Bukan korban akibat demo rusuh di Hongkong. Anak di dalam foto adalah Dicha Larasati Putri, anak Indonesia berusia 9 tahun yang didiagnosis menderita Bernards Soulier Syndrome, sebuah kelainan genetika yang langka bawaan turunan berupa ketidakmampuan tubuh membekukan darah (koagulasi).
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mendapatkan mendapat informasi dari Taiwan Fact Check Center (kolega Mafindo sesama factchecker yang bersertifikasi IFCN) bahwa beredar foto mahasiwa Poly University Hongkong yang berdarah dan diklaim sebagai korban demo rusuh di Hongkong.
Foto tersebut diberi narasi, yang jika diterjemahkan dengan Google Lens sebagai berikut:
“The students of Poly university was stocked and very tired without any food. They were also inhured by the acid water from Police. Many students are sick, losing temperature and ear blooding. Hong Kong administration is going to cut the supply of water and electricity. It is getting worse .”
Sumber klaim sudah tidak bisa diakses ketika artikel ini disusun, salah satu tangkapan layar dari klaim ini diunggah ke kolom komentar postingan milik akun facebook Dicha Larasati.
(GFD-2019-3333) [SALAH] Foto anak berdarah mahasiswa Poly University korban demo demo rusuh di Hongkong
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 25/11/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan fakta bahwa anak yang ada di dalam foto yang diklaim itu bukanlah mahasiswa Poly University Hongkong.
Anak tersebut adalah Dicha Larasati Putri, usianya sekarang sembilan tahun, lahir di Balikpapan, 21 juli 2010. Dicha adalah putri ketiga dari Ayah bernama Mudji Purwanto dan Ibu bernama Nurlina.
Pada tahun 2015, Dicha didiagnosis menderita Bernards Soulier Syndrome, sebuah kelainan genetika yang teramat langka.
Bernards Soulier Syndrome, BSS kependekannya, adalah kelainan bawaan turunan berupa ketidakmampuan tubuh membekukan darah (koagulasi). Tanda-tanda paling jelas adalah ukuran trombosit (sel yang berperan membekukan darah) di pembuluh darah sangat besar, sering disebut raksasa, namun jumlahnya rendah (trombositopenia). BSS membuat penderitanya cenderung berdarah berlebihan dan mudah memar.
Sindrom Bernard-Soulier merupakan kelainan yang amat langka. Perkiraan terbaru menunjukkan, sindrom ini hanya diderita sekitar satu juta orang dari 7 miliar penduduk dunia. Darah yang tidak mampu menggumpal sehingga mengakibatkan perdarahan terus-menerus diduga disebabkan kurangnya glycoprotein Ib/IX/V. Protein jenis ini sangat penting dalam proses penggumpalan trombosit di sekitar pembuluh darah yang terluka. Tanpa glycoprotein yang cukup, perdarahan penderitanya akan berkepanjangan.
Dicha mulai masuk rumah sakit pada Desember 2017. Kelainan pada tubuh membuat dia koma selama dua pekan. Sadar dari koma, Dicha didiagnosis menderita amnesia permanen. Berbagai pemeriksaan telah ditempuh untuk mengembalikan ingatannya.
“Memorinya kembali seperti bayi yang baru lahir. Ingatannya adalah ingatan baru. Memori baru. Masa lalunya hilang. Itu kata dokter. Dia tidak ingat lagi orangtuanya, saudara-saudara, teman-temannya, termasuk siapa dirinya,” tutur Nurlina. Ketika sang ibu berbicara, Dicha sesekali memanggil adiknya –anak dari pernikahan kedua Nurlina.
Dicha sempat bersekolah sebelum kehilangan ingatan. Ia tercatat sebagai murid kelas tiga di SD 015 Balikpapan. Setelah didiagnosis amnesia permanen, Dicha sempat diajar oleh guru privat. Sang guru, kata Nurlina, menyerah. Sangat sulit, bahkan untuk menanamkan satu huruf di ingatannya.
“Dicha kehilangan kemampuan membaca dan menulis. Memegang pensil pun tidak bisa. Penyakit itu (BSS) sudah menyerang saraf motorik,” lanjut Nurlina.
