(GFD-2021-6993) [SALAH] Permen Susu di Banyumas Mengandung Narkoba
Sumber: twitter.comTanggal publish: 26/05/2021
Berita
“Assalamualikum.. ini ada informasi dari teman dokter. Anaknya bidan di Banyumas makan permen susu, trus 3 hari gk mau makan, ngefly. Disarankan teman dokter di pubalingga untuk membawa permen tsb ke BNN, ternyata hasilnya positif mengandung narkoba jenis benzodiazepin. ini permennya.. monggo disebarkan…untuk melindungi keluarga kita.
Hasil Cek Fakta
Akun twitter bernama Rozzaq Iman membagikan sebuah screenshoot yang mengklaim bahwa permen susu di Banyumas mengandung narkoba jenis benzodiazepin dan menyebabkan konsumen permen tersebut kehilangan nafsu makan selama tiga hari karena “nge-fly”. Postingan tersebut diunggah pada tanggal 25/05/21, dalam unggahannya Ia ingin memastikan kebenaran dari narasi tersebut.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah dan merupakan hoaks lama yang bersemi kembali. Unggahan serupa sempat beredar pada tahun 2017 dan telah dibantah oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Selain itu, klaim yang sama juga sempat beredar pada tahun ini, diunggah oleh akun bernama Diena America pada tanggal 24/2/2021 di Facebook [arsip sumber: https://archive.md/kCPm1].
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari pemberitaan Tribun Jabar pada 18/12/17, asal mula narasi dan foto permen susu mengandung narkoba yang beredar di media sosial tersebut berasal dari akun Twitter @localhost911.
Menanggapi hal tersebut, kepala BPOM Bandung, Abdul Rahim, mengatakan bahwa kabar di media sosial mengenai permen susu itu adalah berita hoaks.
“Di berita yang beredar itu, katanya mengirim ke BNN, tetapi BNN menyatakan tidak menerima,” ujar Abdul kepada Tribun Jabar melalui pesan instan Whatsapp, senin (18/12/2017).
“Temen BPOM sudah menghubungi lab BNN, mereka tidak menerima sampel dimaksud untuk diuji,” jelasnya melanjutkan. Abdul pun mengatakan kabar yang tersebar mengenai permen susu itu adalah kabar yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, BPOM melalui rilis di laman resminya menjelaskan terkait hasil penemuan Balai Besar POM di Semarang yang telah melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyumas terkait isu atau pemberitaan ada seorang anak yang lemas setelah mengonsumsi permen susu.
Hasil penelusuran menunjukkan, ada empat orang anak yang mengonsumsi permen yang sama dan hanya satu anak yang sakit, sedangkan yang lain dalam keadaan sehat. Selanjutnya diketahui bahwa anak tersebut sakit deman dan telah diberi obat penurun panas yang mengandung Ibuprofen.
Permen susu yang diisukan mengandung narkoba tersebut telah terdaftar di Badan POM RI, yaitu Pindy Kembang Gula Lunak Rasa Susu dan Stroberi dengan nomor izin edar BPOM RI MD 224510008005 diproduksi oleh PT. Inasentra Unisatya – Kabupaten Bogor. Izin edar diterbitkan Badan POM RI setelah dilakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu, dan gizi produk termasuk proses produksi serta labelnya.
Kasus permen mengandung narkoba telah beberapa kali merebak di media sosial. Oleh karena itu sebagai bentuk kehati-hatian, Balai Besar POM di Semarang telah mengambil sampel dan melakukan pengujian terhadap sampel permen susu yang diisukan mengandung narkoba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel permen tersebut tidak mengandung narkoba.
Badan POM RI juga menjelaskan akan terus memantau perkembangan isu ini dan mengambil langkah hukum jika terbukti ada pelanggaran peraturan perundang-undangan.
Klarifikasi terkait isu permen susu mengandung narkoba juga pernah dibahas dalam artikel Turnbackhoax.id yang berjudul “[KLARIFIKASI] Permen Susu Mengandung Narkoba” pada tanggal 19 Desember 2017.
