• (GFD-2021-7408) [SALAH] Tidak Boleh Mengonsumsi Makanan dan Minuman yang Mengandung Alkohol dan Soda setelah Vaksin Covid-19

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 15/08/2021

    Berita

    “Ya cin..baik nya gt..min 6 bln..setlh selesai vaksin semua..

    Jgn minum atau mkn yg berbau alkohol termasuk tape ya khan ada fermentasinya alkohol spr fant dll nya itu..”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan melalui WhatsApp yang menyarankan untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung alkohol seperti tape serta minuman bersoda seperti Fanta setidaknya hingga 6 bulan setelah menerima kedua dosis vaksin Covid-19.

    Berdasarkan hasil penelusuran, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa konsumsi makanan dan minuman beralkohol serta minuman bersoda setelah menerima vaksin Covid-19 dapat berpengaruh terhadap keefektifan vaksin.

    Melansir dari Kompas, ahli patologi klinis Universitas Sebelas Maret, Tonang Dwi Ardyanto menjelaskan bahwa larangan mengonsumsi makanan dan minuman beralkohol seperti tape bergantung pada kondisi kesehatan yang melatarbelakangi setiap orang, bukan karena dapat mempengaruhi keefektifan vaksin.

    Sedangkan, terkait dengan minuman bersoda, melansir dari The New York Times, salah satu peneliti dari Departemen Kesehatan Umum Universitas Harvard, Vasanti S. Malik menyatakan bahwa mengonsumsi minuman bersoda dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama memang berbahaya bagi kesehatan, bukan karena minuman bersoda dapat mempengaruhi keefektifan vaksin.

    Narasi serupa juga pernah beredar pada Maret 2021 lalu, yang menyatakan bahwa setelah menerima vaksin Covid-19, tidak diperbolehkan mengonsumsi minuman beralkohol setidaknya selama 5 bulan. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] “setelah vaksin Covid-19 selama 5 bulan tak boleh minum yg mengandung alkohol” yang diunggah pada 28 Maret 2021.

    Dengan demikian, pesan yang beredar melalui WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung alkohol dan soda dapat berpengaruh terhadap keefektifan vaksin Covid-19. Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung alkohol dan soda dalam jumlah berlebihan memang tidak baik bagi kesehatan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7407) [SALAH] Video “BERITA VIRAL ~ AZAB TUKANG NYI NYIR BERAKHIR BEGINI ~ BERITA TERBARU HARI INI SBY DEMOKRAT”

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 15/08/2021

    Berita

    “BERITA VIRAL ~ AZAB TUKANG NYI NYIR BERAKHIR BEGINI ~ BERITA TERBARU HARI INI SBY DEMOKRAT”

    NARASI DALAM GAMBAR:

    “AZAB TUKANG NYI NYIR…!!!
    SBY SEMAKIN PARAH
    DOKTER MENYERAH TAKUT ADA HAL ANEH TERJADI”

    Hasil Cek Fakta

    Kanal YouTube “TEROPONG ISTANA” mengunggah sebuah video dengan judul “BERITA VIRAL ~ AZAB TUKANG NYI NYIR BERAKHIR BEGINI ~ BERITA TERBARU HARI INI SBY DEMOKRAT” pada 5 Agustus 2021. Video tersebut disertai dengan foto thumbnail yang menunjukkan Susilo Bambang Yudhoyono tengah berbaring di ranjang rumah sakit dan dikelilingi oleh tenaga kesehatan yang menggunakan baju hazmat.

    Berdasarkan hasil penelusuran, SBY masih dalam kondisi sehat. Hal ini dapat dilihat dalam foto yang diunggah oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, pada 7 Agustus 2021 yang menunjukkan SBY tengah berdiri di samping lukisan karyanya. Selain itu, pada 13 Agustus 2021, SBY juga terlihat ikut merayakan ulangtahun Agus Yudhoyono.

    Video yang beredar di YouTube itu sendiri tidak memberitakan tentang kondisi terkini SBY, melainkan memberitakan mengenai kritik terhadap pesawat kepresidenan yang berganti warna menjadi merah putih.

    Foto thumbnail yang digunakan pada video tersebut merupakan foto hasil suntingan yang pernah beredar sebelumnya. Artikel terkait dengan foto hasil suntingan tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] “LUPA SEMUANYA , SBY SEMAKIN PARAH KASIHAN! SBY JADI BEGINI” pada 17 Januari 2021 lalu.