Baik Dicha maupun orangtuanya, mengaku belum pernah pergi ke Hongkong sebelumnya, sehingga bisa dipastikan bahwa narasi caption yang menyertai foto itu di akun media sosial di Taiwan adalah menyesatkan. Dan usianya yang baru 9 tahun tentulah ia bukan mahasiswa di Poly University.
Mafindo telah menghubungi langsung orangtuanya melalui WhatsApp dan meminta ijin untuk mempublikasikan informasi yang sesungguhnya, karena selain digunakan untuk hoax di Taiwan, ternyata fotonya juga digunakan oleh penipu yang mengatasnamakan Dicha untuk mengambil keuntungan pribadi.
Reporter kaltimkece.id menjenguk Dicha pada Ahad, 6 Oktober 2019. Gadis kecil itu dirawat di Ruang Isolasi Nomor 7, Bangsal Melati, RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Dicha mengenakan baju berwarna ungu putih bergaris horizontal. Selimut biru menutupi pinggang hingga ujung kakinya. Mulutnya ditutupi masker.
Di balik masker itu, sebuah selang kecil masuk ke lubang hidung kiri. Selang ini menjadi jalur keluarnya darah dari lambung. Darah Dicha memang keluar terus-menerus tanpa henti. Kantong yang menampung darah tersebut tergeletak di sebelah kiri Dicha. Tak jauh dari situ, sebuah boneka merah muda dengan setia mengganjal kepalanya.
Terkait Taiwan Fact Check Center : https://tfc-taiwan.org.tw/about/purpose
Berdasarkan hasil penelusuran, ditemukan fakta bahwa anak yang ada di dalam foto yang diklaim itu bukanlah mahasiswa Poly University Hongkong.
Anak tersebut adalah Dicha Larasati Putri, usianya sekarang sembilan tahun, lahir di Balikpapan, 21 juli 2010. Dicha adalah putri ketiga dari Ayah bernama Mudji Purwanto dan Ibu bernama Nurlina.
Pada tahun 2015, Dicha didiagnosis menderita Bernards Soulier Syndrome, sebuah kelainan genetika yang teramat langka.
Bernards Soulier Syndrome, BSS kependekannya, adalah kelainan bawaan turunan berupa ketidakmampuan tubuh membekukan darah (koagulasi). Tanda-tanda paling jelas adalah ukuran trombosit (sel yang berperan membekukan darah) di pembuluh darah sangat besar, sering disebut raksasa, namun jumlahnya rendah (trombositopenia). BSS membuat penderitanya cenderung berdarah berlebihan dan mudah memar.
Sindrom Bernard-Soulier merupakan kelainan yang amat langka. Perkiraan terbaru menunjukkan, sindrom ini hanya diderita sekitar satu juta orang dari 7 miliar penduduk dunia. Darah yang tidak mampu menggumpal sehingga mengakibatkan perdarahan terus-menerus diduga disebabkan kurangnya glycoprotein Ib/IX/V. Protein jenis ini sangat penting dalam proses penggumpalan trombosit di sekitar pembuluh darah yang terluka. Tanpa glycoprotein yang cukup, perdarahan penderitanya akan berkepanjangan.
Dicha mulai masuk rumah sakit pada Desember 2017. Kelainan pada tubuh membuat dia koma selama dua pekan. Sadar dari koma, Dicha didiagnosis menderita amnesia permanen. Berbagai pemeriksaan telah ditempuh untuk mengembalikan ingatannya.
“Memorinya kembali seperti bayi yang baru lahir. Ingatannya adalah ingatan baru. Memori baru. Masa lalunya hilang. Itu kata dokter. Dia tidak ingat lagi orangtuanya, saudara-saudara, teman-temannya, termasuk siapa dirinya,” tutur Nurlina. Ketika sang ibu berbicara, Dicha sesekali memanggil adiknya –anak dari pernikahan kedua Nurlina.
Dicha sempat bersekolah sebelum kehilangan ingatan. Ia tercatat sebagai murid kelas tiga di SD 015 Balikpapan. Setelah didiagnosis amnesia permanen, Dicha sempat diajar oleh guru privat. Sang guru, kata Nurlina, menyerah. Sangat sulit, bahkan untuk menanamkan satu huruf di ingatannya.