Dengan demikian, mengacu kepada seluruh referensi, klaim bahwa permen susu mengandung narkoba adalah salah dengan kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah dan merupakan hoaks lama yang bersemi kembali. Unggahan serupa sempat beredar pada tahun 2017 dan telah dibantah oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Selain itu, klaim yang sama juga sempat beredar pada tahun ini, diunggah oleh akun bernama Diena America pada tanggal 24/2/2021 di Facebook [arsip sumber: https://archive.md/kCPm1].
Berdasarkan penelusuran, dilansir dari pemberitaan Tribun Jabar pada 18/12/17, asal mula narasi dan foto permen susu mengandung narkoba yang beredar di media sosial tersebut berasal dari akun Twitter @localhost911.
Menanggapi hal tersebut, kepala BPOM Bandung, Abdul Rahim, mengatakan bahwa kabar di media sosial mengenai permen susu itu adalah berita hoaks.
“Di berita yang beredar itu, katanya mengirim ke BNN, tetapi BNN menyatakan tidak menerima,” ujar Abdul kepada Tribun Jabar melalui pesan instan Whatsapp, senin (18/12/2017).
“Temen BPOM sudah menghubungi lab BNN, mereka tidak menerima sampel dimaksud untuk diuji,” jelasnya melanjutkan. Abdul pun mengatakan kabar yang tersebar mengenai permen susu itu adalah kabar yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, BPOM melalui rilis di laman resminya menjelaskan terkait hasil penemuan Balai Besar POM di Semarang yang telah melakukan penelusuran dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Banyumas terkait isu atau pemberitaan ada seorang anak yang lemas setelah mengonsumsi permen susu.
Hasil penelusuran menunjukkan, ada empat orang anak yang mengonsumsi permen yang sama dan hanya satu anak yang sakit, sedangkan yang lain dalam keadaan sehat. Selanjutnya diketahui bahwa anak tersebut sakit deman dan telah diberi obat penurun panas yang mengandung Ibuprofen.
Permen susu yang diisukan mengandung narkoba tersebut telah terdaftar di Badan POM RI, yaitu Pindy Kembang Gula Lunak Rasa Susu dan Stroberi dengan nomor izin edar BPOM RI MD 224510008005 diproduksi oleh PT. Inasentra Unisatya – Kabupaten Bogor. Izin edar diterbitkan Badan POM RI setelah dilakukan evaluasi terhadap aspek keamanan, mutu, dan gizi produk termasuk proses produksi serta labelnya.
Kasus permen mengandung narkoba telah beberapa kali merebak di media sosial. Oleh karena itu sebagai bentuk kehati-hatian, Balai Besar POM di Semarang telah mengambil sampel dan melakukan pengujian terhadap sampel permen susu yang diisukan mengandung narkoba. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel permen tersebut tidak mengandung narkoba.
Badan POM RI juga menjelaskan akan terus memantau perkembangan isu ini dan mengambil langkah hukum jika terbukti ada pelanggaran peraturan perundang-undangan.
Klarifikasi terkait isu permen susu mengandung narkoba juga pernah dibahas dalam artikel Turnbackhoax.id yang berjudul “[KLARIFIKASI] Permen Susu Mengandung Narkoba” pada tanggal 19 Desember 2017.
Dengan demikian, mengacu kepada seluruh referensi, klaim bahwa permen susu mengandung narkoba adalah salah dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Tidak terdapat kandungan narkoba. Kepala BPOM Bandung, Abdul Rahim, mengatakan bahwa kabar di media sosial mengenai permen susu itu adalah berita hoaks dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Tidak terdapat kandungan narkoba. Kepala BPOM Bandung, Abdul Rahim, mengatakan bahwa kabar di media sosial mengenai permen susu itu adalah berita hoaks dan tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/27/163100465/-hoaks-permen-susu-di-banyumas-mengandung-narkoba-jenis-benzodiazepin
- https://jabar.tribunnews.com/2017/12/18/beredarnya-kabar-temuan-permen-susu-mengandung-zat-terlarang-di-medsos-ternyata-hoaks
- https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/74/PENJELASAN-BADAN-POM-RI–TENTANG–ISU-PEREDARAN-PERMEN-SUSU-YANG-DIDUGA-MENGANDUNG-NARKOBA—.html
- https://turnbackhoax.id/2017/12/19/klarifikasi-permen-susu-mengandung-narkoba/
(GFD-2021-6992) [SALAH] Telur Palsu Beredar di Pasaran
Sumber: facebook.comTanggal publish: 26/05/2021
Berita
“WASPADA !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! DI PASAR-PASAR SUDAH. TERJUAL. TELUR PALSU……”
Hasil Cek Fakta
Beberapa waktu lalu sempat beredar informasi dari berbagai platform media, baik itu televisi maupun media sosial terkait informasi ditemukannya telur palsu di pasaran. Informasi tersebutlah yang memunculkan kekhawatiran dari masyarakat akan telur palsu yang beredar di pasaran. Hingga akhirnya ketika menemukan telur dengan tampak yang berbeda dari biasanya maka langsung dianggap sebagai telur palsu tanpa diperiksa lebih lanjut apakah telur tersebut benar telur palsu atau bukan.
