tersebut menampilkan sorang diusap lengannya dengan benda menyerupai kapas seperti adegan hendak disuntik, kemudian setelah itu seorang tersebut kehilangan kesadaran.
Suasana video tersebut berada luar ruangan dihalaman sebuah gedung, terdapat tenda darurat yang bertuliskan "Menabung di Bank NTT"
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"Kejadian Di NTB
Habis Di Suntik Vaksin
Simak Baik-Baik..👇"
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran.
Penelusuran pun dilakukan dengan memanfaatkan perangkat Google Image dan Yandex, namun tidak ada situs yang memuat informasi tentang video tersebut.
Cek Fakta Liputan6.com pun melanjutkan penelusuran dengan meminta konfirmasi ke pihak Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, perisitiwa dalam video tersebut terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Itu di NTT," kata Nadia saat berbicang dengan Liputan6.com.
Nadia mengungkapkan, peristiwa seorang pingsan dalam video tersebut merupakan simulasi saja, tidak ada penyuntikan vaksin pada orang tersebut.
"Itu simulasi ya," tuturnya.
Penelusuran pun dilakukan dengan memanfaatkan perangkat Google Image dan Yandex, namun tidak ada situs yang memuat informasi tentang video tersebut.
Cek Fakta Liputan6.com pun melanjutkan penelusuran dengan meminta konfirmasi ke pihak Kementerian Kesehatan.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, perisitiwa dalam video tersebut terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Itu di NTT," kata Nadia saat berbicang dengan Liputan6.com.
Nadia mengungkapkan, peristiwa seorang pingsan dalam video tersebut merupakan simulasi saja, tidak ada penyuntikan vaksin pada orang tersebut.
"Itu simulasi ya," tuturnya.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video seorang pingsan setelah divaksin di NTB tidak benar.
Peristiwa tersebut terjadi di NTT dan hanya simulasi bukan penyuntikan vaksin sungguhan.
Peristiwa tersebut terjadi di NTT dan hanya simulasi bukan penyuntikan vaksin sungguhan.
Rujukan
Halaman: 5892/6854


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3351354/original/029768500_1610874776-Hoaks_klaim_Apple.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3352156/original/010711300_1610959919-disuntik_pingsan_cover.jpg)