“Dicha kehilangan kemampuan membaca dan menulis. Memegang pensil pun tidak bisa. Penyakit itu (BSS) sudah menyerang saraf motorik,” lanjut Nurlina.
Baik Dicha maupun orangtuanya, mengaku belum pernah pergi ke Hongkong sebelumnya, sehingga bisa dipastikan bahwa narasi caption yang menyertai foto itu di akun media sosial di Taiwan adalah menyesatkan. Dan usianya yang baru 9 tahun tentulah ia bukan mahasiswa di Poly University.
Mafindo telah menghubungi langsung orangtuanya melalui WhatsApp dan meminta ijin untuk mempublikasikan informasi yang sesungguhnya, karena selain digunakan untuk hoax di Taiwan, ternyata fotonya juga digunakan oleh penipu yang mengatasnamakan Dicha untuk mengambil keuntungan pribadi.
Reporter kaltimkece.id menjenguk Dicha pada Ahad, 6 Oktober 2019. Gadis kecil itu dirawat di Ruang Isolasi Nomor 7, Bangsal Melati, RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda. Dicha mengenakan baju berwarna ungu putih bergaris horizontal. Selimut biru menutupi pinggang hingga ujung kakinya. Mulutnya ditutupi masker.
Di balik masker itu, sebuah selang kecil masuk ke lubang hidung kiri. Selang ini menjadi jalur keluarnya darah dari lambung. Darah Dicha memang keluar terus-menerus tanpa henti. Kantong yang menampung darah tersebut tergeletak di sebelah kiri Dicha. Tak jauh dari situ, sebuah boneka merah muda dengan setia mengganjal kepalanya.
Terkait Taiwan Fact Check Center : https://tfc-taiwan.org.tw/about/purpose
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/23/salah-foto-anak-berdarah-mahasiswa-poly-university-korban-demo-demo-rusuh-di-hongkong/ REFERENSI :
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1036562663342935/
- https://www.facebook.com/dini.angraini.31392/posts/658344428029275
- https://kaltimkece.id/mereka/humaniora/prahara-hidup-nurlina-tiga-anak-meninggal-karena-sakit-putri-terakhir-mengidap-kelainan-langka
- https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20151022/281492160167131
(GFD-2019-3332) [KLARIFIKASI] “Sosok misterius Oligarki?”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 25/11/2019
Berita
Yang ditanyakan oleh SUMBER adalah patung Jenderal Sudirman, pada tahun 2013 (masa Presiden SBY) patung tersebut sudah menempati posisinya seperti saat ini.
NARASI
“Sosok misterius siapa ini di belakang Pak Jokowi? Oligarki?”
NARASI
“Sosok misterius siapa ini di belakang Pak Jokowi? Oligarki?”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
“Patung Jenderal Sudirman berukuran cukup besar mengenakan pakaian ciri khasnya dengan bentuk pose sedang berdiri tegap dan tangan kanannya memegang tongkat. Pada bagian bawah patung tersebut terdapat plakat berisi keterangan patung tersebut. Tidak diketahui persis sejak kapan patung tersebut berada di dalam Istana Merdeka namun pada tahun 2013 (masa Presiden SBY) patung tersebut memang sudah menempati posisinya seperti saat ini.”
Selengkapnya di http://bit.ly/2D6dQLk / http://archive.md/vitLp (arsip cadangan).
======
REFERENSI
(1) Beberapa artikel dengan foto dan video yang berkaitan,
* detikNews: “Jokowi Diminta Tepati Janji, Prabowo Diminta Tobat”, selengkapnya di http://bit.ly/2OCkBJZ / http://archive.md/qsQDJ (arsip cadangan).
* CNN Indonesia: “Surya Paloh Duga Demo Besar karena Ada yang Tak Suka Jokowi”, selengkapnya di http://bit.ly/2OgAyqB / http://archive.md/Lj4RB (arsip sumber).
* Merdeka.com: “Gerindra ingin hubungan SBY dan Megawati seperti Jokowi dan Prabowo”, selengkapnya di http://bit.ly/339bkyx / http://archive.md/zflBg.
* TEMPO.CO: “Begini Imbauan Jokowi dan Jusuf Kalla soal Demo 4 November”, selengkapnya di http://bit.ly/2XC4S1Q.