Kekhawatiran tersebut pun ditunjukkan oleh seorang wanita asal Kediri bernama Linda Agustini setelah mendapati telur yang dibelinya di pinggir jalan berbeda dari telur biasanya ketika dipecahkan. Atas dasar tersebut, maka Linda membuat video untuk menjelaskan kondisi telur ayam yang dibelinya dan mengatakan bahwa telur tersebut adalah telur palsu, lalu ia menyebarkannya informasi tersebut melalui media sosial, salah satunya facebook, dan video tersebut pun viral, sehingga membuat beberapa akun facebook lain memposting ulang video Linda tersebut. Salah satu akun yang memposting ulang ialah akun facebook bernama Sri Hardiningsih.
Dalam postingannya ia memposting foto serta video yang viral sebelumnya serta mengajak untuk waspada atas adanya telur palsu yang dijual di pasaran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta terkait video dugaan beredarnya telur palsu dipasaran, ditemukanlah sebuah fakta bahwa informasi telur palsu yang dimuat dalam video yang sempat viral tersebut ialah misinformasi.
Melansir dari jateng.tribunnews.com , Ketua Satgas Pangan Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman menegaskan bahwa hasil uji coba laboratorium yang dilakukan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Kediri menyatakan bahwa telur yang ada di dalam video tersebut ialah telur asli dari telur ayam. Ia juga menduga telur tersebut merupakan telur infertil atau telur yang sudah dibuahi namun gagal menetas.
Selain itu, melansir dari kompas.com , Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Veteriner, Pengelolaan dan Pemasaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemkot Kediri Pujiono mengatakan, peristiwa gaduh karena viralnya video di media sosial tersebut terjadi karena faktor kurangnya pengetahuan atas telur dan faktor penyimpanannya. Ia juga menambahkan, telur yang terdapat dalam video bisa menjadi beku karena salah dalam hal penyimpanan, yaitu karena disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu yang cukup tinggi.
Tidak hanya itu, terkait soal membran telur yang diduga sebagai plastik atau kertas sebagaimana yang dikemukakan dalam video itupun merupakan dugaan yang salah. Melansir dari kompas.com , Pujiono menyatakan bahwa perihal membran telur yang dianggap seperti kertas atau plastik itupun disebabkan oleh beberapa lapisan yang berbeda dari setiap telur, sehingga membran telur yang dianggap menyerupai plastik atau kertas itupun dianggap sebagai hal yang wajar.
Atas dasar kegaduhan dari video yang disebarkan oleh wanita asal kediri bernama Linda Agustini bersama kerabatnya bernama Ani Mulyaningati di media sosial, maka mereka membuat video permintaan maaf atas kekeliruannya yang sebelumnya menyatakan bahwa telur yang dibeli Linda adalah telur palsu tanpa melakukan pengecekan secara akurat terlebih dahulu. Ia juga mengaku pada saat itu merasa panik sebab telur yang dibelinya berbeda dari telur biasanya, sehingga ia menduga telur tersebut ialah telur palsu.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait telur palsu yang dimuat dalam video berdurasi sekitar 4 menit 27 detik itu adalah hoax atau kategori misleading atau konten menyesatkan.