    Dengan demikian, video yang diunggah oleh kanal YouTube “TEROPONG ISTANA” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Faktanya, Susilo Bambang Yudhoyono masih dalam kondisi sehat. Video tersebut juga tidak memberitakan tentang kondisi terkini SBY, melainkan memberitakan tentang kritik terhadap pesawat kepresidenan yang berganti warna.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7406) [SALAH] Hasil Perhitungan Data Orang yang Sudah Divaksinasi Lebih Banyak Terpapar Varian Delta dan Peluang Kematian Lebih Tinggi

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 14/08/2021

    Berita

    Beredar sebuah artikel online dari dailyexpose.co.uk yang mengklaim data Public Health England (PHE) menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksinasi lengkap atau mendapatkan dua dosis lebih banyak terpapar Varian Delta dan lebih rentan untuk meninggal.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri klaim tersebut salah. Faktanya dilansir dari apnews.com Public Health England (PHE) tidak pernah menunjukkan data orang yang divaksinasi lebih rentan meninggal akibat varian delta virus corona. Sebaliknya, data, yang diterbitkan pada 18 Juni 2021, menunjukkan vaksin Pfizer dan AstraZeneca sangat efektif mengurangi gejala Covid-19 varian delta.

    Dilansir dari afp.com, juru bicara Public Health England, James McCreadie, mengonfirmasi bahwa cara menghitung persentase data tersebut salah. Devon Greyson dari Fakultas Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat Universitas British Columbia menjelaskan bahwa perhitungan data dalam artikel tersebut salah dan berakibat fatal dalam pengambilan kesimpulan.

    Media publikasi tersebut menghitung tingkat kematian yang menerima suntikan dengan membagi jumlah kematian akibat varian delta yang sudah divaksin dengan jumlah pasien yang sudah divaksinasi yang masuk rumah sakit.

    Menurut Greyson, seharusnya penyebut yang benar adalah total populasi Inggris yang divaksinasi. Demikian pula, untuk menghitung tingkat kematian orang yang tidak divaksinasi, penyebutnya adalah jumlah total orang yang tidak divaksinasi.

    Greyson menyamakan skenario dengan mengukur efektivitas sabuk pengaman. Misalnya, bayangkan populasi 1.000, yang terdiri dari 900 orang memakai sabuk pengaman dan 100 tidak. Jika sabuk pengaman tidak berfungsi, sembilan kali lebih banyak kematian kendaraan bermotor akan terjadi pada kelompok sabuk pengaman karena mengandung proporsi populasi yang lebih besar.Namun, karena sabuk pengaman memang memberikan perlindungan, kelompok orang yang tidak memakainya bertanggung jawab atas lebih dari bagian kematiannya. Logika yang sama berlaku untuk kelompok yang divaksinasi dan tidak divaksinasi.

    Dengan demikian, klaim orang yang sudah divaksinasi lebih banyak terpapar varian delta dan peluang kematian lebih tinggi merupakan hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah. Setelah ditelusuri, melalui apnews.com, tidak ada bukti bahwa orang yang sudah divaksinasi lebih rentan meninggal akibat terpapar varian Delta Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7405) [SALAH] Presiden, Menteri Agama, dan TV Nasional Tidak Mengucapkan Tahun Baru Islam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/08/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan di Facebook yang mengklaim bahwa Presiden, Menteri Agama, dan TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya tidak mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam pada kesempatan 1 Muharram 1443H yang bertepatan pada Rabu, 10 Agustus 2021.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya melalui media sosial resminya Presiden Joko Widodo mengucapkan Selamat Tahun Baru Islam 1443H. Dalam kesempatan itu, Presiden menyampaikan bahwa hijrahnya Rasulullah Saw. dapat dijadikan pelajaran dan renungan bahwa dibutuhkan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan, “Perbedaan latar belakang sosial dan budaya justru menjadi kekuatan,” tulis Presiden dalam takarirnya.

    Kemudian, melalui media sosial resmi Kementerian Agama, Yaqut Cholil memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam melalui video. Pada kesempatan tersebut Menteri Agama mengajak untuk memperkuat spirit hijrah dengan gotong royong dalam menghadapi pandemi Covid-19, “Spirit hijrah salah satunya adalah kemampuan melakukan perpindahan, perubahan, dan adaptasi dalam merespons situasi dan kondisi.” Ujar Menteri Agama dalam Videonya.

    Selain itu, setelah ditelusuri TV Nasional seperti TVRI maupun TV Swasta lainnya memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam Rabu, 10 Agustus 2021.

    Dengan demikian klaim Presiden, Menteri Agama, dan TV nasional tidak mengucapkan Tahun Baru Islam merupakan hoax dengan kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut salah, faktanya melalui akun media sosial pribadinya Presiden Joko Widodo memberikan ucapan Selamat Tahun Baru Islam. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Agama, Yaqut Cholil, melalui media sosial resmi Kementerian Agama juga memberikan Selamat Tahun Baru Islam.

    Rujukan