* CNN Indonesia: “Melongok Istana Bersolek Jelang Hari Kemerdekaan” (galeri, foto ke 9), selengkapnya di http://bit.ly/34kioK8 / http://archive.md/lwvbw.
“Patung Jenderal Sudirman berukuran cukup besar mengenakan pakaian ciri khasnya dengan bentuk pose sedang berdiri tegap dan tangan kanannya memegang tongkat. Pada bagian bawah patung tersebut terdapat plakat berisi keterangan patung tersebut. Tidak diketahui persis sejak kapan patung tersebut berada di dalam Istana Merdeka namun pada tahun 2013 (masa Presiden SBY) patung tersebut memang sudah menempati posisinya seperti saat ini.”
Selengkapnya di http://bit.ly/2D6dQLk / http://archive.md/vitLp (arsip cadangan).
======
REFERENSI
(1) Beberapa artikel dengan foto dan video yang berkaitan,
* detikNews: “Jokowi Diminta Tepati Janji, Prabowo Diminta Tobat”, selengkapnya di http://bit.ly/2OCkBJZ / http://archive.md/qsQDJ (arsip cadangan).
* CNN Indonesia: “Surya Paloh Duga Demo Besar karena Ada yang Tak Suka Jokowi”, selengkapnya di http://bit.ly/2OgAyqB / http://archive.md/Lj4RB (arsip sumber).
* Merdeka.com: “Gerindra ingin hubungan SBY dan Megawati seperti Jokowi dan Prabowo”, selengkapnya di http://bit.ly/339bkyx / http://archive.md/zflBg.
* TEMPO.CO: “Begini Imbauan Jokowi dan Jusuf Kalla soal Demo 4 November”, selengkapnya di http://bit.ly/2XC4S1Q.
* CNN Indonesia: “Melongok Istana Bersolek Jelang Hari Kemerdekaan” (galeri, foto ke 9), selengkapnya di http://bit.ly/34kioK8 / http://archive.md/lwvbw.
Rujukan
(GFD-2019-3331) [SALAH] Gara-gara Tamu Asing Sering ke Kantor Anies daripada ke Istana Presiden, Ibukota pun Dipindah
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 23/11/2019
Berita
Bukan karena tamu asing sering ke kantor Anies Baswedan. Alasan rencana pemindahan ibukota pemerintahan karena pemerintah menilai beban di Pulau Jawa terlalu berat. Rencana pemindahan ibukota ini sendiri sebenarnya sudah berulang kali diwacanakan sejak era pemerintahan Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia.
Beredar artikel berjudul “Gara-gara Tamu Asing Sering ke Kantor Anies daripada ke Istana Presiden, Ibukota pun Dipindah” yang dimuat di situs mediavalid.online.
Berikut isi artikel tersebut:
“Laman media sosial Anies Baswedan sering memposting foto-foto tamu asing yang sedang berkunjung. Terlihat Gubernur DKI Jakarta tersebut dengan luwes bercengkrama.
Sangat berbeda dengan Presiden RI yang terlihat kaku jika berkomunikasi dengan tamu asing. Bahkan cenderung menghindari acara-acara resmi yang digelar di luar negeri.
Bahkan karena terlalu seringnya Anies menerima kunjungan dari negara luar, Jokowi disebut warganet ngambek dan ingin memindahkan Ibukota Jakarta.
“Mengapa tamu dari luar negeri nggak mau singgah ke istana presiden? Kok malah ke kantor Gubernur DKI Jakarta?,” tanya seorang warganet dengan usil.
“Gara-gara itu ibukota Jakarta mau dipindah ke luar Jawa,” sambung yang lain.”
Beredar artikel berjudul “Gara-gara Tamu Asing Sering ke Kantor Anies daripada ke Istana Presiden, Ibukota pun Dipindah” yang dimuat di situs mediavalid.online.
Berikut isi artikel tersebut:
“Laman media sosial Anies Baswedan sering memposting foto-foto tamu asing yang sedang berkunjung. Terlihat Gubernur DKI Jakarta tersebut dengan luwes bercengkrama.
Sangat berbeda dengan Presiden RI yang terlihat kaku jika berkomunikasi dengan tamu asing. Bahkan cenderung menghindari acara-acara resmi yang digelar di luar negeri.