Kekhawatiran tersebut pun ditunjukkan oleh seorang wanita asal Kediri bernama Linda Agustini setelah mendapati telur yang dibelinya di pinggir jalan berbeda dari telur biasanya ketika dipecahkan. Atas dasar tersebut, maka Linda membuat video untuk menjelaskan kondisi telur ayam yang dibelinya dan mengatakan bahwa telur tersebut adalah telur palsu, lalu ia menyebarkannya informasi tersebut melalui media sosial, salah satunya facebook, dan video tersebut pun viral, sehingga membuat beberapa akun facebook lain memposting ulang video Linda tersebut. Salah satu akun yang memposting ulang ialah akun facebook bernama Sri Hardiningsih.
Dalam postingannya ia memposting foto serta video yang viral sebelumnya serta mengajak untuk waspada atas adanya telur palsu yang dijual di pasaran.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta terkait video dugaan beredarnya telur palsu dipasaran, ditemukanlah sebuah fakta bahwa informasi telur palsu yang dimuat dalam video yang sempat viral tersebut ialah misinformasi.
Melansir dari jateng.tribunnews.com , Ketua Satgas Pangan Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman menegaskan bahwa hasil uji coba laboratorium yang dilakukan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Kediri menyatakan bahwa telur yang ada di dalam video tersebut ialah telur asli dari telur ayam. Ia juga menduga telur tersebut merupakan telur infertil atau telur yang sudah dibuahi namun gagal menetas.
Selain itu, melansir dari kompas.com , Kepala Seksi Kesehatan Masyarakat, Veteriner, Pengelolaan dan Pemasaran Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Pemkot Kediri Pujiono mengatakan, peristiwa gaduh karena viralnya video di media sosial tersebut terjadi karena faktor kurangnya pengetahuan atas telur dan faktor penyimpanannya. Ia juga menambahkan, telur yang terdapat dalam video bisa menjadi beku karena salah dalam hal penyimpanan, yaitu karena disimpan dalam lemari pendingin dengan suhu yang cukup tinggi.
Tidak hanya itu, terkait soal membran telur yang diduga sebagai plastik atau kertas sebagaimana yang dikemukakan dalam video itupun merupakan dugaan yang salah. Melansir dari kompas.com , Pujiono menyatakan bahwa perihal membran telur yang dianggap seperti kertas atau plastik itupun disebabkan oleh beberapa lapisan yang berbeda dari setiap telur, sehingga membran telur yang dianggap menyerupai plastik atau kertas itupun dianggap sebagai hal yang wajar.
Atas dasar kegaduhan dari video yang disebarkan oleh wanita asal kediri bernama Linda Agustini bersama kerabatnya bernama Ani Mulyaningati di media sosial, maka mereka membuat video permintaan maaf atas kekeliruannya yang sebelumnya menyatakan bahwa telur yang dibeli Linda adalah telur palsu tanpa melakukan pengecekan secara akurat terlebih dahulu. Ia juga mengaku pada saat itu merasa panik sebab telur yang dibelinya berbeda dari telur biasanya, sehingga ia menduga telur tersebut ialah telur palsu.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait telur palsu yang dimuat dalam video berdurasi sekitar 4 menit 27 detik itu adalah hoax atau kategori misleading atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta), informasi tersebut adalah informasi palsu. Faktanya Ketua Satgas Pangan Polda Jawa Timur, Kombes Pol Farman mengatakan, hasil uji coba laboratorium yang dilakukan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkot Kediri menyebut bahwa telur tersebut asli dari telur ayam.
Rujukan
(GFD-2021-6991) [SALAH] Video “menara masjid Al Aqsо dirobohkan Israel”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 26/05/2021
Berita
“Allahu Akbar …..meskipun menara masjid Al Aqsо mo dirobohkan sama Israel..tp dengan kuasa Allah tidak roboh n tidak lecet sedikipun…Allahu Akbar”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan video yang sudah beredar sejak tahun 2008 dengan narasi yang salah mengaitkan dengan Israel atau kondisi konflik Palestina – Israel saat ini (2021), sehingga menimbulkan premis/kesimpulan yang KELIRU.