Bahkan karena terlalu seringnya Anies menerima kunjungan dari negara luar, Jokowi disebut warganet ngambek dan ingin memindahkan Ibukota Jakarta.
“Mengapa tamu dari luar negeri nggak mau singgah ke istana presiden? Kok malah ke kantor Gubernur DKI Jakarta?,” tanya seorang warganet dengan usil.
“Gara-gara itu ibukota Jakarta mau dipindah ke luar Jawa,” sambung yang lain.”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran dengan menggunakan kata kunci “alasan pemindahan ibukot Indonesia”, tidak ditemukan klaim yang sama dengan judul dan artikel yang dimuat di situs itu.
Alasan pemerintah memindahkan ibukota pemerintahan salah satunya dimuat di situs nasional.republika.co.id pada Senin 26 Aug 2019 15:18 WIB dengan judul “Presiden Jokowi: Beban Pulau Jawa Terlalu Berat”
Pemerintah telah memutuskan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur sebagai kawasan ibu kota baru pemerintahan karena menilai beban di Pulau Jawa terlalu berat.
“Beban Pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk sudah 150 juta atau 54 persen dari total penduduk Indonesia dan 58 persen PDB ekonomi Indonesia ada di Pulau Jawa,” kata Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers terkait rencana pemindahan ibu kota di Istana Negara, Jakarta pada Senin (26/8).
Menurut Jokowi, beban Kota Jakarta sebagai kota pusat pemerintahan dan bisnis sudah sangat padat. Pemerintah telah melakukan kajian kepada sejumlah calon kawasan ibu kota dan menilai jika ibu kota pemerintahan tetap di Pulau Jawa maka bebannya akan semakin berat.
Indonesia, ujar Presiden, membebankan pusat ekonomi dan pusat pemerintahan di Pulau Jawa sehingga kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan air sudah sangat parah.
“Ini bukan kesalahan pemerintah Provinsi DKI, bukan. Tapi karena besarnya beban yang diberikan perekonomian Indonesia kepada Pulau Jawa dan Kota Jakarta. Kesenjangan ekonomi antara Pulau Jawa dan luar Jawa yang terus meningkat meski pun sejak 2001 sudah dilakukan otonomi daerah,” ujar Presiden menjelaskan perlunya pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa.
Pemerintah telah melakukan kajian rencana pemindahan ibu kota selama tiga tahun terakhir.
“Hasil kajian-kajian tersebut menyimpulkan bahwa lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, ” kata Presiden. Terdapat lahan seluas 180 ribu hektare di Provinsi Kaltim yang dimiliki oleh pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil menjelaskan diperlukan lahan seluas 3.000 hektare untuk pembangunan kantor pemerintahan sebagai tahap pertama pembangunan kawasan ibu kota.
Selain itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan salah satu skema pembiayaan untuk pembangunan sarana infrastruktur antara lain jalan, bandara dan pelabuhan di ibu kota baru akan dibiayai BUMN dalam bentuk investasi.
Sedangkan estimasi cost project dan pembiayaan fisik ibu kota baru akan menggunakan pembiayaan dari tiga sumber yakni APBN, skema kerja sama antara pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan skema kerja sama pemanfaatan atau pihak swasta. Menurut Kementerian PPN, estimasi total biaya proyek (cost project) dan pembiayaan fisik ibu kota negara mencapai Rp466 triliun.
Estimasi total biaya itu terdiri atas tiga sumber pembiayaan yakni APBN sebesar Rp 74,44 triliun, skema KPBU Rp 265,2 triliun, dan swasta melalui skema kerja sama pemanfaatan sebesar Rp 127,3 triliun.
Jokowi mengatakan pemindahan Ibu Kota bukanlah wacana baru. “Gagasan pemindahan Ibu Kota sudah lama muncul sejak era Presiden Soekarno. Sampai di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu,” kata Jokowi.
Menurut mantan Gubernur DKI itu, wacana pemindahan selalu timbul lalu tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang. Padahal, beberapa negara sudah mulai mengantisipasi perkembangan negaranya di masa yang akan datang dengan memindahkan pusat pemerintahan. “Saya kira kita contohkan banyak sekali, baik Malaysia, Korea Selatan, Brasil, Kazakhstan. Kita ingin kita berpikir visioner untuk kemajuan negara ini,” ujarnya.
Pemindahan Ibu Kota negara pernah disebut dua kali oleh Presiden pertama, Sukarno. Pertama, saat meresmikan Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah pada 1957. Saat itu, Bung Karno ingin merancangnya menjadi ibu kota negara. Hal itu menurut Bung Karno sudah tertuang dalam masterplan yang ia buat sendiri dalam pembangunan kota tersebut pada masa kemerdekaan.
Kedua, dengan gaya retorikanya Bung Karno kembali menyebut Palangka Raya sebagai calon ibu kota negara pada Seminar TNI-AD I di Bandung pada 1965.
Di era kepemimpinan Soeharto, gagasan pemindahan ibu kota muncul kembali dengan mengusulkan daerah Jonggol, Bogor, sebagai Ibu Kota negara.
Pemindahan ibu kota kembali ramai di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2010. Waktu itu SBY menawarkan tiga opsi untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Pertama, mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota maupun pusat pemerintahan dengan pembenahan total.
Kedua, Jakarta tetap menjadi ibu kota, tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah lain. Presiden waktu itu mencontohkan Malaysia, yang beribu kota di Kuala Lumpur tapi pusat pemerintahannya di Putrajaya. Terakhir, membangun ibu kota baru, seperti Canberra (Australia) dan Ankara (Turki).
Opsi itu muncul kembali setelah Jakarta dilanda banjir besar pada 2013. “Presiden tak tabu membicarakan pemindahan ibu kota,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah di era SBY, Velix Wanggai.
Di era pemerintahan Jokowi, wacana tersebut muncul pada 2017, kemudian dibahas lagi pada 2018, dan terakhir dalam ratas pada Senin kemarin. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menawarkan tiga alternatif kajian pemindahan Ibu Kota. Alternatif pertama, ibu kota tetap di Jakarta, namun dibangun distrik khusus pemerintahan di Istana dan Monas. Alternatif kedua, ibu kota berada di kawasan Jabodetabek. Sedangkan alternatif ketiga berada di Pulau Jawa.
Dari ketiga alternatif tersebut, Jokowi memilih alternatif terakhir yaitu memindahkan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. “Kalau saya, alternatif satu dan dua sudah tidak,” katanya.
Berdasarkan hasil penelusuran dengan menggunakan kata kunci “alasan pemindahan ibukot Indonesia”, tidak ditemukan klaim yang sama dengan judul dan artikel yang dimuat di situs itu.
Alasan pemerintah memindahkan ibukota pemerintahan salah satunya dimuat di situs nasional.republika.co.id pada Senin 26 Aug 2019 15:18 WIB dengan judul “Presiden Jokowi: Beban Pulau Jawa Terlalu Berat”
Pemerintah telah memutuskan Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur sebagai kawasan ibu kota baru pemerintahan karena menilai beban di Pulau Jawa terlalu berat.
“Beban Pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk sudah 150 juta atau 54 persen dari total penduduk Indonesia dan 58 persen PDB ekonomi Indonesia ada di Pulau Jawa,” kata Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers terkait rencana pemindahan ibu kota di Istana Negara, Jakarta pada Senin (26/8).
Menurut Jokowi, beban Kota Jakarta sebagai kota pusat pemerintahan dan bisnis sudah sangat padat. Pemerintah telah melakukan kajian kepada sejumlah calon kawasan ibu kota dan menilai jika ibu kota pemerintahan tetap di Pulau Jawa maka bebannya akan semakin berat.
Indonesia, ujar Presiden, membebankan pusat ekonomi dan pusat pemerintahan di Pulau Jawa sehingga kepadatan penduduk, kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan air sudah sangat parah.
“Ini bukan kesalahan pemerintah Provinsi DKI, bukan. Tapi karena besarnya beban yang diberikan perekonomian Indonesia kepada Pulau Jawa dan Kota Jakarta. Kesenjangan ekonomi antara Pulau Jawa dan luar Jawa yang terus meningkat meski pun sejak 2001 sudah dilakukan otonomi daerah,” ujar Presiden menjelaskan perlunya pemindahan ibu kota ke luar Pulau Jawa.
Pemerintah telah melakukan kajian rencana pemindahan ibu kota selama tiga tahun terakhir.