Michael Moore di YouTube pada 16 Maret 2008: “Cpl. Jon M. Turner’s (3/8 Kilo Company, 1st Platoon, U.S. Marine Corps) testimony on March 15th, 2008 included these two videos of Turner’s squad firing on Mosques unprovoked, a violation of international law.”
Hasil pencarian gambar dari thumbnail video yang ditemukan pada 2009, 2013, 2014 dan 2019, TinEye: “Searched over 47.4 billion images in 4.2 seconds”
Artikel periksa fakta yang sebelumnya, turnbackhoax.id pada 4 Maret 2021: “Video tersebut bukan merupakan video menara masjid di Palestina yang ditembaki oleh tentara Israel, melainkan menara masjid di Irak yang ditembaki oleh Korps Marinir Amerika Serikat pada bulan Maret 2008 yang lalu.”
Michael Moore di YouTube pada 16 Maret 2008: “Cpl. Jon M. Turner’s (3/8 Kilo Company, 1st Platoon, U.S. Marine Corps) testimony on March 15th, 2008 included these two videos of Turner’s squad firing on Mosques unprovoked, a violation of international law.”
Hasil pencarian gambar dari thumbnail video yang ditemukan pada 2009, 2013, 2014 dan 2019, TinEye: “Searched over 47.4 billion images in 4.2 seconds”
Artikel periksa fakta yang sebelumnya, turnbackhoax.id pada 4 Maret 2021: “Video tersebut bukan merupakan video menara masjid di Palestina yang ditembaki oleh tentara Israel, melainkan menara masjid di Irak yang ditembaki oleh Korps Marinir Amerika Serikat pada bulan Maret 2008 yang lalu.”
Kesimpulan
Pelintiran daur ulang, sudah diklarifikasi sebelumnya pada bulan Maret lalu. TIDAK berkaitan dengan Israel atau kondisi konflik Palestina – Israel saat ini (2021). FAKTANYA, video sudah beredar sejak tahun 2008. Selain itu, di video aslinya TIDAK ada suara Azan.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Berita palsu. Ini rumit.”
- http://bit.ly/2MxVN7S (Google Translate),
- http://bit.ly/2rhTadC. [2] youtube.com: “WINTER SOLDIER: U.S. Marines Fire on Mosques Unprovoked”,
- https://bit.ly/2SlystN /
- https://archive.md/i5ybq (arsip cadangan). [3] military.com: “Minaret Demolished in Combat”,
- https://bit.ly/3oJDGeW /
- https://archive.md/ghPMd (arsip cadangan). 4 TinEye search results [4] tineye.com: “3 results”,
- https://bit.ly/34aKokX / cetak PDF untuk arsip cadangan. [5]
- https://www.google.com/search?q=konflik+palestina+israel&tbm=nws,
- https://bit.ly/3waaZdx /
- https://archive.md/lkLVG (arsip cadangan). [6] turnbackhoax.id: “[SALAH] Video Menara Masjid di Palestina Ditembaki Tentara Israel”,
- https://bit.ly/34qRbXT /
- https://archive.md/s4BSw (arsip cadangan).
(GFD-2021-6990) [SALAH] TNI-Polri Bunuh 3 Wanita di Kabupaten Puncak Papua (Ilaga)
Sumber: facebook.comTanggal publish: 25/05/2021
Berita
“Kabupaten Puncak Papua (Ilaga) Darurat Operasi Militer Indonesia”
Hasil Cek Fakta
Beberapa waktu lalu, sempat beredar informasi dari berbagai akun media sosial dan juga salah satu platform berita online yaitu suarapapua.com mengenai penembakan 3 orang wanita di Kabupaten Puncak (Ilaga) Papua oleh TNI-Polri.