“Hasil kajian-kajian tersebut menyimpulkan bahwa lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara di Kalimantan Timur, ” kata Presiden. Terdapat lahan seluas 180 ribu hektare di Provinsi Kaltim yang dimiliki oleh pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil menjelaskan diperlukan lahan seluas 3.000 hektare untuk pembangunan kantor pemerintahan sebagai tahap pertama pembangunan kawasan ibu kota.
Selain itu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan salah satu skema pembiayaan untuk pembangunan sarana infrastruktur antara lain jalan, bandara dan pelabuhan di ibu kota baru akan dibiayai BUMN dalam bentuk investasi.
Sedangkan estimasi cost project dan pembiayaan fisik ibu kota baru akan menggunakan pembiayaan dari tiga sumber yakni APBN, skema kerja sama antara pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), dan skema kerja sama pemanfaatan atau pihak swasta. Menurut Kementerian PPN, estimasi total biaya proyek (cost project) dan pembiayaan fisik ibu kota negara mencapai Rp466 triliun.
Estimasi total biaya itu terdiri atas tiga sumber pembiayaan yakni APBN sebesar Rp 74,44 triliun, skema KPBU Rp 265,2 triliun, dan swasta melalui skema kerja sama pemanfaatan sebesar Rp 127,3 triliun.
Jokowi mengatakan pemindahan Ibu Kota bukanlah wacana baru. “Gagasan pemindahan Ibu Kota sudah lama muncul sejak era Presiden Soekarno. Sampai di setiap era presiden pasti muncul gagasan itu,” kata Jokowi.
Menurut mantan Gubernur DKI itu, wacana pemindahan selalu timbul lalu tenggelam karena tidak pernah diputuskan dan dijalankan secara terencana dan matang. Padahal, beberapa negara sudah mulai mengantisipasi perkembangan negaranya di masa yang akan datang dengan memindahkan pusat pemerintahan. “Saya kira kita contohkan banyak sekali, baik Malaysia, Korea Selatan, Brasil, Kazakhstan. Kita ingin kita berpikir visioner untuk kemajuan negara ini,” ujarnya.
Pemindahan Ibu Kota negara pernah disebut dua kali oleh Presiden pertama, Sukarno. Pertama, saat meresmikan Palangka Raya sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah pada 1957. Saat itu, Bung Karno ingin merancangnya menjadi ibu kota negara. Hal itu menurut Bung Karno sudah tertuang dalam masterplan yang ia buat sendiri dalam pembangunan kota tersebut pada masa kemerdekaan.
Kedua, dengan gaya retorikanya Bung Karno kembali menyebut Palangka Raya sebagai calon ibu kota negara pada Seminar TNI-AD I di Bandung pada 1965.
Di era kepemimpinan Soeharto, gagasan pemindahan ibu kota muncul kembali dengan mengusulkan daerah Jonggol, Bogor, sebagai Ibu Kota negara.
Pemindahan ibu kota kembali ramai di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2010. Waktu itu SBY menawarkan tiga opsi untuk mengatasi kemacetan di Ibu Kota Jakarta. Pertama, mempertahankan Jakarta sebagai ibu kota maupun pusat pemerintahan dengan pembenahan total.
Kedua, Jakarta tetap menjadi ibu kota, tetapi pusat pemerintahan dipindahkan ke daerah lain. Presiden waktu itu mencontohkan Malaysia, yang beribu kota di Kuala Lumpur tapi pusat pemerintahannya di Putrajaya. Terakhir, membangun ibu kota baru, seperti Canberra (Australia) dan Ankara (Turki).
Opsi itu muncul kembali setelah Jakarta dilanda banjir besar pada 2013. “Presiden tak tabu membicarakan pemindahan ibu kota,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah di era SBY, Velix Wanggai.
Di era pemerintahan Jokowi, wacana tersebut muncul pada 2017, kemudian dibahas lagi pada 2018, dan terakhir dalam ratas pada Senin kemarin. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional menawarkan tiga alternatif kajian pemindahan Ibu Kota. Alternatif pertama, ibu kota tetap di Jakarta, namun dibangun distrik khusus pemerintahan di Istana dan Monas. Alternatif kedua, ibu kota berada di kawasan Jabodetabek. Sedangkan alternatif ketiga berada di Pulau Jawa.
Dari ketiga alternatif tersebut, Jokowi memilih alternatif terakhir yaitu memindahkan ibu kota dari Jakarta ke luar Pulau Jawa. “Kalau saya, alternatif satu dan dua sudah tidak,” katanya.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/21/salah-gara-gara-tamu-asing-sering-ke-kantor-anies-daripada-ke-istana-presiden-ibukota-pun-dipindah/
- https://www.antaranews.com/berita/1157867/hoaks-jokowi-pindahkan-ibu-kota-karena-tamu-asing-suka-bertemu-anies
- https://www.antaranews.com/berita/1030048/pemerintah-pindahkan-ibu-kota-karena-beban-di-pulau-jawa-berat
- https://nasional.republika.co.id/berita/pwu4fi382/presiden-jokowi-beban-pulau-jawa-terlalu-berat
- https://nasional.tempo.co/read/1200537/rencana-pemindahan-ibu-kota-dari-era-soekarno-hingga-jokowi/full&view=ok
- https://www.idntimes.com/news/indonesia/teatrika/ini-konsep-pemindahan-ibu-kota-dari-era-soekarno-hingga-jokowi
(GFD-2019-3330) [SALAH] Maruf Ingin Cegah Radikalisme Sejak Tingkat PAUD, “Jauhkan Anak-Anak Dari Al-Quran”
Sumber: Media OnlineTanggal publish: 23/11/2019
Berita
Beredar sebuah artikel melalui Blogspot yang mempunyai logo mirip dengan salah satu media daring di Indonesia. Dalam artikel yang diterbitkan, terdapat judul yang diberi tanda kutip mengenai perintah agar Al-Quran dijauhkan dari anak-anak. Namun apabila dibaca lebih lanjut mengenai isi yang terdapat dalam artikel, tidak ditemukan kutipan seperti halnya yang tertera dalam judul.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN: Beredar sebuah artikel yang disebarkan melalui blogspot dengan logo yang dibuat mirip dengan salah satu media daring di Indonesia yakni merdeka.com. Artikel merdekaind.blogspot.com mempunyai logo yang serupa dengan merdeka.com. Artikel yang disebarkan kali ini merujuk kepada pemberitaan Ma’ruf Amin yang ingin melakukan pencegahan radikalisme sejak tingkat PAUD.
Merdekaind.blogspot.com menerbitkan artikel dengan judul “Ma’ruf Ingih Cegah Radikalisme Sejak Tingkat PAUD, “Jauhkan Anak-Anak Dari Al-Quran””. Judul tersebut tentu bisa menggiring opini bahwa Ma’ruf Amin memberikan instruksi untuk menjauhkan anak-anak dari Al-quran. Padahal jika melihat isi artikel, tidak ditemukan ucapan Ma’ruf Amin terkait dengan menjauhkan Al-quran dari anak-anak.
Dan jika melakukan pencarian mengenai pemberitaan serupa, diketahui bahwa isi dalam artikel merdekaind.blogspot.com serupa dengan isi berita yang diterbitkan oleh cnnindonesia.com. Apabila cnnindonesia.com memberi judul “Ma’ruf Ingin Cegah Radikalisme Sejak Tingkat PAUD”, lain halnya dengan merdekaind.blogspot.com yang ditambah dengan kutipan yang tidak sesuai dengan fakta.
Lantaran tidak ditemukan pernyataan seperti halnya yang terdapat dalam judul pemberitaan merdekaind.blogspot.com. Hal tersebut pun mengacu kepada koneksi yang salah. Dalam artian, judul pemberitaan yang juga terdapat kutipan tidak sesuai dengan isi di dalam konten.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2019/11/21/salah-maruf-ingin-cegah-radikalisme-sejak-tingkat-paud-jauhkan-anak-anak-dari-al-quran/
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191115162509-20-448730/maruf-ingin-cegah-radikalisme-sejak-tingkat-paud
- https://www.beritasatu.com/nasional/585656/wapres-tokoh-radikal-dikenalkan-dari-paud-ini-jadi-perhatian
- https://merdekaind.blogspot.com/2019/11/maruf-ingin-cegah-radikalisme-sejak.html
Halaman: 5765/6089