Seperti yang dimuat pada salah satu akun grup facebook, KNPB Media Rakyat yang mengutip informasi dari suarapapua.com menyatakan bahwa operasi gabungan TNI-Polri melakukan berbagai pemaksaan, seperti penyisiran di setiap rumah warga dan dipaksa menunjukkan keberadaan OPM-TPNPB, terdapat pula beberapa warga yang ditangkap, termasuk pelajar/siswa, serta masyarakat diwajibkan memasang bendera putih di halaman rumah. Tidak hanya itu, militer juga dituduh menyerang rumah warga, menjatuhkan puluhan roket, serta melakukan penembakan yang membabi buta sehingga akhirnya menewaskan 3 wanita muda berumur 12, 16, dan 20 tahun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terkait kebenaran informasi tersebut, ditemukanlah fakta bahwa penembakan 3 orang wanita di Kabupaten Puncak (Ilaga), Papua adalah informasi palsu. Hal tersebut ditegaskan oleh Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III serta Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy yang pada saat ini sedang berada di Ilaga dengan Dandim dan Kapolres yang menyatakan bahwa tidak ada peristiwa sebagaimana informasi yang telah beredar saat ini.
Selanjutnya, dilansir dari m.merdeka.com redaksi Suara Papua mengaku tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada Satgas Nemangkawi di Mabes Polri maupun Kogabwilhan III di Timika terkait berita yang telah diterbitkan. Namun, redaksi hanya mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya.
Maka dari itu, dilansir dari suarapapua.com Redaksi Suara Papua menyampaikan permintaan maaf kepada Pasukan Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Nemangkawi yang sedang melakukan operasi penegakan hukum di Kabupaten Puncak, serta menyampaikan permintaan maaf pula kepada pembaca yang secara langsung menerima informasi dan memunculkan berbagai macam asumsi atas informasi terkait. Atas dasar tersebut, maka artikel terkait yang sebelumnya telah diterbitkan oleh suarapapua.com itupun telah dicabut, sehingga saat ini artikel tersebut tidak bisa ditemukan dalam platform berita online suarapapua.com.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait penembakan 3 orang wanita muda Papua adalah hoax atau kategori misleading atau konten menyesatkan.
Seperti yang dimuat pada salah satu akun grup facebook, KNPB Media Rakyat yang mengutip informasi dari suarapapua.com menyatakan bahwa operasi gabungan TNI-Polri melakukan berbagai pemaksaan, seperti penyisiran di setiap rumah warga dan dipaksa menunjukkan keberadaan OPM-TPNPB, terdapat pula beberapa warga yang ditangkap, termasuk pelajar/siswa, serta masyarakat diwajibkan memasang bendera putih di halaman rumah. Tidak hanya itu, militer juga dituduh menyerang rumah warga, menjatuhkan puluhan roket, serta melakukan penembakan yang membabi buta sehingga akhirnya menewaskan 3 wanita muda berumur 12, 16, dan 20 tahun.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terkait kebenaran informasi tersebut, ditemukanlah fakta bahwa penembakan 3 orang wanita di Kabupaten Puncak (Ilaga), Papua adalah informasi palsu. Hal tersebut ditegaskan oleh Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III serta Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy yang pada saat ini sedang berada di Ilaga dengan Dandim dan Kapolres yang menyatakan bahwa tidak ada peristiwa sebagaimana informasi yang telah beredar saat ini.
Selanjutnya, dilansir dari m.merdeka.com redaksi Suara Papua mengaku tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu kepada Satgas Nemangkawi di Mabes Polri maupun Kogabwilhan III di Timika terkait berita yang telah diterbitkan. Namun, redaksi hanya mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya.
Maka dari itu, dilansir dari suarapapua.com Redaksi Suara Papua menyampaikan permintaan maaf kepada Pasukan Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Nemangkawi yang sedang melakukan operasi penegakan hukum di Kabupaten Puncak, serta menyampaikan permintaan maaf pula kepada pembaca yang secara langsung menerima informasi dan memunculkan berbagai macam asumsi atas informasi terkait. Atas dasar tersebut, maka artikel terkait yang sebelumnya telah diterbitkan oleh suarapapua.com itupun telah dicabut, sehingga saat ini artikel tersebut tidak bisa ditemukan dalam platform berita online suarapapua.com.
Berdasarkan pada seluruh referensi, informasi terkait penembakan 3 orang wanita muda Papua adalah hoax atau kategori misleading atau konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta) Informasi tersebut palsu. Faktanya Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes M Iqbal Alqudussy menegaskan bahwa berita tersebut hoax.
Rujukan
Halaman: 5595/6763